Dukungan Keluarga PDF
Dukungan Keluarga PDF
Abstrak. Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling banyak terjadi.
Kekambuhan pasien skizofrenia masih tinggi dan memerlukan biaya tinggi, yang ditanggung
oleh keluarga dan pemerintah. Seharusnya pasien skizofrenia yang sudah sembuh tidak
mengalami kekambuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan keluarga terhadap kekambuhan pasien skizofrenia di BLUD RSJ Aceh
yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 sampai Maret 2013. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian analitik dengan menggunakan desain potong lintang. Data kuesioner yang diperoleh
dari 40 responden dianalisis secara deskriptif, kemudian untuk mencari hubungan tiap variabel
terhadap kekambuhan pasien skizofrenia akan dilakukan analisa dengan uji Chi-Square. Hasil
uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
keluarga (p=0,011), dukungan keluarga (p=0,000), kepatuhan pasien minum obat (p=0,000)
dan aktivitas keagamaan pasien (p=0,022), dengan kekambuhan pasien skizofrenia.
(JKS 2015; 2: 77-86)
Kata kunci: Skizofenia, kekambuhan, keluarga, pengetahuan, dukungan, kepatuhan, aktivitas keagamaan
Abstract. Schizophrenia is a most common mental disorder. The possibility of relapse cases
are still high with expensive cost on management, which is borne by the family and
government. Ideally, schizophrenia patients who had recovered should not suffer a relapse.
This study aimed to determine the factors associated with the families from a relapse
schizophrenia patients in Aceh Local Mental Hospital conducted from June 2012 to March
2013. This research is an analytical study with cross-sectional approach. Questionnaire data
obtained from 40 respondents were analyzed descriptively, and the relationship of each
variable will be analyzed by Chi-Square test. The results indicated that there was a significant
assossiation between knowledge of patient’s families (p = 0.011), patient’s family support (p =
0.000), medication compliance (p = 0.000) and religious activities of the patients (p = 0.022)
with schizophrenia relapse cases. (JKS 2015; 2: 77-86)
77
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
78
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
79
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Variabel dukungan keluarga terdiri dari 16 Variabel aktivitas keagamaan pasien terdiri
(enam belas) pernyataan sebagai indikator dari 8 (delapan) pernyataan sebagai
untuk mengukur dukungan keluarga indikator untuk mengukur aktivitas
terhadap pasien skizofrenia. Gambaran keagamaan pasien. Gambaran aktivitas
dukungan keluarga terhadap pasien keagamaan pasien skizofrenia di BLUD
skizofrenia di BLUD RSJ Aceh seperti RSJ Aceh seperti pada tabel 5 berikut ini:
pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 5. Distribusi frekuensi aktivitas
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dukungan keagamaan pasien skizofrenia di
Keluarga terhadap Pasien BLUD RSJ Aceh
Skizofrenia di BLUD RSJ Aceh Aktivitas Keagamaan n %
Dukungan Keluarga n % Kurang 28 70
Kurang 22 55 Baik 12 30
Baik 18 45 Total 40 100,0
Total 40 100,0
Analisis Bivariat
Variabel kepatuhan pasien minum obat Analisis bivariat untuk menjelaskan
terdiri dari 10 (sepuluh) pernyataan hubungan variabel independen dengan
sebagai indikator untuk mengukur variabel dependen. Variabel independen
kepatuhan pasien dalam minum obat. dalam penelitian ini adalah pengetahuan,
Gambaran kepatuhan pasien minum obat dukungan, kepatuhan minum obat, dan
di BLUD RSJ Aceh seperti pada tabel 4 aktivitas keagamaan sedangkan variabel
berikut ini. dependennya adalah kekambuhan pasien
skizofrenia.
Tabel 4. Distribusi frekuensi kepatuhan
pasien minum obat di BLUD Hubungan pengetahuan keluarga dengan
RSJ Aceh kekambuhan pasien skizofrenia disajikan
Kepatuhan Pasien n % dalam bentuk tabel silang berikut.
