Anda di halaman 1dari 8

5 Prinsip Dasar Menganalisa Pergerakan Harga Ala KG

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

SAMPRAZAAN

Semua 'dasar-dasar pemahaman' yang dibutuhkan dalam menganalisa pergerakan harga akan dijabarkan
secara gamblang di '5 Prinsip Dasar Menganalisa' ini. Dan jika diperhatikan dengan teliti, jujur dan open mind
maka apa yang akan kita pelajari ini sesungguhnya bukanlah analisa kacangan atau "indicator minded" seperti
yang banyak didengungkan analis-analis lain yang entah kenapa begitu menentang cara yang kita gunakan
dalam menganalisa pergerakan harga. Analisa yang kita pelajari disini basisnya adalah berdasarkan perilaku
pelaku pasar yang kalau boleh sombong saya berani katakan ini jauh lebih tinggi bobotnya, elitenya, kelasnya,
ngotaknya dibandingkan dari sekedar yang namanya 'Price Action'. Fokus analisa kita titik beratnya ada di
pergerakan yang terjadi pada harga, kalo diterjemahin pake bahasa orang idiot maksud kalimat ini adalah mata
kita saat mengamati dan menganalisa chart yg dilihat pertama kali itu adalah data harga (candlestick) baik yg
sebelumnya maupun yg saat ini. Dari data-data harga yang kita lihat itulah kemudian kita menerjemahkan
yang terjadi pada harga-harga tersebut berdasarkan apa-apa yang kita pahami di 5 prinsip di bawah sehingga
kita mendapatkan sebuah kesimpulan tentang segala sesuatu yang sedang terjadi pada harga saat ini. Setelah
itu baru kemudian kita membandingkan apa yang sudah kita simpulkan tersebut dengan alat bantu - alat bantu
(indicators) yang kita (ingin) gunakan untuk meyakinkan kesimpulan yang sudah kita dapatkan sebelum kita
membuat keputusan. hehehehe Selamat Belajar.

PRINSIP PERTAMA

“Tidak Ada Yang Tahu Kemana Dan Sampai Di mana Nilai Tukar Sebuah Pasangan Mata Uang
Akan Bergerak”

Prinsip ini mesti dipegang teguh oleh setiap analis untuk menimbulkan dan memunculkan kesadaran bahwa
kemana nilai tukar mata uang akan bergerak setelah saat ini adalah sebuah ketidak-pastian. Ketidak-pastian
ini muncul karena dari banyaknya parameter-parameter yang mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya
pergerakan nilai tukar sebuah pasangan mata uang, ada sebuah parameter yang belum dapat ditentukan secara
pasti (eksak) ukurannya. Para analis mendefenisikan parameter yang belum memiliki ukuran ini sebagai minat
setiap pelaku pasar yang aktif bertransaksi saat itu. Minat para pelaku pasar inilah yang berperan sangat
penting dalam mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh setiap pelaku pasar saat bertransaksi di pasar
mata uang (Forex Market). Para analis kesulitan untuk mengukur ‘minat’ ini sebagai sesuatu yang eksak
dikarenakan penyebab munculnya ‘minat’ pada setiap pelaku pasar ternyata sangatlah bervariasi atau dengan
kata lain banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi penyebab munculnya ‘minat’ ini pada setiap pelaku pasar.
Dan yang lebih buruknya lagi diketahui juga bahwa ‘minat’ setiap pelaku pasar ini ternyata bisa berubah dan
muncul kapan saja. Pengaruhnya pada pergerakan harga ini berarti bahwa harga bisa bergerak terus ke satu
arah atau bisa saja tiba-tiba berhenti atau langsung berbalik arah tanpa ada peringatan apapun atau tanpa ada
tanda apapun yang dapat kita deteksi untuk mengantisipasi pergerakan tersebut.

Nah, dengan memiliki kesadaran bahwa ‘tidak ada yang tahu kemana dan sampai dimana nilai tukar sebuah
pasangan mata uang akan bergerak setelah saat ini’ maka kita sebagai analis akan dipaksa untuk selalu
mempersiapkan segala resiko yang mungkin muncul dari setiap keputusan yang kita ambil ketika bertransaksi
di Forex Market. Setiap analis berpengalaman selalu mempersiapkan dua skenario dalam setiap keputusan
yang diambilnya setelah melakukan analisa dan penarikan kesimpulan. Skenario pertama adalah skenario yang
akan dijalankannya dan skenario kedua adalah skenario yang akan dijalankannya hanya jika skenario pertama
tidak bekerja sebagaimana analisa dan penarikan kesimpulan yang telah dilakukannya.

