Anda di halaman 1dari 7

ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058

Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).


Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

PELATIHAN INTERNET OF THINGS (IOT) UNTUK PELAJAR


TINGKAT SMK DI KECAMATAN BULELENG

Gede Saindra Santyadiputra, I Made Putrama, I Gede Partha Sindu


Jurusan Pendidikan Teknik Informatika FTK UNDIKSHA
Email: gsaindras@undiksha.ac.id

ABSTRACT

Vocational education is to prepare students to enter the work field. There are 2 vocational schools in
Buleleng sub-district whose education focus is on the realm of information technology namely SMK N 3 and SMK
TI Bali Global Singaraja. On the other hand, information technology updates every second, one of them internet
of things technology (IoT) that the current trend. The curriculum has not been able to accommodate it so that extra
activities are required outside the lesson. The training activities aim to provide knowledge in the field of IoT as
well as to know the response of the vocational students after the training. The result is the training of 24
participants with 2 IoT products, namely remote control and distance monitoring. The responses include 100% of
students know what is IoT technology, easy to understand training schemes, and satisfactory training. While 77.8%
of students said the techniques that were mastered during the training ranged from 70% to 85%.

Keywords: vocational school, internet of things, training

ABSTRAK

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didiknya untuk memasuki lapangan
kerja. Terdapat 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Buleleng yang fokus pendidikannya berada
pada ranah teknologi informasi yakni SMK N 3 dan SMK TI Bali Global Singaraja. Di sisi lain, teknologi
informasi update-nya tiap detik salah satunya teknologi internet of things (IoT) yang tren saat ini. Kurikulum
belum dapat mengakomodir hal tersebut sehingga dibutuhkan kegiatan ekstra di luar jam pelajaran. Kegiatan
pelatihan bertujuan memberikan pengetahuan di bidang IoT serta mengetahui respon siswa-siswa SMK setelah
diadakannya pelatihan. Hasil yang didapat adalah terselenggaranya pelatihan dengan jumlah peserta sebanyak 24
orang dengan menghasilkan 2 produk IoT yakni kontrol lampu jarak jauh dan monitoring jarak. Respon yang
didapat antara lain 100% siswa mengetahui apa itu teknologi IoT, skema pelatihan mudah dimengerti, dan
pelatihan memuaskan. Sedangkan 77,8% siswa menyatakan teknik yang dikuasai selama pelatihan berkisar antara
70% sampai 85%.

Kata kunci: sekolah menengah kejuruan, internet of things, pelatihan

PENDAHULUAN baru (things) yang terhubung dengan


internet. Jumlah tersebut bahkan disebut-
Internet of Things (IoT) merupakan wujud sebut akan meningkat hingga mencapai dua
perkembangan teknologi internet yang puluh miliar perangkat di tahun 2020. Di
akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan Indonesia, telah ada beberapa perusahaan
di kalangan penggiat industri IT yang mencoba masuk ke bisnis IoT, seperti
(Information Technology). IoT Intel, Dattabot, dan Dycode. Pemerintah
memungkinkan setiap barang (things) yang tengah begitu getol mengembangkan
dimiliki dapat terhubung ke internet teknologi IoT untuk mendukung penerapan
sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh konsep Smart City. Salah satu himbauan
dengan smartphone atau bahkan dengan pemerintah adalah meminta peran generasi
perintah suara. Pada tahun 2018 nanti, muda khususnya yang berada pada jenjang
diperkirakan akan ada 2 miliar perangkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk

105
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

mempersiapkan lebih dini terkait teknologi lebih mudah, bahkan supaya benda juga
tersebut. Mulai dari mengenal, bisa berkomunikasi dengan benda lainnya.
mempelajari, dan mengimplementasikan Salah satu piranti yang dapat
IoT guna menghasilkan produk-produk IoT mengimplementasikan IoT adalah Arduino.
agar ke depannya mereka siap bersaing Menurut Maulana (2014), arduino adalah
dengan produk-produk IoT Masyarakat pengendali mikro single-board yang
Ekonomi ASEAN (MEA). bersifat open-source, diturunkan dari wiring
Menurut Chandra (2014), Interaksi antara platform, dirancang untuk memudahkan
manusia dengan manusia sudah sangat penggunaan elektronik dalam berbagai
biasa dilakukan sejak zaman dahulu kala. bidang. Hardware dalam arduino memiliki
Pada era komputer, interaksi antara manusia prosesor Atmel AVR dan menggunakan
dengan mesin juga sudah biasa dilakukan. software dan bahasa sendiri. Hardware
Saat ini, teknologi sudah mencapai pada dalam arduino memiliki beberapa jenis,
titik di mana mesin dapat berkomunikasi yang mempunyai kelebihan dan kekurangan
dengan mesin lainnya dan titik di mana dalam setiap papannya. Penggunaan jenis
semua peralatan kita adalah sebuah mesin. arduino disesuaikan dengan kebutuhan, hal
Menurut analisa Chui (2013), internet of ini yang akan mempengaruhi dari jenis
things (IoT) adalah sebuah teknologi yang prosesor yang digunakan. Jika semakin
memungkinkan kita untuk menghubungkan kompleks perancangan dan program yang
mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dibuat, maka harus sesuai pula jenis
dengan sensor jaringan dan aktuator untuk kontroler yang digunakan (Herfiansyah,
memperoleh data dan mengelola kinerjanya 2014). Yang membedakan antara arduino
sendiri, sehingga memungkinkan mesin yang satu dengan yang lainnya adalah
untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak penambahan fungsi dalam setiap papan
berdasarkan informasi baru yang diperoleh circuitnya dan jenis mikrokontroler yang
secara independen. Selanjutnya, dipaparkan digunakan. (Aditya, 2015).
juga bahwa IoT adalah interkoneksi yang SMK merupakan asset yang besar, apabila
unik antara embedded computing devices bangsa Indonesia ingin maju, pengangguran
dalam infrastruktur internet yang ada. terkurangi, maka SMK perlu ditangani
Hendrix (2014) menjelaskan bahwa IoT secara profesional. Meskipun SMK telah
adalah suatu keadaan ketika benda memiliki menunjukan peran-peran yang positif,
identitas, bisa beroperasi secara intelijen, namun kenyataannya saat ini masih
dan bisa berkomunikasi dengan sosial, dijumpai sejumlah permasalahan yang
lingkungan, dan pengguna. Dengan berdampak pada lulusannya, yaitu belum
demikian, dapat kita simpulkan bahwa IoT semua lulusan SMK langsung mendapat
membuat kita membuat suatu koneksi pekerjaan, belum mampu bekerja mandiri,
antara mesin dengan mesin, sehingga banyak guru-guru yang kurang profesional,
mesin-mesin tersebut dapat berinteraksi dan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap
bekerja secara independen sesuai dengan penyelenggaraan SMK, kualitas
data yang diperoleh dan diolahnya secara pembelajaran yang masih membutuhkan
mandiri. Tujuannya adalah untuk membuat peningkatan, tantangan perubahan yang
manusia berinteraksi dengan benda dengan

106
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

begitu cepat, serta kurang kolaborasi antara Singaraja dan SMKS TI Bali Global
sekolah dengan DUDI. Singaraja. SMKN 3 Singaraja dan SMKS
Menurut data Kemdikbud, kecamatan TI Bali Global Singaraja terletak di Provinsi
Buleleng memiliki 10 SMK negeri dan Bali tepatnya di kota Singaraja. Tabel 1
swasta. Dua diantaranya memiliki merupakan data SMK di kecamatan
konsentrasi di bidang IT yaitu SMKN 3 Buleleng.

Tabel 1. Data SMK Se-Kecamatan Buleleng

Berdasarkan analisis situasi tersebut dapat


Berdasarkan observasi dan wawancara yang diidentifikasi permasalahan seperti
dilakukan di 2 SMK yang memiliki jurusan rendahnya pengetahuan dan kompetensi di
IT di Kabupaten Buleleng, siswa-siswa kalangan siswa SMK Kecamatan Buleleng
mereka membutuhkan pelatihan yang lebih. terutama tentang IoT dan belum adanya
Hal ini dikarenakan waktu efektif di sekolah pelatihan IoT luar jam sekolah terhadap
belum cukup untuk memperbaharui keahlian siswa-siswa SMK yang memiliki
mereka yang harus terus update terutama di konsentrasi IT. Adapun tujuan dari pelatihan
bidang IT. Kepala sekolah dan guru di SMK ini adalah memberikan pengetahuan
memiliki pendapat yang sama bahwa terutama di bidang IoT dalam bentuk
teknologi informasi update-nya tiap detik, pelatihan dan mengetahui respon siswa-siswa
sedangkan kurikulum belum dapat SMK tersebut.
mengakomodir hal tersebut sehingga
dibutuhkan kegiatan ekstra di luar jam METODE
pelajaran sekolah guna mengupdate
teknologi yang saat ini menjadi tren. Kerangka pemecahan masalah telah disusun
Pengetahuan dan kompetensi IoT juga masih berdasarkan Gambar 1. Kerangka tersebut
dirasa sangat rendah dikarenakan kurikulum juga menjadi acuan dalam pelaksanaan
belum secara langsung menyasar ke kegiatan pelatihan. Secara umum, kerangka
teknologi tersebut. Disampaikan juga, tersebut dibagi menjadi 3 tahap yaitu
pelatihan luar jam sekolah juga belum ada persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada
yang menyasar ke SMK yang dirasa sangat tahap persiapan dilakukan diskusi ke pihak-
perlu untuk dilatih ke siswa-siswa mereka pihak terkait masalah perijinan. Meliputi
untuk meningkatkan pengetahuan dan perijinan ke pihak SMK dan ke pihak
kompetensi mereka ke depannya. lembaga yang dalam hal ini sebagai
penyelenggara sekaligus tempat

107
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

diadakannya pelatihan. Tahap ini juga pelatihan, dikumpulkan respon terkait


menjadi acuan bahwa peserta, peralatan, pelaksanaan pelatihan kepada peserta.
materi, dan tempatnya tersedia. Kemudian Pendampingan dilakukan menggunakan
dilakukan pengiriman surat dan leaflet forum diskusi online yang sudah disediakan
secara formal ke pihak SMK maupun pihak penyelenggara. Tahap akhir berupa
lembaga. Tahap selanjutnya adalah evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan
pelaksanaan pelatihan. Pelatihan dilakukan serta penggunaan dana yang diakhiri dengan
1x pertemuan disusul dengan pendampingan penyusunan laporan akhir.
sebanyak 2x pertemuan. Pada saat akhir

Gambar 1. Kerangka pemecahan masalah

108
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

Khalayak sasaran dalam program ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN


siswa-siswa SMK dengan bidang keahlian
Teknik Komputer dan Jaringan di Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli
Kecamatan Buleleng meliputi SMK N 3 2017 dan dihadiri oleh 24 siswa dan siswa
Singaraja dan SMK TI Bali Global SMK. SMK yang terlibat antara lain SMK N
Singaraja. Kapasitas peserta maksimal 25 3 Singaraja dan SMK TI Global Singaraja.
orang yang berasal dari masing-masing Mereka didampingi oleh guru mereka
sekolah. masing-masing. Sebagai instruktur dalam
Metode yang diterapkan dalam pelaksanaan pelatihan, hadir delegasi dari mahasiswa
kegiatan ini adalah pelatihan kerja. Peserta sebanyak 6 orang.
akan diberikan materi awal berupa Kegiatan berlangsung di Lab Komputer
pengenalan teknologi IoT dan perangkat- Dasar Jurusan Pendidikan Teknik
perangkat pendukungnya serta Informatika. Pelatihan diawali dengan
pengimplementasian IoT ke sebuah skema pengenalan teknologi IoT. Kemudian
smart home. Setelah itu, diberikan sebuah dilanjutkan dengan pembentukan kelompok
kasus yang di mana solusinya adalah yang terdiri dari 4 sampai 5 orang. Dari 5
membuat rangkaian alat dengan mengikuti kelompok yang terbentuk, diberikan modul
skema smart home. Alat tersebut dapat kepada masing-masing kelompok. Modul
memantau peralatan elektronik yang terdiri dari 3 bagian yakni pengenalan
dipasang di rumah dan pemilik rumah dapat teknologi IoT, pembuatan alat kontrol lampu
mengaksesnya dari jarak jauh menggunakan jarak jauh, dan pembuatan alat monitoring
internet. Mekanisme dan langkah-langkah jarak.
dibuat dalam bentuk modul. Modul dibagi Masing-masing kelompok didampingi oleh
menjadi dua yaitu modul pemula dan modul seorang instruktur dari mahasiswa. Tiap
lanjut. Di akhir kegiatan peserta diminta kelompok diberikan peralatan seperti
kesediaannya untuk mengisi angket respon arduino nodemcu esp8266, kabel jumper
dan peserta diberikan modul lanjut yang MM, breadboard, resistor, LED, sensor
akan digunakan siswa untuk belajar di ultrasonic HCSR004, dan ubec 5 volt.
rumah. Kegiatan pendampingan dapat dilihat pada
Kemudian dilakukan kegiatan Gambar 2.
pendampingan menggunakan forum online
untuk melakukan diskusi terhadap pelatihan
yang telah dilakukan. Diskusi dapat berupa
pembahasan modul lanjut, troubleshooting
dan rancangan untuk menghasilkan skema
IoT selanjutnya. Keberhasilan pembuatan
alat dan interaksi yang terjadi dalam forum
dapat menjadi indikator bahwa pengetahuan,
kompetensi, dan minat siswa meningkat.

