Anda di halaman 1dari 86

PERBEDAAN KONSUMSI NASI PUTIH DAN NASI MERAH

TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH


PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS TIPE II

SKRIPSI

Oleh :

Siti Rahmaria Harahap


NIM . 14010079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2018
PERBEDAAN KONSUMSI NASI PUTIH DAN NASI MERAH
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS TIPE II

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Keperawatan

Oleh :

Siti Rahmaria Harahap


NIM . 14010079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2018
PERBEDAAN KONSUMSI NASI PUTIH DAN NASI MERAH
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS TIPE II

HALAMAN PENGESAHAN
(Skripsi)

Hasil skripsiinitelahdiseminarkan dihadapan


Tim Penguji Program StudiIlmuKeperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AufaRoyhan
Padangsidimpuan

Padangsidimpuan, Agustus 2018

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Ns.NandaMasrainiDaulay,M.Kep) (GantiTuaSiregar,S.Kep,Ns,M.PH)

KetuaPenguji AnggotaPenguji

(Ns.FebrinaAngrainiSimamora,M.Kep) (NsFahrizalAlwi, M.Kep)


IDENTITAS PENULIS

Nama :Siti Rahmaria Harahap

NIM :14010079

Tempat/TglLahir :Medan/ 26 Juni 1995

Jenis Kelamin :Perempuan

Alamat :Jln. Imam Bonjol Gg Bidan. Padangsidimpuan.

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 200108 Padangsidimpuan : Lulus Tahun 2008


2. SMP Negeri 5 Padangsidimpuan : Lulus Tahun 2011
3. SMA Negeri 7 Padangsidimpuan : Lulus Tahun 2014
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyusun skripsi yang berjudul

“Perbedaan Konsumsi Nasi Putih Dan Nasi Merah Terhadap Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 “.skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aufa Royhan Padangsidimpuan.

Peneliti banyak memperoleh bimbingan serta bantuan dalam proses

penyusunan skripsi ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada

yang terhormat :

1. Ns. Sukhri Herianto Ritonga, M.Kep, Selaku Ketua Stikes Aufa Royhan

Padangsidimpuan.

2. Ns. Nanda Masraini Daulay, S.Kep. M.Kep, sebagai Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Aufa Royhan Padangsidimpuan. sekaligus pembimbing

pendamping, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

menyelesaikan Proposal ini.

3. Ganti Tua Siregar,S.Kep,Ns,M.PH, selaku pembimbing utama , yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan menyelesaikan Skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aufa

Royhan Padangsidimpuan, atas pengajaran dan bantuan yang diberikan

selama ini.
kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan

dimasa mendatang. Mudah-mudahan penelitian ini bermamfaat bagi peningkatan

kualitas pelayanan keperawatan.

Padangsidimpuan, Mei 2018

Peneliti

Wahyu Haz Harahap


NIM. 14010085
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN

LaporanPenelitian, Juli 2018


SitiRahmariaHarahap

PERBEDAAN KONSUMSI NASI PUTIH DAN NASI MERAH TERHADAP


KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS
TIPE II

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakansuatupenyakitmenahun yang


ditandaiolehkadarglukosadarahmelebihi normal
dangangguanmetabolismekarbohidrat, lemakdan protein yang
disebabkanolehkekurangan hormone insulin secara relative dan absolute.
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuiperbedaankonsumsinasiputihdannasim
erahterhadarkadarglukosadarah. Penelitianinimenggunakan quasi
eksperimendenganrancanganone group pre-test and post-testteknik yang
digunakanadalahpurposive samplingdengansampelsebanyak 23
respondennasiputihdan 23 respondennasimerah. Hasilanalisis data
menggunakanujipaired t-
testpadakelompoksebelumdilakukankonsumsinasiputihdannasimerahdengan rata
rataskor 170,78dansesudahkonsumsinasiputihdannasimerahdengan rata rataskor
138,35denganpValue 0,000(,0,05).
Makadapatdisimpulkanbahwaadaperbedaankonsumsinasiputihdannasimerahterhad
apkadarglukosadarahpadapenderita diabetes mellitus tipe II. Saran,
diharapkanbagipenderita diabetes mellitus tipe II
dapatmemanfaatkankonsumsinasiputihdannasimerahsebagai alternative
untukpengontrolankadarglukosadarahpadapenderita diabetes mellitus
tipeII,bagipenelitiselanjutnyadapatmemberikanasuhankeperawatanpadapenderitak
adarglukosadarahpadapasien diabetes mellitus tipe II
denganmemberikankonsumsinasiputihdannasimerah.

Kata kunci : diabetes mellitus, kadarglukosadarah, nasiputihdannasimerah.


Daftarpustaka :37 (2006-2017).
NURSING SCIENCE PROGRAM STUDY

STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN

Research report, Juli 2018

SITI RAHMARIA HARAHAP

DIFFERENCE IN CONSUMPTION OF WHITE RICE AND BROWN RICE TO


BLOOD GLUCOSE IN PATIENT DIABETES MELLITUS TYPE II

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a disease characterized by blood glucose levels


exceeding normal and impaired metabolism of carbohydrates, fats and proteins
caused by relative and absolute insulin deficiency. The purpose of this study was
to determine the differences in consumption of white rice and brown rice to blood
glucose levels. This research uses quasi experiment with the design of one group
pre test and post test technique used is purposive sampling with a sample of 23
respondent of white rice and 23 respondent of brown rice . The result of data
analysis using paired t-test on the group before consumption of white rice and
brown rice with an average score 170,78 and after consumption of white rice and
brown rice with an average score of 138,35 with pValue 0,000 (<0,05). It can be
that there is a difference in consumption of white to blood glucose in patient
diabetes mellitus type II. Suggestion, it is expected that people with diabetes
mellitus can take advantage of the consumption of white rice and brown rice as an
alternative to controlling blood glucose levels for further researchers can provide
nursing care for patients with blood glucose levels in patient diabetes mellitus
type II by consumption white rice and brown rice.

Keywords : diabetes mellitus, blood glucose level, white rice and brown rice

Bibliography : 37 (2006-2017).
DAFTAR TABEL

Tabel 1.KandunganGiziNasiPutih………………………………………………… 21

Tabel 2.KelompokEksperimental…………………………………………………… 40

Tabel 3.RencanaKegiatanWaktuPenelitian…………………………………………. 41

Tabel 4.TabelDefenisiOperasional……………………………………………………. 46

Tabel4.1.1 DistribusiKarakteristikUsiaNasiPutih…………………………………… 49

Tabel4.1.2 DistribusiKarakteristikUsiaNasiMerah………………………………….. 49

Tabel4.1.3 DistribusiKarakteristikJenisKelaminNasiPutih…………………………. 49

Tabel4.1.2 DistribusiKarakteristikJenisKelaminNasiMerah………………………. 50

Tabel4.1.5 DistribusiKarakteristikPekerjaanNasiPutih………………………………. 50

Tabel4.1.6 DistribusiKarakteristikPekerjaanNasiMerah……………………………… 50

Tabel4.1.7 DistribusiFrekuensiSebelumNasiPutih…………………………………… 51

Tabel4.1.8 DistribusiFrekuensiSesudahNasiPutih……………………………………..51

Tabel4.1.9 DistribusiFrekuensiSebelumNasiMerah……………………………………51

Tabel4.1.10 DistribusiKarakteristikSesudahNasiMerah……………………………….52

Tabel11 HasilUjiNormalitas Data Kadar GlukosaDarahSebelum Dan Sesudah………53

Tabel12 Selisih Rata Rata Kadar GlukosaDarahSebelum Dan SesudahNasiPutih…… 54

Tabel13 Selisih Rata Rata Kadar GlukosaDarahSebelum Dan SesudahNasiMerah….. 54

Tabel14 PerbandinganSebelum Dan SesudahPadaKelompokEksperimen………….. 55

Tabel15 PerbandinganSebelum Dan SesudahPadaKelompokEksperimen………….. 55


DAFTAR SKEMA

Skema 1 kerangka konsep………………………………………………… 37


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 : Master Tabel

Lampiran2 :HasilUji SPSS Semua Data

Lampiran3 :PenjelasanPenelitianKepadaResponden

Lampiran4 :LembarPersetujuanMenjadiResponden

Lampiran5 :SuratPernyataanBersediaSebagaiResponden

Lampiran6 : Data Demografi

Lampiran7 :LembarObservasi

Lampiran8 :SuratIzin Survey PendahuluanDinkesPadangsidimpuan

Lampiran9 :BalasanSuratIzin Survey PendahuluanDinkesPadangsidimpuan

Lampiran10 :BalasanSuratIzin Survey PendahuluanPuskesmasBatunadua

Lampiran11 :BalasanSuratIzin Survey PendahuluanPuskesmasBatunadua

Lampiran12 :SutatIzinPenelitianPuskesmasBatunaduaPadangsidimpuan

Lampiran13 :BalasanSuratIzinPenelitianPuskesmasBatunadua

Lampiran14 :BalasanSuratIzinPenelitianKelurahanBatunadua Jae


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh

kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme

karbohidrat,lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormone insulin

secara relative maupun absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi

komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang,baik

mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono,2007).

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan

tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia)sebagai akibat dari kekurngan

sekresi insulin,gangguan aktivitas insulin atau keduanya American Diabetes

Association (ADA), (2004) dalam smeltzer,dt al.2008). DM terjadi bila insulin

yang dihasilkan tidak cukup untuk mempertahankan gula darah dalam batas

normal atau jika sel tubuh tidak mampu berespon dengan tepat sehingga akan

muncul keluhan khas DM berupa polyuria,polidipsi,polifagia,penurunan berat

badan,kelemahan,kesemutan,pandangan kabur dan disfungsi ereksi pada laki-laki

dan pruritus vulvae pada wanita (Soegondo, Weowondo& Subekti,2009).

Menurut WHO tahun (2008), (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit

atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,

lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin

dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans

1
kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap

insulin (Depkes, 2008).

Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak

menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif

menggunakan insulin yang dihasilkan.Hal ini menyebabkan peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah (WHO, 2012).

Indonesia merupakan Negara keempat yang memiliki jumlah penderita

diabetes mellitus terbanayak di dunia. Di Indonesia diperkirakan jumlah diabetes

mellitus mencapai 14 juta orang pada tahun 2006, diamana hanya 50% yang

menyadari mengidap diabetes mellitus dan diantaranya sekitar 30% yang dating

berobat secara teratur (WHO,2008). Menurut laporan Riset Kesehatan Dasar

(Risedas) tahun 2013, prevalensi diabetes mellitus di dindonesia sebesar 1,5%.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh DiabCare di indoneisa, diketahui

bahwa 47,2% memiliki kendali yang buruk pada glukosa darah plasma puasa

>130 mg/dl pada penderita diabetes mellitus (Soewondo,et al,2010).

Indonesia, berada pada peringkat ke-7 dari 10 negara dengan penyandang

diabetes mellitus terbesar di seluruh dunia (Indonesia di perkirakan 10 juta.

Sedangkan data nasional, menurut Riset Kesehatan Daerah (RISKEDAS) tahun

2013, tingkat prevalensi diabetes mellitus sebesar 6,8% di Indonesia.

Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi dengan prevalensi

penderita diabetes mellitustertinngi di Indonesia dengan prevalensi sebesar 2,3%

yang di diagnose dokter berdasarkan gejala, hal ini membuat provinsi Sumatera

Utara menjadi salah satu dari 10 besar propinsi dengan prevalensi diabetes
mellitus tertinngi di Indonesia (Kemenkes,2014). Tingginya prevalensi pasien

diabetes mellitus di Propinsi Sumatera Utara tidak terlepas dari masih banyaknya

pasien yang tidak mengetahui secara benar tentang penyakit diabetes mellitus,

gaya hidup yang buruk, pola makan/nutrisi yang tidak sehat dan kurangnya

aktifitas fisik.

Menurut Departemen Kesehatan RI, diabetes melitus (DM) membutuhkan

perhatian dan perawatan medis dalam waktu lama baik untuk mencegah

komplikasi maupun perawatan sakit. Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu

tipe pertama DM yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan gaya

hidup. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2.

Ini berarti gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya

prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan obesitas/ kelebihan berat badan

mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk yang tidak obesitas

(Depkes , 2009).

Adapun kandungan gizi yang terdapat didalam beras putih antara lain

357kkal energi, 8,4 gram protein, 21,7 gram lemak, 77,1 gram karbohidrat dan 0,2

gram serat. Keunggulan beras merah digunakan beras putih terdapat pada

komposisi nutrisinya. Beberapa komponen nutrient seperti serat kasar, asam

lemak esensial, vitamin B kompleks serta mineral banyak terdapat pada bagian

kulit ari (Santika dan Rozakumiati,2010). Serat kasar berguna bagi kesehatan

pencernaan membantu menurunkan konsentrasi LDL dalam darah serta

mengurangi resiko penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, jantung

koroner, dan diverticulitis (Fahey,2005). Vitamin B kompleks berperan dalam


mencegah terjadinya penyakit beri-beri, nuropati perifer, keluhan mudah capek,

anoreksia, anemia, cheilosi, glositis, seborrhea, pellagra, edema hingga

degenerasi system kardiovaskuler, neurologis serta muskuler (Murray et al,2010).