PRINSIP KEDUA

“Harga Bergerak Karena Adanya Transaksi-Transaksi Yang Dilakukan Pelaku Pasar“


Harga bergerak penyebabnya hanya satu yaitu karena adanya transaksi-transaksi mata uang yang dilakukan
pelaku pasar. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jika tidak ada transaksi-transaksi mata uang yang
dilakukan pelaku pasar maka nilai tukar mata uang atau harga tidak akan pernah berubah dari nilai tukarnya
semula. Dengan memahami prinsip ini kita menyadari bahwa kehadiran atau keberadaan pelaku pasar di Forex
Market berhubungan langsung dengan perubahan yang terjadi pada harga, karena hanya dengan adanya para
pelaku pasar di Forex Market lah maka transaksi-transaksi mata uang memungkinkan untuk terjadi. Jadi jika
harga bergerak atau berubah-ubah nilainya maka kita tahu bahwa pelaku pasar ada di pasar saat itu. Nah, dari
sini kita dapat memahami mengapa harga terlihat bergerak sangat aktif dan bergerak dalam range yang lebar
ketika beberapa Forex Market buka dalam waktu yang bersamaan, karena tentu saja pelaku pasar yang aktif
menjadi lebih banyak jumlahnya saat dua buah market atau lebih buka dalam waktu yang bersamaan. Nah,
sebagai analis kita harus mengetahui kapan sebuah market buka dan kapan sebuah market tutup serta di market
mana saja pelaku pasar banyak berada untuk membantu efektifitas strategi yang kita kembangkan dari analisa
yang kita lakukan.

Mengetahui kapan sebuah Forex Market itu buka atau tutup akan membantu kita untuk melihat kecenderungan
transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di setiap Market Session. Informasi ini sangat penting tetapi
seringkali banyak analis pemula mengabaikannya. Padahal dengan mengamati pergerakan harga yang terjadi
terhadap nilai harga Open (Harga Pembukaan) di setiap Market Session kita secara langsung dapat mengetahui
kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang terjadi saat ini. Sederhananya kan kita tahu bahwa
kecenderungan arah pergerakan harga itu naik jika harga cenderung bermain di atas nilai harga pembukaan
sebuah Market Session dan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu turun jika harga
cenderung bermain di bawah nilai harga pembukaan sebuah Market Session. Nilai Open atau harga
pembukaan di setiap Market Session adalah ibarat nilai harga awal (starting price) sebelum terjadinya
transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar selanjutnya di Session Market tersebut. Jadi dengan kata lain
kemana pelaku pasar di setiap Market Session tersebut akan membawa harga dapat kita lihat dengan
membandingkan harga yang terbentuk saat ini dengan nilai harga saat Market Session tersebut buka (Open).

PRINSIP KETIGA
“Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada Akumulasi
Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Kita tidak pernah tahu kemana dan sampai di mana harga akan bergerak sebagaimana yang kita tegaskan di
Prinsip Pertama, tetapi kita dapat menduga kemana kecenderungan arah harga saat ini akan bergerak dengan
melihat atau mengamati pergerakannya berdasarkan apa yang terjadi sebelumnya. Dugaan atau perkiraan
kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang sering digunakan banyak analis sebenarnya didapatkan
dengan menggunakan beberapa reference atau patokan untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan
harga saat ini. Apapun patokan yang digunakan untuk menentukan kecenderungan arah saat ini adalah ‘benar’
selama patokan tersebut secara logika dapat diterima dan memiliki latar belakang yang memiliki alasan kuat
untuk dapat digunakan sebagai patokan. Nah, sebagai analis kita harus memilih patokan apa yang akan kita
gunakan untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini dan sebagai analis tentu saja kita
akan memilih patokan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan peka terhadap perubahan serta
mencerminkan kecenderungan arah yang sebenarnya terjadi pada harga saat ini dengan probabilitas yang
tinggi.

Metoda atau Teknik untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga yang berkembang dan banyak
digunakan saat ini selalu menggunakan sejumlah data harga sebelumnya baik dalam jumlah banyak atau
sedikit sebagai bahan dasar untuk mendefenisikan kecenderungan arah harga. Artinya secara teknis untuk
menentukan kecenderungan arah harga saat ini para analis sebenarnya hanya membandingkan harga saat ini
terhadap data-data harga sebelumnya lalu kemudian membuat defenisi kecenderungan arah harga saat ini
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang digunakan pada metoda atau teknik yang digunakannya. Jadi mau
pakai metoda wave, candlestick, support-resistance, supply-demands, price action, statistik dan lain
sebagainya maka kita tahu bahwa metoda-metoda tersebut menggunakan data-data harga sebelumnya sebagai
reference. Nah, secara sederhana maka saya dapat katakan bahwa untuk mendefenisikan kecenderungan arah
pergerakan harga itu saat ini adalah ‘naik’ atau ‘turun’ apapun metoda atau teknik yang digunakan sebenarnya
dilakukan dengan hanya membandingkan harga saat ini terhadap nilai harga tertentu di periode waktu
sebelumnya. Dan dari sini kita juga dapat mengerti dan memahami bahwa ketika terjadi perbedaan pendapat
antara satu analis dan analis lainnya mengenai kecenderungan arah pergerakan harga saat ini kemungkinannya
disebabkan adanya perbedaan pada penggunaan metoda dan data reference yang dipakai dalam analisanya.

