Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Penggunaan Oksidan Ozon dalam Pengemas Plastik

Polietilen untuk Menyimpan


Buah Apel Manalagi (Malus Sylvestris M).

Oleh : Anysa Haryuningsari Dewi (240110180084)

A. Latar Belakang
Penelitian dalam jurnal ini bertujuan untuk mengupayakan penghambatan proses
respirasi dan etilen agar buah apel tidak mudah rusak dan mempertahankan kualitas
dari buah apel tersebut. Kerusakan mekanis yang dapat terjadi seperti pecah, kulit
mudah sobek dan kerusakan mikrobiologis seperti pembusukan oleh mikrobia. Salah
satu upaya untuk mempertahankan kualitas dari buah apel tersebut dengan mengemas
buah apel tersebut menggunakan plastik polietilen dan menggunakan proses oksidan
ozon. Metode yang digunakan pada penelitian dalam jurnal ini adalah mengumpulkan
beberapa sampel dan percobaan menggunakan prses ozonisasi.

B. Pembahasan dan Hasil.


Penggunaan oksidan ozon dalam pengemasan plastik polietilen menggunakan
beberapa berbagai jenis ukuran ketebal plastik polietilen dan beberapa buah apel
dengan ukuran dan bentuk yang sama. Tebal dari plastik polietilen terdiri dari 3mm
dan 5m lalu dilakukan proses ozoniasi dari 0, 20, 40 dan 60 detik. Pengamatan
dilakukan selama 21 hari dengan parameter yang diamati yaitu tekstur, warna, aroma
dan kesukaan panelis terhadap penelitian tersebut. Berikut langkah kerja dalam
penelitian :
1) Buah apel segar disortasi terlebih dahulu, lalu dimasukkan ke dalam plastik
polietilen dengan ketebalan 3 dan 5 mm dan direkatkan. Setiap kantung plastik
diisi 6 buah apel. Kemudian kantong plastik yang berisi buah apel tersebut
diozonisasi selama 0 detik, 20 detik, 40 detik dan 60 detik. Lama penyimpanan
selama 21 hari dengan 3 kali pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap 7 hari,
14 hari dan 21 hari. Setiap pengamatan dilakukan analisis tekstur dari buah apel,
kemudian pada akhir penyimpanan dilakukan uji kesukaan panelis terhadap buah
apel hasil penelitian, yang berupa uji warna, aroma dan uji kesukaan.
2) Analisis buah sebelum dan sesudah diozonisasi adalah analisis tekstur dan uji
pembedaan yang berupa uji warna, uji aroma dan uji kesukaan.
3) Pengamatan buah apel yang tidak diozonisasi (kontrol).
Dari pengondisian tersebut didapat hasil bahwa :
a. Komposisi ozon dalam plastik sangat berpengaruh terhadap kekerasan buah apel.
Buah apel yang tidak diperlakukan dengan oksidan ozon akan mengalami
penurunan dalam kekerasan buah apel berbeda dengan buah apel yang
penyimpanannya menggunakan proses ozonisasi. Buah apel yang menggunakan
proses ozonisasi kekerasan dari buah tersebut dapat bertahan selama 21 hari, hal
ini dikarenkan adanya perlambatan dalam laju respirasi.
b. Buah apel mengalami perubah pada waktu pemasakan. Tahap pematangan
terakhir karena adanya sintesis karote yang dimana senyawa terlepas pada
pemecahan klorofil yang digunakan untuk sintesis karotenoid. Perubahan warna
dari warna hijau menuju warna kuning menandakan bahwa klorofil telah hilang
dan muncul warna karotenoid.

c. Aroma khas yang timbul pada buah masak biasanya berasal dari senyawa ester
alkohol alifatik dan asam lemak yang berantai pendek. Faktor yang
mempengaruhui fisiologi utama produksi zat-zat atsiri adalah lingkungan dan
derajar kemasakan. Dalam penelitian ini, panelis menyukai buah apel yang
disimpan pada 60 detik / 3mm dikarenakan laju respirasinya lebih kecil dari
pada yang lain sehingga zat atsiri dapat dikeluarkan dengan maksimal dan dapat
bertahan lama. Senyawa atsiri pada perlakuan lain hanya jelas pada permulaan
kematangan saja.

C. Kesimpulan
- Proses ozonisasi sangat berpengaruh dalam pemasakan buah apel, karena dengan
menggunakan proses ozonisasi buah yang dihasilkan akan bertahan lama
kualitasnya dan tidak mudah rusak.
- Proses ozonisasi juga berpengaruh dalam menghasilkan aroma pada buah dan
warnanya pun tidak akan cepat mengalami pengoksidasian.

Anda mungkin juga menyukai