Pada kelompok intervensi nasi putih seluruh responden yang memiliki

nilai gula darah normal sebelum intervensi, juga memiliki nilai gula darah yang

normal setelah intervensi. Proporsi responden yang memiliki nilai laboratorium

gula darah puasa post-intervensi berkategori tidak normal dan pre-intervensi

berkategori tidak normal sebanyak 66,7%. Perbedaan ini laboratorium kadar gula

darah puasa pre-intervensi dan post-intervensi pada kelompok nasi putih berbeda

nyata secara statistic (p<0.05)(Rumayulis,2013).

Sedangkan kelompok intervensi nasi merah, sebanyak 50% responden

yang memiliki nilai nilai gula darah normal sebelum intervensi, nilai gula

darahnya menjadi tidak normal. Proporsi responden yang memiliki nilai

laboratorium gula darah puasa post-intervensi dan pre-intervensi berkategori

sebanyak 66,7%.(Rumayulis,2013).

Adapun factor penyebab dari diabetes mellitus tipe II adalah kelainan

genetic, usia, gaya hidup, stress, pola makan yang salah, dan diet yang teratur.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Batunadua terdapat jumlah

penderita diabetes mellitus adalah sebanyak 46 orang.Jumlah penderita diabetes

mellitus yang mengkonsumsi nasi putih 23 orang dan jumlah penderita diabetes

mellitus yang mengkonsumsi nasi merah sebanyak 23 orang.


Dari uraian peneliti tertarik untuk menganalisa ataupun mengetahui

“Perbedaan Konsumsi Nasi Putih Dan Nasi Merah Terhadap Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kota Padangsidimpuan”.

1.2 Rumusan Masalah

Diabetes mellitus didefenisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan

metabolism kronis dengan multi etioligi yang ditandai dengan tingginya kadar

gula darah disertai dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan protein

sebagai akibat dari insufisien fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan

oleh gangguan produksi insulin oleh sel sel beta Langerhans kelenjar pankreas

atau disebabkan oleh kurang responsitifnya sel sel tubuh terhadap insulin.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan studi kasus

dengan ideberupa inovasi tentang“Apakah Ada Perbedaan Nasi Putih Dan Nasi

Merah Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “ Perbedaan KonsumsiNasi Putih Dan Nasi Merah

Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Kota

Padangsidimpuan.”

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik responden nasi putih dan nasi merah terhadap kadar

glukosa darah pada penderita diabetes mellitus

2. Mengetahui kadar glukosa darah penderita DM tipe 2 yang mengkonsumsi

nasi putih
3. Mengetahui kadar glukosa darah penderita DM tipe 2 yang mengkonsumsi

nasi merah.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan

tentang pengaruh nasi putih dan merah terhadap kadar glukosa darah pada

penderita diabetes mellitus

1.4.2 Bagi Institut Pendidikan

Hasil dari penelitian dapat di gunakan sebagai salah satu referensi bagi

mahasiswa serta sebagai perbedahan kepustakaan di STIKes Aufa Royhan

Padangsidimpuan.

1.4.3 Bagi Penderita

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

wawasan mengenai manfaat nasi putih dan nasi merah terhadap kadar

glukosa darah pada penderita diabetes mellitus.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

memberi wawasan yang ilmiah mengenai pengaruh nasi putih dan nasi

merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Glukosa Darah

Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hti dan otot rangka

(Joyce,2007).Glukosa merupakan sumber utama bagi sel manusia.Glukosa

dibentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan

sebagai glikogen dihati dan otot (Lestari,2013). Gula darah terdiri dari

glukosa,fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang paling

dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat pada diet buah yang banyak, dan

glukosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasi. Sebagian besar

karbohidrat yang dapat dicerna didalam makanan akan membentuk glukoda yang

kemudian akan dialirkan kedalam darah, dan gula lain akan dirubah menjadi

glukoda dihati (Kasengke,2015).

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau

berlebihan yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut diabetes mellitus

(DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormone insulin,

akibatnya glukosa tetap beredar didalam aliran darah dan sukar menembus

dinding sel. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress,infeksi dan konsumsi

obat obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan polyuria, polidipsi, dan

polyphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan yang kabur (Nabyly,2009).

Hiperglikemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa darah

dalam tubuh seseorang yang melebihi kadar normal. Penyebab belum pasti tetapi

7
sering dihubungkan dengan kurangnya insulin dan factor predisposisi yaitu

genetic, umur, dan obesitas. Hiperglikemia yng tidak dikontrol secara terus

menerus akan berkembang menjadi penyakit diabetes mellitus dan merupakan

factor resiko untuk penyakit metabolik lainnya. Sebagian besar dewasa muda usia

20-30 tahun dengan IMT 23 kg/m mempunyai kadar glukosa darah sesaat normal

(Kasengke,2015).

Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan

dimana kadar glukosa darah berada dibawah normal, yang dapat terjadi karena

ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat obatan

yang digunakan, sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain

penderita mersa pusing, lemas, gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap,

berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang

kesadaran (syok hipoglikemia) (Nabyl,2009).

Konsentrsi gula darah sangat penting dipertahankan pada kadar yang cukip

tinggi dan stabil sekitar 70-10mg/dl untuk mempertahankan fungsi otak dan suplai

jaringan secara optimal. Kadar glukosa darah juga perlu dijaga agar tidak

meningkat terlalu tinggi (hiperglikemia) mengingat glukosa juga berpengaruh

terhadap tekanan osmotic cairan ekstra seluler.(Robbins,2007; Ignatavicius &

Walkman,2006; Wapadji, 2009).

2.2 Defenis Diabetes Mellitus Tipe II

Diabetes mellitus merupakan suatu pnyakit menahun yang ditandai oleh

kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolusme karbihidrat,

lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormone insulin secara
relative maupun absolut. Bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi

komplikasi metabolic akut maupun komplikasi vaskuler jangka pangjang, baik

mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono,2007).

Diabetes mellitus tipe II juga dikenal sebagai Non-Insulin Dependent

Diabetes (NIDDM). Dalam DM tipe 2, jumlah insulin yang diproduksi oleh

pankreas biasanya cukup untuk mencegah ketoasidosis tetapi tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan tubuh total (julien,senecal&guay,2009). Jumlahnya

mencapai 90-95% dari seluruh pasien dengan diabetes, dan banyak dialami oleh

orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih sering terjadi pada individu

obesitas (CDC,2005).Kasus DM tipe 2 umumnya mempunyai latar belakang

kelainan yang diawali dengan terjadinya resistensi insulin.Resistensi insulin

awalnya belum menyebabkan DM secara klinis. Sel beta pankreas masih dapat

melakukan kompensasi bahkan sampai overkompensasi, insulin disekresi secara

berlebih sehingga terjadi kondisi hiperinsulinemia dengan tujuan normalisasi

kadar glukosa darah. Mekanisme kompensasi yang terus menerus menyebabkan

kelelahan sel beta pankreas (exhaustion) yang disebut dekompensasi,

mengakibatkan produksi insulin yang menurun secara absolut. Kondisi resistensi

insulin diperberat oleh produksi insulin yang menurun akibatnya kadar glukosa

darah semakin meningkat sehingga memenuhi kriteria diagnosis DM (manaf

dalam sudoyo, 2006; Waspadji dalam Soegondo,2007).

2.3 Nasi Putih

Beras merupakan makanan sumber energi yang memiliki kandungan

karbohidrat tinggi namun proteinnya rendah. Kandungan gizi beras per 100 gram
bahan adalah 360 kkal energi, 6,6 gram protein, 0,5 gr lemak, dan 79,34 gr

karbohidrat.

Beras putih merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat

Indonesia.Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi beras putih

berkaitan dengan peningkatan resiko diabetes tipe II (Larasati,2013).

Beras putih adalah beras yang sudah berwarna putih dan sudah mengalami

prosese penggilingan dan pengelupasan lapisan kulit, sehingga menjadi

berkurang.Nilai karbohidrat yang terkandung didalam beras putih ternyata lebih

tinggi dibandingkan dengan beras jensi lainnya. Hal ini menyebabkan beras putih

tersa lebih manis saat dikunyah sehingga lebih disukai lidah. Adapun kandungan

gizi yang terdapat didalam beras putih antara lain 357 kkal energi, 8,4 gram

protein, 21,7 gram lemak, 77,1 gram karbohidrat, dan 0,2 gram serat.

Beras putih adalah sebutan untuk beras yang ketika kulit luarnya di kupas,

akan meninggalkan butiran beras yang berwarna putih. Beras putih umumnya

digiling dan diproses, menghilangkan seluruh lapisannya (sekam dan bekatul),

sehingga menampilkan warna yang putih jernih atau mengkilap.

Nasi dari beras putih cocok bagi orang yang bermasalah dengan

pencernaan.Namun sayangnya, beras putih tidak memiliki lapisan bagian dalam,

sehingga tidak banyak mengandung vitamin, mineral dan serat seperti halnya

beras merah.Nasi putih hanya menyediakan banyak energi bagi tubuh kita yang

berasal dari pati yang berisi karbohidrat. Menurut penelitian, pemakan terbesar

nasi putih lebih cenderung memiliki keluarga dengan riwayat

diabetes.(Nursiyono,2014).
Semua beras putih dimulai sebagai beras merah. Proses penggilingan

menghilangkan sekam padi, dedak, dan kuman. Proses ini meningkatkan umur

simpan beras putih namun menghilangkan banyak nutrisi, termasuk serat, vitamin,

dan mineral.(Indah,2013).Untuk mengatasi hal ini, beras putih diperkaya secara

artifisial dengan nutrisi.Butiran halusnya juga dipoles agar tampak lebih

enak(Susilowati,2010).

Baik beras putih dan beras merah keduanya tinggi karbohidrat.Beras

merah adalah gandum utuh.Ia mengandung lebih banyak nutrisi secara

keseluruhan daripada beras putih.Makanan dari gandum utuh dapat membantu

mengurangi kolesterol dan menurunkan risiko stroke, penyakit jantung, dan

diabetes tipe 2.

2.4 Nasi Merah

Beras merah merupakan sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar

penduduk didunia, termasuk Indonesia (Ohtsubo et al.,1991).Hasil panen padi

dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5%

kulit ari, 12-14% bekatul, 65-67% endospem dan 2-3% lembaga (Koswara,2009).

Beras merah kaya akan pigmen antosianin, fitokima, protein dan vitamin

(pengkumsri et al., 2015). Beras merah dikategorikan sebagai beras pecah kulit

karena gabah dari tanaman padi hanya diberi perlakuan pengupasan pada bagian

kulit luar (hull), namun tidak dilakukan penyosohan dan penggilingan lebih

lanjut.Tidak dilakukannya pengolahan lebih lanjut ini menyebabkan beras merah

masih memiliki lapisan bran yang berwarna kemerahan (Santika dan

Rozakumiati, 2010).
Keunggulan beras merah dibandingkan beras putih terdapat pada

komposisi nutrisinya. Beberapa komponen nutrient seperti serat kasar, asam

lemak esensial, vitamin B kompleks serta mineral banyak terdapat pada bagian

kulit ari (Santika dan Rozakumiati,2010).Serat kasar berguna bagi kesehatan

pencernaan membantu menurunkan konsentrasi LDL dalam darah serta

mengurangi resiko penyakit penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, jantung

koroner, dan diverticulitis (Fahey,2005). Vitamin B kompleks berperan dalam

mencegah terjadinya penyakit beri beri, nuropati perifer, keluhan mudah capai,

anoreksia, anemia, cheilosi, glossitis, seborrhea, pellagra, edema hingga

degenerasi system kardiovaskuler, nurologis serta muskuler (Murray et al .,2012).

Beras merah adalah beras yang ketika kulit luarnya(sekam) sudah

dikupas,akan meninggalkan biji yang memiliki lapisan (bekatul) yang berwarna

kemerahan. Dan ketika dimakan memberikan sedikit rasa apek dan lebih gemuk,

juga lebih cepat mengenyangkan dan memberikan efek kenyang lebih lama

daripada beras putih.

Keunggulan beras merah daripada beras putih adalah, mengandung serat

sekitar 14% dari total kebutuhan serat harian kita. Serat sangat dibutuhkan oleh

kesehatan kita, terutama untuk mengurangi kolesterol, menjaga tingkat gula darah,

mencegah kanker, dan mencegah sembelit.Beras merah juga mengandung

mineral, yaitu mangan, selenium, magnesium, zat besi, vitamin B, bahkan protein.

Beras merah paling banyak dibudidayakan di Asia, namun sayangnya

produksinya lebih rendah, sehingga harganya lebih mahal dan lebih sulit
didapat.Selain itu, beras merah juga lebih cepat rusak, atau tidak memiliki

ketahanan simpan yang tinggi seperti halnya beras putih.

2.4.1Etiologi Diabetes Mellitus Tipe II

Diabetes mellitus (DM) tipe II disebabkan kegagalan relatif sel B dan

resistensi insulin.Resistensi insulin adalah turunya kemampuan insulin untuk

merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat

produksi glikosa oleh hati.Sel B tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini

sepenuhnya, artinya terjadi defesiensi relative insulin. Ketidakmampuan ini

terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada

rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel B

pancreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa(Smeltzer&Bare,2002).

2.4.2 Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe II

Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak. Ini

berarti bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan yang ditandai dengan kurangnya sel beta atau defisiensi

insulin resistensi insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada reseptor reseptor

insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif mengantar pesan

pesan biokimia menuju sel sel (CDA,2013). Dalam kebanyakan kasus diabetes

tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang pelepasan insulin yang

memadai, maka pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi alaternatif.