Gambar 2. Peserta pelatihan didampingi


oleh instruktur

109
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

Kegiatan pelatihan berlangsung selama 6 pengetahuan IoT serta mengetahui respon


jam dan menghasilkan dua produk yakni siswa-siswa SMK. Hasil respon menyatakan
kontrol lampu jarak jauh dan alat monitoring 100% siswa mengetahui apa itu teknologi
jarak. Di akhir kegiatan dilakukan IoT, skema pelatihan mudah dimengerti, dan
pengambilan respon dengan hasil 100% pelatihan memuaskan. Sedangkan 77,8%
siswa mengetahui apa itu teknologi IoT, siswa menyatakan teknik yang dikuasai
skema pelatihan mudah dimengerti, dan selama pelatihan berkisar antara 70% sampai
pelatihan memuaskan. Sedangkan 77,8% 85%.
siswa menyatakan teknik yang dikuasai
selama pelatihan berkisar antara 70% sampai DAFTAR RUJUKAN
85%. Siswa terlihat sangat antusias selama
mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir. Aditya, F. G. (2015). Analisis Dan
Guru pendamping meminta agar selanjutnya Perancangan Prototype Smart Home
diadakan kegiatan semacam ini karena Dengan Sistem Client Server Berbasis
dirasa sangat bermanfaat bagi tambahan Platform Android Melalui
pengetahuan siswa-siswanya. Terakhir Komunikasi Wireless. Universitas
dilakukan foto bersama dengan peserta dan Telkom.
produknya, guru pendamping dan
mahasiswa pada Gambar 3. Chandra, R. N. (2014). Internet Of Things
Dan Embedded System Untuk
Indonesia. Surya University: Serpong.

Chui. (2013). Ten IT-enabled Business


Trend for The Decade Ahead.
McKinsey Global Institute.

Hendrix, M. (2014). 12 Most Disruptive


Technologies of The Future.

Herfiansyah, D. A. (2014). Pembangunan


Electrical Control System Berbasis
Smartphone Android Dengan Media
Gambar 3. Sesi foto bersama
Internet (Implementasi Sistem Smart
Home). Jurnal Penelitian Teknik
SIMPULAN Informatika: Bandung.

Pelatihan IoT ditujukan kepada siswa Maulana, A. (2014). Perancangan Sistem


SMK di mana belum terdapat kurikuum IoT Pengukuran Warna Tanah Dengan
di sekolahnya. Siswa SMK seharusnya Metode Teaching dan Running.
mendapat update teknologi dengan cara JBPTUNIKOMPP: Bandung.
mendapatkannya di luar jam sekolah.
Pelatihan dirancang untuk memberikan

110
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

Sulistyanto, M. P. T. (2015). Implementasi Kanjuruhan Malang. SMARTICS


IoT (Internet of Things) dalam Journal, 1(1), 20-23.
pembelajaran di Universitas

111

Anda mungkin juga menyukai