Sebagai analis tugas kita seperti saya sampaikan di atas adalah menentukan metoda yang memiliki tingkat
akurasi tinggi, peka terhadap perubahan dan mampu merepresentasikan kondisi kecenderungan pergerakan
harga yang terjadi saat ini secara nyata sehingga informasi yang kita dapatkan tepat atau hampir mendekati
kenyataan yang terjadi pada harga. Dari apa yang sudah kita pahami maka sebetulnya kemana kecenderungan
harga akan bergerak saat ini sepenuhnya tergantung pada mayoritas jenis transaksi yang dilakukan pelaku
pasar saat ini, artinya jika saat ini mayoritas pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka tentu saja saat ini
kecenderungan harga untuk bergerak turun adalah lebih besar. Dan sebaliknya jika mayoritas pelaku pasar
saat ini melakukan transaksi ‘Buy’ maka tentu saja kecenderungan harga untuk bergerak naik adalah lebih
besar. Nah, berdasarkan pengertian sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa untuk mengetahui mayoritas
jenis transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar seperti yang sudah disinggung di Prinsip Kedua maka
kita membutuhkan titik awal (Starting Point) pengukuran untuk menghitung atau mengetahui transaksi apa
yang mendominasi pasar (Mayoritas) saat ini berdasarkan akumulasi dari transaksi-transaksi yang terjadi.

Seperti kita ketahui para pelaku pasar tidak selalu melakukan jenis transaksi yang sama, saat ini mungkin saja
satu pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ dan beberapa saat kemudian ada pelaku pasar lain yang
melakukan transaksi ‘Buy’. Saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Sell’ maka harga akan bergerak turun dan
saat pelaku pasar melakukan transaksi ‘Buy’ maka harga akan bergerak naik. Nah, katakan seperti contoh tadi
misalkan harga awal adalah ‘5’ nilainya kemudian karena ada transaksi ‘Sell’ dalam nilai (volume) tertentu
yang menyebabkan harga turun 2 points sehingga harga menjadi ‘3’ nilainya. Lalu katakanlah 10 detik
kemudian ada pelaku pasar yang melakukan transaksi ‘Buy’ dalam volume tertentu yang menyebabkan harga
naik 10 points sehingga harga berubah menjadi ‘13’ nilainya maka artinya dalam waktu 10 detik jika kita lihat
dari nilai harga awal yaitu ‘5’ berarti terjadi kenaikan 8 points karena harga 10 detik kemudian menjadi ‘13’
nilainya. Nah, pada kenyataannya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini bisa kapan saja
seperti yang sudah disampaikan pada Prinsip Pertama dan berapa besar volume (nilai) transaksi yang akan
mereka lakukanpun kita tidak pernah tahu. Kita hanya bisa mengetahui transaksi-transaksi tersebut terjadi
setelah pelaku pasar melakukannya dan kemana kecenderungan arah perubahan harga (nilai tukar) yang terjadi
tergantung sepenuhnya pada akumulasi volume (nilai) transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Jika
dilakukan pengukuran dari waktu tertentu sebelumnya sampai saat ini volume (nilai) transaksi ‘Buy’ lebih
besar dari volume (nilai) transaksi ‘Sell’ maka otomatis kita akan melihat harga (nilai tukar) bergerak naik
dari nilai tukar awal dan begitu juga sebaliknya. Dari pemahaman ini kita dapat simpulkan bahwa akumulasi
volume (nilai) transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar berbanding lurus dengan besarnya perubahan
harga, artinya akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang terjadi dapat kita hitung dengan mengamati
perubahan pada harga itu sendiri sebetulnya.

Melalui pemahaman inilah kemudian para analis mengembangkan berbagai macam metoda untuk dapat
mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga untuk membantu mereka dalam memilih keputusan
transaksi apa yang sebaiknya mereka lakukan saat bertransaksi di pasar mata uang. Banyak sekali latar
belakang teori atau konsep dari metoda-metoda yang dikembangkan untuk mengetahui kecenderungan arah
pergerakan harga ini seperti statistik, trigonometri, korelasi antara variable-variabel yang mempengaruhi
pergerakan harga, perilaku pelaku pasar, fundamental atau gabungan dari beberapa teori dan konsep-konsep
tersebut. Apapun latar belakang teori atau konsep yang digunakan para analis untuk mengembangkan
metodanya semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui ‘kecenderungan arah pergerakan
harga’ saat ini. Perbedaan setiap metoda secara teknis akan terlihat pada tingkat akurasi dan kecepatan metoda-
metoda tersebut dalam menerjemahkan informasi-informasi yang dibutuhkan sang analis dalam menganalisa
dan membuat keputusan. Dan perbedaan tingkat akurasi dan kecepatan sebuah metoda dalam menerjemahkan
informasi tidak berarti mencerminkan baik atau buruknya sebuah metoda, karena hal ini sepenuhnya
tergantung dari seberapa akurat dan seberapa cepat sang analis membutuhkan informasi yang dibutuhkannya.
Sederhananya seorang trader dengan type scalper dan type long term akan membutuhkan tingkat akurasi dan
kecepatan yang berbeda dari informasi-informasi yang dibutuhkannya.
PRINSIP KEEMPAT
“Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal, Pertama Yaitu:
Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak Dapat Menerima Harga Di Atas Harga Tertinggi atau Di
Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu: Ketika Volume Transaksi Yang Dilakukan
Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang Jumlahnya Sedikit Atau Kecil. Dan Kecil Atau Sedikitnya Volume
Transaksi Yang Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama
Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif Di Pasar mata Uang Saat Itu Memang Sedikit Dan Yang
Kedua Mungkin Saja Pelaku Pasar Yang Aktif Saat Itu Banyak Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi
Karena Menunggu Saat Yang Tepat Untuk Bertransaksi Di Pasar Mata Uang”

Seperti yang sudah kita pahami berdasarkan perilaku pelaku pasar atau hukum kesetimbangan pasar maka
kita mengetahui bahwa secara garis besar dapat dikatakan bahwa sebenarnya harga itu bergerak dari sebuah
area kesepakatan ke area kesepakatan yang terbentuk sebelumnya atau bergerak untuk membentuk sebuah
area kesepakatan baru. Area kesepakatan adalah area harga atau range harga di mana harga bergerak bolak-
balik sepanjang area atau range tersebut dalam periode waktu tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang
perilaku pelaku pasar maka area kesepakatan ini adalah area nilai tukar (harga) di mana para pelaku pasar
baik yang bertindak sebagai Sellers maupun Buyers merasa ‘nyaman’ untuk bertransaksi di area nilai tukar
mata uang tersebut karena harga (nilai tukar) berada dalam batas-batas (range) yang mereka dapat terima
atau dengan kata lain ‘minat’ pelaku pasar untuk bertransaksi di area tersebut animo-nya sangat tinggi.
Secara teknis area kesepakatan (Consensus Area) ini dapat kita identifikasi dengan mudah pada data
pergerakan harga. Semakin sering sebuah level harga dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa
transaksi juga sering dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar menyukai
untuk bertransaksi di level harga tersebut. Sebaliknya jika sebuah level harga jarang dilalui pergerakan harga
maka kita tahu bahwa transaksi jarang atau sedikit dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan
bahwa pelaku pasar tidak menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut.

Harga akan bergerak keluar dari Consensus Area atau Area Kesepakatannya ketika terjadi ketidak-
seimbangan pada ‘minat’ salah satu pelaku pasar, jadi jika ‘minat’ para Buyers meningkat dan lebih besar
daripada ‘minat’ para Sellers maka Buyers cenderung akan terlihat lebih sering melakukan transaksi
sehingga harga akan terus terakumulasi menaik dan sebaliknya jika ‘minat’ para Sellers meningkat dan lebih
besar daripada ‘minat’ para Buyers maka Sellers cenderung akan lebih sering melakukan transaksi sehingga
harga akan terakumulasi menurun. Nah, ketika ‘minat’ salah satu pelaku pasar terus meningkat dan ‘minat’
pelaku pasar lainnya menurun atau tidak mampu mengimbangi transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku
pasar yang ‘minat’ nya besar maka harga akan terus terakumulasi dalam satu arah. Akumulasi pergerakan
harga satu arah ini jika mampu membawa harga keluar dari Area Kesepakatan sebelumnya maka ini adalah
indikasi bahwa salah satu pelaku pasar cenderung untuk membawa harga keluar dari Area Kesepakatannya
saat ini terlihat semakin besar. Jika keadaan ini terus berlangsung diikuti transaksi-transaksi yang
akumulasinya terus membawa harga bergerak ke satu arah dan harga akhirnya benar-benar keluar dari Area
Kesepakatan lama maka pelaku pasar yang membawa harga bergerak ke satu arah ini kita katakan
mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi saat ini.

