Anda di halaman 1dari 27

MEKANIKA KEKUATAN

MATERIAL

OLEH : SIDIK SUSILO


INTISARI MATERI KULIAH

STATIKA STRUKTUR I

GAYA YG BEKERJA PD BENDA KAKU


PERUBAHAN BENTUK (DEFORMASI) DIABAIKAN

MEKANIKA KEK .MATERIAL

GAYA LUAR YG TERJADI


PENGARUH GAYA LUAR THD GAYA DALAM
PERUBAHAN BENTUK (DEFORMASI) DIPERTIMBANGKAN
TARGET

MAMPU MEMILIH BAHAN


MAMPU MENDESAIN STRUKTUR
YANG EKONOMIS & AMAN
DASAR DALAM DESAIN
STRUKTUR /ELEMEN MESIN
 KEKUATAN (STRENGTH)
1. TEGANGAN SEDERHANA (TEG NORMAL, TEG GESER, TEG BEARING)
2. REGANGAN SEDERHANA (REG.AKSIAL & REG TERMIS)
3. TORSI
4. TEGANGAN LENTUR DALAM BALOK
5. TEGANGAN GESER DALAM BALOK
6. TEGANGAN MAJEMUK (GAB TEG NORMAL, GAB TEG GESER, GAB TEG GESER & TEG
NORMAL)

 KEKAKUAN (STIFFNESS)
DEFLEKSI/LENDUTAN (METODE INTEGRASI GANDA, METODE MOMEN LUAS)

 KESTABILAN
KOLOM
BUKU REFERENSI
 STRENGTH OF MATERIAL (TIMOSHENGKO)
 STRENGTH OF MATERIAL (BELYAEV)
 MEKANIKA TEKNIK (E.P. POPOV)
 KEKUATAN BAHAN TERAPAN (SEBAYANG)
PERLUNYA MEMAHAMI SIFAT SUATU BAHAN

PENGETAHUAN SIFAT BAHAN


(SIFAT FISIK & SIFAT MEKANIK)

PILIH DIMENSI DAN BAHAN


DENGAN TEPAT (KUAT & EKONOMIS)

STRUKTUR BERFUNGSI SESUAI


TUJUAN DESAIN
BAB 1
TEGANGAN SEDERHANA
BATANG MANA YANG LEBIH KUAT
?

BATANG 1 BATANG 2

5000 N 500 N
A. JENIS – JENIS TEGANGAN
1. Tegangan aksial

 tegangan yang bekerja tegak lurus


Tegangan aksial yaitu
terhadap permukaan yang mengalami tegangan
atau sejajar sumbu batang

 Simbol : σ (sigma)

 Terjadi sebagian besar karena aksial dan lentur

 Ada dua jenis akibat dari tegangan, yakni : tarik


(memanjang) & tekan (memendek)
2. Tegangan geser

 Tegangan tangensial atau tegangan geser, gaya per


unit luas sejajar dengan potongannya

 Tegangan geser yaitu tegangan yang bekerja sejajar


dengan permukaan yang mengalami tegangan

 Simbol : τ (tau)

 Terjadi akibat gaya geser dan momen torsi


3. Tegangan dukung
tegangan dukung yaitu tegangan tekan
yang terjadi pada suatu permukaan luar
dari suatu benda
B. TEGANGAN NORMAL (TEGANGAN AKSIAL)
Asumsi yang dipakai :
 Batang / elemen adalah lurus
 Gaya yang bekerja berada di titik pusat penampang
(titik berat)
 Tidak terjadi tekuk
 Distribusi tegangan dianggap merata
 Rumus :
N
N 
A
N = gaya normal (kg)
A = luas penampang (cm2)
σN = tegangan normal (kg/cm2)
Perjanjian tanda :
 Tegangan tarik yaitu tegangan akibat gaya tarik
bertanda positif
 Tegangan tekan yaitu tegangan akibat gaya tekan
bertanda negatif

Dengan menurunkan persamaan tegangan didapat :


1. Penentuan tegangan normal untuk pemeriksaan
keamanan
N max
   ijin
A
2. Penentuan luas penampang untuk perencanaan
penampang
N max
A
 ijin
3. Penentuan gaya aksial/ normal maksimum yang dapat
bekerja pada batang

N max  A. ijin

Contoh soal :
Sebuah batang baja dengan luas penampang 50 cm2
menerima
gaya aksial tarik sebesar 50 ton. Apabila baja tersebut
memiliki tegangan leleh 2400 kg/cm2. tentukan :
a. Tegangan ijin penampang jika SF = 1,5
b. Tegangan normal penampang
c. Keamanan penampang
d. Gaya maksimum yang diijinkan bekerja
Penyelesaian :
A = 50 cm2
N = 50 ton = 50000 kg

a) σijin = f = f y  2400  1600 kg / cm 2


SF 1,5
b) σN = N  50000  1000 kg / cm 2
A 50
c) Penampang dikatakan aman jika :

N   ijin
N  1000 kg / cm 2   ijin  1600 kg / cm 2  aman!
d) Nmax = A.σijin = 50.1600 = 80000 kg
C. TEGANGAN GESER

Tegangan geser yang bekerja pada suatu


penampang dengan
anggapan bahwa tegangan tersebar merata pada
penampang
Pmax
 (teg .geser )    ijin
A
Pernyataan – pernyataan analitis sebagai berikut :
1. Penentuan tegangan geser untuk pemeriksaan
keamanan
Pmax
A
 ijin
2. Penentuan luas penampang untuk perencanaan
penampang
3. Penentuan gaya maksimum yang dapat bekerja pada
batang

dimana :

Pmax  A. ijin P = gaya yang mengakibatkan geser (N,kN,ton)