2.4.3Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe II

Beberapa factor yang mempengaruhi diabtes mellitus tipe 2 antara lain:

a) Kelainan Genetic

Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap

diabetes, karena gen yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin

dengan baik.Riwayat keluarga DM tipe 2, akan mempunyai peluang menderita

DM sebesar 15% dan resiko mengalami intoleransi glukosa yaitu

ketidakmampuan dalam metabolisme karbohidrat secara normal sebesar 30%

(Lemone & Burke,2008). Faktor genetic dapat langsung mempengaruhi sel beta

dan mengubah kemampuannya untuk mengenali dan menyebarkan rangsang

sekretoris insulin.Keadaan ini meningkat kerentanan individu tersebut terhadap

faktor factor lingkungan yang dapat mengubah integritas dan fungsi sel beta

pankreas. Secara genetic resiko DM tipe 2 meningkat pada saudara kembar

monozigotik seorang DM tipe 2, ibu dari neonates yang beratnya lebih dari 4 kg,

individu dengan gen obesitas, ras atau etnis tertentu yang mempunyai insiden

tinggi terhadap DM (Price & Wilson,2002).

b) Usia

Umumnya penderita DM tipe II mengalami perubahan fisiologi yang

secara drastis, DM tipe II sering muncul setelah 30 tahun ke atas dan pada mereka

yang berat badannya berlebihan sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin.

c) Gaya Hidup Stress

Stress kronis cenderung membuat seseorang makan makanan yang manis

manis untuk meningkatkan kadar lemak serotonin otak. Serotonin ini mempunyai
efek penenang sementara untuk meredakan stresnya.Tetapi gula dan lemak

berbahaya bagi mereka yang beresiko mengidap penyakit DM tipe II.

d) Pola Makan Yang Salah

Pada penderita DM tipe II terjadi obesitas (gemuk berlebihan) yang dapat

mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin). Obesitas bukan karena

makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi

yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan didalam tubuh

sangat berlebihan. Sekitar 80% pasien DM tipe II adalah mereka yang tergolong

gemuk.

2.4.4 Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus Tipe II

Beberapa gejala umum yang ditimbulkan oleh penyakit diabetes antara lain:

1. Pengeluaran Urin (Polyuria)

Polouria adalah keadaan dimana volume cairan air kemih dalam 24 jam

meningkat melebihi batas normal. Polyuria timbul sebagai gejala DM dikarenakan

kadar gula darah dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup untuk

mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkan melalui urin. Gejala pengeluaran

urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang dikeluarkan

mengandung dlukosa (PARKENI,2011).

2. Timbul Rasa Haus (Polydipsia)

Polydipsia adalah rasa haus berlebihan yang tibul karena kadar glukosa

terbawa oleh urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan

(Subekti,2009).
3. Timbul Rasa Lapar (Polifagia)

Pasien DM akan merasa cepat lapar dan lemas, hal tersebut disebabkan

karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan kadar glukosa dalam darah

cukup tinggi (PERKENI,2011).

4. Penyusutan Berat Badan.

Penyusutan berat badan pasien DM disebabkan karena tubuh terpaksa

mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi (Subekti,2009).

2.4.5 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe II

Penatalaksanaan DM tipe II menurut PARKENI (2011), antara lain:

I. Edukasi

Edukasi yang komprehensif dan uapaya peningkatan motivasi dibutuhkan

untuk memberikan pengetahuan mengenai kondisi pasien dan untuk mencapai

perubahan perilaku. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri,

tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada

pasien.

II. Terapi Nutrisi Medis

Terapi nutrisi medis merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes

secara total. Prinsip pengaturan makanan penyandang diabetes hamper sama

dengan anjuran makan untuk masyarakat umumyaitu makanan yang seimbang dan

sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu. Pada pasien

diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,

jenis dan jumlah makanan, terutama pada pasien yang menggunakan obat penurun
glukosa darah atau insulin.Diet pasien DM yang utama adala pembatasan

karbohidrat kompleks dan lemmak serta peningkatan asupan serat.

III. Latihan Jasmani

Latihan jasmani berupa aktivitas fisik sehari hari dan olahraga secara

teratur 3-4 kali seminggu selama 30 menit.Latihan jasmani selain untuk menjaga

kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas

insulin.Latihan jasmani yang anjurkan berupa latihan yang bersifat aerobic seperti

jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani disesuaikan

dengan usia dan status kesehatan.

IV. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan

latihan jasmani.Terapi berupa suntikan insulin dan obat hipoglikemik oral,

diantaranya adalah metformin dan gibenklamid.Metformin adalah obat golongan

biguanid yang berfungsi meningkatkan sensitivitas reseptor insulin. Selain itu,

metformin juga mencegah terjadinya glukoneogenesis sehingga menurunkan

kadar gluosa dalam darah. Masa kerja metformin adalah 8 jam sehingga

pemberiannya 3 kali sehari atau per 8 jam. Metformin digunakan untuk menjaga

kadar glukosa sewaktu tetap terkontrol (Wicaksono,2013).

Glibenklamid adalah golongan sulfonic lurea yang mempunyai efek utama

meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan merupakan pilihan utama

untuk pasien dengan berat badan normal ataupun kurang penggunaan obat

golongan sulfonylurea lebih efektif untuk mengontrol kadar gula 2 jam setelah

makan (Wicaksono,2013;Andrew,2005).
2.4.6 Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe II

Kompliksi DM tipe II dapat berupa komplikasi mikrovaskular dan

makrovaskular yang dapat menurunkan kualitas hidup penderita.Penyebab utama

kematian penyandang DM tipe II adalah komplikasi makrovaskular melibatkan

pembuluh darah besar yaitu darah koroner,pembuluh darah otak, dan pembuluh

darah perifer.Mikrovaskular merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang

kapiler dan arteriola retina (retinopati diabetic), dan saraf saraf perifer (neuropati

diabetic) (Edwina, Manaf & Efrida, 2015).

Komplikasi DM tipe 2 kelompok besar, yaitu komplikasi akut dan

komplikasi kronis:

V. Akut

Terjadi akibat ketidakseimbangan akut kadar glukosa darah, yaitu:

hipoglikemia, diabetic ketoasidosis dan hiperglikemia hipersomolar non ketosis

(black & hawks,2005). Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah

dibawah normal. Hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes mellitus yang

dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat penyakit diabetes bahkan

menyebabkan kematian (Cyer,2005). Hipoglikemia diabetic (insulin reaction)

terjadi karena peningkatan insulin dalam darah dan penurunan kadar glukosa

darah yang diakibatkan oleh terapi isnulin yang tidak adekuat (Yomky,2005).

Hipoglikemia sering didefenisikan sesuai dengan gambaran klinisnya da

diklasifikasikan berdasarkan triad whipple,yaitu:

a. Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah.

b. Kadar glukosa darah yang rendah (<3mmol/L hipoglikemia pada diabetes).


c. Hilangnya secara cepat keluhan sesudah kelaianan biokimiawi dikoreksi.

d. Berdasarkan kriteria diatas, hipoglikemia diabetic dibagi sebagai berikut:

e. Hipoglikemia ringan : simptomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan

aktivitas sehari hari yang nyata.

f. Hipoglikemia sedang : simptomatik dapat diatasi sendiri, dan menimbulkan

gangguan aktivitas sehari hari yang nyata.

g. Hipoglikemia berat : sering (tidak selalu) tidak simptomatik, karena gangguan

kognitif, pasien tidak mampu mengatasi sendiri :

h. Membutuhkan bantuan orang lain tetapi tidak membutuhkan terapi parenteral.

i. Memerlukan terapi parenteral.

j. Disertai koma atau kejang.

VI. Kronis

Komplikasi kronis terdiri dari komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler

dan neuropati.

a. Komplikasi makrovaskuler

Komplikasi ini diakibatkan karena perubahan ukuran diameter pembuluh

darah. Pembuluh darah akan menebal, sclerosis dan timbul sumbatan (occlusion)

akibat plaque yang menempel. Komplikasi makrovaskuler yang paling sering

terjadi adalah : penyakit arteri koroner, penyakit cerebrovaskuler dan penyakit

vaskuler perifer (Smeltzer, et al (2008).

b. Komplikasi mikrovaskuler

Perubahan mokrovaskuler melibatkan kelainan struktur dalam membrane

pembuluh darah kecil dan kapiler.Kelainan pada pembuluh darah ini


menyebabkan dinding pembuluh darah menebal, dan mengakibatkan penurunan

perfusi jaringan. Komplikasi mikrovaskuler terjadi di retina yang menyebabkan

retinopati diabetic dan di ginjal menyebabkan nefropati diabetic.(Sudoyo,et

al.2006).

c. Komplikasi neuropati

Neuropati diabetik merupakan sindroma penyakit yang mempengaruhi

semua jenis saraf, yaitu saraf perifer, otonom da spinal (Sudoyo,et al.2006).

komplikasi neuropati perifer dan otonom menimbulkan permasalahan di kaki,

yaitu berupa ulkus kaki diabetik, pada umumnya tidak terjadi dalam 5-10 tahun

pertama setelah didiagnosis, tetapi tanda tanda komplikasi mungkin ditemukan

pada saat mulai terdiagnosis DM tipe 2 karena DM yang dialami pasien tidak

terdiagnosis selama beberapa tahun (Smeltzer, et al. 2008).

Neuropati perifer pada penyakit DM dapat menimbulkan kerusakan pada

serabut motoric, sensorik dan autonomy, kerusakan serabut motoric dapat

menimbulkan kelemahan otot, atrofi otot, deformitas (hammer toes, claw toes, pes

cavus, pes planus, halgus valgus, kontraktur tendon archiles), bersama dengan

adanya nuropati memudahkan terbentuknya kalus. Kerusakan serabut sensoris

akibat rusaknya serabut myelin menyebabkan penurunan sensasi nyeri sehingga

memudahkan terjadinya ulkus kaki. Kerusakan serabut autonom yang terjadi

akibat denervasi simpatik menimbulkan kulit kering (anhidriosis) dan terbentuk

fisura kulit dan edema kaki. Kerusakan serabut sensorik, motoric dan autonom

memudahkan terjadinya atropati charcot. Gangguan vascular perifer baik akibat

makrovaskular (aterosklerosis) maupun gangguan mikrovaskular menyebabkan


terjadinya iskemia kaki. Keadaan tersebut disamping sebagai penyebab terjadinya

ulkus juga mempersulit proses penyembuhan (Cahyono,2007).

2.4.7 Kandungan Gizi Nasi Putih

Berikut ini adalah kandungan gizi nasi putih per 100 gr diantaranya

menurut (Purwono & Purnamawati, 2008).

Kalori 129 gram


Lemak 0,28 gram
Karbohidrat 27,9 gram
Protein 2,66 gram

Riciannya adalah kalori: 2% lemak, 89% karbohidrat, 9% protein.

Fungsi Berdasarkan Kandungan Karbohidrat Pada Nasi Putih :

1. Menjaga supaya Berat Badan tetap terkendaligigi yang sehat

2. Mencegah berbagai penyakit

3. Baik untuk menjaga kesehatan jantung

4. Baik untuk menjaga kesehatan dan fungsi pencernaan

5. Mencegah kerusakan jaringan otot

6. Mengatur kadar gula dalam darah

7. Mengatasi kecemasan dan menimbulkan rasa bahagia

2.4.8Manfaat Nasi Putih

Berikut ini adalah manfaat nasi putih diantaranya:

1. Sumber Energi

Karena tinggi akan kandungan karbohidrat dan kalori maka nasi putih

biasanya dijadikan sebagai menu makanan utama disamping fungsinya sebagai

sumber tenaga.
Sebagai jenis makanan pokok nasi putih bisa memberikan sumber energi

yang besar untuk tubuh.

2. Mendukung Pertumbuhan Manusia Hingga Tua

Nasi putih sebagai makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari

mendukung pertumbuhan manusia mulai dari masa bayi hingga tua.Nasi putih

mengandung mineral dan zat-zat penting yang bisa menjadi sumber terbaik untuk

menjadi makanan pokok dan membantu pertumbuhan manusia.

3. Meningkatkan Mood Baik

Kandungan karbohidrat pada nasi putih bisa meningkatkan serotonin yang

merupakan senyawa yang bisa menimbulkan rasa senang pada otak.Hal ini juga

didukung oleh sebuah penelitian dimana seseorang yang setiap hari mengonsumsi

1 lembar roti atau 1/2 cangkir nasi putih biasanya mudah gelisah dan depresi.

4. Mencegah Kanker

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kandungan serat

insoluble pada brown rice bisa mengurangi resiko tumbuhnya sel-sel kanker

dalam tubuh.

5. Nasi Non Kolesterol

Nasi putih bisa anda masukkan ke dalam menu diet seimbang karena nasi

putih sama sekali tidak mengandung sodium atau lemak yang berbahaya.

7. Mengobati Disentri

Kulit ari pada nasi diyakini bisa menjadi obat yang ampuh untuk

mengatasi masalah disentri.


Sekam padi yang berusia 3 bulan mengandung diuretic properties dimana

tradisi masyarakat Tiongkok meyakini bahwa nasi putih bisa mengatasi masalah

pencernaan, mengatasi sakit perut dan meningkatkan selera makan.

