Sof Copy Siti Terbaru 2018
Sof Copy Siti Terbaru 2018
SKRIPSI
Disusun Oleh :
SKRIPSI
Disusun Oleh :
i
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGANA KEPATUHAN
BEROBAT PENDERITA HIV/AIDS DIPOLI KLINIK
VCT(VOLUNTARY COUNSELING TEST) RSUD
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN
(Skripsi)
ii
IDENTITAS PENULIS
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 144433 : Lulus tahun 1992
2. SMP Negeri 4 Padangsidimpuan : Lulus tahun 1995
3. SMA Negeri 4 Padangsidimpuan : Lulus tahun 1998
4. AKPER FLORA Medan : Lulus tahun 2001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, Karena atas berkat dan
Tahun 2017.” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
dan Bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
proposal ini.
Padangsidimpuan.
iv
5. Dr. H. Aminuddin, selaku direktur RSUD Kota Padangsidimpuan yang
Peneliti
v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
Abstark
vi
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
STIKES AUFA ROYHAN PADANGSIDIMPUAN
Abstark
Almost in every country HIV / AIDS becomes a national problem that
needs to get serious attention from all parties. When individuals are declared
HIV-infected, most show a change in the psychosocial character of yaitum: living
in stress, depression, lack of social support, and behavioral changes. The purpose
of this research is to know the relationship of Family Support with Compliance of
Patient Treatment of HIV / AIDS in VCT (Voluntary Counseling Test) of RSUD
Kota Padangsidimpuan 2017. Type of research used descriptive correlation with
cross sectional design, sample 30 people with total sampling technique, data was
done using questionnaire, data analysis using chi quare test. Based on the
analysis of the data obtained chi quare test results (p <0.05) p: 0.0001, it is
concluded that there is Relation Family Support With Compliance Treatment
Patient HIV / AIDS In VCT (Voluntary Counseling Test) Hospital RSUD Kota
Padangsidimpuan 2017. Recommended to the family to always provide support,
motivation and meet the needs of everyday patients both physiology and
psychology during undergoing treatment for patients obedient in the treatment.
For hospitals expected to know the effectiveness of family support for compliance
treatment of HIV / AIDS patients can improve the quality of family support by
providing counseling to people with HIV / AIDS.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
IDENTITAS PENULIS ................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................iv
ABSTRAK .....................................................................................................vi
DAFTAR ISI .................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR SKEMA ........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
viii
Berobat Penderita HIV/AIDS .................................................. 36
5.2 Karakteristik Responden ............................................................. 38:
5.2.1 Jenis Kelamin ................................................................... 38
5.2.2 Pekerjaan .......................................................................... 40
5.2.3 Pendidikan ........................................................................ 40
5.3 Dukungan Keluarga Penderita HIV/AIDS ................................... 41
5.4 Kepatuhan Berobat Penderita HIV/AIDS ................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.8 : Hasil analisis uji shi quare hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan berobat………………………………….. 34
x
DAFTAR SKEMA
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRA
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Data WHO (2015), pada akhir tahun 2013 ditemukan hampir 78 juta orang
telah terinfeksi virus HIV dan sekitar 38 juta orang telah meninggal karena HIV.
Secara global, 35 juta orang hidup dengan HIV pada akhir 2013. Diperkirakan
0,8% dari orang dewasa berusia 15-49 tahun di seluruh dunia hidup dengan HIV.
untuk HIV dan AIDS 6.081 (Ditjen P2P Kemenkes RI, 2016).
dengan juli 2016 sebanyak 17.847 kasus, sedangkan kasus AIDS sebanyak 3.267
satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang mengalami peningkatan kejadian kasus
HIV/AIDS. Data kasus HIV dan AIDS (ODHA) pada tahun 2015 tercatat
sebanyak 9 kasus. Tahun 2016 naik 29 kasus dan tahun 2017 sampai dengan bulan
juli kembali naik menjadi 55 kasus. Menurut jenis kelamin, persentase kasus
ODHA tahun 2017 pada penderita laki-laki lebih besar dari perempuan, laki-laki
75% dan perempuan 25%. Faktor resiko penularan HIV tertinggi adalah
Homoseksual (lelaki sesama lelaki) 44%, hubungan seks tidak aman pada
Heteroseksual 39%, pengguna jarum suntik steril 16,8%, dan penularan dari ibu
ke anak 0,2%. Pada tahun 2017 sampai dengan Agustus, terdapat 47 orang kasus
Padangsidimpuan, 2017).
