Anda di halaman 1dari 3

Prosedur

Toilet Training
Rury Soeriawinata MSc, MEd, BCBA
Board Certified Behavior Analyst

Toilet training penting dilakukan untuk membuat anak lebih mandiri yang dapat mempemudah
penempatan mereka di sekolah. Penerimaan sosial dari masyarakat untuk anak yang sudah
toilet training tentu juga lebih baik daripada yang tidak. Sebelum toilet training dilakukan, anak
harus dipersiapkan untuk konsep toilet training, diantaranya sering mengganti popok begitu
basah, memberikan komentar jika dia basah ‘kamu ngompol atau basah’ dan dudukkan anak di
toilet setiap ke kamar mandi. Anak juga perlu di perkenalkan, mana kering mana basah dengan
melatih anak, pegang celana kering, pegang celana basah supaya anak paham atas target yang
kita inginkan.

Tanda-tanda anak siap untuk toilet adalah:
• Umur kronologis dan perkembangan umurnya
• Apakah anak seperti memperhatikan ketika popoknya basah atau kotor
• Apakah dia tertarik untuk ke kamar mandi, cuci tangan, ganti baju, dll
• Apakah anak lari atau sembunyi saat BAB dan memiliki BAB yang teratur?

Fakta tentang toilet training
• Menurut Foxx dan Azrin di bukunya “Toilet training in less than a day”, Anak yang
memiliki kekurangan intelektualpun bisa mahir toilet training di umur 5 tahun.
• Anak laki-laki tidak disarankan untuk buang air kecil sambil berdiri sebelum mahir BAB di
toilet. Di awal training sebaiknya mereka duduk saat buang air kecil.
• Anak dijelaskan tentang toilet training menggunakan buku atau “buku cerita sosial”
(terlampir) atau bisa juga buat sendiri dengan memfoto kegiatan yang harus dilakukan
saat di toilet dan dibuat bukunya.
• Gunakan 1 kata untuk meminta buang air supaya anak tidak bingung, misal pipis, toilet.
• Idealnya lakukan di rumah dan sekolah saat bersamaan, dan komunikasikan prosedur
yang dilakukan ke guru (harus sama kata, reinforcers/rewards, jadwal ke toilet dll).
Sebaiknya toilet training di mulai dirumah saat libur panjang atau bisa juga saat libur
akhir pekan yang panjang (long weekend).
• Karena prosedur juga sedikit merepotkan, sebaiknya dilakukan di saat anak dan
orangtua tenang dan tidak ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu dekat,
misalnya liburan, punya adik baru, mulai sekolah, dll. Sebaiknya paling tidak dalam 2
minggu lebih banyak melakukan kegiatan di dalam rumah.
• Anak harus mampu menaikkan dan menurunkan celananya sendiri, disarankan
menggunakan celana karet.
• Celana dalam adalah yang terbaik (jika di rumah) supaya anak bisa merasakan sensasi
‘celana basah’, tetapi jika merepotkan diluar celana dalam bisa dipakaikan celana plastik
atau “popok pull-ups” terutama untuk pergi keluar rumah atau bersekolah.
• Jika tidak merepotkan siapkan alarm tersendiri supaya anak paham waktu ke toilet

Prosedur toilet training:
• Ajarkan anak mana kering, mana basah.
• Siapkan dan tentukan kata yang digunakan, jadwal ke toilet, reinforcer/reward, dan
lembar data. Reinforcers harus sesuatu yang benar-benar anak inginkan dan hanya bisa
di dapat jika anak ke toilet, misal makanan, mainan atau bermain Ipad
• Jadwal meningkat secara berkala 30 menit, 45 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit
dengan waktu duduk di toilet selama 5 menit. Set timernya.
• Naikkan target waktu ke toilet setelah 2-3 hari tanpa “kecelakaan”.
• Katakan kepada anak, “waktu ke toilet” dan anak harus berkomunikasi dengan “bahasa
isyarat/gambar/vokal “toilet” terhadap anda.
• Jika anak “kering” dan/atau “buang air kecil” berikan reinforcersnya. Berikan reinforcer
lebih besar/banyak jika anak bisa kering dan buang air kecil dibanding jika anak “kering”
saja. jika anak “basah” jangan diberikan. Jangan dimarahi atau dihukum, tetap tenang,
bersihkan anak dan ajak kembali bermain seperti biasa supaya anak tidak trauma
dengan programnya.
• Jika terjadi kecelakaan “celana basah” di antara waktu ke toilet, tidak apa-apa, jika
memungkinkan bawa anak lari langsung ke toilet. Bersihkan anak dan set lagi alarm ke
nol.
• Anak harus diberikan ekstra minum supaya memberikan kesempatan latihan toilet lebih
sering (sekitar 60-100 ml) per jam, tetapi total 1 hari tidak boleh melebihi 8-10 gelas.
Batasi minum di sore menjelang malam dan malam hari supaya tidak terjadi “ngompol
di tempat tidur”.
• Jika anak sudah mahir dengan kering selama 60 menit selama 3 hari sudah mulai
diajarkan anak untuk meminta pergi ke toilet secara mandiri (tanpa di jadwal setiap 30-
60 menit misalnya). Ajak anak ke toilet sambil bicara “Toilet yuk” dan biarkan anak beri
bahasa isyarat/bicara/beri gambar toilet, kemudian sepanjang jalan ke toilet tanya anak
2-3 kali “Mau ke mana?” biarkan anak menjawab dengan “bahasa
isyarat/gambar/verbal”.
• Selama training ingatkan anak untuk selalu memberi tahu sebelum ke toilet dengan
“bahasa isyarat/gambar/verbal” sebelum ke toilet.
• Siapkan gambar toilet kemanapun anak pergi, siapa tau dia perlu ke toilet di jalan.
• Jika anak sudah mahir, kemudian sering lagi terjadi kecelakaan, investigasi apakah ada
masalah kesehatan, mungkin di sekolah guru menjadwal kembali ke toiletnya, anak
mencari perhatian (adik baru, rumah baru, dll) jika tidak ada alasan pantau beberapa
hari, jika perlu ulangi prosedur dengan penjadwalan ke toilet seperti di awal.