Nah, ketika salah satu pelaku pasar mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi di pasar maka dominasi
pelaku pasar tersebut akan cenderung terus bertahan sampai salah satu dari beberapa hal yang dijabarkan
secara sangat jelas di Prinsip Keempat di atas terjadi di pasar. Contohnya pada saat transaksi yang terjadi di
pasar di dominasi oleh Buyers maka harga akan terus terakumulasi bergerak naik membentuk harga yang
terus lebih tinggi dari sebelumnya. Proses akumulasi pergerakan naik ini akan terhenti ketika Sellers tidak
dapat lagi menerima nilai tukar (harga) di atas harga tertinggi yang terbentuk dan keadaan ini akan diikuti
dengan meningkatnya volume (nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ yang dilakukan para Sellers. Saat volume
(nilai) dan intensitas transaksi ‘Sell’ meningkat maka akumulasi transaksi yang tadinya didominasi transaksi
‘Buy’ akan mengalami penurunan dominasinya. Jika ‘minat’ para Sellers terus meningkat maka akan terjadi
semacam usaha dari para Sellers untuk mengimbangi dominasi transaksi-transaksi yang dilakukan Buyers
dengan tujuan untuk menekan harga berada pada range area yang disukai Sellers tentu saja. Pada keadaan ini
jika ‘minat’ para Buyers tetap tinggi untuk membawa harga lebih tinggi lagi maka akan terjadi semacam
perlawanan dari para Buyers yang menyebabkan harga terlihat bergerak pada range tertentu di bawah nilai
tukar (harga) tertinggi yang terbentuk saat Buyers masih mendominasi secara penuh. Usaha untuk
mengimbangi dominasi para Buyers yang dilakukan para sellers inilah yang jika kita amati pada data-data
harga akan terbentuk sebagai Area Kesepakatan (consensus Area).

Dominasi Buyers sebagaimana contoh di atas juga akan terhenti jika volume (nilai) dan intensitas transaksi
para Buyers mulai melemah atau mengecil. Melemah atau mengecilnya volume (nilai) dan intensitas para
Buyers ini hanya disebabkan oleh dua hal yang mungkin terjadi di pasar yaitu: pertama karena waktu aktif
para pelaku pasar untuk bertransaksi sudah selesai (market Closed) atau hampir selesai dan kedua para
pelaku pasar menurunkan aktifitas transaksinya karena ‘menunggu’ sesuatu yang secara fundamental
berhubungan langsung dengan kecenderungan arah pergerakan nilai tukar mata uang. Saat keadaan ini
terjadi dan ‘minat’ para Sellers juga masih kecil maka data harga akan terlihat bergerak datar dalam range
yang relative sempit selama waktu tertentu. Keadaan ini sering kita temukan saat pasar London atau New
York mendekati waktu Closed nya pada data pergerakan harga. Sebagai seorang analis tugas kita salah
satunya adalah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang disebutkan di atas tadi.

PRINSIP KELIMA
“Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara Akumulasi
Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan Kondisi Sideway. Kedua
Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati Bentuk Distribusi Data Yang Terbentuk,
Baik Secara Visual Maupun Menggunakan Prinsip-Prinsip Pengukuran.”

Transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di Forex Market adalah penyebab utama terbentuknya
pergerakan harga. Nah, jika harga (nilai tukar) yang terjadi tersebut di susun berdasarkan satuan waktu
tertentu maka susunanya akan memperlihatkan dan menggambarkan pada kita perubahan yang terjadi pada
harga dari waktu ke waktu tertentu tersebut. Seperti sudah kita pahami terbentuknya sebuah ‘harga’ atau
‘nilai tukar’ terjadi karena adanya transaksi di pasar mata uang, dan transaksi ini dilakukan oleh pelaku
pasar dengan alasan-alasan tertentu saat pelaku pasar memutuskan untuk melakukan transaksi tersebut.
Apapun alasan para pelaku pasar tersebut ketika melakukan transaksi maka kita sebagai analis tidak pernah
bisa mengetahui dengan tepat apa saja alasan-alasan yang melatar-belakangi setiap keputusan yang di ambil
para pelaku pasar tersebut. Kita hanya dapat mengamati keputusan-keputusan apa saja yang telah mereka
ambil berdasarkan pengamatan terhadap perubahan data harga yang terjadi. Nah, dari sini kita bisa tarik
korelasi bahwa apapun alasan para pelaku pasar tersebut ketika mereka melakukan transaksi maka alasan-
alasan tersebut berhubungan langsung dengan keputusan yg mereka ambil yaitu jenis transaksi yang mereka
lakukan dan jenis transaksi apa yang mereka lakukan dapat kita lihat dari perubahan nilai tukar (harga) yang
terjadi. Kesimpulannya berarti bahwa apapun alasan pelaku pasar secara langsung akan tercermin pada
perubahan harga itu sendiri.