tahap lanjut dan dinyatakan sebagai penderita AIDS. Hal ini tergantung pada
dan keluarga yang memberi dampak kecemasan, depresi, rasa bersalah dan
posisi dan situasi tertentu.Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan
tentang status HIV anggota keluarga dan menyesuaikan diri dengan perubahan,
tetapi pada akhirnya mereka selalu mendukung. Hal ini berlaku di seluruh peserta
rute infeksi yang berbeda, jenis kelamin, dan usia. Banyak keluarga yang
mereka yang terinfeksi HIV positif. Pada individu yang mengalami HIV/AIDS
positif, salah satu cara untuk meningkatkan system imunitas atau untuk
program pengobatan yang akan dijalani, begitu juga dalam memenuhi kebuthan
pasien baik dari dalam rumah sakit maupun dari luar yaitu berupa makanan dan
istirahat yang cukup karena dapat membantu dalam program tersebut (Burnet,
2014).
banyak negara (Eldred, Wu, Chaisson, & Moore, dalam Ghita, 2013). Akan tetapi,
ARV sangat terbatas (Widjaja et al., 2011; Hasan, 2012; Fithria, Purnomo, &
populasi Indonesia.
dan dari tenaga medis. Faktor tersebut akibat dari kurangnya informasi dan
merupakan salah satu yang menjadi motivasi penderita HIV dalam menjalani
program pengobatan HIV / AIDS. Penelitian lain yang dilakukan Dwita Hanna
Poetri (2015) di Poli Klinik VCT RSUD dr. H. Moeh Ansari Saleh Banjarmasin
menjalani program pengobatan belum ada dari keluarga, baik makan, minum dan
pengobatan.
program pengobatan yangsedang dijalani pasien. Dari hasil survei yang dilakukan
mengambil obat, sehingga pola minum obat terganggu. Alasan yang disampaikan
pasien diantaranya adalah bahwa jarak dari rumah ke rumah sakit jauh, keluarga
Padangsidimpuan.
1.2 Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
Gottlieb (dalam Hardiyatmi 2016) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang
nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang akrab dengan subjek
didalam lingkungan sosial atau yang berupa kehadiran dan hal yang dapat
penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial,
secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
dari struktur keluarga. Adapun fungsi keluarga tersebut adalah ( friedman, 2010 ) :
masalah kesehatan.
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman (2010) membagi
keluarga.
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti
terapi anti retroviral (ARV) sesuai petunjuk pada resep. Ini mencakup penggunaan
obat pada waktu yang benar dan mengikuti aturan makan tertentu (yayasan
Complience)
2. Kualitas Interaksi
2. Terjadi resistensi
3. Keracunan
(Dinna, 2009) :
Pendapat Smet yang dikutip Ika Silvitasari (2014) berbagai strategi telah
2. Dukungan sosial
3. Perilalku sehat
4. Pemberian informasi
2.3 HIV/AIDS
yang spesifik yang menyerang sistem imun / kekebalan tubuh manusia. Penurunan
sistem kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi HIV memudahkan berbagai
berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti
kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV masuk dalam golongan
virus retro yang disebut human immunodficiency virus. Virus ini ditemukan oleh
Montagner, seorang ilmuwan dari perancis (institute Pasteur Paris, 1983), yang
mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limpa denopati, sehingga
berikut:
a) Cairan genital: cairan sperma dan cairan vagina pengidap HIV memiliki
jumlah virus yang tinggi dan cukup banyak untuk memungkinkan penularan,
terlebih jika disertai IMS lainnya. Karena itu semua hubungan seksual yang
peralatan medis yang tidak steril, seperti suntikan yang tidak aman. Misalnya
penggunaan alat suntik bersama pada penasun, tatto dan tindik tidak steril.
atau cairan genital saat persalinan dan melalui ASI pada masa laktasi
kecenderungan kenaikan yang luar biasa bahkan pada beberapa daerah berdampak
pada angka kesakitan dan kematian yang terus meningkat. Berdasarkan laporan
situasi perkembangan kasus HIV dan AIDS di Indonesia sampai dengan 31 Maret
AIDS.
terintegrasi serta di inisiasi oleh setiap level pemerintahan dan didukung oleh
pengendalian HIV dan AIDS namun masih perlu lebih ditingkatkan dan diperluas
melindungi dirinya agar tidak tertular HIV dan tidak menularkan kepada orang
berikut :
Fase I: masa jendela (window period) tubuh sudah terinfeksi HIV, namun
masa jendela yang biasanya berlangsung sekitar dua minggu sampai tiga bulan
sejak infeksi awal ini, penderita sangat mudah menularkan HIV kepada orang lain.