Melatih buang air besar di toilet

Beberapa orangtua akan beruntung, anak mengerti untuk buang air kecil sekaligus buang air
besar langsung di toilet setelah toilet training selesai. Tetapi jika anak anda tidak otomatis
buang air besar di toilet (setelah mahir buang air kecil di toilet), lakukan prosedur berikut:
• Pastikan anak memiliki pub yang baik, tidak terlalu keras sehingga sulit dikeluarkan. Jika
ada masalah dengan struktur pub (konstipasi) konsultasikan dengan dokter anak.
• Kumpulkan data tentang waktu, tempat, struktur pub, baju yang dipakai dan mungkin
jenis makanan (pedas, asam, dll) sehingga kita bisa membuat programnya.
• Bawa ke toilet setiap 15 menit di saat kira-kira anak akan pub, dan berikan reinforcer
jika berhasil dan walau tidak disarankan bisa diberikan hukuman dalam bentuk
membersihkan pakaiannya atau mengambil barang yang dia mainkan/inginkan. Ini
adalah pilihan terakhir jika hanya reinfocers tidak memberikan efek yang berarti buat
anak. Kenapa hukuman ini dibolehkan, karena kesempatan latihan untuk pub sangat
sedikit hanya 1-2 kali sehari sehingga menambahkan hukuman akan membantu anak
untuk membedakan behavior mana yang diharapkan dan mana yang tidak. (Ingat,
hukuman tidak disarankan untuk buang air kecil!!)
• Jika anak sudah terbiasa dengan rutinitas, misal pub dalam pampers dibalik sofa, maka
lakukan pelan-pelan perubahan terhadap anak, jangan terlalu drastis karena anak akan
menolak. Contoh prosedur anak menggunakan pampers (disesuaikan dengan kondisi
sang anak):
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di pampers di depan sofa
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di pampers depan kamar mandi
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di pampers sambil berdiri di toilet
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di pampers di kloset
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di kloset dengan pampers
diturunkan
o Prompt dan berikan reinforcers jika anak pub di kloset tanpa pampers

Catatan:
- Contoh pengambilan form untuk pengambilan data terlampir
- Contoh “buku cerita sosial” dilampirkan dan silahkan disesuaikan dengan rutinitas toilet
di keluarga anda (di buku ini anak laki-laki digambarkan buang air kecil sendiri, ini tidak
disarankan untuk anak kebutuhan khusus di tahap awal toilet training)
- Anda juga bisa menempelkan prosedur gambar atau “buku cerita sosial” di dinding
kamar mandi supaya anak lebih mudah mengingat dan mengikuti prosedurnya secara
mandiri tanpa anda terus ingatkan.

Untuk bergabung dengan diskusi tentang ABA/VB silahkan add:
- FB Group: Rury ABA/VB untuk autisma

Peringatan: Informasi yang saya tulis harap digunakan sebagai informasi yang memperkaya pengetahuan anda,
tetapi sebaiknya anda komunikasikan dengan professional yang menangani anak anda sebelum diterapkan. Ilmu
yang saya sampaikan sesuai dengan keilmuan yang saya pelajari tetapi harus dipahami bahwa setiap kasus anak
adalah unik. Saya tidak bertanggung jawab atas kesalahpahaman atau penyalahgunaan dari informasi yang anda
terima.

Anda mungkin juga menyukai