Patuh 15 37,5
Tidak Patuh 25 62,5
Total 40 100,0
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh skizofrenia, dengan p-value = 0,011 yang
Hasil Analisis Chi-square pada tabel 4.6 lebih kecil daripada α 0,05. Berdasarkan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan uji statistik secara bivariat juga
yang signifikan antara pengetahuan menunjukkan Ratio Prevalence RP: 2,5
keluarga dengan kekambuhan pasien {95% CI: (1,11-5,45)} artinya keluarga
80
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
dengan pengetahuan yang rendah, pasien besar daripada penelitian yang didapatkan
skizofrenia akan memiliki peluang 2,5 kali di tempat lain, hal ini menunjukkan
untuk mengalami kekambuhan penelitian di tempat lain menunujukkan
dibandingkan dengan keluarga yang hubungan yang lebih signifikan antara
memiliki pengetahuan yang tinggi. pengetahuan keluarga dengan kekambuhan
pasien skizofrenia. Hal ini bisa disebabkan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang oleh berbagai macam faktor, diantaranya
dilakukan oleh Wardana di RSJ Pusat dr. bisa disebabkan oleh perbedaan
Soeharto Herdian Jakarta Dari hasil uji karakteristik responden antara di Aceh
statistik (Chi Square) di dapatkan p-value tempat peneliti melakukan penelitian
adalah 0,001 yang berarti p-value lebih dibandingkan dengan penelitian di tempat
kecil dari (0,05).8 Hal ini menunjukkan lain di Jakarta dan Yogyakarta. Akses
bahwa terdapat hubungan yang bermakna informasi yang didapatkan oleh responden
antara pengetahuan responden dengan tentang skizofrenia baik di Aceh maupun
kekekambuhan pada pasien skizofrenia. di tempat lain bisa saja berbeda dan hal ini
Dari nilai RP dapat disimpulkan bahwa tentunya bisa mempengaruhi hasil
responden yang mempunyai pengetahuan penelitian.
rendah 3,2 kali memiliki kecenderungan
kambuh (95% CI: (1,669-6,231)) bila Perawatan di rumah sakit tidak akan
dibandingkan dengan responden yang bermakna bila tidak dilanjutkan dengan
mempunyai pengetahuan tinggi. perawatan di rumah, untuk dapat
melakukan perawatan secara baik dan
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan benar keluarga perlu memiliki bekal yaitu
keluarga dengan kekambuhan pasien pengetahuan mengenai penyakit yang
Skizofrenia, dengan hasil p-value 0,001 (< dialami oleh pasien. Hal ini mengingat
0,05). Terdapat hubungan bermakna antara bahwa pasien skizofrenia mengalami
pengetahuan keluarga tentang skizofrenia berbagai kemunduran, salah satunya yaitu
dengan gejala relaps dimana nilai p-value fungsi kognitif, sehingga orang terdekat
0,004 artinya < 0,05 (alpha).5 pasien dalam hal ini keluarga memiliki
peran yang sangat penting.8
Nilai p-value yang berbeda antara yang
didapatkan oleh peneliti dan penelitian di Hubungan dukungan keluarga dengan
tempat lain menunjukkan bahwa nilai p- kekambuhan pasien skizofrenia disajikan
value yang didapatkan oleh peneliti lebih dalam bentuk tabel silang berikut.
Berdasarkan tabulasi silang data pada tabel kekambuhan sebanyak 81,8%, sedangkan
4.7 diatas menunjukkan bahwa dukungan dukungan keluarga yang baik, pasien tidak
keluarga yang buruk, pasien mengalami mengalami kekambuhan sebanyak 88,9%.
