Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Program kesehatan Pemerintah yang sedang berjalan saat ini adalah program Jaminan
Kesehatan Nasional atau yang selanjutnya disebut dengan JKN. Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) telah diberlakukan dan terintegrasikan dengan seluruh jaminan kesehatan ke dalam satu
badan yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan di Indonesia sejak tanggal
1 Januari 2014 (Kemenkes RI, 2015). JKN adalah suatu program dari pemerintah yang
bertujuan untuk memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh
rakyat Indonesia agar dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera. (TNP2K, 2015). Dasar
pembentukan JKN ini berdasar pada UU No 40 tahun 2004 tentang ruang lingkup Jaminan
Sosial Nasional yang dilengkapi dengan pembentukan badan penyelenggaranya berdasar pada
UU No 24 tahun 2011 tentang ruang lingkup BPJS. Kepesertaan dalam jaminan kesehatan ini
pun secara bertahap, dimulai tahap pertama sejak tanggal 1 Januari 2014. Menurut UU No 24
tahun 2011, kepesertaan JKN pun wajib bagi setiap orang/penduduk, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia. Harapan dengan adanya JKN ini, Indonesia
dapat mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) yang ditargetkan kepesertaannya
menyeluruh paling lambat tanggal 1 Januari 2019. JKN dapat dimanfaatkan dalam pelayanan
medis maupun non medis. Manfaat Medis dari program JKN adalah kesamaan pelayanan untuk
semua orang dan cakupannya tidak tergantung pada besaran iuran namun sesuai kebutuhan
medis. Adapun manfaat non-medis diataranya adanya manfaat akomodasi ruang rawat dan
ambulan, akomodasi ruang sesuai besaran iuran yang dibayar, dan penggunaan ambulan
disesuaikan dengan kondisi yang sudah ditetapkan (Perpres No 12 tahun 2013).
Dari kunjungan kami ke kantor BPJS Kesehatan cabang Surakarta, kami mendapat
beberapa ilmu yang baru maupun meluruskan persepsi dan anggapan yang salah sebelumnya
mengenai JKN. Kunjungan dilakukan pada tanggal 25 April 2019 di ruang diskusi gedung
kantor BPJS tersebut. Diskusi diawali dengan pemaparan materi dari pihak BPJS lalu kami
bersama mendiskusikan dalam metode tanya jawab mengenai konfirmasi pemikiran, persepsi,
ataupun anggapan yang sering kami temui di fasilitas kesehatan saat Co-ass dan masyarakat
sehari-hari. Adapun resume ilmu yang kami dapat dari kunjungan tersebut akan kami jabarkan
selanjutnya.
Secara prinsip, pelayanan JKN ini dibagi menjadi 3 yaitu, gotong royong, kepesertaan
wajib, dan nirlaba. Beberapa gambaran yang menjelaskan bagaimana prinsip gotong royong
tergambar, seperti untuk menangani 1 pasien katerisasi jantung saja butuh 900 orang sehat
menyumbang iuran, dan masih banyak contoh lagi. Kepesertaan JKN diatur dalam Perpres No,
82 tahun 2018. Secara umum, kepesertaan JKN berdasarkan kemampuan membayar iuran
yaitu, penduduk golongan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dibebaskan dari kewajiban
membayar iuran JKN dan penduduk golongan non PBI yang wajib menanggung iuran JKN
dan membayarkannya kepada BPJS Kesehatan. Golongan non PBI dibagi lagi menjadi 3
golongan yaitu, Bukan Pekerja (BP), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), Pekerja Penerima
Upah (PPU). Besaran iuran untuk golongan PBI dibayarkan oleh pemerintah 23.000 per
individu per bulan. Sedangkan besaran iuran untuk golongan BP dan PBPU dibayar oleh
peserta bersangkutan berdasarkan kelas I, II, atau III. Golongan PPU iuran dibayar oleh
pemberi kerja atau pekerja yang dibagi menjadi 2 dasar, APBN atau swasta. Sistem pelayanan
JKN kesehatan pun ditata dengan memperkuat posisi pelayanan primer yang berperan sebagai
pintu masuk/ gatekeeper. Dalam hal pelayananan, terdapat perbedaan antara fasilitas layanan
primer dan sekunder-tersier. Pada pelayanan kesehatan primer, sistem penyaluran pendanaan
berupa sistem kapitasi di mana sistem ini awalnya mempertimbangkan jumlah besaran awal
pembayaran per pasien yang dihitung berdasarkan fasilitas yang dimiliki oleh penyedia
pelayanan kesehatan primer, berupa dokter, jejaring lab dan apotek, keberadaan rawat inap, dll
dan selanjutnya untuk pembayaran kapitasi dikalikan dengan jumlah pasien yang terdaftar di
fasilitas kesehatan primer tersebut. Pasien dapat dengan bebas memilih fasilitas kesehatan
primer yang ia kehendaki dengan catatan mengurus pemindahan sebelum awal bulan. Tingkat
performa dan pengembangan fasilitas dijadikan bahan evaluasi yang dapat mempengaruhi
besar pembiayaan per pasien yang dihitung tiap tahun. Biaya kapitasi sudah meliputi biaya
pelayanan kesehatan, biaya pengobatan , dan usaha preventif dan promotif. Sehingga konsep
gatekeeper ini adalah semakin sedikit pasien yang sakit, semakin banyak pendapatan yang
didapat oleh fasilitas kesehatan primer. Setiap praktek dokter primer wajib memiliki jejaring
lab dan apothek sebagai penunjang pelayanan kesehatan untuk bisa bekerjasama dengan pihak
BPJS. Sedangkan pada pusat pelayanan kesehatan sekunder dan tersier menggunakan sistem
Indonesia Case Based Group (INA CBG) dengan perhitungan sesuai jumlah kasus sehingga
mendorong pelayanan untuk elektif dan efisien.
Universal Health Coverage diharapkan dapat terwujud di Indonesia paling lambat
tahun 2019 ini, namun tingkat coverage sampai saat ini masih kurang dari 100%. Terlebih lagi,
setiap badan usaha milik negara ataupun badan-badan pemerintah wajib mendaftarkan
pekerjanya ke JKN. Pihak badan usaha swasta pun memiliki kewajiban untuk mendaftarkan
karyawannya.
Permasalahan
Terdapat dua kendala terbesar dalam mewujudkan UHC yaitu, tidak kompaknya elemen
institusi dan kesadaran penduduk yang masih rendah. Saat ini masih banyak badan usaha
swasta yang belum mendaftarkan semua pekerjanya kedalam JKN. Badan usaha swasta yang
sudah mendaftarkan pekerjanya pun masih sering “menunggak” untuk pembayaran iuran tiap
bulannya............................................
Pembahasan
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
PJ JKN. (2015). Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional. Kemenkes RI, Jakarta Selatan, pp : 47-48
TNP2K. (2015). Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-i/program-jaminan-kesehatan-nasional-
jkn/. [diupdate tahun 2015, diakses tanggal 17 September 2015]
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai