Anda di halaman 1dari 9

Makalah: Kimia

UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA

Di Susun Oleh:
Kelompok: 2
Nurmalisa
Linda Wati
Nadia
Mutasir
Putra Imanda
M. Firdaus Ali

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUBON


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keteraturan sifat dalam sistem periodik tidak hanya terjadi dalam satu
golongan, tetapi juga di dalam satu periode dari kiri ke kanan. Keteraturan
perubahan sifat ini akan terlihat dengan jelas pada unsur-unsur periode ketiga. Di
dalam peride ketuga sistem periodik unsur, terdapat delapan unsur, diantaranya
natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosforus (P),
belerang (S), klorin (Cl), dan argon (Ar).
Unsur periode ketiga di alam berada dalam bentuk senyawa, kecuali
belerang dan argon. Belerang terdapat bebas di kawah-kawah gunung berapi,
misalnya Dieng, Tengger, an gunung berapi lainnya. Sifat-sifat unsur periode
ketiga menunjukkan adanya kecenderungan (keteraturan).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Unsur Periode Ketiga


1. Sifat Umum
a. Jari-jari Atom
Jari-jari atom dari Na ke Ar semakin kecil. Hal ini berkaitan dengan
semakin bertambahnya muatan inti sehingga gaya tarik inti atom terhadap
elektron semakin kuat.
b. Energi Ionisasi
Energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga cenderung semakin besar
dari kiri ke kanan. Energi ionisasi Mg lebih besar daripada Al, demikian juga
energi ionisasi P lebih besar daripada S. Hal ini berkaitan dengan konfigurasi
elektronnya, yaitu pada Mg, semua elektron valensinya telah berpasangan,
sedangkan pada Al terdapat satu elektron pada orbital 3P yang tidak berpasangan,
yang berakibat pada kecilnya energi ionisasi Al.
c. Titik Didih dan Titik Leleh
Perubahan titik didih dan titik leleh dari unsur periode ketiga ini
berkaitan dengan struktur dari setiap zat dalam keadaan bebas. Unsur Na, Mg, dan
Al mempunyai struktur kristal logam yang mempunyai titik didih dan titik leleh
relatif tinggi, sedangkan Si membentuk struktur kristal kovalen raksasa yang pada
umumnya akan mempunyai titik didih yang sangat tinggi, seperti halnya pada
grafit (karbon).

2. Sifat Logam dan Nonlogam


Dalam periode ketiga, dari Na ke Ar, sifat logam semakin berkurang.
Natrium, magnesium, dan aluminium merupakan logam dengan struktur kristal
logam raksasa serta mempunyai kilap logam, dan daya hantar listrik yang baik.
Silikon merupakan unsur semilogam dengan struktur kristal kovalen raksasa yang
bersifat sebagai semikonduktor. Fosfor dan belerang, keduanya merupakan unsur
nonlogam, strukturnya berupa kristal molekul sederhana. Klorin merupakan unsur
nonlogam dan pada keadaan bebas berada sebagai gas diatomik, sedangkan argon
merupakan gas monoatomik yang stabil.

3. Daya Oksidasi dan Reduksi


Unsur-unsur periode ketiga dari Na ke Cl, berubah dari reduktor kuat (Na,
Mg, dan Al) menjadi reduktor lemah (Si) dan berubah menjadi Oksidator lamah
(P dan S) kemudian oksidator kuat (Cl).
Natrium merupakan reduktor kuat yang dapat mereduksi air menjadi gas
hidrogen. Silikon merupakan reduktor yang sangat lemah dan dapat bereaksi
dengan oksidator kuat, misalnya oksigen dan halogen secara langsung. Fosfor
merupakan reduktor yang sangat lemah terutama dalam mereduksi oksigen dan
halogen.