8. Baik Untuk Tulang

Karena tingginya kandungan vitamin dan mineral maka nasi putih bisa

mendukung pertumbuhan tulang dengan sempurna.Nasi putih mengandung

kalsium yang sangat bermanfaat untuk membentuk tulang dan menjadikannya

lebih kuat dan mencegah osteoporosis.

9. Baik Untuk Gigi

Sama seperti tulang, kandungan kalsium pada nasi putih juga bisa

mendukung pertumbuhan gigidan membentuk gigi yang kuat.

6. Kaya Akan Vitamin

Nasi putih mengandung banyak mineral dan vitamin yang bermanfaat

untuk tubuh seperti vitamin D, niacin, zat besi, serat, kalsium, riboflavin dan

thiamine.

2.4.9 Manfaat Nasi Merah

Varietas atau jenis beras di dunia ini tentulah sangat banyak.Namun,

diantara jenis-jenis beras yang ada, beras putih menjadi beras paling laris dan

digemari di Indonesia.Apalagi orang-orang Indonesia memiliki kebiasaan seolah-

olah belum makan jika belum menyantap nasi.Sayangnya nasi yang kita konsumsi

berasal dari beras putih biasa.Beras putih dinilai sebagai penyebab masalah

kesehatan seperti kegemukan dan diabetes melitus.


Bahkan penderita diabetes di Indonesia terbilang tidak sedikit.Diabetes

sendiri salah satunya bisa terjadi karena tingginya konsumsi makanan berglikemik

tinggi.Hal ini menyebabkan pankreas merasa kewalahan dan tidak mampu

memproduksi insulin yang cukup. Nah, inilah yang memicu penyakit diabetes

dimana insulin dan kadar gula darah jumlahnya tidak seimbang. Untuk membantu

menyeimbangkan kadar darah, Anda bisa memilih beras merah organik. Dengan

beras merah organik ini maka beras merah untuk kadar gula yang seimbang

sehingga tidak khawatir kadar gula tinggi.

Bagi Anda yang sedang menjalani diet rendah lemak, rendah karbohidrat

untuk menurunkan berat badan, disarankan mengganti beras putih dengan beras

merah. Kandungan karbohidrat yang rendah akan mengurangi asupan jumlah

kalori. Lemak di dalam beras merah juga cukup rendah sedangkan seratnya

tinggi.Serat dapat mengikat kelebihan lemak dari dalam tubuh.

Sifat serat yang mengenyangkan membuat diet Anda terasa tidak menyiksa

karena beras merah memberikan rasa kenyang yang lebih lama dibandingkan

dengan beras putih.

Mengonsumsi beras merah juga menjadikan tubuh lebih bugar dan

sehat.Hal ini karena di dalam beras merah mengandung vitamin yang sangat

beragam, seperti vitamin E yang dapat mencegah penuaan dini dan

mengencangkan kulit.Golongan vitamin B beras merah juga lengkap seperti, B1,

B2, B6 dan B 12. Golongan vitamin B ini berperan penting dalam pembentukan

energi, menjaga organ vital, menjaga fungsi saraf dan memperlancar

metabolisme. Sedangkan vitamin B12 dapat mencegah anemia.Indek glikemik


beras merah cukup rendah sehingga cocok dikonsumsi penderita penyakit

diabetes.

Manfaat dari mengkonsumsi nasi merah termasuk untuk penderita diabetes

adalah:

1. mengurangi resiko terkena kanker kolon atau usus besar karena terdapat

selenium dan polifenol yang tinggi.

2. Menyehatkan sistem pencernaan karena kandungan fenol dan serat yang

tinggi.

3. Mencegah penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.

4. Membantu untuk menurunkan kolesterol jagat dan meningkatkan

kolesterolbaik.

5. Membantu untuk menjaga berat badan ideal.

6. Nasi merah dapat membantu menjaga kadar gula darah lebih stabil dan tahan

lama.

7. Membantu menjaga kesehatan sistem syaraf.

8. Menjaga kesehatan tulang karena terhadap magnesium, kalsium dan vitamin

D.

Dalam 1 cangkir nasi merah, terdapat 21% magnesium dari kebutuhan

harian tubuh.Pengaturan makanan untuk penderita diabetes harus diperhatikan

dengan teliti. Dalam satu hari, seseorang sebaiknya makan sehari lima kali yaitu

sarapan, cemilan pagi kemudian makan siang, cemilan sore, makan malam. Porsi

yang diberikan juga harus diperhatikan, misalnya dalam 1 piring nasi, terdapat ¼
piring nasi lebih baik menggunakan nasi merah,1/2 piring sayuran, ¼ piring lauk

pauk.

Salah satu masakan dari beras merah adalah bubur Manado beras merah.

Bahan yang diperlukan yaitu beras merah 200 gr yang dicuci bersih dan ditiriskan,

air 2 liter, ubi jalar merah 100 gr, singkong 100 gr, labu kuning 100 gr, pipil

jagung muda 300 gr, daun melinjo muda 50 gr, daun kangkung 50 gr, daun bayam

50 gr, daun bawang 25 gr, serai dan kunyit. Cara membuatnya yaitu dengan

memasak beras merah dengan air, serai, kunyit ditambahkan dengan sedikit garam

hingga matang.Tambahkan ubi merah, labu kuning, singkong dan pipil

jagung.Aduk hingga lunak dan kental.Masukkan garam dan gula.Aduk sebentar

lalu tambahkan sayur yang di siapkan.Angkat ketika sayur masih setengah

matang.Bubur ini dapat disajikan dengan ikan tongkol dan ikan dabu-dabu.

2.4.10Khasiat Dan Kandungan Gizi Beras Merah

Kandungan gizi pada beras merah jauh lebih baik dari pada beras

putih.Khasiat beras merah punya kandungan gizi yang jauh lebih baik

dibandingkan beras putih.Kandungan vitamin dalam beras merah lebih baik

dibandingkan dengan beras putih. Dalam satu mangkuk beras merah mengandung

sekitar 3,5 gram serat, sementara beras putih kurang dari 1 gram.

Khasiat beras merah dapat meningkatkan perkembangan otak dan

menurunkan kolesterol darah.Beras merah mengandung tiamin (vitamin BI) yang

diperlukan untuk mencegah beri-beri pada bayi. Zat besi yang terkandung di

dalamnya juga lebih tinggi, membantu bayi usia 6 bulan ke atas yang asupan zat

besinya dari ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan tubuh.


Proses pengolahan beras merah biasanya berbeda dengan proses

pengolahan beras putih, hal ini di lakukan untuk menjaga agar kulit arinya tak

banyak hilang. Kulit ari ( warna beras ) beras mengandung zat-zat gizi yang

penting bagi tubuh, karena di dalam kulit ari tersebut kaya serat dan minyak

alami. Serat tak hanya mengenyangkan, namun juga mencegah berbagai penyakit

saluran pencernaan.

Khasiat beras merah bukan hanya mengandung gizi yang baik,

mengenyangkan, namun juga mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan.

1. Menghaluskan kulit, mengatasi atau mengurangi alergi

2. Mencegah, meringankan dan mengatasi penyakit-penyakit degeneratif seperti

Diabetes militus, pengerasan pembuluh darah, hipertensi, rabun mata, asthma,

lever, dan menunda penuaan dini.

3. Kaya akan serat, memperbaiki gangguan pencernakan, perut kembung,

sembelit dan menurunkan kadar kolesterol darah.

4. Meningkatkan stamina, menguatkan organ tubuh, mengatasi cepat lelah, sakit

kepala, pusing, sukar tidur,flu, dan meningkatkan daya seksual.

5. Kaya akan vitamin B, dapat mengatasi rasa kesemutan pada kaki dan tangan,

sakit pinggang, pegal pada bahu, rematik dan beri-beri.

Segelas nasi beras merah tumbuk mengandung 216,45 Kalori, 88%

kecukupan harian (daily value–DV) mineral mangan, 27% DV selenium, 21% DV

magnesium, 18,8% DV asam amino triptofan, 3,5 gram serat (beras putih

mengandung kurang dari 1 gram), dan proteinnya 2-5% lebih tinggi dari beras
putih. Selain itu juga mengandung asam lemak alfa-linolenat, zat besi, vitamin B

kompleks, dan vitamin A.

Beras merah umumnya merupakan beras tumbuk (pecah kulit) yang

dipisahkan bagian sekamnya saja. Proses ini hanya sedikit merusak kandungan

gizi beras. Sedangkan beras putih umumnya merupakan beras giling atau poles,

yang bersih dari kulit ari dan lembaga.

Beras merah umumnya merupakan beras tumbuk (pecah kulit) yang

dipisahkan bagian sekamnya saja. Proses ini hanya sedikit merusak kandungan

gizi beras. Sedangkan beras putih umumnya merupakan beras giling atau poles,

yang bersih dari kulit ari dan lembaga.

2.4.11 Komponen Nutrisi Antara Beras Putih Dan Beras Merah

a. Serat

Beras merah umumnya lebih tinggi serat dibanding beras putih.Biasanya

mengandung 1 sampai 3 g serat lebih banyak daripada jumlah beras putih yang

sebanding.

Meskipun serat paling dikenal untuk menghilangkan sembelit, serat juga

memberikan sejumlah manfaat kesehatan lainnya.Ia bisa membantu Anda:

1. Merasa kenyang lebih cepat, yang bisa membantu dalam pengendalian berat

badan

2. Menurunkan kadar kolesterol

3. Mengontrol kadar gula darah, mengurangi risiko diabetes

4. Mengurangi risiko penyakit jantung


5. Memelihara bakteri usus

Umumnya, pria di bawah usia 50 tahun membutuhkan 38 g serat per hari,

dan pria berusia 51 tahun atau lebih membutuhkan 30 g.Wanita di bawah usia 50

tahun biasanya membutuhkan 25 g per hari, dan wanita berusia 51 tahun atau

lebih membutuhkan 21 g.Jumlah serat harian yang direkomendasikan untuk Anda

berdasarkan beberapa faktor, termasuk usia dan asupan kalori, jadi bicarakan

dengan dokter Anda jika Anda tidak yakin dengan jumlah yang Anda butuhkan.

b. Mangan

Mangan adalah mineral yang sangat penting untuk produksi energi dan

fungsi antioksidan.Beras merah merupakan sumber yang sangat baik untuk zat

gizi ini, sedangkan beras putih tidak.

c. Selenium

Beras merah merupakan sumber selenium yang baik, yang memainkan

peran utuh dalam produksi hormon tiroid, perlindungan antioksidan, dan fungsi

kekebalan tubuh.Selenium juga bekerja dengan vitamin E untuk melindungi sel

dari kanker.

d. Nasi Merah Baik Untuk Penderita Diabetes

Beras putih mengandung indeks glycemic yang tinggi dibandingkan beras

merah. Indeks glycemic adalah ukuran seberapa cepat sebuah makanan bisa

meningkatkan kadar glukosa darah dalam tubuh kamu. Indeks glycemic yang

tinggi kemungkinan disebabkan proses penyulingan. Proses penyulingan juga

menyebabkan hilangnya kandungan seratm vitamin, magnesium, mineral, dan

asam fitat yang merupakan faktor pelindung dari resiko terserang diabetes.Oleh
karena itu, para pakar kesehatan merekomendasikan untuk mengganti beras putih

dengan beras merah.

Sebuah penelitian terbaru seperti dilansir webmd.com mengungkapkan

mengonsumsi beras merah bisa mengurangi resiko terserang diabetes tipe 2. Para

peneliti Harvard School of Public Health mendukung temuah tersebut dengan

mengungkapkan makan dua porsi atau lebih beras merah setiap minggu bisa

mengurangi resiko terserang diabetes tipe-2, sedangkan mengonsumsi lima porsi

atau lebih beras putih bisa meningkatkan resiko terserang. Qi Sun, MD, seorang

Instruktur Kesehatan di Brigham and Women’s Hospital, Boston mengatakan jika

kamu mengganti 50 gram beras putih setiap hari dengan 50 gram beras merah

maka akan menurunkan resiko terserang diabetes tipe-2 sebesar 16%.

e. Kandungan Serat

Beras merah umumnya mempunyai kandungan serat lebih tinggi

dibandingkan beras putih sebesar 1 sampai 3 gram. Umumnya, pria berusia di

bawah 50 tahun membutuhkan 38 gram serat per hari, sedangkan pria berusia 51

tahun atau lebih membutuhkan 30 gram serat per hari. Perempuan berusia di

bawah 50 tahun membutuhkan 25 gram serat per hari, sedangkan perempuan

berusia 51 tahun atau lebih membutuhkan 21 gram serat per hari. Kamu bisa

mendapatkan beberapa manfaat saat mengonsumsi makanan berserat diantaranya :

1. Mencegah sembelit

2. Kenyang lebih cepat sehingga cocok untuk kamu yang sedang menjalankan

program diet dan menurunkan berat badan

3. Menurunkan kadar kolesterol


4. Mengontrol kadar gula darah

5. Mengurangi resiko terserang penyakit jantung

f. Kandungan Selenium

Beras merah adalah sumber selenium yang baik yang membantu produksi

hormon tiroid, perlindungan antioksidan dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu,

selenium juga bisa bekerja sama dengan vitamin E untuk melindungi kamu dari

serangan sel kanker.

g. Kandungan Magnesium

Beras merah adalah sumber magnesium yang baik.Setengah cangkir beras

merah mengandung sekitar 11% jumlah magnesium yang dibutuhkan tubuh kamu

loh. Mengonsumsi makanan mengandung cukup magnesium bisa memberikan

dampak baik untuk kesehatan kamu seperti membantu proses pembekuan darah

dan perkembangan otot dan tulang.