Sekitar 30-50% orang mengalami gejala infeksi akut berupa demam, nyeri
tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, ruam kulit, nyeri sendi, sakit
kepala, bisa disertai batuk seperti gejala flu pada umumnya yang akan mereda dan
sembuh dengan atau tanpa pengobatan. Fase “flu-like syndrome” ini terjadi akibat
serokonversi dalam darah, saat replikasi virus terjadi sangat hebat pada infeksi
primer HIV.
Fase II: masa laten yang bisa tanpa gejala/tanda (asimtomik) hingga
gejala ringan. Tes darah terhadap HIV menunjukkan hasil yang positif, walaupun
gejala penyakit belum timbul. Penderita pada fase ini penderita tetap dapat
menularkan HIV kepada orang lain. Masa tanpa gejala rata-rata berlangsung
selama 2-3 tahun, sedangkan masa dengan gejala ringan dapat berlangsung selama
5-8 tahun, ditandai oleh berbagai radang kulit seperti ketombe, folikulitis yang
Fase III: masa AIDS merupakan fase terminal infeksi HIV dengan
berat badan sampai lebih dari 10% dari berat awal (Kemenkes, 2014).
1. Stadim I : Asimtomatik
2.3.5.3 Parsisten
a. Wasting HIV
b. Kandidiasis esophageal
d. Limfoma
e. Sarkoma kaposi
g. Retinitis citomegalovirus
h. Pneumonia, pneumasistis
i. Tuberkulosis ekstra-pam
k. Meningitis kriptakakus
l. Enselopati HIV
1. Anamnesa
diberikan
g. Riwayat kehamilan
2. Pemeriksaan fisik
dan limpa
h. Pemeriksaan genitourinarius
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan esensial
b. Serologi HIV
a. Foto thoraks
2.3.7. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum
2. Penatalaksanaan Khusus
AIDS.
pasien ODHA dalam melakukan terapy ARV dapat dilihat dari tanda-tanda klinis
pasien yang membaik setelah terapy, ukuran jumlah sel CD4+ menjadi prediktor
yang benar, dan cara yang benar sesuai anjuran dokter (Yayasan sipiritia 2013).
penanganan infeksi HIV digunakan terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly
active antiretroviral therapy disingkat HAART). Pilihan terbaik HAART saat ini,
berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disbut “koktail) yang terdiri dari
CD4 dan penentuan stadium klinis infeksi HIV-nya. Hal tersebut adalah untuk
belum.
atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati atau
1. Mendukung 1. Patuh
2. Tidak Mendukung 2. Tidak Patuh
2.5 Hipotesis
Padangsidimpuan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian
digunakan dalam dua hal : pertama rancangan penelitian merupakan suatu strategi
yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi, yaitu studi yang mengkaji
hubungan antara dua variabel atau lebih, rancangan penelitian ini menggunakan
BULAN
KEGIATAN
Juli Agust Sept Okt Nov Des
Pengajuan Judul
Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Pelaksanaan Penelitian
Seminar Hasil
3.2.2 Tempat Penelitian
22
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik VCT (Voluntary CounselingTest)
pertimbangan:
3.3.1 Populasi
(misalnya manusia: klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pada
penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pasien yang berobat di Poli
Klinik VCT (Voluntary CounselingTest)yang telah mendapatkan obat ARV
sebanyak 47 orang.
3.3.2 Sampel
merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan penelitian dari populasi
yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili seluruh populasi yang ada
(Hidayat, 2007).
Teknik sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang
yang cocok sebagai sumber data dengan kriteria utamanya adalah orang tersebut
institusi tempat penelitian dan peneliti itu sendiri. Dalam melakukan penelitian
adalah sebagai subjek menegtahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak
yang diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
akan yang di isi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu
3.4.3 Kerahasiaan
peneliti. Dalam penelitian ini peneliti juga menjaga kerahasiaan responden untuk
Padangsidimpuan.
mendampingi responden dalam pengisian kuisioner dengan tujuan agar jika ada
sesuatu yang kurang jelas, responden dapat langsung menanyakan kepada peneliti.
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2007). Defenisi
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik dalam arti lebih cerma, lengkap dan sitematis.Sehingga lebih mudah
tertutup mengenai dukungan keluarga yaitu responden tinggal memberi tanda (√)
1. Skore 3 Selalu
2. Skore 2 Jarang
terbatas hanya dua jawaban yaitu ya atau tidak. Nilai tertinggi 8 dan terendah 1.
Semakin sedikit total nilai yang dijumlah menandakan kepatuhan yang baik.
yang meliputi : persiapan, tabulasi dan aplikasi data, selain itu pada tahap analisa
data dapat menggunakan uji statistik yang digunakan dalam penelitian bila data
tersebut harus di uji dengan uji statistik. Setelah dilakukan pengumpulan data
1. Pengolahan Data
a. Pengeditan Data (Data editing)
menganalisis data.
sudah benar dan sesuai sehingga hasil analisa data akan benar dan akurat.
Hasil pengolahan data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk angka.
a. Analisa Univariat
variabel tersebut berupa data nominal, maka analisis yang digunakan adalah
menerima hipotesis : jika nilai p < 0,005 maka hipotesis diterima, artinya
Apabila nilai p > 0,005 maka hipotesis ditolak, artinya tidak terdapat
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian melalui proses pengumpulan
2018. Hasil penelitian akan diuraikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan
responden.
a. Jenis kelamin
kelamin
1 Perempuan 11 36,6
2 Laki-laki 19 63,3
Jumlah 30 100
b. Umur
Jumlah 30 100
pada kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 17 responden (56,6%) yang keluar
kelompok umur 17-25 tahun sebanyak 7 responden (23,3%) dan paling sedikit
c. Pekerjaan
tabel berikut:
No Pekerjaan n (%)
2 Buruh 13 43,3
3 Wiraswasta 9 30,1
jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja
sebagai buruh yaitu sebanyak 13 responden (43,3 %) yang ke dua bekerja sebagai
d. Pendidikan Terakhir
terakhir
No Pendidikan n (%)
1 SD 11 36,6
2 SLTP 13 43,3
3 SLTA 6 20,1
4 Perguruan Tinggi 0 0
Jumlah 30 100
keluarga
1 Mendukung 16 53,3
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil analisa data yang telah
responden (46,7%).
kuesioner dan analisa data univariat maka diketahui hasil distribusi frekuensi
mengenai kepatuhan berobat penderita HIV/AIDS di poliklinik VCT (Voluntary
No Kepatuhan n (%)
1 Patuh 17 56,7
Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa analisa data yang telah dikumpulkan
(56,7%) dan yang tidak patuh berobat hanya sebanyak 13 responden (43,3 %).
dan variabel indevendent yaitu variabel yang dukungan keluarga dengan variabel
kepatuhan berobat. Uji bivariat dilakukan menggunakan uji chi square dengan
tingkat kepercayaan 95 % (< = 0,05) nilai P value yang diharapkan bisa lebih
kecil dari 0,05 sehingga uji statistik bermakna, syarat melakukan uji chi square
ialah sel yang mempunyai nilai expected lebih kecil dari 5 maksimal 20% dari
masing-masing sel.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan atau tidak maka diperlakukan uji
statistik menggunakan uji chi square. Untuk menganalisis data digunakan sistem
pengolahan data dengan bantuan SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.7 Hasil analisis uji shi quare hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan berobat.
Kepatuhan P. Value
n % n %
Mendukung 16 100 0 0
0,0001
Dukungan
(100%) dan yang tidak patuh berobat sebanyak 0 responden, sedangkan responden
yang patuh berobat dari dukungan keluarga yang tidak mendukung sebanyak 1
responden (7,1%) dan responden yang tidak patuh berobat dari dukungan
hasil analisa statistik dengan menggunakan uji shi square di peroleh P. Value
berhasil.
