Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE

PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pada era 1980-an hingga 1990-an terjadi kenaikan gap antara nilai pasar

dengan book value of equity perusahaan di pasar keuangan (Canibano, Garcia-Ayuso

& Sanchez, 2000). Fenomena tersebut merupakan indikasi bahwa selain kepemilikan

asset berwujud, investor mulai mempertimbangkan faktor lain dalam mengukur nilai

sebenarnya dari sebuah perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sonnier, Carson

& Carson pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa salah satu faktor tersebut adalah

penciptaan dan penggunaan aset tak berwujud, termasuk di antaranya modal

intelektual. Nakamura (1999) menyebutkan bahwa Intellectual Capital (IC)

dipandang sebagai sumber daya potensial yang akan memberi keuntungan bagi

perusahaan di masa yang akan datang.

Pada kenyataannya, praktek akuntansi yang ada saat ini, baik yang

berdasarkan U.S. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) maupun

International Financial Reporting Standards (IFRS), lebih mengutamakan

pengidentifikasian dan pengungkapan asset berwujud (tangible asset) pada

organisasi. (Hong, 2007). Konsekuensinya adalah, laporan keuangan menjadi kurang

informatif dalam mengungkapkan posisi keuangan dan prospek masa depan

perusahaan karena menyediakan informasi yang handal (reliable) tapi tidak relevan

1
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dalam mengestimasi nilai dari perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang banyak

berinvestasi pada Intellectual Capital-yang merupakan bagian dari intangible asset-

pembebanan kos yang digunakan untuk mengembangkan Intellectual Capital akan

menyebabkan laba pada tahun tersebut menjadi understated, sementara laba untuk

masa yang akan datang mengalami overstated. Bagi perusahaan, kurangnya informasi

yang diungkapkan ke public dapat menyebabkan kesulitan dalam menarik dana yang

berakibat pada kesalahan estimasi terhadap future earnings perusahaan (Walker, 2006

dalam Branswijck & Everaert, 2012). Efek lain dari kegagalan laporan keuangan

dalam mengukur asset tak berwujud adalah timbulnya asimetri informasi antara

perusahaan dengan pengguna laporan keuangan (Barth, Kasznik, & McNichols,

2000) dan menciptakan inefisiensi dalam pasar modal.

Kegagalan model akuntansi dalam mengakui secara penuh atas intangible

(yang meliputi sumber daya manusia, customer relationship dan sebagainya),

menegaskan klaim bahwa laporan keuangan tradisional telah kehilagan relevansinya

sebagai instrument pengambilan keputusan. (Oliveira, Rodrigues, & Craig, 2008

dalam Suhardjanto & Wardhani, 2010).

Untuk memitigasi kelemahan yang terdapat pada sistem pelaporan informasi

akuntansi, perusahaan biasanya melakukan pengungkapan informasi mengenai modal

intelektual mereka secara sukarela kepada public.. Motivasi perusahaan untuk

mengungkapkan informasi secara sukarela dapat dijelaskan melalui signaling theory

yang menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

2
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan Ketika manajemen

mengungkapkan informasi yang kredibel, hal tersebut mengurangi ketidakpastian

bagi pihak eksternal yang menggunakan informasi tersebut. Pelaporan asset

perusahaan, baik yang berwujud maupun tak berwujud, membuka akses yang lebih

luas terhadap modal dan memudahkan perusahaan dalam menghimpun dana dari

pihak luar. Dengan begitu, manajer akan termotivasi untuk mengungkapkan asset tak

berwujud perusahaan apabila hidden value yang dimiliki asset tak berwujud tersebut

tinggi (Wolk, Dodd & Rozycki, 2008).

Alasan lain dilakukannya pengungkapan sukarela oleh manajer adalah karena

kegagalan model akuntansi tradisional dalam menyediakan informasi yang relevan

dan berarti terkait dengan modal intelektual, pengungkapan sukarela merupakan satu-

satunya jalan dalam memberi sinyal pada investor dan kreditor mengenai eksistensi

dan signifikansi sumber daya tersebut. Pada kenyataannya, alasan utama perusahaan

untuk secara sukarela mengungkapkan informasi adalah untuk meningkatkan

pengetahuan investor sehingga mengurangi cost of capital. (Lundholm & Van Winkle,

2006 dalam Sonnier, et. al., 2009).

Secara historis, tidak ada perbedaan yang jelas antara modal intelektual dan

aset tak berwujud karena keduanya sering dihubungkan dengan goodwill (Hong,

2007). Kedua istilah ini dapat digunakan bergantian dan dapat merujuk pada hak

paten, hak cipta (copyrights), rahasia dagang, proses, prosedur know-how karyawan,

budaya korporasi, kepemimpinan karismatik, dan loyalitas konsumen (Andriessen,

2004).