Para pelaku pasar jumlahnya sangat banyak dan kita tidak pernah tahu berapa persis jumlahnya dan ini juga
berarti ada sangat banyak alasan yang akan melatar-belakangi keputusan-keputusan transaksi yang
dilakukan para pelaku pasar ini. Kabar baiknya seberapa banyak pun jumlah pelaku pasar yang aktif
bertransaksi dan seberapa banyak pun alasan yang melatar-belakangi keputusan mereka maka keputusan
transaksi yang akhirnya mereka lakukan hanya ada dua pilihannya, yaitu transaksi ‘Buy’ atau transaksi
‘Sell’. Dan karena hanya ada dua jenis transaksi yang mungkin dilakukan pelaku pasar maka pada
perubahan harga (nilai tukar) ini juga hanya menimbulkan dua hal yaitu nilai tukar (harga) menjadi lebih
tinggi atau menjadi lebih rendah. Nah, secara teknis naik dan turunnya nilai tukar mata uang ini jika di susun
dari waktu ke waktu akan membentuk urutan data harga berdasarkan waktu. Susunan data harga ini akan
memperlihatkan perubahan nilai tukar mata uang (harga) dari waktu ke waktu yang jika diamati dan
dikelompokkan maka perubahan nilai tukar ini secara akumulasi hanya memperlihatkan dua buah pola
pergerakan perubahan nilai tukar mata uang.

Pola pergerakan perubahan nilai tukar mata uang yang pertama adalah akumulasi perubahan nilai tukar
terjadi secara terus-menerus dari waktu ke waktu pada arah yang sama dalam waktu yang relative panjang,
artinya dari ‘data harga’ perubahan nilai tukar (harga) ini jika perubahannya adalah naik maka kita akan
melihat nilai tukar terus menaik dari waktu ke waktu dan juga sebaliknya jika perubahannya adalah turun
maka kita akan melihat nilai tukar terus menurun dari waktu ke waktu. Pola pergerakan perubahan nilai
tukar mata uang yang kedua adalah akumulasi perubahan nilai tukar (harga) terjadi pada satu arah dalam
waktu yang relative pendek dan kemudian diikuti akumulasi perubahan nilai tukar pada arah sebaliknya
dalam waktu yang relative pendek juga, artinya dari ‘data harga’ perubahan nilai tukar (harga) akan terlihat
perubahannya mula-mula bergerak pada satu arah dalam waktu yang relative pendek lalu kemudian nilai
tukar (harga) ini perubahannya bergerak kembali dengan arah yang berlawanan dari arah perubahan
sebelumnya yang juga terjadi dalam waktu yang relative pendek.

Untuk memudahkan para analis seringkali menggunakan istilah untuk kedua pola akumulasi pergerakan
perubahan nilai tukar (harga) ini sebagai pola Trending dan pola Sideway. Pola Trending adalah pola
akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi pada satu arah dalam waktu yang relative
panjang, dan pola Sideway adalah pola akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi
pada dua arah secara bergantian dalam waktu yang relative singkat. Dari penelitian para analis juga melihat
bahwa kedua pola akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) ini selalu terjadi bergantian secara
sistematis, jadi ketika akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar saat ini polanya adalah Trending maka
sudah dapat di pastikan bahwa pola selanjutnya adalah Sideway dan begitu juga jika pola saat ini adalah
Sideway maka pola selanjutnya yang akan terjadi adalah pola Trending.

Berapa lama terjadinya fase pola Trending atau pola Sideway ini berlangsung pada pergerakan harga sampai
saat ini masih merupakan misteri yang belum terpecahkan. Panjang dan pendeknya waktu berlangsungnya
fase pola Trending atau fase pola Sideway secara teknis berhubungan langsung dengan ‘minat’ para pelaku
pasar yang hingga saat ini pun masih belum terukur secara jelas. Dari pengamatan diketahui bahwa waktu
berlangsungnya fase pola Trending cenderung terlihat lebih pendek dibandingkan waktu berlangsungnya
fase pola Sideway, sedangkan range pergerakan harga pada pola Trending sudah dapat dipastikan akan
selalu lebih besar dibandingkan range pergerakan harga pada pola Sideway. Nah, pemahaman yang
mendalam tentang pola Trending dan pola Sideway yang terjadi pada pergerakan harga akan sangat
membantu kita sebagai analis untuk mengetahui kecenderungan pergerakan seperti apa yang sedang terjadi
saat ini. Mengapa? Karena sebagaimana yang telah kita ketahui perilaku pelaku pasar di pola Trending dan
pola Sideway sangat berbeda dan perbedaan ini tentu saja akan membuat strategi yang digunakan dalam
membuat keputusan-keputusan transaksi yang akan dilakukan pada setiap pola juga berbeda.