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang harus dikontrol setiap saat

agar kondisi tidak semakin memburuk. Jika tidak, penyakit tersebut akan

mempengaruhi komplikasi pada organ dalam. Salah satu penyebabnya adalah diet

yang tinggi lemak.Misalnya banyak mengkonsumsi permen, gorengan atau

makanan dengan lemak yang banyak.Salah satu makanan yang dapat dikonsumsi

adalah beras merah.Beras merah mengandung antosianin yang merupakan sumber

warna ungu atau merah dan dipercaya memiliki banyak manfaat.Beras merah

memiliki banyak kandungan nutrisi dan gizi.Protein yang terkandung sangat

tinggi yang menyebabkan kandungan tiamin yang ada juga tinggi sehingga

membantu menjaga sistem syaraf dan jantung.Beras merah baik untuk penderita
diabetes karena mengandung serat yang tidak cepat diubah menjadi gula dan dapat

membantu membakar lemak dan meningkatkan metabolism.

2.4.12 Jenis Beras Yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Sedangkan untuk penderita diabetes, mereka sangat harus berhati-hati

ketika ingin mengkonsumsi nasi. Mereka harus bisa memilih nasi yang tidak akan

memicu kenaikan kadar gula darah normalnya. Untuk itu, jenis nasi paling

disarankan adalah nasi merah dari beras merah.

Kandungan karbohidrat untuk penderita diabetes dan juga gula yang ada

di dalam nasi mereka lebih sedikit dan juga indeks glikeminya juga sangat rendah.

Ini disebabkan karena nasi merah merupakan salah satu nasi yang akan

mengalami sedikit proses dibanding dengan nasi putih. Selain itu juga nasi merah

memiliki kandungan serat yang lebih banyak jika dibandingkan dengan nasi dari

beras putih.

Kandungan serat yang lebih banyak pada nasi merah akan mampu untuk

membantu tubuh dalam memperlambat pada proses pemecahan karbohidrat

terutama untuk tujuan pengobatan diabetes. Sehingga saat penderita diabetes

mengkonsumsi beras merah maka gula darahnya tidak akan langsung melonjak

tinggi. Oleh sebab itu beras merah akan menjadi pilihan terbaik dan yang paling

sehat bukan hanya untuk penderita diabetes, tapi juga untuk semua orang.

Jumlah kadar gula dalam nasi putih memang akan membahayakan sekali

untuk penderita diabetes sehingga Anda yang memiliki diabetes akan lebih baik

memilih nasi merah untuk konsumsi makanan sehari-hari. Jangan sampai nafsu

Anda membuat kadar gula darah menjadi tidak stabil bahkan sulit untuk
diturunkan. Untuk menurunkan kadar gula darah, Anda juga sebenarnya bisa

mengkonsumsi dan memanfaatkan beberapa tanaman herbal seperti manfaat kayu

manis untuk diabetes yang akan membantu membuat stabil gula darah.

2.4.13Perbedaan Nasi Putih Dan Nasi Merah

Adapun perbedaan yang paling terlihat adalah warnanya yaitu beras putih

berwarna putih dan beras merah berwarna merah.Kandungan karbohidrat beras

putih lebih tinggi dibandingkan beras merah.Harga beras putih lebih murah jika

dibandingkan dengan beras merah yang berharga lebih mahal.

Beras putih memiliki ukur simpan lebih lama, lebih cepat dicerna, dan

lebih cepat dimasak dibandingkan dengan beras merah. Beras putih tidak bisa

menurunkan kolesterol, sedangkan beras merah dapat menurunkan kolesterol.

2.4.14Cara Memasak Nasi Merah

1. Membilas beras merah dengan bersih lalu tiriskan dan pindahkan ke

mangkuk.

2. Siapkan panci dan beri air dengan takaran beras merah berbanding air yang

digunakan adalah 1:10 gelas 1 gelas air kira kira 237 ml.

3. Masukkan beras setelah air mendidih dan masak sekitar 30 menit tanpa

ditutup dan dengan menggunakan api kecil.

a. Beras merah akan menghasilkan busa pati sehingga buang busa tersebut

yang berada diatas permukaan nasi dengan menggunakan sendok.

b. Matikan api setelah 30 menit dan saring air beras.

c. Masak kembali dengan menggunakan panci yang telah disiapkan.

d. Jangan lupa untuk ditutup dan dimasak sekitar 10-15 menit.


e. Pindahkan ke tempat nasi setelah matang.

1. Agar tekstur tidak terlalu pera, memasak beras merah sebaiknya dengan cara

merebus beras merah terlebih dahulu di dalam air mendidih hingga air terserap

habis oleh beras. Setelah direbus, kemudian beras dikukus atau dimasak

dalam rice cooker hingga matang.

2. Memasak beras merah memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan

beras putih. Tambahkan jumlah air sedikit lebih banyak dibandingkan dengan

saat mengolah beras putih.Ini agar beras merah dapat matang dengan

sempurna.

3. Agar rasa nasi lebih pulen, campur beras merah dengan beras putih dengan

perbandingan 1:1. Dengan cara ini, tekstur nasi lebih pulen dan warnanya lebih

menarik.

4. Nasi beras merah juga lebih pulen jika saat memasak sesekali diaduk-aduk

hingga zat pati keluar dan membuat tekstur beras lebih pulen.

5. Agar aroma beras merah lebih harum dan lezat. Tambahkan 1 lembar daun

pandan dan daun salam saat mengukus, serta alas kukusan dengan daun pisang.

6. Sajikan beras merah saat masih hangat. Nasi beras merah yang dingin terasa

lebih keras dan sepa.

7. Sajikan beras merah dengan lauk pauk yang beragam agar lebih menggugah

selera dan tubuh mendapatkan asupan nutrisi seimbang.


2.15. Cara Memasak Beras Merah Untuk Penderita Diabetes

Untuk memasak nasi merah ini Anda bisa menggunakan panci terlebih

dahulu, baru nanti dipindahkan ke dandang untuk di kukus. Berikut rinciannya :

1. Cuci beras merah hingga benar-benar bersih. Sebaiknya menggunakan air yang

mengalir agar kotoran yang berada dalam beras bisa ikut terbuang bersama air.

2. Setelah dicuci bersih, rendam terlebih dahulu dengan air bersih selama 30

menit agar nantinya tekstur nasi tidak keras dan empuk serta berasa pulen.

3. Setelah itu masak dalam panci dengan memakai api yang kecil. Gunakan

perbandingan 1:3 yaitu 1 cangkir beras merah dan 3 cangkir air bersih.

Diamkan hingga airnya mendidih dan habis.

4. Setelah itu pindahkan nasi beras merah ke dalam dandang untuk dikukus.

Gunakan api kecil atau sedang.

5. Jika menginginkan harum mewangi maka Anda bisa menambahkan irisan

bawang merah dan bawang putih, 1 lembar daun salam dan 1 lembar daun

pandang. Bisa juga kukusan dilapisi dengan daun pisang yang masih segar.

6. Kukus beras merah hingga benar-benar matang dan sajikan dalam keadaan

masih hangat agar nikmat dan lezat.

Agar selera penderita diabetes tersebut bisa tergugah maka makanlah nasi

beras merah dengan lauk pauk yang juga berfungsi untuk menyembuhkan

penyakit diabetes seperti sayuran dan yang lainnya.Sebaiknya hindari lauk-pauk

atau ikan yang digoreng karena minyak sangat tidak baik bagi kesehatan, terutama

bagi penderita penyakit diabetes.


Selain tips cara memasak beras merah seperti yang disebutkan diatas,

Anda juga bisa berkreasi dengan membuah aneka olahan dari beras merah. Seperti

membuat omelet, takoyakin dan yang lainnya.

Cara memasak beras merah tidak harus melulu dijadikan nasi, Anda juga

membuat aneka olahan kue dan roti dari tepung beras merah.Semua kue dan roti

yang berbahan dasar tepung maka juga bisa dibuat menggunakan beras merah.

Dengan berkreasi seperti ini maka tentu penderita diabetes akan semakin tergugah

seleranya untuk mengkonsumsi beras merah supaya lebih nikmat.

Itulah cara memasak beras merah yang mudah dan simpel namun

mengandung sejuta manfaat bagi kesehatan tubuh. Para penderita diabetes sangat

dianjurkan untuk mengkonsumsi beras merah ini karena kandungan nutrisi dan

vitamin yang berada dalam beras merah sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Dan juga para pejuang diet yang ingin menurunkan berat badan dengan

maksimal juga bisa mengkonsumsi beras merah, sebagai pengganti dari beras

putih yang biasa dikonsumsi selama ini. Cara memasaknya pun sama saja seperti

diatas. Yang penting masakan beras merah ini bisa menggugah selera dan juga

menjadi konsumsi sehari-hari meskipun rasanya tidak selezat dan senikmat nasi

beras putih.

2.4.15Teori Tentang Nasi Merah

Beras adalah biji bijian(serealia) dari family rumput rumputan(gramine)

yang kaya akan karbohidrat sehingga menjadi makanan pokok manusia, pakan

ternak dan industri yang mempergunakan sebagai bahan baku. Beras merupakan

salah satu makanan pokok, beras bisa rusak selama penyimpanan disebabkan
beberapa hal, diantaranya adalah kerusakan mikrobiologis selama penyimpanan

disebabkan oleh kapang, selain itu yang paling banyak merusak beras adalah jenis

sitophilus sp. Oleh karena itu penyimpanan beras harus dilakukan dengan baik

untuk melindungi beras dari pengaruh cuaca dan hama, mencegah atau

menghambat perubahan mutu dan nilai gizi(Dianti,2010)

Beras merah umumnya dikonsumsi tanpa melalui proses penyosohan

melainkan hanya digiling menjadi beras pecah kulit sehingga kulit ari masih

melekat pada endosperma. Kulit ari yang masih melekat ini mengandung serat,

minyak alami, dan lemak esensial.Beberapa ahli penelitian menunjukkan bahwa

beras merah dapat menjadi sumber antioksidan yang baik bagi kesehatan yang

berasal dari pigmen antosianin. Komposisi gizi per 100 g beras merah terdiri atas

protein 7,5 g, lemak 0,9 g, karbohidrat 77,6 g, kalsium 16 mg, fosfor 163 mg, zat

besi 0,3 g, dan vitamin B1 0,21 mg. (Santika Rozakurniati,2010).

Kerangka konsep

Kelompok Nasi Putih

Pre Test Post Test

Kadar glukosa darah sebelum Kadar glukosa darah sesudah


intervensi intervensi

Konsumsi nasi putih


Kelompok Nasi Merah

Pre Test Post

Test

Kadar glukosa darah sebelum Kadar glukosa darah sesudah


intervensi intervensi

Konsumsi nasi merah

2.5 Hipotesis

Hipotesis ini merupakan suatu rumusan untuk membuat tujuan ramalan

tentang peristiwa yang terjadi bila suatu gejala muncul adapaun hipotesis

penelitian ini adalah:

H0: tidak terdapat perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok intervensi

dan kelompok eksperimen.

Ha: terdapat pengaruh kadar glukosa darah antara kelompok intervensi dan

kelompok eksperimen.
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan rencana untuk membuat pertanyaan

penelitian, termasuk spesifikasi dalam menambah integritas penelitian. Desain

penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan eksperimen semu/quasi

eksperimen yaitu rancangan percobaan tidak murni dengan penelitian uji klinis

tetapi melakukan perlakuan tehnik pendekatan dengan terapi herbal yaitu

perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi merah terhadap kadar glukosa darah pada

penderita DM tipe 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah komparatif(pre test

post test yang tidak equivalent), yaitu ada satu kelompok ceksperimen subjek di

mana satu mendapat perlakuan dan satu kelompok sebagai kelompok ceksperimen

serta dilakukan pre test post test untuk mengetahui hasil. Eksperimen itu sendiri

adalah observasi di bawah kondisi buatan (arfical condition),diman kondisi

tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti.

Menurut Solso & Maclin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu

peneliti yang didalamnya ditemukan minimal satu variable yang dimanipulasi

untuk mempelajari hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen

erat kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh,

hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenankan

perlakuan.

39
Menurut Sugiyono (2010), rancangan komparatif merupakan pengamatan

pada 1 kelompok sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan

sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen. Beberapa karakteristik penelitian

eksperimen secara umum, berlaku juga penelitian non equivalent control group

yaitu:Variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib kuat, naik

dengan menetapkan control, memanipulasi langsung maupun random.

Adanya kelompok eksperimen sebagai data dasar (base line ) untuk

dibandingkan dengan kelompok eksperimental.

Hal ini dapat digambarka sebagai berikut:

Perlakuan Post test

Kel.eksperimen 1 X 02

Kel.eksperimen 2 X 04

Keterangan:

O1: Tahap pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen sebelum

diberikan konsumsi nasi putih pada kelompok eksperimen

X:Tahap perlakuan, yaitu saat diman responden pada kelompok eksperimen

diberikan konsumsi nasi putih dan nasi merah.

O2:Tahap pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen setelah

diberikan konsumsi nasi putih pada kelompok eksperimen.

O3:Tahap pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen sebelum

diberikan konsumsi nasi merah pada kelompok eksperimen.


