Anda di halaman 1dari 11

RS SANTA MARIA

INISIASI MENYUSUI DINI ( IMD)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


12/Ponek/05/02 C 1/1

Jl. Jend. A. Yani No. 69


Pekanbaru

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 15 mei 2012 Direktur RS Santa Maria Pekanbaru
OPERASIONAL

dr. Arifin
Direktur

Proses alamiah mengembalikan bayi untuk menyusu, yaitu


dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan
PENGERTIAN mengisap Air Susu Ibu (ASI) sendiri, dalam satu jam pertama
pada awal kehidupannya.

Agar ibu nifas atau menyusui mengerti dan bisa melakukan


TUJUAN IMD dengan cara yang benar sehingga bisa terwujudnya
Bounding Attechment antara ibu dan bayi.
UU 44 Tahun 2009 tentang RS.
Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010
KEBIJAKAN
SK Direktur Rumah Sakit Santa maria No........Tentang
kebijakan pelayanan

PROSEDUR A. Persiapan
- kapas puting
- selimut bertopi

B. Pelaksanaan
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat

persalinan

2. Disarankan untuk tidak atau megurangi penggunaan

obat kimiawi saat persalinan.

3. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya,

kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang

menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan

4. Bayi dikurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit

bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit

dengan kulit dipertahakan minimum saru jam atau


setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti. Jika

perlu, gunakan topi bayi.

5. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat

merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak

memaksakan bayi ke puting susu.

6. Ibu didukung dan dibantu mengenali prilaku bayi

sebelum menyusu.

7. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu

selama paling tidak 1 jam. Bila menyusu awal terjadi

sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu- bayi bersentuhan

sampai setidaknya 1 jam.

8. Bila dalam satu jam awal belum terjadi, bantu ibu

dengan mendekatkan bayi ke puting tapi jangan

memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu, melekat

pada kulit 3o menit atau 1 jam lagi.

9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi

setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru

dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dberi vit K.

10. RAWAT GABUNG BAYI

Ibu dan bayi dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu

selama 24 jam.

Kamar Bersalin
UNIT TERKAIT
RS SANTA MARIA
PERAWATAN METODE KANGGURU

No. Dokumen No. Revisi Halaman


12/Ponek/05/02 C 1/1

Jl. Jend. A. Yani No. 69


Pekanbaru

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 15 mei 2012 Direktur RS Santa Maria Pekanbaru
OPERASIONAL

dr. Arifin
Direktur
Cara merawat bayi premature dalam keadaan telanjang
diletakkan secara tegak / vertikal di dada antara kedua
PENGERTIAN payudara ibunya ( ibunya telanjang dada kemudian diselimuti)

Stabilisasi BBL terutama BBLR


Menggantikan inkubator atau sebagai alternative
TUJUAN
Merawat bayi premature
Sebagai cara tepat guna merujuk / transfer

UU 44 Tahun 2009 tentang RS.


KEBIJAKAN Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010
SK Direktur Rumah Sakit Santa maria No........Tentang
kebijakan pelayanan

PROSEDUR B. Persiapan
- kapas puting
- baju kangguru

C. Pelaksanaan

1. Pastikan Ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan siapkan


semua peralatan
2. Pastikan kuku sudah keadaan terpotong dan bersih.
3. Mandi dengan sabun terutama daerah dada supaya bersih.
4. Letakan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada
bayi menempel ke dada Ibu. Posisi bayi diamankan agar
tidak ngeloyor, dengan kain panjang atau support binder.
5. Palingkan kepala bayi ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi
sedikit menengadah.
6. Posisikan paha bayi dalam posisi fleksi dan ekstensi seperti
“kodok”, tanganpun harus dalam keadaan fleksi.

7. Ikatkan kain dengan kuat agar saat Ibu bangun dari duduk
bayi tidak tergelincir, dan pastikan ikatan yang kuat dari kain
tersebut menutupi si bayi.
8. Lakukan pengukuran suhu tubuh bayi setiap satu jam sekali
pada saat melakukan PMK, dengan batas normal 36, 5 – 37
O
C.
9. Awasi frekuensi pernapasan bayi, bila terjadi periode apnoe
(tidak bernafas) dengan ≥ 20 detik dan bibir bayi menjadi
biru segera lakukan tindakan resusitasi.

Perinatologi
UNIT TERKAIT
RS SANTA MARIA
RAWAT GABUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


12/Ponek/05/02 C 1/1

Jl. Jend. A. Yani No. 69


Pekanbaru

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 15 mei 2012 Direktur RS Santa Maria Pekanbaru
OPERASIONAL

dr. Arifin
Direktur

Pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan


PENGERTIAN bersama ibunya dalam satu ruangan.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.


Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu
setiap saat.
TUJUAN Bayi segera memperoleh colostrum dan ASI.
Bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh
kembang anak

UU 44 Tahun 2009 tentang RS.


Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010
KEBIJAKAN
SK Direktur Rumah Sakit Santa maria No........Tentang
kebijakan pelayanan

PROSEDUR D. Persiapan
- box bayi
- selimut bayi
- penutup box
- pakaian bayi
- kapas puting

B. Pelaksanaan
1. Periksa identitas bayi sesuai dengan identitas ibu.
2. Pastikan bayi dalam keadaan bersih.
3. Bedung bayi sebelum bayi diberi kepada ibu.
4. Tunjukkan identitas bayi kepada ibu. Pastikan cocok
dengan identitas ibu.
5. Ajarkan tehnik menyusui yang benar.
6. Catat dan tandatanganin formulir serah terima bayi
Perinatologi
UNIT TERKAIT
RS SANTA MARIA
Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan

No. Dokumen No. Revisi Halaman


12/Ponek/05/02 C 1/1

Jl. Jend. A. Yani No. 69


Pekanbaru

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 15 mei 2012 Direktur RS Santa Maria Pekanbaru
OPERASIONAL

dr. Arifin
Direktur
Perdarahan dalam kehamilan yang terjadi setelah usia
gestasi di atas 22 minggu.
PENGERTIAN

 Mampu mengenali menentukan diagnosa dan


menatalaksana secara cepat dan tepat mengenai kasus
perdarahan yang terjadi pada kehamilan lanjut dan
TUJUAN persalinan termasuk meramalkan, mencegah, atau
menangani berbagai komplikasi yang akan atau telah
terjadi

UU 44 Tahun 2009 tentang RS.


Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010
KEBIJAKAN
SK Direktur Rumah Sakit Santa maria No........Tentang
kebijakan pelayanan
Pelaksanaan
PROSEDUR - Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat karena
perdarahan antepartum merupakan komplikasi yang
membahayakan keselamatan ibu.
- Lakukan restorasi cairan dan darah sesuai keperluan
untuk memenuhi defisit tingkat gawat darurat yang
terjadi
- Tegakkan diagnosis kerja secara cepat dan akurat
karena hal ini sangat mempengaruhi hasil
penatalaksanaan antepartum
- Tindakan konservatif dilakukan selama kondisi masih
memungkinkan dan mengarah pada upaya untuk
memperbesar kemungkinan hidup bayi yang
dikandung.
- Pada kondisi yang sangat gawat, keselamatan ibu
merupakan pertimbangan utama

UGD
UNIT TERKAIT OK
Kamar Bersalin
RS SANTA MARIA
Perawatan Pasien Eklampsia

No. Dokumen No. Revisi Halaman


12/Ponek/05/02 C 1/1

Jl. Jend. A. Yani No. 69


Pekanbaru

STANDAR Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


PROSEDUR 15 mei 2012 Direktur RS Santa Maria Pekanbaru
OPERASIONAL

dr. Arifin
Direktur

Kejang konvulsi yang bukan disebabkan oleh infeksi atau


PENGERTIAN trauma

Untuk mengetahui perawatan pasien eklampsia


TUJUAN
UU 44 Tahun 2009 tentang RS.
Permenkes 340/Menkes/Per/III/2010
KEBIJAKAN
SK Direktur Rumah Sakit Santa maria No........Tentang
kebijakan pelayanan

PROSEDUR E. Persiapan
- profilaksis kejang
- terapi anti hipertensi
- suction
- tensimeter
- oksigen dan masker oksigen

B. Pelaksanaan

 Kontrol kejang dengan MgSO4 ( dosis awal 4 gm


dan dosis jaga 1-2 gm / jam)
 Lindungi pasien dari kecelakaan selama kejang.
Jangan meninggalkan pasien tanpa ditunggui.
 Bersihkan dan lancarkan jalan nafas dengan
pengisapan dan pasien harus tetap menggunakan
penahan mulut (mouth gag) dan selang
pernafasan.
 Pasang masker oksigen setelah kejang berhenti
untuk mengoreksi hipoksia
 Kontrol TD yang tinggi untuk mencegah
komplikasi fatal (misalnya perdarahan serebral)
dengan memberikan injeksi obat anti hipertensi
secara intravena.
 Lahirkan bayi
 Hindari obat – obat diuretik dan hiperosmotik
kecuali pada edema paru
 Batasi pemberian cairan intravena ( lk 1500
ml/24 jam) kecuali kehilangan darah untuk
terjadi sangat banyak.
 Koreksi hipoksia dan asidosis
 Observasi ketat :
 Setiap 30 menit, periksa denyut nadi, TD,
kecepatan penafasan
 Buat status cairan yang memantau asupan
cairan dan output urin melalui kateter
yang telah dipasang.
 Setiap 24 jam periksa DPL ( darah perifer
lengkap) termasuk trombosit, urea darah,
kreatinin dan enzim hati.
 Nilai koagulopati dengan profil koagulasi
pada saat pasien masuk untuk dirawat :
waktu protrombin (PT), waktu
tromboplastin parsial ( PTT), produk
penguraian fibrinogen dan fibrin (FDP).
 Pada kasus resisten ketika kejang eklamptik tidak
berhenti meskipun di beri regimen
penatalaksanaan pre eklamsia berat, berikan 2
gm/jam MgSO4 melalui tetesan IV lambat.
Periksa kadar MgSO4 dalam darah sebelum
pemberian dosis pada kasus – kasus resisten
untuk menurunkan kejadian terjadinya
keracunan. Selain itu, agen kedua mungkin
diperlukan ( misalnya diazepam atau
fenobarbital).
 Dosis tambahan 2 gm MgSO4 dapat ditambahkan
satu kali pada dosis jaga jika kejang terjadi
meskipun pasien telah menerima dosis jaga
MgSO4.
 Diazepam (10 mg IV) dapat digunakan satu kali.
 Jika kejang terjadi meskipun telah diberi dosis
jaga MgSO4, CT-scan harus dilakukan.
 Jika penurunan pernafasan terjadi, pasien harus
dimasukkan ke ICU dan diventilasi setalah gas
darah pasien dan kadar ph darah diukur.

- ICU
UNIT TERKAIT - OK
- IGD

Anda mungkin juga menyukai