----------------------------- SELESAI -----------------------------

Sekapur Sirih:

5 Prinsip dasar menganalisa pergerakan harga di atas adalah rangkuman dari seluruh pembelajaran yang
pernah saya tuliskan di forum, diskusi di chat dan media lainnya. Apa yang saya coba rangkumkan di point-
point itu tujuannya untuk memudahkan kita semua baik yang masih pemula maupun expert untuk
memahami dasar-dasar terjadinya pergerakan harga dengan sederhana. Dasar-dasar pemahaman di atas
sangat penting untuk kita pahami dan kuasai karena itu akan memudahkan proses analisa yang kita lakukan
sebagai seorang analis pergerakan harga. Secara ringkas sebetulnya ke lima prinsip tersebut disusun
berurutan sebagaimana yang pernah kita pelajari bersama-sama selama ini. Jika kita perhatikan ke lima
prinsip itu sebetulnya:

- Prinsip pertama berbicara tentang sifat ketidakpastian di pergerakan harga.


- prinsip kedua berbicara tentang penyebab utama terjadinya pergerakan harga.
- prinsip ketiga berbicara tentang kecenderungan arah pergerakan harga.
- prinsip keempat berbicara tentang perilaku pelaku pasar yang mempengaruhi pergerakan harga yang
selanjutnya diterjemahkan menjadi batas-batas pergerakan harga.
- prinsip kelima berbicara tentang pola universal pergerakan harga sebagai cerminan langsung perilaku
pelaku pasar.

Semua 'dasar-dasar pemahaman' yang dibutuhkan dalam menganalisa pergerakan harga dijabarkan disana
secara gamblang. Semoga membantu.

KG
Definisi:

- Buyers adalah pelaku pasar yg membuka transaksi 'Buy' atau pelaku pasar yang melepas transaksi 'Sell'
nya.
- Sellers adalah pelaku pasar yg membuka transaksi 'Sell' atau pelaku pasar yang melepas transaksi 'Buy'
nya.

TIPS:

5 Prinsip di atas adalah basic yg harus anda semua ketahui, mengerti dan pahami jika anda ingin
menganalisa pergerakan harga sebagaimana yang kami semua lakukan di sini. Saran saya untuk
mempercepat proses pemahaman anda saya menganjurkan anda menulis tangan 5 prinsip berikut
penjelasannya di atas kertas hvs berulang-ulang 100 kali. Ini mungkin konyol dan kekanak-kanakan
tetapi teknik tersebut akan membuat otak anda merekam dgn baik semua yang anda tulis tersebut
nantinya. Mau coba silahkan enggak juga bukan masalah buat saya... hehehe

Tambahan Log Chat :


(11:35:49 PM) Rebel: Sebetulnya kuncinya kan sudah jelas ada di 5 Prinsip Menganalisa Pergerakan Harga.
Jika kita memahami ke lima prinsip ini dengan baik maka teknis pengukuran itu akan sangat mudah jadinya.
Rebel: Jika kita paham apa yang kita mau ukur, maka metoda pengukuran itu hanya soal pilihan.
sejago apapun kita mengukur sesuatu tetapi jika kita tidak tahu apa yg mau diukur yah.. gak ada manfaatnya
5 prinsip analisa memberikan kita gambaran tentang apa yang mesti kita ukur..
point 1 sampai 5 nya sudah menjelaskan apa itu pergerakan harga secara detail..

ini intinya...ini dasarnya,.. dan inilah pondasi yang harus secara kuat kita pahami
kita paham 5 prinsip ini maka dengan metoda pengukuran apapun kita akan bisa mengukur pergerakan harga
dengan efektif
mau pakai metoda pengukuran statistik bisa...
mau pakai pendekatan perilaku bisa
saya tidak tahu apakah anda semua yang tadi berdiskusi disini sudah membaca dan memahami 5 prinsip ini atau
tidak.,..
tetapi saya punya keyakinan bahwa jika anda membaca 5 prinsip ini.. maka diskusi tadi tentang trend etc.. gak akan
terjadi

nah, 5 prinsip itu kalo kita terjemahin dalam bentuk chart maka tampilannya hanya akan candlestick atau bar
ditambah dengan open market di setiap session...
sangat sederhana ... chart nya
karena memang tujuan akhirnya nanti diharapkan semua bisa trade dgn setup chart segitu aja..
nah..... pengetahuan pendukung yg dibutuhkan apa saja detailnya ...
setelah anda mengerti dan memahami 5 prinsip maka anda butuh memahami:
1. KG Wave,.. anda tahu bagaimana membuat wave nya. gampang... CS dah buatin detailnya di Forum tinggal baca...
hanya butuh waktu paling lama sejam untuk bisa membuat wave nya... dan gak butuh IQ tinggi buat bisa, jadi
dengan otak kerbau saja kita pasti bisa lah bikin KG wave... nggak senjelimet Elliot Wave
2. Anda bisa menentukan wave utama dan wave retrace nya atau wave pembentukan area kesepakatannya.
contoh nya eu malam ini deh..kita lihat wave terakhir aja...kalo kita bikin dengan aturan KG Wave maka wave
terakhir adalah Wave Down dari tgl 2 februari dan lowest nya sementara ada di low hari ini,.. artinya gerakan
naiknya sekarang dari lowestnya adalah retracenya atau saat ini sedang dalam proses pembentukan area
kesepakatan setelah low terjadi,..
low terjadi karena salah satu pelaku pasar tidak dapat menerima harga di bawah low hari ini....
nah kalo kita lihat dari kG wave .. wave down terakhir yg high nya ada di tgl 24 februari kan kejauhan tuh....
apalagi kita kebanyakan hanya intraday trader
maka kita bisa lihat ini dari wave down kecilnya...
ingat dalam wave selalu ada wave..begitu seterusnya,..tinggal kita bikin aja wave wave kecilnya...
jadi untuk melihat pergerakan hari ini sah sah saja jika kita melihat dari high tgl 12 misalnya
jika kita lihat dari tgl 12 ke hari ini maka pergerakan naik hari ini adalah wave up retrace nya juga
wave up retrace atau pembentukan area kesepakatan logikanya selalu lebih rendah dari wave utamanya
ketika bola dijatuhkan dari sebuah ketinggian hanya dengan mengandalkan gaya gravutasi saja maka pantulannya
tidak akan pernah sama tinggi dgn ketinggian saat bola tersebut dijatuhkan..
nah dgn pemahaman seperti ini... anda bisa memperkirakan bahwa gerakan naik ini dalam keadaan normal sangat
sulit untuk kemabli ke puncak gelombang down utamanya jika tidak ada sentimen yg sangat besar ...

sampai mana pergerakan naik ini atau sampai mana batas atas area kesepakatan saat ini akan terbentuk?
disinilah baru kita menggunakan metoda metoda pengukuran yg kita pahami untuk menentukannya ...
dari sini baru kita bicara BB, Fibonacci, KG level dan lain sebagainya...
intinya yg ingin saya sampaikan adalah ... jangan salah fokus....
maksudnya jangan sampai anda fokus ke teknik atau metoda pengukuran tetapi anda tidak tahu apa yg sedang anda
ukur..
jangan sampai anda mengukur lebar tapi yg diminta adalah mengukur luas
atau jangan sampai anda mengukur keliling lingkaran padahal yg diminta mengukur tinggi..
contohnya... jangan gunakan SD + dari BB unutk mengukur harga yg bergerak naik kenceng...
misal nih harga naik tajam.. sma harian up tajam...
jangan pernah gunakan SD + nya untuk mengukurnya
sekalipun SD +100 atau SD + 999999 nya
kenapa? karena ketika harga bergerak ke arah satu arah dengan kencang kita tidak akan dapat mengukur pergerakan
ini secara tepat....
saya yakin anda sering liat... harga bergerak bahkan melewati sd 4 dan terus naik gak turun turun
ketika sma up tajam maka pengukuran yg efektif adalah sma dan sd - nya
contoh sma up tajam lalu harga bergerak turun (sma masih up tajam) maka sma dan sd -1 etc nya akan sangat efektif
digunakan untuk memprediksi turunnya harga
pasti pengguna BBMA disini sering melihatnya lah
kira kira begitu... deh
intinya yang tadi
(12:24:43 AM) Rebel: [00:13] <Rebel> intinya yg ingin saya sampaikan adalah ... jangan salah fokus....
(12:24:46 AM) Rebel: [00:14] <Rebel> maksudnya jangan sampai anda fokus ke teknik atau metoda pengukuran
tetapi anda tidak tahu apa yg sedang anda ukur..
(12:25:03 AM) Rebel: itu aja monggo disambung ama yg lain deh..
(12:25:14 AM) Rebel: Wassalamu'alaikum

Anda mungkin juga menyukai