O4:Tahap pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen setelah

diberikan nasi putih dan nasi merah pada kelompok eksperimen.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan bulan Februari April 2018 dengan

mengambil tempat di Puskesmas Batunadua. Karena di Puskesmas Batunadua,

masyarakat belum banyak mengetahui tentang nasi putih dan nasi merah sebagai

obat penderita DM tipe 2.

Tabel 3 Rencana Kegiatan Dan Waktu Penelitian

Waktu
pelaksanaan
Kegiatan oktbr Des Jan Feb Mar mei Jun Jul
Perumusan masalah X
Penyusunan proposal X X X X
Seminar proposal X
Pelaksanaan XX
penelitian
Pengolaan data X
Seminar akhir X

3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Notoadmojo,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM

tipe 2 yang ada di Puskesmas Batunadua.Jumlah penderita DM tipe 2 yang berada

di Puskesmas Batunadua sebanyak 46 orang tahun 2017(Puskesmas,2017).


3.4 Sampel

Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi.Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Notoadmojo,2010).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu.Pembagian sampel berdasarkan tujuan yang tidak menyimpang dari

kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria yang menjadi

responden adalah:

a. Kriteria Inklusi

Yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian adalah:

1. Penderita diabetes mellitus tipe II berjumlah 46 orang.

2. Penderita diabetes mellitus yang berusia 34-80 tahun.

3. Penderita diabetes mellitus yang selama penelitian tidak boleh memakan yang

bisa menaikkan kadar glukosa darah.

4. Penderita diabetes mellitus yang sedang tidak mengkonsumsi obat diabetes

mellitus.

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan dan mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,2008).

Kriteria ekslusi dalam penelitian adalah:

a. Para penderita diabetes mellitus yang tidak ingin diteliti

b. Para penderita diabetes mellitus yang memiliki penyakit kronik seperti

jantung, obesitas,dll.
c. Para penderita diabetes mellitus yang dibawa keluarga dan tidak memiliki tali

pertalian darah.

3.5 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, etika merupakan salah satu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan.Hal ini disebabkan karena penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia.Dalam melakukan penelitian, peneliti

mengajukan permohon izin kepada ketua program studi ilmu keperawatan stikes

aufa royhan. Setelah surat izin diperoleh peneliti melakukan obsevasi kepada

responden dengan memperhatikan etika sebagai berikut:

1. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)

Informed consen merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian melalui lembar persetujuan.Sebelum memberikan lembar

persetujuan, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan peneliti serta

dampaknya bagi responden.Bagi responden yang bersedia diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan.Bagi responden yang tidak bersedia, peneliti

tidak memaksa dan harus menghormati hak hak responden.

2 Anonimity (Tanpa Nama)

Peneliti memberikan jaminan terhadap identitas atau nama responden

dengan tidak menentukan nama responden pada lembar pengumpulan data. Akan

tetapi peneliti hanya menuliskan kode atau inisial pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian.

3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah diperoleh dijamin kerahasiannya oleh

peneliti, dimana hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada hasil

penelitian.

3.6 Alat Pengumpulan Data

Instrument atau alat pengumpulan data yang digunakan untuk menunjang

penelitian adalah:

Alat dan bahan yang digunakan berupa nasi putih dan nasi merah, darah kapiler

jari tangan III dan IV, glukometer On Call Plus, strip On Call Plus untuk

menampung darah kapiler, lanset dengan lancing device, kapas alcohol 70%.

3.7 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagi

berikut:

a. Tahap Persiapan

1. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada puskesmas

batunadua

b. Tahap Pelaksanaan

1. Peneliti menetapkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian,

2. Melakukan wawancara pada responden tentang ketersediannya menjadi

responden.

3. Menjelaskan pada responden tentang tujuan, manfaat, akibat menjadi

responden baik kelompok eksperimen.


4. Calon responden yang setuju diminta tanda tangan pada lembar surat

pernyataan kesanggupan menjadi responden.

5. Mengukur kadar glukosa darah responden kelompok eksperimen sebelum

pemberian perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi merah pada kelompok

eksperimen dihari yang sama.

6. Membuat pemberian konsumsi nasi putih dan nasi merah sesuai prosedur

pelaksanaan dan diberikan pada setiap mau makan pagi yaitu pukul 08.00

09.00 pagi, diberikan hanya kelompok eksperimen.

7. Nasi putih dan nasi merah terlebih dahulu dimasak, kemudian dikonsumsi

setelah dimasak.

8. Nasi putih dan nasi merah dikonsumsi apabila mau makan pagi apabila ada

yang menderita penyakit lain tidak berpengaruh pada penyakitnya.

9. Nasi putih dan merah diberikan kepada responden sebanyak ½ porsi saja.

10. Setelah 7 hari pemberian perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi merah

pada kelompok eksperimen peneliti kembali melakukan pengukuran kadar

glukosa darah 4 jam setelah responden konsumsi nasi putih dan nasi merah

tersebut dihari ke 7.

11. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada kelompok eksperimen.

12. Kemudian dilihat apakah ada perbedaan kadar glukosa darah sebelum dan

sesudah diberikan konsumsi nasi putih dan nasi merah.

13. Bandingkan hasilnya pada kelompok eksperimen apakah ada perbedaan

diberikan atau tidak diberikan nasi putih dan nasi merah.

14. Melakukan rekapitulasi responden.


3.8 Defesiensi Operasional

Defesiensi operasional adalah defesiensi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam,2011).

Table 4 Defenisi Operasional

Variable Defenisi Skal Alat ukur Hasil ukur


operasional
Independen Mengkonsumsi Nominal - -
Konsumsi nasi putih dan
nasi putih nasi merah
dan konsumsi terhadap kadar
nasi merah glukosa darah
pada penderita
DM tipe 2
Dependen Kekuatan darah Interval Glumometer -Sangat
Kadar yang on call plus rendah
glukosa bersirkulasi untuk 2,0mg/ml-
darah pada pada dinding menampung 35mg/ml
penderita DM pembuluh darah darah kapiler Rendah
tipe 2 yang 3,0mg/ml-
merupakan hasil 55mg/ml
dari kontraksi, Agak rendah
relaksasi 4,0mg/ml-
jantung. 75mg/ml
Normal
4,4mg/ml-
80mg/ml
Normal
5,5mg/ml-
100mgml

3.9 Rencana Analisa


Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagi berikut:

a. Editing

Meneliti kembali data yang terkumpul untuk mengetahui apakah sesuai

seperti yang diharapakan atau belum.

b. Coding

Coding adalah usaha mengklasifikasikan jawaban jawaban / hasil hasil

yang ada menurut macamnya.Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai

masing masing jawaban dengan kode berupa angka kemudian dimasukkan dalam

lembaran tabel kerja guna mempernudah membacanya.Hal ini penting untuk

dilakukan karena alat yang digunakan untuk analisa data dalam computer yang

memerlukan suatu kode tertentu.

c. Tabulating

Kegiatan memasukkan data data hasil penelitian kedalam tabel tabel sesuai

kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan yang diobservasi.

3.10 Uji Statistic

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakterisktik setiap variable penelitian (Notoatmojdo,2010). Analisa univariat

digunakan untuk menjabarkan secata deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan

proporsi masing masing variable yang diteliti, baik variabel bebas maupun

variable terikat. Analisa univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi


karakteristik demografi penderita kadar glukosa darah, DM tipe 2 sebelum

diberikan konsumsi nasi putih dan nasi merah pada kelompokeksperimen

dankadar glukosa kelompok eksperimen setelah diberikan konsumsi nasi putih

dan nasi merah pada kelompok eksperimen.

2. Analisa Bivariate

Analisa bivariate dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berbeda

dan akan dibandingkan. Sebelum melakukan analisa bivariate, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas data.Dalam analisis ini dilakukan uji statistic yang

digunakan untuk membandingkan yang mengkonsumsi nasi putih dan nasi merah

apabila tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji T tidak berpasangan. Uji

statistic yang digunakan untuk membandingkan konsumsi nasi putih dan nasi

merah apabila data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji man whitney.
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Distribusi Karakteristik Kelompok Mengkonsumsi Nasi putih Dan Nasi

merah

NO Usia N %
1 36-45, 23 95,8
46-55 23 95,8
56-65 23 95,8
65-70 23 95,8
75-80 23 95,8
Total 23 100
2 Jenis kelamin
Laki laki 23 45,8
Perempuan 23 50
Total 23 100
3 Pekerjaan
Ibu rumah tangga 23 29,2
Petani 23 41,7
Pedagang 23 25,0
Total 23 100

Berdasarkan tabel 4.1.1 diatas bahwa karakteristik kelompok

mengkonsumsi nasi putih dan nasi merah berdasarkan kelompok usia dari 23

responden didapatkan nilai (95,8%) dan berdasarkan jenis kelamin dari 23

responden yang berjenis kelamin laki laki dengan nilai (45,8%) dan berjenis

kelamin perempuan dengan nilai (50%), berdasarkan pekerjaan dari 23 responden

dibu rumah tangga dengan nilai (29,2%), petani (41,7%), pedagang (25%).
4.1.2 Tabel Nilai Kadar Glukosa Darah

No Nilai kgd konsumsi nasi Nilai kgd konsumsi nasi 49


putih merah
1 160 140
2 200 160
3 173 100
4 190 112
5 160 140
6 173 100
7 161 116
8 180 108
9 180 112
10 200 160
11 194 107
12 139 100
13 146 105
14 170 109
15 165 100
16 160 105
17 141 108
18 123 110
19 200 160
20 160 150
21 180 110
22 178 100
23 195 108

Berdasarkan tabel 4.1.2 diatas menunjukkan bahwa nilai kadar glukosa

darah yang mengkonsumsi nasi putih dan yang konsumsi nasi merah pada

penderita diabetes mellitus tipe II .

4.1 Analisa Bivariat

Analisa bivariate akan menguraikan ada tidaknya perbedaan rata rata nilai

glukosa darah sebelum da sesudah diberikan konsumsi nasi putih dan konsumsi
nasi merah pada kelompok eksperimen. Analisa bivariate dilakukan untuk

memberikan hipotesis yang dirumuskan. Uji bivariate yang digunakan adalah uji

T independent dan uji mann whitney , jika tidak berdistribusi normal maka

dilakukan uji man whitney. Sebelum dilakukan analisa bivariate terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas data dengan uji T independent .Pada nilai glukosa darah

sebelum dan sesudah diberikan konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah

bertujuan untuk mengetahui hasil penelitian normal atau tidak normal.Apabila

nilai p >0,05, maka data tersebut normal.

4.3 Uji Normalitas Data

Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Kadar Glukosa Darah Sebelum
Dan Sesudah Intervensi Pada Kelompok Eksperimen
Kelompok N Sig
Pre eksperimen 23 .000
Post eksperimen 23 .000

Hasil analisa data dengan uji independent T test terhadap kadar glukosa

darah pada kelompok eksperimen setelah intervensi diperoleh nilai p = 0.000

(p<0.05) dan kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen diperoleh 0.000

(p<0.05), berarti rata rata kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen juga

berdistribusi normal.

Tabel 12 Hasil Uji Mann Whitney

Test Statisticsa

perbandingan
nasimerahdan
nasiputih

Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 276.000
Z -5.826
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Derdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji mann

whitney didapatkan hasil 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

Ha ditolak artinya ada perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi merah terhadap

kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II pada kelompok

eksperimen setelah dilakukan intervensi. Maka dapat diambil bahwa kesimpulan

bahwa ada perbedaan signifikan antara perbedaan konsusmi nasi putih dan

konsumsi nasi merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes

mellitus tipe II di wilayah kelurahan batunadua jae pada tahun 2018.


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Analisa Univariat

Pada penelitian ini, peneliti ingin menegetahui apakah ada perbedaan

konsumsi nasi putih dan nasi merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita

diabetes mellitus tipe II di kelurahan batunadua tahun 2018. Adapun yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 orang. Berdasarkan hasil

penelitian yang dideskripsikan mengenai perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi

merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di

kelurahan batunadua tahun 2018.

5.1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden diuraikan sebagai

berikut, mayoritas responden berumur 36-45 tahun sebanyak 10 orang (41,7%),

mayoritas berumur 65-sampai atas sebanyak 13 orang (54,2%).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan usia seseorang memberikan

pengaruh terhadap kadar glukosa darah, sehingga dalam penelitian ini usia

responden merupakan karakteristik yang dapat mempengaruhi kadar glukosa

darah pada penderita diabetes mellitus tipe II, dari seluruh pasien dengan diabetes

dan banyak dialami oleh orang dewasa tua lebih dari 40 tahun serta lebih sering
terjadi pada individu obesitas. Secara umum kasus DM tipe II diawali dengan

terjadinya resistensi insulin, resistensi insulin awalnya belum menyebabkan DM

secara klinis. Sel beta pankreas masih dapat melakukan kompensasi bahkan

sampai overkompensasi, insulin disekresi secara berlebih sehingga terjadi kondisi

hiperinsulinemia dengan tujuan normalisasi kadar glukosa darah. Kelelahan sel

beta pankreas (exhaustion) yang disebut dekompensasi, mengakibatkan produksi

insulin yang menurun secara absolut, kondisi resistensi insulin diperberat oleh

produksi insulin yang menurun akibatnya kadar glukosa darah semakin meningkat

sehingga memenuhi kriteria diagnosis DM. (Waspadji,2007).