81
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Tabel 8. Hubungan kepatuhan pasien minum obat dengan kekambuhan pasien skizofrenia di
BLUD RSJ Aceh
Kekambuhan Pasien Skizofrenia
Total
Kepatuhan Minum Obat Kambuh Tidak Kambuh
n % n % n %
Tidak Patuh 19 76 6 24 25 100
Patuh 1 6,7 14 93,3 15 100
Total 20 20 40
*menggunakan uji Chi-Square dengan signifikasi α 0,05, p-value=0,000, RP=11,4, (95%-CI)= 1,69-76,7
82
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Berdasarkan tabulasi silang data pada tabel Nilai p-value yang didapatkan oleh peneliti
8 diatas menunjukkan bahwa pasien tidak dengan yang dilakukan dilakukan oleh
patuh minum obat, pasien mengalami peneleliti di tempat lain adalah sama dan
kekambuhan sebanyak 76%, sedangkan menunjukkan hubungan yang sangat
pasien patuh minum obat, pasien tidak siginfikan antara kepatuhan pasien minum
mengalami kekambuhan sebanyak 93,3%. obat dengan kekambuhan skizofrenia, hal
Data diatas menunjukkan bahwa pasien ini menunjukkan kepatuhan pasien minum
tidak patuh minum obat, mayoritas pasien obat merupakan hal yang paling penting
skizofrenia mengalami kekambuhan. dalam mencegah terjadinya kekambuhan
pasien skizofrenia karena ketika pasien
Hasil Analisis Chi-square pada tabel 8 putus obat maka reaksi dari obat yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan diharapkan juga otomatis akan terputus,
yang signifikan kepatuhan pasien minum sehingga langsung memicu terjadinya
obat dengan kekambuhan pasien kekambuhan. Di Aceh obat yang diperoleh
skizofrenia, dengan p-value adalah 0,000 oleh pasien skizofrenia mayoritas
yang berarti p-value < α 0,05. Berdasarkan ditanggung oleh JKA, sehingga hal ini
uji statistik secara bivariat juga tentu saja semakin memudahkan pasien
menunjukkan Ratio Prevalence RP: 11 dalam memperoleh obat khususnya dari
{95% CI: (1,69-76,7)} artinya pasien yang golongan pasien yang kurang mampu.
tidak patuh minum obat akan memiliki
peluang 11 kali untuk mengalami Faktor yang paling penting sehubungan
kekambuhan dibandingkan dengan pasien dengan perawatan kembali pasien
yang patuh minum obat. skizofrenia adalah ketidakpatuhan
pengobatan dimana pada penelitian
Hal ini sejalan dengan penelitian yang terkontrol mereka mendapatkan hasil
dilakukan oleh Marpaung (2009) di RSJ persentase pasien yang tidak minum obat
Daerah Sumatera Utara yang menyatakan secara nyata lebih tinggi daripada pasien-
bahwa diperoleh pasien yang tidak patuh pasien yang menjalani pengobatan secara
dengan frekuensi rawat inap tinggi rutin. Penyebab ketidakpatuhan terhadap
sebanyak 59 orang (100%), pasien yang terapi obat adalah sifat penyakit yang
patuh dengan frekuensi rawat inap rendah kronis sehingga pasien merasa bosan
sebanyak 24 orang (85,7%). Hasil uji chi- minum obat, berkurangnya gejala, tidak
square variabel ketidakpatuhan pasien pasti tentang tujuan terapi, harga obat yang
skizofrenia dengan frekuensi rawat inap mahal, tidak mengerti tentang instruksi
diperoleh p = 0,000 < 0,05, artinya penggunaan obat, dosis yang tidak akurat
terdapat hubungan signifikan antara dalam mengkonsumsi obat dan efek
ketidakpatuhan pasien skizofrenia dengan samping yang tidak menyenangkan.
frekuensi rawat inap, dimana Hubungan aktivitas keagamaan dengan
ketidakpatuhan pengobatan akan kekambuhan pasien skizofrenia disajikan
mengakibatkan frekuensi rawat inap yang dalam bentuk tabel silang berikut.
tinggi.