4. Sifat Basa Hidroksida Unsur-unsur Periode Ketiga


Hidroksida unsur-unsur periode ketiga mempunyai rumus kimia yang
teratur, yaitu NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Si(OH)4, atau Osi(OH)2, P(OH)5, atau
OP(OH)3, S(OH)6, atau O2S(OH)2, dan Cl(OH)7, atau O3Cl(OH).
Sifat hidroksidanya berubah dari basa kuat (NaOH) dan Mg(OH)2 menuju
ke amfoter (Al(OH)3), kemudian asam lemah Osi(OH)2 dan OP(OH)3, selanjutnya
berubah ke asam kuat O3Cl(OH). Sifat amfoter dari Al(OH)3 ditunjukkan oleh
reaksinya dengan asam kuta dan basa kuat berikut
Al(OH)3(s) + 3H+(aq)  Al3+(aq) + 3H2O(l)
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa Al(OH)3 bersifat basa.
Al(OH)3(s) + OH-(aq)  [Al(OH)4]-(aq)
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa Al(OH)3 bersifat asam.
Jadi, Al(OH)3 dapat bersifat basa dalam lingkungan asam dan bersifat
asam dalam lingkungan asam. Dengan demikian, Al(OH)3 disebut sebagai
hidroksida yang bersifat amfoter.
5. Sifat-sifat Senyawa
Keteraturan perubahan unsur periode ketiga dari Na ke Ar tidak sebatas
sifat-sifat unsur-unsurnya, tetapi juga rumus kimia dan sifat-sifat senyawanya.

B. Unsur-unsur Periode Ketiga di Alam


1. Aluminium
Aluminium merupakan unsur logam periode ketiga terpenting dari sistem
periodik unsur. Walaupun tidak terdapat bebas di alam, senyawa aluminium
tersebar luas di kerak bumi. Aluminium merupakan unsur dengan persentase
terbesar ketiga di kerak bumi setelah oksigen dan silikon. Aluminium merupakan
logam yang berwarna putih dan mengilap, ringan, relatif lunak dan ulet, sukar
mengalami korosi, serta mempunyai massa jenis yang relatif rendah.
Aluminium beraksi dengan asam menghasilkan gas hidrogen. Reaksinya
semula berjalan lambat, tetapi setelah lapisan oksidasinya habis, reaksi akan
berlangsung lebih cepat. Dengan basa kuat, logam Al akan beraksi menghasilkan
gas hidrogen dan larutan aluminat.
Logam aluminium banyak dimanfaatkan karena sifat khasnya, diantaranya
sebagai berikut:
a. Sifat aluminium yang ringan ulet, kuat, dan tahan korosi dimanfaatkan
untuk peralatan konstruksi.
b. Daya hantar listriknya yang baik menyebabkan logam aluminium
digunakan sebagai kawat listrik tegangan tinggi.
c. Sifatnya yang tahan korosi, mudah dibentuk, dan kuat dimanfaatkan
untuk membuat kaleng, pembungkus, dan peralatan dapur.

Walaupun aluminium banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari,


aluminium memiliki dampak negatif yang ditimbulkan, yaitu sampah aluminium
sukar terurai. Untuk mengatasinya, dapat dilakukan proses daur ulang.
Senyawa aluminium dan kegunaanya.
Rumus Kimia Kegunaan
Al2O3  Bahan pengisi plastik, katalis reaksi organik, bahan
pelapis CD/DVD, bahan perangkat superkonduktor,
isolator busi pada kendaraan, lapisan ampelas yang
kasar.
 Bahan pengisi pada pasta gigi dan penambal gigi.
 Bahan industri keramik.
 Bahan baku untuk ekstraksi logam aluminium.
AlCl3  Bahan obat untuk mengurangi keringat berlebih.
 PAC (Poly Aluminium Chloride) untuk menjernihkan air.
 Bahan katalis beberapa reaksi organik.
Al2(SO4)3 Bahan tambahan dalam industri kertas dan tekstil.
Kal(SO4)2.12H2O) Dikenal dengan nama tawas, digunakan untuk mengendapkan
lumpur pada proses pengolahan air, untuk bahan mordan
(pengikat warna) pada proses pencelupan tekstil

2. Silikon
Silikon merupakan unsur terbanyak kedua setelah oksigen yang terdapat
di kerak bumi. Unsur ini tersebar di kerak bumi sebagai mineral silikat dan silikon
dioksida atau kuarsa (SiO2). Sifat keras dari silikon banyak dimanfaatkan untuk
campuran logam yang mempunyai sifat khusus, misalnya baja silikon (Fe-Si)
yang dimanfaatkan untuk bahan blok esin, dinamo, dan trafo listrik.