A = luas penampang (cm2, m2)

Pada struktur, tegangan geser diakibatkan oleh gaya lintang :

Q.S

b.I o
Dimana :
Q = gaya lintang pada potongan yang ditinjau
S = momen statis bagian tergeser terhadap garis berat penampang (cm3)
Io = momen inersia penampang terhadap garis berat penampang (cm4)
b = lebar bagian yang tergeser (cm)
D. TEGANGAN AKIBAT MOMEN
Momen lentur yang bekerja pada sumbu simetris
1. Momen tunggal
Momen lentur yang bekerja pada bidang simetris dari
penampang maka akan timbul Normal Stress sebesar :
dimana :
M .y
x   M = momen yang bekerja
Iz y = jarak yang ditinjau terhadap titik berat
Iz = momen inersia terhadap sumbu z
Catatan :
 Garis netral (tegangan = 0) akan melalui titik berat penampang
 Momen yang bekerja menimbulkan tarik pada sumbu y (+)

M .y
x  
Iz
 Momen yang bekerja menimbulkan tekan pada sumbu y (-)

M .y
x  
Iz
2. Momen rangkap

M z . y M y .z
x  
Iz Iy
Dimana :
Mz = menekan sb.y(+); tanda(-)
Mz = menarik sb.y(+); tanda (+)
My = menekan sb.z(+); tanda(-)
My = menarik sb.z(+); tanda (+)
E. TEGANGAN AKIBAT MOMEN & NORMAL
Apabila momen dan normal bekerja secara bersama,
maka
tegangan yang dihasilkan : M N
   .y 
I A

M N M N
 .y    .y 
I A I A
 KEKUATAN SUATU BAHAN DINYATAKAN DENGAN TEGANGAN
BAHAN
P

A
DIMANA :
 = TEGANGAN (Kg/m2)
P = GAYA (Kg)
A = LUAS PENAMPANG (m2)

 SATUAN TEGANGAN DALAM STANDAR INTERNASIONAL (SI)

1kPa  10 3 Pa  10 3 N / m 2
1MPa  10 6 Pa  10 6 N / m 2
1GPa  10 9 Pa  10 9 N / m 2
1.1 TEGANGAN NORMAL
 TEGANGAN NORMAL ADALAH TEGANGAN YANG DISEBABKAN OLEH GAYA
YANG BEKERJA TEGAK LURUS TERHADAP LUAS BIDANG GAYA

DIMANA :
P
  = TEGANGAN (Kg/m2)
P = GAYA (Kg)
A A = LUAS PENAMPANG (m2)

GAMBAR 1.
(a). BALOK MENDAPAT BEBAN
AKSIAL BERUPA BEBAN
MERATA
(b). BALOK MENDAPAT BEBAN AKSIAL
BERUPA BEBAN TERPUSAT
PRINSIP SAINT VENANT

PERBEDAAN PENGARUH DUA BEBAN STATIS MENJADI


SANGAT KECIL PADA JARAK YANG JAUH DARI BEBAN.

GAMBAR 2.
(A) BEBAN TERPUSAT BEKERJA PADA
BALOK.

(B)-(D) DISTRIBUSI TEGANGAN PADA


TIGA PENAMPANG MELINTANG
YANG BERBEDA

TEGANGAN MAKSIMUM BERBEDA


0.2% DARI TEGANGAN RATA-
RATA P/A

GAMBAR 2. DISTRIBUSI TEG NORMAL


DISTRIBUSI TEGANGAN NORMAL PADA BALOK BERALUR

GAMBAR 3.
(A) BALOK BERALUR DENGAN RADIUS R/2
(B) JIKA ALUR TIDAK ADA, TEG NORMAL YANG BEKERJA PADA SEMUA TITIK
PENAMPANG MELINTANG= P/A
(C) KEBERADAAN ALUR AKAN MENGGANGGU DISTRIBUSI TEGANGAN MERATA,
TETAPI EFEK INI TERBATAS DISEKITAR ALUR
1.2 TEGANGAN GESER

 TEGANGAN GESER ADALAH TEGANGAN YANG DISEBABKAN OLEH GAYA


YANG BEKERJA SEPANJANG/SEJAJAR DENGAN LUAS PENAHAN GAYA

V DIMANA :
  = TEGANGAN GESER (Kg/m2)
V = GAYA GESER (Kg)
A A = LUAS PENAMPANG GESER (m2)

GAMBAR 4. CONTOH GESER LANGSUNG.


(A) GESER TUNGGAL PADA RIVET
(B) GESER GANDA PADA BAUT
(C) GESER PADA PLAT YANG DIHASILKAN
OLEH PUNCH
1.2 TEGANGAN BEARING/DUKUNG
 TEGANGAN BEARING ADALAH TEKANAN YANG DISEBABKAN BEBAN PERMUKAAN
 TEGANGAN BEARING CUKUP BESAR AKAN MENYEBABKAN KERUSAKAN SETEMPAT PADA MATERIAL
 CARA MENGATASI TEGANGAN BEARING DIGUNAKAN BEARING PLATE UNTUK MENDISTRIBUSIKAN
GAYA PADA AREA YG LUAS

DIMANA :
Pb P
b 
b = TEGANGAN GESER (Kg/m2)
 P = BEBAN (Kg)
Ab td Ab = PROYEKSI RIVET PADA BAGIAN PLAT (m2)
t = TEBAL PLAT (m)
d = DIAMETER RIVET (m)

GAMBAR 5. TEGANGAN BEARING


(A) RIVET PD LAP JOINT
(B) TEGANGAN BEARING
(C) GAYA BEARING PADA PROYEKSI
LUAS t.d

Anda mungkin juga menyukai