PEMBAHASAN
Pembahasan ini berisi tentang persamaan atau perbedaan terhadap suatu teori
HIV/AIDS
responden yang patuh berobat dari dukungan keluarga yang tidak mendukung
sebanyak (7,1%) 1 responden yang tidak patuh berobat dari dukungan keluarga
yang tidak mendukung sebanyak (92,92%)13 responden dari hasil analisa statistik
36
RSUD Kota Padangsidimpuan. Sesuai dengan tabel 4.7 bahwa semakin keluarga
Pasien yang telah dinyatakan HIV positif, penting untuk bekerja sama
dengan dan berbicara secara terbuka dengan penyedia layanan kesehatan. Karena
gejala HIV sering tidak terlihat sampai infeksi telah benar – benar maju,
seberapa banyak infeksi sistem anda telah mengambil alih test CD4 regular ( yang
menunjukkan berapa banyak sel per milimeter kubik dalam darah) dapat
tubuh. Semakin rendah jumlah CD4 , alasan yang memiliki untuk memulai terapi
Evarina (2011), bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain
Wonogiri. Hal ini dibuktikan hasil uji spearman dengan hasil spearman’s rho (rs )
sebesar 0,398 dengan probabilitas (P) sebesar 0,009 penelitian lain yang dilakukan
Dwi HP (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat kepatuhan
penderita HIV/AIDS, hal ini di buktikan hasil uji chi square dimana p : 0,00 (p <
0,05).
terjadi karena tertular dari hubungan seks bebas. Perlu diketahui bahwa banyak
laki-laki yang bekerja di perantauan atau bekerja di kota - kota besar di Indonesia
sehingga peluang untuk melakukan prilaku seks bebas lebih besar. Responden
yang berobat dipoliklinik VCT (voluntary conseling test) lebih banyak laki-laki
mereka bepergian jauh dari keluarga, kaum perempuan dilain pihak secara khusus
beresiko terkena HIV karena mereka sering tidak memiliki kendali seperti yang
dimiliki pria. Kaum wanita tidak bisa menentukan kapan, dimana dan bagaimana
Hasil penelitian ini sama dengan data statistika pola penularan HIV/ AIDS
di Indonesia tahun 2016 bahwa 10 tahun terakhir, tiap tahunnya lebih banyak laki-
laki. Laki-laki (55, 9%), perempuan (31,6 %) dan sebanyak (12,5% ) tidak
penelitian ini berbeda dengan penelitian Hardiyatmi (2016) bahwa angka kejadian
5.2.2. Umur
sebanyak 7 responden (23,3%) dan pada kelompok umur 36-48 tahun sebanyak 16
responden (20,1%). Data ini dapat menjelaskan bahwa infeksi HIV ternyata lebih
banyak terjadi pada usia produktif. Hal ini dapat disebabkan pada usia produkif di
mungkinkan lebih banyak melakukan prilaku seks tidak aman yang beresiko
karena narkotika, kontak seksual dan hubungan seks bebas. Hasil wawancara
besar tertukar melalui kontak seksual hubungan seks bebas, hubungan seks
sesama jenis kelamin (homo seks). Responden yang patuh berobat paling banyak
usia 26-35 tahun, hal ini dikarenakan usia produktive semangat hidupnya lebih
maupun dunia, selama 5 tahun terakhir bahwa infeksi HIV/AIDS banyak terjadi
pada kelompok usia produktif 25-49 tahun (Ditjen PPM Dan Pl Depkes (2016)
bahwa mayoritas penderita HIV /AIDS di Wonogiri berada pada kelompok umur
5.2.3. Pekerjaan
HIV/AIDS lebih banyak pada pada penderita yang bekerja sebagai buruh (43,3%)
terdapat pada penderita yang tidak bekerja yaitu sebanyak (26,6%) 8 responden.
Banyaknya penderita HIV/AIDS yang bekerja sebagai buruh dan wiraswasta hal
ini disebabkan karena banyaknya laki-laki yang merantau atau bekerja di kota-
kota besar baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah dan ada juga
yang bekerja sebagai sopir ke luar kota. Sehingga peluang laki-laki untuk
narkoba suntik lebih besar. Bisa dipastikan sang suami yang menderita HIV/AIDS
akan menularkan virus HIV kepada istrinya saat berhubungan seks. Responden
lebih banyak yang berobat adalah penderita yang memiliki pekerjaan, hal ini
dikarenakan mereka memiliki ekonomi yang baik, mereka juga ingin sembuh dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pola penularan HIV di Indonesia tahun
2016. Bahwa infeksi HIV banyak terjadi pada kelompok yang bekerja sebagai
5.2.4. Pendidikan
%)berpendidikan SLTP.
sehingga seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih mudah
dari data sebanyak 53,3%. Sebagaimana diketahui bahwa keluarga, baik keluarga
inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota-
sayang.
dunia. Dalam kasus ini, keluarga dapat mendukung penderita dengan memberikan
informasi yang adekuat, dan yang terakhir adalah dukungan emosional, keluarga
sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemilihan serta
membantu penguasaan terhadp emosi. Jadi hal tersebut sangat relevan dengan
mendukung hal ini terlihat dari hasil observasi peneliti pada saat pengambilan
data. Masih ada penderita yang merasa kurang dekat dengan keluarga dan takut
merepotkan keluargannya.