83
82
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh agama dan lainnya agar terjadi
hasil analisis Chi-square pada tabel 4.9 keseimbangan jiwa yang dinamis.12
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Spiritual sehat tercermin dari cara
yang signifikan antara aktivitas keagamaan seseorang dalam mengekspresikan rasa
dengan kekambuhan pasien skizofrenia, syukur, pujian, kepercayaan dan
dengan p-value = 0, 038 yang lebih kecil sebagainya terhadap sesuatu diluar alam
daripada α 0,05. Berdasarkan uji statistik fana ini, yakni Tuhan yang maha kuasa.
secara bivariat juga menunjukkan Ratio Sehat spiritual dapat dilihat dari praktik
Prevalence RP: 2,4 {95% CI : (0,87-6,76)} keagamaan seseorang. Dengan kata lain,
artinya aktivitas keagamaan yang kurang, sehat spiritual adalah keadaan dimana
pasien skizofrenia akan memiliki peluang seseorang menjalankan ibadah dan semua
2,4 kali untuk mengalami kekambuhan aturan-aturan agama yang dianutnya.
dibandingkan dengan pasien dengan
aktivitas keagamaan yang baik. Agama dan spiritualitas juga membantu
proses terapi baik terapi psikis maupun
Hal ini terkait dengan penelitian kualitatif fisik. Pasien depresi yang menerima terapi
yang dilakukan di Malang, menyatakan yang berorientasi pada agama memiliki
bahwa setelah dilakukan penelitian pada depresi yang lebih rendah dan penyesuaian
pasien yang diberikan terapi do’a, klinis yang lebih baik dibandingkan
diketahui bahwa terjadi perubahan perilaku dengan pasien yang menerima terapi
pada penderita skizofrenia, dimana pasien biasa.13
yang pertama dinyatakan sembuh dan
diizinkan pulang.11 Perubahan perilaku Keterbatasannya data tentang penelitian di
dalam diri pasien tampak dari hilangnya tempat lain tentang hubungan aktivitas
halusinasi dan delusi yang diderita oleh keagamaan pasien dengan kekambuhan
pasien. Selain itu pasien tidak lagi marah- skizofrenia yang peneliti dapatkan bisa
marah dan pasien juga sudah mau disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut
berkumpul dan bercerita dengan teman- opini peneliti, Aceh merupakan tempat di
temannya. Kegiatan bersih dan rawat diri Indonesia yang menjalankan syariat islam,
juga semakin rajin dilakukan. Selain itu, hal ini tidak terlepas dari mayoritas
kegiatan keagamaan seperti sholat dan penduduknya yang beragama islam dan
mengaji juga semakin rajin. juga julukan “Serambi Mekkah” yang
didapat oleh Aceh. Berbeda di tempat lain
Spiritual merupakan komponen tambahan yang persentase penduduk yang beragama
pada definisi sehat oleh WHO dan islam tidak sebesar di Aceh. Islam sudah
memiliki arti penting dalam kehidupan menjadi identitas yang sangat melekat
sehari-hari masyarakat. Setiap individu dengan penduduk aceh meskipun
perlu mendapat pendidikan formal maupun kenyataannya aktivitas keagamaan yang
informal, siraman rohani seperti ceramah
84
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
85
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
7. Budiarto, Eko. Biostatiska Untuk 10. Dolan, P., Canavan, J., Pinkerton, J..
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Family Reflective Practice, London:
EGC. Jakarta. 2001. Jessica Kingsley Publisher. 2006
8. Wardana, Putu Agus Kresna. Hubungan 11. Annisah, Muflih Jihad. Do’a sebagai
Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang Terapi Perubahan Perilaku pada
Skizofrenia dengan Kekambuhan Pasien Penderita Skizofrenia. Malang: Fakultas
Skizofrenia di Unit Rawat Jalan RS Jiwa Psikologi Universitas Islam Negeri
Pusat dr. Soeharto Herdian Jakarta. Maulana Malik Ibrahim. 2009
Skripsi. Jakarta: Universitas 12. WHO. 2013. Development of health
Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. impact assessment in Thailand. Diambil
2009. pada tanggal 24 Maret 2013 di
9. Saputra, Nanda. Hubungan Dukungan http://www.who.int/bulletin/volumes/81/6
Keluarga dengan Kekambuhan Pasien /en/phoolcharoen.pdf
Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit 13. Subandi, MA. Integrasi Psikoterapi
Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara – Dalam Dunia Medis. Yogyakarta:
Medan. Skripsi. Medan: Universitas Fakultas Psioklogi Universitas Gadjah
Sumatera Utara. 2010. Mada. 2003.
86