3. Fosfor
Fosfor di alam terdapat sebagai mineral apatit Ca9(PO4)6.CaX2 (X=F, Cl,
atau OH) dan batuan fosfat Ca3(PO4)2. Fosfor dipisahkan dari senyawanya dengan
cara mereduksi batuan fosfat dengan SiO2 dan karbon.
Forfor bebas merupakan molekul tetratomik (P4) yang mempunyai dua
bentuk kristal, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Forfor putih lebih reaktif
daripada fosfor merah. Fosfor tidak bereaksi dengan air dan tidak larut dalam air,
tetapi dapat larut dalam CS2 dan pelarut organik lainnya. Fosfor juga mudah
terbakar oleh oksigen di udara sehingga disimpan di dalam air. Fosfor merah
digunakan untuk membuat ujung batang korek api, sedangkan senyawa fosfat
banyak digunakan untuk pupuk sintesis, diantaranya pupuk TSP< DSP, dan ES.
Senyawa ini banyak digunakan dalam industri, terutama industri logam,
misalnya dalam pencegahan karat pada logam besi dan untuk industri pupuk.
Dampak negatif pemanfaatan fosfor dan senyawa fosfat, yaitu:
a. Fosfor putih bersifat racun.
b. Emanfaatan natrium tripolifosfat pada deterjen dapat menyebabkan
tumbuhnya gulma yang tidak terkendali.
c. Pupuk fosfat yang digunakan secara berlebihan akan merusak tekstur
tanah.

4. Belerang
Belerang terdapat di alam dalam keadaan bebas sebagai kristal S8 atau
amorf. Sumber belerang terdapat pada kawah gunung berapi. Selain itu, belerang
bebas juga terdapat sebagai deposit belerang di dalam perut bumi. Kristal belerang
merupakan molekul S8 yang terbentuk cincin belerang. Kristalnya mempunyai dua
alotropi, yaitu kristal monoklin dan kristal rhombis yang berada dalam keadaan
setimang pada suhu 96C
Kegunaan belerang dan senyawanya:
Rumus
Kegunaan Keterangan
Kimia
S  Bahan campuran aspal.  Pemberian belerang
 Bahan tambahan pada akan meningkatkan
kosmetik. kualitas aspal,
 Korek api, mesiu, dan membuat lapisan aspal
kembang api. menjadi bersifat
 Campuran baja. mengikat dan elastis.
 Campuran beton tahan asam  Belerang ditambahkan
dan garam. ke dalam kosmetik
untuk mencegah jamur
dan beberapa penyakit
kulit.
 Belerang mudah
terbakar sehingga
digunakan sebagai
bahan korek api,
mesiu, dan kembang
api.
H2SO4 Berbagai industri  Industri pengolahan
kertas.
 Bahan baku pupuk
(NH4)2SO4 Pupuk buatan Pupuk ini bersifat
asam
Na2S2O3 Obat-obatan Obat keracunan sianida dan
obat untuk penderita sakit
ginjal yang melakukan cuci
darah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam sistem periodik unsur, periode ketiga dimulai dari unsur natrium
(Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosforus (P),
belerang (S), klorin (Cl), dan argon (Ar).
2. Daya mereduksi dari Na ke Cl semakin lemah, sedangkan daya
mengoksidasi semakin kuat.
3. Aluminium merupakan unsur logam penting dari periode ketiga.
Aluminium dapat dipisahkan dari bijih bauksit menggunakan metode
elektrolisis yang dikenal sebagai proses Hal-Heroult.
4. Silikon merupakan unsur terbanyak kedua di kerak bumi setelah oksigen.
Silikon dimurnikan melalui proses zone refining.
5. Fosfor di alam terdapat sebagai mineral apatit dan batuan fosfat.
6. Belerang dapat diperoleh secara langsung di kawah gunung atau deposit
belerang di bawah tanah dengan cara Franch.

Anda mungkin juga menyukai