Dan ada juga penderita HIV/AIDS yang merasa dukungan keluarga tidak
mendukung. Hal ini disebabkan tingginya stigma yang terkait dengan penyakit
bagi keluarga. Merawat anggotanya yang sakit, menjaga kondisi rumah yang
dalam berobat yaitu sebanyak 17 responden (56,7 % ) dan yang tidak patuh dalam
mematuhi saran dokter atau profesional kesehatan hasil penelitian ini sama
dengan pendapat KemenkesRI (2010), kepatuhan adalah suatu bentuk prilaku
yang timbul karena adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga
pasien mengerti rencana dan segala konsekuensi dan menyetujui rencana tersebut
tidak patuh,dan tidak dapat bertahan dalam terapi. Sehingga mereka tidak rutin
berobat dan pada akhirnya hanya penderita yang patuh saja yang dapat bertahan
penulis. Sehingga membuat hasil tingkat kepatuhan pasien menjadi lebih besar.
Hal ini dikarenakan keinginan untuk bertahan hidup lebih lama dengan cara patuh
dalam pengobatan.
BAB 6
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
bab sebelumnya maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
berumur 26-35 (56,6%), paling banyak bekerja sebagi buruh (43,3%) dan
karena lebih dari setengah sampel yaitu (53,3%) masuk dalam kategori
mendukung.
45
6.2. Saran
3. Bagi Keluarga
Dirjen P3L Kemenkes (2010) Pedoman Pencegahan Penularan HIV – AIDS &
IMS BagiKabupaten / Kota Jakarta. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Desy FM. (2014), Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Minum
Obat Pada Penderita Tuberculosis Di Wilayah Ciputat . tanggal akses
18 Desember 2017
Fridman (2010) Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Riset. Teori dan praktek eclisi
ketiga. Jakarta. EGC.
Kepada Yth,
Responden Penelitian
Di RSUD Kota Padangsidimpuan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa STIKes Aufa
RoyhanPadangsidimpuan program studi Ilmu Keperawatan
Nama : Siti Kholijah Hutasuhut
Nim : 16010045P
Dengan ini menyampaikan bahwa saya akan mengadakan penelitian
dengan judul ”Hubungan Dukungan Keluarga Dengana Kepatuhan Berobat
Penderita HIV/AIDS Dipoli Klinik VCT(Voluntary Counseling Test) RSUD
Kota Padangsidimpuan Tahun 2017.”.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan proses gambaran yang dilakukan melalui kuesioner. Data yang
diperoleh hanya digunakan untuk keperluan peneliti. Kerahasiaan data dan
identitas saudara tidak akan disebarluaskan.
Saya sangat menghargai kesediaan saudara/i untuk meluangkan waktu
menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan ini. Atas kesediaan dan
kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
(Informed Consent)
Demikianlah persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa ada
Responden
(.........................................)
KUESIONER
1. Data demografi :
Nama ( inisial ) :
Jenis kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
2. Dukungan keluarga
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom di bawah, sesuai dengan apa yang
anda rasakan.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anda terkadang untuk minum obat ?
2 Pernahkah anda tidak munim obat selain karena alasan
lupa ?
3 Pernahkah berhenti minum obat dan tidak memberi tahu
dokter anda ?
4 Pernahkah anda lupa membawa obat saat dalam
perjalanan ?
5 Apakah kemarin anda minum obat dengan lengkap?
6 Apakah anda pernah berhenti untuk minum obat saat tidak
ada gejala?
7 Apakah anda pernah kesal dengan rencanan pengobatan
yang lama?
8 Apakah anda sering lupa untuk minum obat anda ?
BERITA ACARA PERBAIKAN SKRIPSI
Penguji I Penguji II
Pembimbing I Pembimbing II