Dari hasil penelitian responden yang berjenis kelamin laki laki sebanyak

11 orang (45,8%) dan minoritas perempuan 12 orang (50,0%).Menurut hasil

penelitian Waspadji (2009), penyebab penyakit diabetes mellitus ini sebagian

besar dapat dijumpai pada perempuan dibandingkan laki laki. Hal ini disebabkan

karena pada perempuan memiliki LDL atau kolesterol jahat tingkat trigliserida

yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki laki, perbedaan dalam melakukan

semua aktivitas dan gaya hidup sehari hari sangat mempengaruhi kejadian suatu

penyakit yang merupakan salah satu factor resiko terjadinya penyakit diabetes

mellitus. Jumlah lemak pada laki laki dewasa rata rata berkisar antara 15-20% dari

berat badan total, dan pada perempuan sekitar 20-25%. Jadi peningkatan kadar

lipid (lemak darah) pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki laki,

sehingga factor resiko terjadinya diabetes mellitus pada perempuan 3-7 kali lebih

tinggi dibandingkan pada laki laki yaitu 2-3 kali. (Haryati dan Geria,2014).
Diabetes mellitus dan perawatan dalam waktu lama baik untuk mencegah

komplikasi maupun perawatan sakit. Diabetes mellitus terdiri dari dua tipe yaitu

tipe pertama diabetes mellitus yang disebabkan keturunan dan tipe kedua

disebabkangaya hidup. Secara umum, hampir 80% prevalensi diabetes mellitus

adalah DM tipe II. Gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan semakin banyak

orang yang menderita diabetes tipe II ini, di usia yang masih muda. Pertama kali

yang harus dilakukan untuk mencegahnya adalah, menjaga makanan yang

dikonsumsi dan menjaga keshatan fisik tubuh. Menurut pakar Sidartiawan

Soegondo jumlah penderita diabetes mellitus yang cukup tinggi ini dipicu oleh

gaya hidup yang tidak sehat akni gerak fisik yang dilakukan. Gaya hidup seperti

ini mudah menimbulkan kegemukan, dengan berat badan berlebih, kurangnya

berolah raga seperti bersepeda, jalan kaki dan joging dapat menurunkan resiko

diabetes mellitus (Fitri Ana, 2009).

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan

tingginya kadar glukosa darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari kekurangan

sekresi insulin, gangguan aktivitas insulin atau keduanya American Diabetes

Assosiation (ADA),(2004) dalam Smeltzer,dt al.2008). DM terjadi bila insulin

yang dihasilkan tidak cukup untuk mempertahankan gula darah dalam batas

normal atau jika sel tubuh tidak mampu berespon dengan tepat sehingga akan

muncul keluhan khas DM berupa polyuria, polidipsi, polifagia, penurunan berat

badan, kelemahan, kesemutan, pandangan kabur dan disfungsi ereksi pada laki

laki dan pruritus pada wanita (Soegondo,et al.2009).


Beras putih adalah beras berwarna agak transparan karena hanya memiliki

sedikit aleuron.Pada tahap pemroresan beras putih, bagian terluar yaitu sekam dan

kulit ari yaitu aleuron dibuang sehingga beras putih hanya memiliki sedikit

aleuron. Karena kulit ari dari beras putih telah hilang selama proses penggilingan

akan menyebabkan kandungan gizi pada beras putih banyak yang hilang.

Sementara beras merah adalah salah satu jenis beras yang tidak digiling dan

termasuk padi padian alamiah.Pada tahap pemrosesan beras merah, hanya bagian

terluar yaitu sekam yang dibuang sehingga beras merah masih mengandung kulit

ari yaitu aleuron.Beras merah mampu meningkatkan metabolism glukosa dalam

darah dengan meningkatkan sekresi dari hormone insulin. Mahnesium mampu

bertindak sebagai factor untuk meningkatkan enzim yang membantu proses

sekresi insulin. Beras merah juga mampu memperlambat absorbs gula ke dalam

darah dan meningkatkan sensitivitas dari hormon insulin.

Serat juga di dalam usus akan menghambat aktivitas dari enzim alfa

amylase yang berfungsi untuk mencerna pati sehingga kadar gula yang diabsorbsi

jumlahnya lebih sedikit. Kandungan Gamma Amino Butiric Acid (GABA) yang

lebih tinggi di dalam beras merah dibandingkan dengan beras putih maupun

menstimulasi sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin berlebih.Serat sangat

dibutuhkan oleh kesehatan kita, terutama untuk mengurangi kolesterol, menjaga

tingkat gula darah, mencegah kanker, dan mencegah sembelit Yusof (2005).

Beras putih memiliki ukur simpan lebih lama, lebih cepat dicerna, dan

lebih cepat dimasak dibandingkan dengan beras merah.Beras putih tidak bisa

menurunkan kolesterol. Adapun kandungan gizi yang terdapat didalam berasa


putih antara lain 357 kkal energi, 8,4 gram protein, 21,7 gram lemak, 77,1 gram

karbohidrat dan 0,2 gram serat. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-

5% kulit ari, 12-14% bekatul, 65-67% endospen dan 2-3% lembaga. Proses beras

merah dalam tubuh yaitu untuk melancarkan pencernaan dan menghindarkan

tubuh dari beragam penyakit, seperti diabetes dan gagal jantung, dapat juga

menurunkan berat badan. Keunggulan dari beras merah adalah adanya komponen

komponen anti oksidan yang dapat berperan dalam menagkal radikal bebas dalam

tubuh ( Sompong et al, 2011).

Dari 23 responden mayoritas yang mengkonsusi nasi putih dan

mengkonsumsi nasi merah. Berdasarkan hasil uji statistic antara kebiasaan

konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah didapat ada hubungan yang

bermakna antara kebiasaan konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah dengan

kadar glukosa darah(p=0,000) sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Retniwati(2010). Didapatkan hasil ada hubungan antara kebiasaan konsumsi nasi

putih dan nasi merah hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi nasi

putih dan nasi merah dengan kejadian kadar glukosa darah.

5.2 Analisa Bivariate

5.2.1 Perbandingan Konsumsi Nasi Putih Dan Nasi Merah Terhadap Kadar

Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden kelompok eksperimen

sebelum diberikan konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah yakni rata rata

kadar glukosa darahnya 170,78 (SD 21,065) dan sesudah diberikan konsumsi nasi

putih dan konsumsi nasi merah yakni rata rata kadar glukosa darahnya 138,5 (SD
22,962). Hasil uji statistic menggunakan uji T berpasangan didapatkan pvalue

sebesar 0,000.Hal ini menunjukkan bahwa ada perbandingan yang bermakna

antara konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah sebelum dan sesudah

diberikan konsumsi nasi putih dan konsumsi nasi merah. Hasil ini didukung oleh

hasil penelitian dari Harmanto(2011), mengenai manfaat nasi putih dan nasi

merah sebagai obat herbal untuk menurunkan kadar glukosa darah yang tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden kelompok pre dan post

pada kelompok eksperimen yakni rata rata mean 118,26 (SD 21,263), dan nilai

rata rata mean pada kelompok pre dan post yakni nilai rata rata mean 86,48 (SD

5,923). Hasil uji statistic menggunakan uji T berpasangan didaptkan p value

sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa ada perbandingan antara konsumsi nasi

putih dan nasi merah pada kelompok eksperimen.

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden pada kelompok pre dan

post pada kelompok eksperimen yakni rata rata mean 138,35 (SD 22,962).

Sedangkan rata rata kadar glukosa darahnya 86,48 (SD 5,923). Hasil uji statistic

menggunakan uji T Independent didapatkan hasil pvalue sebesar 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat perbandingan yang bermakna antara kadar glukosa

darah pada kelompok eksperimen.

KGD atau kadar glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah

yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di

hati dan otot rangka (Joyce,2007). Glukosa merupakan sumber utama bagi sel

manusia. Glukosa dibentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan


dan disimpan sebagai glikogen dihati dan otot (Lestari,2013). Gula darah terdiri

dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang

paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat pada diet buah yang banyak,

dan glukosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasa. Sebagian besar

karbohidrat yang dapat dicerna didalam makanan akan membentuk glukosa yang

kemudian akan dialirkan kedalam darah, dan gula ini akan dirubah menjadi

glukosa dihati (Kasengke,2015).

Beras merupakan makanan sumber energi yang memiliki kandungan

karbohidrat tinggi namun proteinnya rendah. Kandungan gizi beras per 100 gram

bahan adalah 360 kkal energi, 6,6 gram protein, 0,5 gram lemak dan 79,34 gr

karbohidrat.

Beras putih merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat

Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi nasi putih

berkaitan dengan peningkatan resiko diabetes tipe II (Larasati,2013).

Beras putih adalah sebutan untuk beras yang ketika kulit luarnya dikupas,

akan meninggalkan butiran beras yang berwarna putih. Beras putih umumnya

digiling dan diproses, menghilangkan seluruh lapisannya (sekan dan bekatul),

sehingga menampilkan warna yang putih jernih atau mengkilap.

Beras merah kaya akan pigmen antosianin, fitokimia, protein dan vitamin

(Pengkumsri et al., 2015). Beras merah dikategorikan sebagai beras pecah kulit

karena gabah dari tanaman padi hanya diberikan perlakuan pengupasan pada

bagian kulit luar (hull), namun tidak dilakukan penyosohan dan penggilingan
lebih lanjut. Tidak dilakukannya pengolahan lebih lanjut ini meyebabkan beras

merah masih memiliki lapisan bran yang berwarna kemerahan ( Santika dan

Rozakumiati,2010).

Keunggulan beras merah dibandingkan beras putih terdapat pada

komposisi nutrisinya. Beberapa komponen nutrient seperti serat kasar, asam

lemak esensial, vitamin B komplek serta mineral banyak terdapat pada bagian

kulit ari (Santika dan Rozakumiati,2010). Serat kasar berguna bagi kesehatan

pencernaan membantu menurunkan konsentrasi LDL dalam darah serta

mengurangi resiko penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, jantung koroner dan

diverticulitis 9Fahey,2005). Vitamin B kompleks berperan dalam mencegah

terjadinya beri beri, nuropati perifer, keluhan mudah capek, anoreksia, anemia,

cheilosi, glossitis, seborrhea, pellagra, edema hingga degenerasi sistem

kardiovaskuler, nurologis serta muskuler (Murray et al.,2012).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Larasati,(2013). Konsumsi nasi putih dan nasi merah dilakukan pada setiap hari

terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus.

Penurunan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus berlangsung

setiap hari. Efek langsung turun dapat dilihat dengan cek ulang selama 1 jam

setelah mengkonsumsi nasi merah.

Hasil penelitian ini didikung oleh teori Santika dan Rozakumiati,(2010),

tentang nasi putih dan nasi merah dan manfaatnya. Pemberian 1 cangkir beras

merah dan 3 cangkir air bersih atau setara dengan 1:3 diamkan hingga airnya
mendidih dan habis, setelah itu pindahkan nasi merah kedalam dandang untuk

dikukus gunakan api sedang atau pun kecil. Siapkan panci dan beri air dengan

takaran beras merah berbanding air yang digunakan adalah 1:10 gelas 1 gelas air

kira kira 237 ml, kemudian masukkan beras setelah air mendidih dan masak

sekitar 30 menit tanpa ditutup dan dengan menggunakan api kecil.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti

terdahulu oleh Sudewa (2010) dengan hasil 0,000 yang menunjukkan bahwa

adanya perbandingan nasi putih dan nasi merah terhadap kadar glukosa darah

pada penderita diabetes mellitus tipe II.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini ada keterbatasan yang dialami peneliti yaitu kesulitan

dalam mencocokkan waktu intevensi dengan kegiatan sehari hari responden.


BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi

merah terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di

wilayah kerja puskesmas batunadua kota padangsidimpuan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

6.1.1 Hasil penelitian karakteristik responden, berdasarkan usia yang diambil

pada penelitian ini mayoritas usia 45 tahun 5 responden (8,3%), responden

berjenis kelamin perempuan dan laki laki memiliki jumlah frekuensi yang

sama yaitu 12 responden (50%), dan tingkat pekerjaan mayoritas ibu

rumah tangga berjumlah 10 responden (41%).

6.1.2 Hasil analisis data pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

intervensi menggunakan uji statistic paired t-test diperoleh nilai p Value

=0,000 (<0,05). Ada perbedaan yang signifikan dari kadar glukosa darah

pada penderita diabetes mellitus pada kelompok eksperimen.

6.1.3 Hasil analisis data menggunakan uji T independent setelah intervensi pada

kelompok eksperimen diperolah nilai p Value =0,000 (>0,05), artinya ada

perbedaan rata rata kadar glukosa darah pada kelompok eksperimen

setelah diberikan konsumsi nasi putih dan nasi merah pada kelompok

eksperimen.
6.2 Saran

Dari hasil peneitian terhadap perbandingan nasi putih dan nasi merah

terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe II diwilayah

kelurahan batunadua jae kota padangsidimpuan.

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat memberikan asuhan

keperawatan pada klien kadar glukosa darah darah pada penderita diabetes

mellitus tipe II dengan memberikan konsumsi nasi putih dan nasi merah.

b. Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan bagi institusi pendidikan sebagai wadah untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat terus mengembangkan penelitian

tentang perbedaan konsumsi nasi putih dan nasi merah terhadap kadar glukosa

darah pada penderita diabetes mellitus tipe II.

c. Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II

Diharapkan penderita diabetes mellitus tipe II dapat memanfaat konsumsi

nasi putih dan nasi merah sebagai alternative untuk pengontrolan kadar glukosa

darah pada penderita diabtes mellitus tipe II.


DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (2004).Diagnosis and classification of diabetes


mellitus.Diabetes care.27 (1), S5-
S10.http://www.care.diabetesjournal, diperoleh 18 Februari 2011
Black,J.M&Hawks,J.H (2005).Medical Surgical Nursing.(7thed).St
louis:ElsevierSaunder.
BMJ Journal. (2012, March 15). Retrieved January 8, 2013, from
http://www.bmj.com/content/344/bmj.e1454.Today 1 Found Out.(2011).Retrieved
Jan 15, 2013, from http://www.todayifounndout.com/index.php/2011/07/why-
carbonate-beverages-are-called-soft-drinks/.
Christian Yonathan1,& Adrian Auhendra 2. (2012).
Perbandinganpengaruhnasiputihdannasimerahterhadapkadarglukosadarah.
Fakultaskedokteran.Universitas Kristen Maranathan. Jl.Prof.Drg.Suria.Sumantri
MPH No 65 Bandung 40164 Indonesia.Diakses 15 Maret 2012.Dari
http://bmj.com. Kata kunci: nasiputih, nasimerah, kadarglukosadarah.
Cebters for Disease Control and Prevention.(2005).National diabetes fact
sheet:General information and national estimates on diabetes in the
United states,2005.
Darmono.(2007).Mengenal Diabetes Mellitus.2012.Yogyakarta:Nuha Medika.
Depkes RI (2009).ProfilKesehatan Indonesia .Jakarta:Depkes RI.
DinasKesehatanProvinsi Sumatera Utara, (2014). ProfilKesehatan Sumatera
Utara. https://www.goole
.com/search?q=profil+kesehatan+daerah&ie=utf-8&oe=utf-8.Diakses
25 November 2016.
Darmono,2007. ).Mengenal Diabetes Mellitus.2012.Yogyakarta:NuhaMedika.
DepertemenKesehatanRepublik Indonesia RisetKesehatanDasar (Riskesdas)
Nasional (2013). DepertemenKesehatanRepublik Indonesia:
Jakarta;2013.
Fitria ana,2009.PencegahanPreventif Dan Penanganan. Yogyakarta: Venus.
Hemanto.(2011).Hasil Penelitian.2010.Fakultas Keperawatan.Jakarta.
Haryantidan Geria,2014. HasilPenelitianTentang Diabetes Mellitus.2009.Fakultas
Keperawatan Surabaya.
Ignativius, D & Workman (2006).Medical Surgical Nursing:Critical thinking for
collaborative care.5thed.St Louis, Missouri:Elsevier Inc.
IDF Diabetes Atlas, 2013.Available from www.diabetesatlas.org, DiaksesPada 19
November 2016.
Kasengke,(2015).Pengertian Kadar GlukosaDarah.Jakarta:FKUI.
Larasati.(2013). Susilowati.(2010). PengertianNasiPutih.Jakarta
:FakultasKeperawatan Sumatera Utara.
Lutfi Rensiasi1.&Sri Iwaningsih2. (2009).
Pengaruhkonsumsinasiputihdannasimerahterhadapprofilkadarguladara
hpadapasien diabetes tipe 2 .Volume 1. DiaksesJanuari-Juni 2016.
Dari email Lutfiren@gmail.com . katakunci:Diabetes control
glikemik, profilglikemik, nasimerah, nasiputih.
Laila Nurayati1 &Marrayana Adrian2.Hubungan
aktifitasfisikdengankadarglukosadarahpuasapadapenderita diabetes
mellitus tipe 2. JurnalMedikaRespati 2015 Vol 10: hal 1-14 Available
journal.respati.ac.id/index.php/medika/artide/download/162/147.Diak
ses pada 7 April 2017.
Murray et al,2012.KomponenBerasMerah.Jakarta:BalaiPenerbit FKUI.
Nably,(2009). Sumadji, D.W., (2006).Hipoglikemia iatrogenic, dalamsudoyo,
A.W., Setyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., danSetiati, S., Buku
ajar ilmupenyakitdalam. (4thed ).Jakarta :
PusatPenerbitdepertemenpenyakitdalam FK-UI.
Puskesmas Batunadua.2017.Laporan penderitakadarglukosadarahpadapenderita
diabetes mellitus tipe 2 di pelayanankeshatanPuskesmasBatunaduaBulanJanuari-
Desember 2017.Batunadua:PuskesmasBatunadua.
Paramitha GM. Hubunganaktifitasfisikdengankadarguladarahpadapasien diabetes
mellitus tipe 2.2014 Availeble from http://eprints.ac.id/29212/9/askah-
publikasi.pdf.Diakses pada 28 September 2016.
Pengkumsriet al,2015.ProsesBerasMerah.Jakarta:FKUI.
Riskesdas.2013.Penyakit yang banyakmenjangkitpenduduk di dunia.Jakarta
:Riskesdas.
Rumayulis,R (2013).prevalensinilaiguladarah normal
dantidaknormal.Jakarta:PenebarSwadayaGrup.
Sudoyo,2006;waspadji & soegondo,2007.pengertian diabetes tipe II danterjadinya
obesitas.2005.NIDDM(non-insulin dependent diabetes.
Sudoyo, A.W., Aetiyohadi,B., Alwi, I., &Setiati,S (2006). Buku Ajar
IlmuPenyakitDalam. (edisi 3). Jakarta:
PusatPenerbitDepertemenPenyakitDalam FKUI.
Soegondo, S., Soewondo, p., Subekti, I. (2009).Penatalaksanaan diabetes mellitus
terpadu.Jakarta:BalaiPenerbit FKUI.
Smeltzer,S.C.,Bare,B.G., Hinkle,JL.Cheever,K.H.(2008). Brunner &Suddart”s:
Textbook of medical-surgical nursing. 11th ed. Philadelphia:
Lppincott Williams &Wilkins.
Sugiyono.(2010). Metodologipenelitiankesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
SantikadanRozakumiati.(2010).
PengertianNasiMerah.Sumberwww.kompasiana.com
Diperolehtahun 2016.
Somponget al,2011.keunggulanberasmerah.jakarta:nuhamedika.
TrisnawatidanSetyorogo.(2013). FaktorResikoKejadian Diabetes Mellitus Tipe
2.Tahun 2012.2013 5(1) Available from http://fmipa.umri.ac.id/wp-
content/uploads/2016/06/yuni-indri-faktor-resiko-dmpdf.Diaksespada
10 April 2017.
Wicaksono, (2013).TerapiFarmakologisTerpadu.Jakarta :BalaiPenerbit FKUI.
World Health Organization.Global Status Report on Noncommunicable Diseases
2010.2011.Available from www.who.org, Diaksespada 28 September 2016.
Yomky.(2005). Komplikasiakut diabetes, dalamcyer, Black & Hawks.Jakarta :
FKUI.
Yusof,2006.kandunganberasmerah.jakarta:Rinekacipta.

PENJELASAN PENELITIAN KEPADA RESPONDEN

Padangsidimpuan, Februari 2018

KepadaYth.

Di
SayaSitiRahmariaHarahap,Mahasiswa program
studiilmukeperawatanpeminatankeperawatan medical bedah (kmb),
akanmengadakanpenelitianmengenai
“perbedaankonsumsinasiputihdannasimerahterhadapkadarglukosadarahpadapende
rita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmasbatunaduakotapadangsidimpuantahun
2018”.
Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuiperbedaankonsumsinasiputihdannasim
erahterhadapkadarglukosadarahpadaklienpenderita diabetes mellitus tipe 2 di
puskesmasbatunaduakotapadangsidimpuan.
Penelitianinitidakmenimbulkankerugianbagiabapakatauibusebagairesponden,
kerahasiaansemuainformasi yang
diberikanakandijagadanhanyadigunakanuntukkepentinganpeneliti.
Apabilamenyetujuinya,
makasayamohonkesediannyauntukmenandatanganilembarpersetujuanini.
Atasperhatiandanketersediaanbapakatauibusayaucapkanterimakasih.

Peneliti

SitiRahmariaHarahap

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPATI SEBAGAI


RESPONDEN PENELITI
Saya yang bertandatangandibawahini:
Nama
Umur
Telpon
Setelahmendapatpenjelasandaripeneliti,
denganinisayamenyatakanbersediaberpartisipasimenjadirespondendalampeneliti
yang berjudul
“perbedaankonsumsinasiputihdannasimerahterhadapkadarglukosadarahpadapende
rita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmasbatunaduakotapadangsidimpuantahun
2018:.
Adapunbentukketersediaansayainiadalah:
1. Mengkonsumsinasiputihdannasimerah yang
telahdiberikanolehpenelitisesuaidengantatacaranya.
2. Pengecekankadarglukosadarahsampaipenelitianselesai.
Demikiansuratpernyataaninisayabuat,
untukdapatdipergunakansebagaimanmestinya.

Padangsidimpuan, Februari 2018

Mengetahuipeneliti
Respondenpenelitian

SitiRahmariaHarahap Nama&TandaTangan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SETELAH

MENDAPATKAN PENJELASAN (INFORMED CONSENT)


Setelahmendapatkanpenjelasanmengenaimaksuddantujuandilakukannyapenel

itianini, makasayabersediamenjadirespondenpadakegiatanpenelitian yang

akandilakukanolehsaudariSitiRahmariaHarahap, mahasiswa program

StudiIlmuKeperawatanPerminatanKeperawatanMedikalBedah (KMB).

Demikianpersetujuaninisayatandatanganidengansukarelatanpapaksaandarisiapapu

n.

Padangsidimpuan, Februari 2018

Responden

(………………………)

Nama&TandaTangan

LembarObservasikonsumsinasiputih

No. Nama Umur Jenis Nilaikadarglukosadarah


Kelamin
1 34 Lakilaki 160
2 38 Perempuan 200
3 40 Lakilaki 173
4 45 Perempuan 190
5 49 Perempuan 160
6 50 Perempuan 173
7 55 Perempuan 161
8 58 Perempuan 180
9 59 Perempuan 180
10 60 Perempuan 200
11 65 Perempuan 194
12 66 Perempuan 139
13 68 Perempuan 146
14 69 Perempuan 170
15 70 Lakilaki 165
16 73 Lakilaki 160
17 75 Lakilaki 141
18 78 Lakilaki 123
19 79 Lakilaki 200
20 80 Lakilaki 160
21 45 Lakilaki 180
22 34 Lakilaki 178
23 38 Lakilaki 195

LembarObservasikonsumsinasimerah
No. Nama Umur Jenis Nilaikadarglukosadarah
Kelamin
1 55 Lakilaki 140
2 65 Lakilaki 160
3 75 Lakilaki 100
4 80 Perempuan 112
5 80 Perempuan 140
6 34 Perempuan 100
7 38 Lakilaki 116
8 70 Lakilaki 108
9 75 Perempuan 112
10 65 Lakilaki 160
11 60 Perempuan 107
12 70 Perempuan 100
13 80 Perempuan 105
14 55 Lakilaki 109
15 78 Perempuan 100
16 34 Lakilaki 105
17 72 Permpuan 108
18 79 Perempuan 110
19 80 Lakilaki 160
20 54 Perempuan 150
21 45 Lakilaki 110
22 34 Perempuan 100
23 48 Lakilaki 108

HASIL UJI SPSS

Hasilujifrequensi
Statistics

usiakelnasiputih usiakelnasimera
h

Valid 23 23
N
Missing 1 1

usiakelnasiputih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

55 4 16.7 17.4 17.4

60 6 25.0 26.1 43.5

70 3 12.5 13.0 56.5


Valid
75 9 37.5 39.1 95.7

80 1 4.2 4.3 100.0

Total 23 95.8 100.0


Missing System 1 4.2
Total 24 100.0

usiakelnasimerah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
35 4 16.7 17.4 17.4

40 5 20.8 21.7 39.1

55 5 20.8 21.7 60.9


Valid
65 4 16.7 17.4 78.3

75 5 20.8 21.7 100.0

Total 23 95.8 100.0


Missing System 1 4.2
Total 24 100.0

Hasiluji descriptive
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

usiakelnasiputih 23 1 6 2.91 1.345


usiakelnasimerah 23 1 5 3.04 1.430
Valid N (listwise) 23

Hasiluji explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


N Percent N Percent N Percent

usiakelnasiputih 23 95.8% 1 4.2% 24 100.0%


usiakelnasimerah 23 95.8% 1 4.2% 24 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 2.91 .281

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.33


Mean Upper Bound 3.49

5% Trimmed Mean 2.86

Median 3.00

Variance 1.810

usiakelnasiputih Std. Deviation 1.345

Minimum 1

Maximum 6

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness .172 .481

Kurtosis -.520 .935


Mean 3.04 .298

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.43


usiakelnasimerah
Mean Upper Bound 3.66
5% Trimmed Mean 3.05
Median 3.00

Variance 2.043

Std. Deviation 1.430

Minimum 1

Maximum 5

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness .019 .481

Kurtosis -1.278 .935

Hasilujinormalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

usiakelnasiputih .225 23 .004 .883 23 .011


usiakelnasimerah .159 23 .139 .896 23 .021

a. Lilliefors Significance Correction

Anda mungkin juga menyukai