3
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Definisi yang paling komprehensif dari intellectual capital dijabarkan oleh

The Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) (dalam Li, Pike, &

Haniffa, 2008):

‘…kepemilikan pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan profesional dan

skill, good relationships, dan kapasitas teknologi, yang mana ketika diterapkan akan

memberi keunggulan kompetitif perusahaan.’

Salah satu karakteristik modal intelektual adalah sulit untuk ditiru perusahaan

lain (Chakraborty, 1997). Hal ini disebabkan karena modal intelektual ditemukan dan

dikembangkan secara unik dalam internal perusahaan (Clulow, Gerstman &

Barry,2003). Perusahaan yang memiliki modal intelektual yang superior diharapkan

dapat mengungguli kompetitor-kompetitor mereka (Wiklund & Shepherd, 2003).

Lebih dari separuh nilai perusahaan yang diciptakan dalam ekonomi saat ini

dihasilkan dari modal capital manajemen perusahaan dan bukan berasal dari asset

fisik perusahaan (Hope & Hope, 1998 dalam Sonnier, Carson & Carson, 2009). R &

D yang dikembangkan secara internal dalam perusahaan merupakan salah satu

sumber inovasi utama perusahaan selain akuisisi teknologi, investasi dalam

pemasaran, pengembangan software, pelatihan karyawan, dan perancangan. Semua

hal tersebut dapat mendorong pengimplementasian teknologi baru atau

pengembangan produk atau proses.

Untuk perusahaan yang mengandalkan produk inovatif di tengah lingkungan

bisnis yang kompetitif (sebagaimana industry farmasi, perusahaan komunikasi

nirkabel, penyedia jasa internet, dll) asset jangka panjang yang paling penting adalah

4
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

asset tak berwujud seperti pengetahuan karyawan, teknologi dalam pengembangan,

manufacturing arrangements, system pemasaran dan distribusi, dan semua hal

tersebut tidak tercantum dalam laporan keuangan perusahaan (Brennan, 1992 dalam

Canibano, et. al., 2000).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Barako (2007) menemukan bahwa

atribut tata kelola perusahaan seperti struktur kepemilikan serta karakteristik

periusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Dalam

penelitiannya, Barako menggunakan 43 sampel dari perusahaan yang terdaftar di

Nairobi Stock Exchange (Kenya) tahun 1992-2001. Adapun variabel yang diteliti

antara lain adalah komposisi dewan komisaris perusahaan, kepemimpinan ganda,

ukuran komite audit, konsentrasi kepemilikan saham, persentase kepemilikan asing,

kepemilikan pemerintah, ukuran (size) perusahaan, leverage, auditor eksternal,

profitabilitas, likuiditas perusahaan, serta tingkat voluntary disclosure perusahaan.

Li dan Qi (2008) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh tata kelola

perusahaan terhadap intellectual capital disclosure. Dalam penelitiannya, Li dan Qi

menguji tiga variabel, yaitu: kepemilikan oleh management, konsentrasi kepemilikan

saham, serta pengungkapan sukarela. Adapun sampel yang digunakan adalah seratus

perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Cina pada tahun 2003-2005. Hasil

penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dari kepemilikan

oleh manajemen dan konsentrasi kepemilikan saham terhadap tingkat pengungkapan

sukarela.

5
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Penelitian lain yang dilakukan oleh Li, et al. (2008) menemukan bahwa

terdapat pengaruh dari komposisi dewan perusahaan, konsentrasi kepemilikan saham,

ukuran komite audit, frekuensi rapat komite audit, lama perusahaan tersebut terdaftar

di bursa saham, ukuran perusahaan dan profitabilitas, terhadap pengungkapan modal

intelektual 100 perusahaan yang terdaftar di bursa efek UK. Adapun untuk dualitas

peran management dan direksi dianggap tidak berpengaruh terhadap besarnya

pengungkapan modal intelektual yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian mengenai praktek intellectual capital disclosure dan pengaruh

struktur tata kelola perusahaan terhadap pengungkapan intellectual disclosure dalam

laporan tahunan perusahaan public menarik untuk dilakukan di Indonesia dengan

pertimbangan sebagai berikut:

Pertama, Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dan

keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep-134/BL/2006 tentang kewajiban

penyampaian laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik. Undang-undang

No. 40 tahun 2007 mengatur mengenai struktur serta pelaksanaan praktik tata kelola

perusahaan, sementara untuk pengungkapannya dalam laporan tahunan perusahaan

diatur melalui keputusan ketua Bapepam-LK.

Kedua, pemberian insentif pajak oleh pemerintah sejak tahun 2003 yang

kemudian diperkuat melalui Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2011 yang terbit di

akhir Desember 2011. Dalam PP tersebut, disebutkan bahwa salah satu criteria

perusahaan yang berhak mendapatkan insentif pajak adalah perusahaan yang

mengeluarkan biaya R & D minimal 5% dari jumlah investasi. Adanya PP tersebut

6
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

akan meningkatkan perhatian perusahaan mengenai pentingnya modal intelektual

yang akan mengarah pada pengungkapan modal intelektual tersebut.

Ketiga, sebagian besar mandatory disclosure yang disyaratkan oleh profesi

akuntansi adalah yang terkait dengan kepemilikan asset fisik/berwujud. Padahal,

dalam survey yang dilakukan oleh Taylor and Associates pada tahun 1998 (Williams,

2001) menyatakan bahwa pengungkapan informasi mengenai modal intelektual

perusahaan merupakan salah satu dari sepuluh besar informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna laporan keuangan. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan laporan

keuangan menjadi kurang relevan dan dapat memicu terjadinya asimetri informasi

antara perusahaan dengan pengguna laporan keuangan. Untuk itu, perlu diteliti sejauh

mana praktik pengungkapan modal intelektual di Indonesia.

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka penulis

tertarik untuk menganalisanya, sehingga permasalahan ini dapat diangkat dalam

bentuk skripsi yang berjudul “PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN

TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE PERUSAHAAN NON-

KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.“

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat dibuat suatu

perumusan masalah yaitu:

1. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh secara positif

terhadap intellectual capital disclosure?

7
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Apakah konsentrasi kepemilikan saham berpengaruh secara negatif

terhadap intellectual capital disclosure?

3. Apakah ukuran komite audit berpengaruh secara positif terhadap

intellectual capital disclosure?

4. Apakah frekuensi rapat komite audit berpengaruh secara positif

terhadap intellectual capital disclosure?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk menguji apakah proporsi komisaris independen berpengaruh

terhadap intellectual capital disclosure.

2. Untuk menguji apakah konsentrasi kepemilikan saham berpengaruh

terhadap intellectual capital disclosure.

3. Untuk menguji apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap

intellectual capital disclosure.

4. Untuk menguji apakah jumlah rapat komite audit berpengaruh terhadap

intellectual capital disclosure.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Stakeholder

Untuk menambah informasi mengenai pengaruh proporsi komisaris

independen, konsentrasi kepemilikan saham, ukuran komite audit, serta

frekuensi rapat komite audit terhadap kinerja intellectual capital. Dengan

8
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

adanya informasi tersebut, diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

stakeholder dalam membuat keputusan di masa depan.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa wawasan

dan pengetahuan mengenai pengembangan teori akuntansi dan akuntansi

keuangan, terutama yang berhubungan dengan praktik pengungkapan

sukarela terhadap intellectual capital di Indonesia.

3. Bagi Bapepam-LK maupun Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap penelitian

dan pengembangan selanjutnya mengenai standar pelaporan intellectual

capital disclosure sebagai pedoman untuk perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan wujud pengaplikasian ilmu yang didapat

sehingga peneliti memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

mengenai praktik intellectual capital disclosure di Indonesia.

9
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan non-keuangan yang

telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2010. Data

penelitian yang digunakan diambil dari laporan tahunan perusahaan-perusahaan

tersebut pada tahun 2010.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut:

Bab I: PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi latar belakang mengenai intellectual capital

dan hubungannya dengan proporsi komisaris independen,, konsentrasi

kepemilikan saham, ukuran komite audit, serta jumlah rapat komite

audit dengan kinerja intellectual capital. Dengan menggunakan latar

belakang tersebut, selanjutnya penulis menyusun rumusan masalah,

tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mendukung penelitian dan pengembangan hipotesis yang akan diuji

dalam penelitian ini.

Bab III: METODE PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan tentang tipologi penelitian yang terdiri atas

penjelasan tentang populasi dan sample, jenis dan sumber data,

pengukuran variabel, model penelitian dan metode analisis data.

10
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP INTELLECTUAL CAPITAL DISCLOSURE
PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RESTI LAILY R.
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Bab IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang analisis hasil penelitian yaitu pengujian

hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian

serta harapan untuk penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai