Anda di halaman 1dari 32

TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN

4.1. Sistem/Metode Dan Tata Cara Penambangan


Metode tambang terbuka dipilih berdasarkan pertimbangan faktor-faktor
teknis yang mencakup model geologi, kondisi lapangan bauksit (ketebalan
lapisan), kondisi lapisan penutup (overburden) serta pertimbangan jumlah
sumberdaya bauksit. Pemilihan metoda penambangan terbuka dapat lebih
menguntungkan dalam hal:
 Biaya investasi awal akan lebih kecil
 Perolehan sumberdaya (recovery resource) bauksit dapat lebih besar
 Tingkat produksi bauksit perhari (ton/hari) lebih besar
 Tingkat kecelakaan tambang lebih kecil

Sistem dan metode penambangan yang akan digunakan dapat dianalisa


dari beberapa faktor terkait dalam penentuan sistem dan metode itu sendiri,
adapun faktor-faktor yang diperhatikan dalam penambangan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
a Keadaan Endapan
Kondisi endapan dapat dianalisa dari bentuk, tebal, dan juga kedalaman.
Endapan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) secara umum terdapat di
dekat permukaan bumi dengan ketebalan endapan bauksit kisaran 2 m.
Ketebalan ore tersebut didapatkan dari pemodelan data log bor. Endapan
bauksit sendiri merupakan endapan yang terbentuk akibat adanya proses
pelapukan batuan beku secara mekanik dan kimiawi.
b Tanah Penutup
Tanah penutup berdasarkan hasil pengolahan data bor yang merupakan
tanah penutup (top soil) yang tersingkap menutupi tubuh batuan, dengan tebal
tanah penutup berkisar 3,5 meter. Tanah penutup tersebut penggaliannya
dapat dilakukan dengan metode gali bebas (excavating) dengan menggunakan
alat mekanis.

I-1
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

c Kedalaman Penambangan dalam Desain Tambang


Berdasarkan jenis endapan pada areal penambangan dengan letak
cadangan mulai dari elevasi 74,66 m hingga 28,44 m, maka berdasarkan jenis
endapan pada areal penambangan dan total kedalaman penambangan sebesar
± 5 meter,berdasarkan total kedalaman OB sebesar ± 3,36 meter dan
ketebalan ore sebesar ± 1.92 meter. Maka penambangan dilakukan dengan
metode single bench.
Diantara teknik-teknik penambangan yang ada, maka yang dinilai sesuai
untuk diterapkan pada desain penambangan bauksit Kelompok 1 adalah metode
tambang terbuka (open cut mining). Pada teknik penambangan secara open cut
mining penggalian dilakukan mulai dari singkapan (cropline) menuju ke bawah
searah dengan ketebalan lapisan bauksit (downdip). Penggalian ini dilakukan
dengan membentuk jenjang-jenjang atau lereng (multibench) yang memiliki
geometri tertentu berdasarkan hasil kajian geoteknik dan rencana pengoperasian
alat-alat penambangan. Dengan teknik penambangan ini diharapkan semua lapisan
bauksit yang penyebarannya jelas akan dapat ditambang dengan baik. Sedangkan
berdasarkan cara pembuangan lapisan tanah penutupnya maka akan dilakukan
cara back filling.
Dalam kaitannya dengan reklamasi lahan bekas tambang, maka sistim
back filling ini diterapkan dengan urutan sebagai berikut : tanah penutup atau
overburden yang terdapat diatas lapisan bauksit pada jalur penambangan pertama
diambil dan dikumpulkan sedemikian rupa sehingga tidak hanyut, baik oleh aliran
air hujan (run off) maupun aliran sungai. Overburden ini akan digunakan untuk
menutup kembali lubang bekas tambang pada jalur penambangan terakhir dalam
satu blok penambngan. Lubang tambang sebagai akibat diambilnya lapisan
bauksit, ditimbun dengan menggunakan overburden yang diambil dari jalur
penambangan kedua. Penimbunan sekaligus diatur panjang dan kemiringan lereng
sesuai dengan teknik konservasi yang diterapkan.
Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor teknis seperti model geologi
Bauksit seperti yang telah diuraikan dimana mencakup kondisi cadangan Bauksit,
kondisi lapisan penutup (overburden); maupun pertimbangan ekonomis seperti

I-2
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

jumlah sumber daya Bauksit yang cukup besar, maka pada rencana penambangan
Bauksit akan dilakukan secara tambang terbuka (surface mining) dengan system
backfilling, yaitu menambang lapisan Bauksit dari singkapan (permukaan) sampai
kedalaman tertentu di sepanjang zone penyebaran Bauksit dimana pembuangan
over burden (OB) nya di lahan bekas tambang. Peralatan yang akan digunakan
untuk tambang Bauksit Kelompok 1 adalah back hoe sebagai alat gali-muat, dump
truck sebagai alat angkut, bulldozer sebagai alat garu-dorong. Bauksit hasil
penambangan akan diangkut menggunakan dump truck ke lokasi washing plant.
Bauksit hasil pengolahan ditimbun di lokasi stockpile setelah diperoleh ukuran
butir sesuai yang direncanakan. Selanjutnya dari stockpile, Bauksit diangkut
menggunakan dump truck menuju Center Point ( Stockpile Intermediet) dan
selanjutnya diangkut ke Port. Bagan alir pengangkutan Bauksit dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

I-3
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

PIT

Hauling dengan

Dump Truck 20 ton

Washing Plant

Hauling dengan Dump Truck


20 ton

Stockpile
Intermediet(Cen
ter Point)

Hauling dengan Dump Truck


20 ton

PORT

Gambar 4.1. Bagan Alir Penambangan Bauksit

4.2. Tahap Kegiatan Penambangan

Bagan alir tahapan operasional penambangan dengan metode tambang


terbuka (open cut mining) pada penambangan bauksit dapat disajikan pada
gambar berikut.

I-4
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.2. Skema Tahapan Operasional Penambangan


Kegiatan operasi penambangan bauksit yang direncanakan pada setiap
lokasi bukit penambangan mencakup :
1. Pembuatan Jalan Angkut Utama dan Jalan Penghubung
Jalan angkut utama (main haulage road) dan jalan penghubung (access
road) akan dibuat dengan alat bulldozer, motor grader, dan rolling-vibro
compactor, dimana jumlah dan jenis alat yang dipakai tergantung kepada
kebutuhan dan tujuan pembuatan jalan. Selain menggunakan bulldozer,
beberapa alat penunjang yang juga diperlukan adalah wheel loader dan
dump truck. Pembuatan jalan tambang dimulai dari jalan
kabupaten/propinsi yang melintasi area kuasa pertambangan, yang
selanjutnya akan diteruskan dengan pembuatan jalan penghubung dan
jalan angkut tambang. Untuk perawatan jalan tambang dan jalan
penghubung akan digunakan motor grader

2. Operasi Pembersihan Lahan


Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi
dimana tambang akan dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan
beberapa pekerjaan, yaitu :
a. Operasi Pembabatan Semak dan Perdu

I-5
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Pekerjaan pembabatan ini dilakukan dengan menggunakan alat


bulldozer, yang dapat menjalankan gali dorong dengan memanfaatkan
blade dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. semak dan perdu
yang sudah dibabat tersebut lalu didorong ke daerah-daerah tepi
penambangan.
b. Operasi Penebangan Pohon dan Pemotongan Kayu
Dalam operasi pembersihan lahan, apabila ditemukan pohon-pohon,
maka terlebih dahulu dilakukan operasi penebangan pohon dan operasi
pemotongan kayu. Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu
ditumbangkan dengan tenaga dorong bulldozer, maka operator akan
langsung menggunakan bulldozer. Untuk pohon-pohon berukuran besar,
untuk penebangannya perlu dibantu dengan menggunakan gergaji mesin.
Bila kayu yang dikerjakan dalam ukuran besar, maka dalam operasi
pemindahan kayu dari lokasi penambangan ketempat penyimpanan kayu
ini digunakan juga alat-alat berupa perangkat beban berat (crane) dan
rantai besi untuk pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu. Bila
kayu memiliki ukuran kecil, maka dalam operasi ini digunakan tenaga
manusia dan truk pengangkut kayu.

3. Operasi Pengupasan TopSoil

Gambar 4.3 Ilustrasi Kegiatan Land Clearing Di Lokasi Penyelidikan

Setelah operasi pembabatan selesai, selanjutnya dilakukan operasi


pengupasan lapisan top soil, yang banyak mengandung bahan-bahan

I-6
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

organic hasil lapukan, yang dinilai baik untuk penyuburan tanah. Lapisan
tanah subur ini dikupas dengan menggunakan blade dari bulldozer.
Operator bulldozer sambil mengupas tanah subur tersebut sekaligus
mendorong dan mengumpulkan pada lokasi tertentu di dekat daerah
operasi bulldozer. Dengan demikian pada lahan penambangan akan
terdapat lokasi pengumpulan tanah subur.
Selanjutnya lapisan top soil ini dipindahkan ke lokasi utama
penimbunan yang telah ditentukan dekat daerah penambangan yang
sedang dibuka. Pekerjaan pemindahan ini menggunakan excavator
sebagai alat muat, dan dump truck sebagai alat angkut. Timbunan tanah
subur ini nantinya akan dimanfaatkan pada saat melakukan pekerjaan
reklamasi, bila daerah ini telah selesai ditambang.

4. Operasi Penggalian dan Pemindahan Overburden


Operasi penggalian dan pemindahan overburden dilakukan dengan
menggunakan excavator dibantu dengan bulldozer. Untuk material lemah
sampai sedang menggunakan excavator langsung dilakukan penggalian
dan langsung pemuatan ke dump truck. Bila ditemukan material keras,
bulldozer akan membantu memberaikan material tersebut, sebelum digali
dan dimuat oleh excavator. Pemakaian ripper pada bulldozer disesuaikan
dengan kebutuhan operasi pemberaian material. Dalam batas-batas
penggalian yang telah direncanakan operator excavator akan melakukan
pembentukan jenjang (bench), dibantu operator bulldozer.
Dalam pemindahan material hasil penggalian tanah penutup ini
digunakan excavator sebagai alat muat, dan dump truck sebagai alat
angkut. Dump truck akan mengangkut tanah penutup dari daerah
penambangan menuju lokasi penimbunan (dumping area), yang telah
direncanakan atau ditimbun di dalam pit sebagai material back filling.
Timbunan tanah penutup ini akan dipadatkan dan diatur dengan
menggunakan bulldozer dan selanjutnya setelah ditutup dengan lapisan
tanah subur baru ditanami.

I-7
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Pemindahan material hasil penggalian lapisan penutup ini,


menggunakan back hoe sebagai alat muat, dan dump truck sebagai alat
angkut. Lapisan penutup diangkut dari daerah penambangan ke lokasi
penimbunan (dumping area) yang telah direncanakan, berupa daerah bekas
penambang terdekat atau daerah-daerah kosong yang ada di sekitar
tambang. Timbunan lapisan penutup ini harus ditutup dengan lapisan tanah
subur agar dapat ditanami kembali. Berdasarkan pertimbangan jumlah
volume tanah penutup yang akan digali, maka perlu diaplikasikan metode
back filling, artinya tanah hasil penggalian dari suatu area penambangan,
diisikan kembali pada area yang telah ditambang. Penerapan metode back
filling sekaligus diintegrasikan dengan program reklamasi tambang. Hal
ini akan memberikan keuntungan, karena akan mereduksi jarak angkut
overburden dan biaya reklamasi tambang dari daerah tersebut.

5. Operasi Penggalian dan Pemindahan Bauksit


Operasi penggalian bauksit dilakukan dengan menggunakan
excavator dibantu dengan bulldozer. Untuk bauksit yang memiliki
kekuatan lemah sampai sedang excavator langsung melakukan penggalian
dan pemuatan ke dump truck. Bila ditemukan bauksit keras, bulldozer akan
membantu memberaikan material tersebut terlebih dahulu sebelum
penggalian dan pemuatan oleh excavator. Pemakaian ripper pada
bulldozer disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian bauksit.
Dalam pemindahan bauksit digunakan excavator sebagai alat muat,
dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut bauksit
dari daerah penambangan (Run Of Mine) menuju lokasi penimbunan
bauksit (Stockpile), yang telah dipersiapkan. Tumpukan bauksit di
stockpile selanjutnya menjadi masukan pada proses pengolahan di unit
pengolahan bauksit.
Operasi penambangan bauksit berlangsung pada masing-masing pit
seperti terlihat pada Peta Tata Letak Tambang. Bauksit produksi

I-8
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

penambangan (ROM) akan diangkut dari setiap pit dan dikumpulkan pada
lokasi penumpukan bauksit (stockpile).

Gambar 4.4. Ilustrasi Metode Penambangan Bauksit

6. Operasi Pengangkutan Bijih Bauksit Ke Unit Pencucian (WP)


Bijih bauksit yang diangkut dari tambang akan ditumpuk di raw ore
stockpile atau bisa juga langsung ke feeding stockpile yang terletak dekat
unit pencucian, tergantung dari kapasitas atau performa kerja alat
pencucian dan alat muat pada saat itu. Jika pada saat itu feeding stockpile
penuh atau alat pencucian sedang mengalami kerusakan, maka bijih
bauksit dari tambang akan ditumpuk di raw ore stockpile, demikian juga
sebaliknya. Peralatan yang digunakan untuk mengangkut bijih bauksit dari
tambang ke raw ore stockpile dan/atau feeding stockpile adalah dump
truck

4.3. Rencana Produksi Penambangan

Rencana penambangan, berdasarkan model geologi yang telah dibuat,


dibatasi oleh 3 bukit penambangan bauksit. Setiap bukit dikelompokam
berdasarkan kadar Al2O3., yang terdiri dari high grade, low grade ,medium grade.
(Gambar 4.5 Layout Rencana Penambangan).

I-9
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.5 Layout Rencana Penambangan

I-10
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

4.3.1 Desain Penambangan


Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan desain tambang
adalah pemilihan metode penambangan yang sesuai dengan kondisi teknis dan ekonomis
sumberdaya bauksit yang akan ditambang, serta menentukan jumlah bauksit yang dapat
ditambang (mineable) dari potensi sumberdaya yang ada tersebut.
Rencana desain penambangan dilakukan dengan single bench, pembuatan single
bench direncanakan karena letak ore dari permukaan yang tidak begitu dalam. Sudut
lereng rencana penambangan dibuat sebesar 70o, untuk memaksimalkan jumlah bauksit
yang akan diambil dan berdasarkan tingkat keamaan geoteknik nya.
1. Cadangan Bauksit
Hal yang penting dalam penyusunan desain tambang adalah mengetahui jumlah
cadangan yang tersedia, karena kuantitas cadangan menyangkut penentuan kapasitas
produksi tambang dan umur tambang. Menurut hasil kegiatan eksplorasi
menunjukkan bahwa cadangan bauksit yang dimiliki oleh Kelompok III memiliki
potensi bauksit dengan melakukan penggalian dengan dkedalaman rata rata
penggalian ±meter adalah sebesar ± 5 meter. Dimana rata rata ketebalan overburden
pada keseluruhan bukit didapatkan sebesar 2.63 meter dan ketebalan rerata bijih
bauksit sebesar 2.11 meter.
2. Parameter Geoteknik
Data sifat fisik mekanik tanah, untuk menentukan tingkat keamanan geoteknik
lereng didapat dari penelitian terdahulu, yang didiambil pada site penambangan
bahan galian yang sama yaitu bijih bauksit. Tabel 4.1
Tabel 4.1 Sifat Fisik Mekanik Tanah Kelompok III

Berat
Material Type Warna Volume Kohesi Sudut Geser Dalam
(Kn/m3)
Lempung 17.79 33.65 9.98
Overburden 18.53 34.22 11.87
Ore 19.32 37.32 13.81

3. Geometri Lereng Penambangan Rencana


Geometri lereng penambangan bauksit yang digunakan sebagai batasan
perhitungan cadangan tertambang. Analisis keamanan geometri lereng dilakukan
pada kedalaman paling dalam pada blok bauksit

I-11
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

 Kemiringan lereng tunggal (bench slope) = 70


 Lebar jenjang (berm) = 12 meter

Gambar 4.5. Desain Geometri Penambangan

I-12
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

4. Faktor Keamananan Geometri Penambangan


Faktor kemananan geometri penambangan dibuat dalam 3 macam kondisi air
tanah. Yaitu kondisi air tanah jenuh, kondisi geometri penambangan penuh dengan
airr, kondisi, air tanah hampir penuh, dan kondisi geometri penambangan
keringSehingga didapatkan 3 jenis nilai faktor keamanan geometri lereng
penambangan. Hasil nilai Faktor Keamanan dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Nilai FK Pada Geometri Penambangan
No Kondisi Air Tanah Nilai FK
1 Kering 1.289
2 Setengah Jenuh 1.283
3 Jenuh 0.989

Gambar 4.6 Analisis FK Lereng Kondisi Kering

Gambar 4.7 Analisis FK Lereng Kondisi Setengah Jenuh

I-13
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.7 Analisis FK Lereng Kondisi Setengah Jenuh

4.3.2 Jumlah Material Tanah Penutup

Jumlah rencana pengupasan tanah penutup(overburden) pada area bukit


penambangan dapat dilihat pada Tabel 4.2. Jumlah Material Tanah Penutup
Direncanakan metode pengupasan dilakukan dengan metode backfilling sebesar
100%. Sehingga dalam proses penambangan tidak diperlukan fasilitas dumping
area Tabel 4.1Jumlah Material Back Filling. Dan jumlah material OB setiap block
bukit penambangan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jumlah Material Tanah Penutup
TAHUN VOLUME(BCM) VOLUME(LCM)
1 2,427,693 2,913,232
2 2,235,397 2,682,477
3 2,270,569 2,724,683
4 374,472 449,366
TOTAL 6,270,569 7,524,683

4.3.3 Cadangan Tertambang


Jumlah cadangan tertambang bauksit, yang terdapat pada setiap bukit
penambangan blok penambangan dapat dilihat pada Tabel 4.3. Urutan
penambangan dimulai dapat dilihat pada Gambar 4.6 Sequence Penambangan
.Pemilihan urutan bukit penambangan, dilakukan karena berdasarkan
jumlah tanah penutup yang sedikit, sehingga dapat memaksimalkan keuntungan
dan dekat dengan area Washing Plant.
Penentuan letak washing plant, berdasarkan pada situasi penambangan, dekat
dengan sungai sehingga untuk operasi penambangan mula mula, kebutuhan air
pencucian dapat diambil pada sungai tersebut. (Gambar 4.5 Layout
Penambangan). 4.3.4 Sasaran Produksi

I-14
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Berdasarkan jumlah cadangan yang dimiliki oleh Kelompok I, diputuskan


sasaran produksi crude bauxite per bulannya dengan umur tambang rencana
sebesar 1 tahun dengan total cadangan washing bauxite sebesar 1,917,619 wash
metric ton

I-15
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Tabel 4.x perhitungan Sequence Penambangan

KADAR BLOCKNAME TOTALVOLUME (BCM) CBX (TONASE) WBX (TONASE) TARGET PERBULAN CBX BULAN TAHUN SISA CBX
100,000 JANUARI
100,000 FEBRUARI
100,000 MARET
B45_B45_1_S45_2 418,983 670,372 214,519
100,000 APRIL
100,000 MEI
100,000 JUNI 70,372
1
B45_B45_2_S45_1 119,493 191,190 61,181 100,000 JULI 91,190
100,000 AGUSTUS
100,000 SEPTEMBER
B45_B45_2_S45_2 297,585 476,136 152,364
100,000 OKTOBER
100,000 NOVEMBER 76,136
B45_B45_2_S45_3 266,962 427,139 136,685 100,000 DESEMBER 327,139
TOTAL 1,103,023 1,764,837 564,748 1,200,000 564,837
100,000 JANUARI
100,000 FEBRUARI
kadar 43-50
SISA TAHUN KE-1 353,023 564,837 180,748 100,000 MARET
100,000 APRIL
100,000 MEI 64,837
100,000 JUNI
2
100,000 JULI
B45_B45_3AS45_2 317,621 508,193 162,622 100,000 AGUSTUS
100,000 SEPTEMBER
100,000 OKTOBER 8,193
B45_B45_3AS45_3 122,502 196,003 62,721 100,000 NOVEMBER 96,003
B45_B45_4_S45_2 268,167 429,066 137,301 100,000 DESEMBER 329,066
TOTAL 1,061,312 1,698,100 543,392 1,200,000 498,100
100,000 JANUARI
100,000 FEBRUARI
SISA TAHUN KE-2 311,313 498,100 159,392 98,100
100,000 MARET
100,000 APRIL
B56_B56_1_S56_1 49,699 79,518 25,446 100,000 MEI (20,482)
B56_B56_1_S56_2 8,139 13,023 4,167 100,000 JUNI 3 (86,977)
B56_B56_2BS56_1 50,038 80,061 25,619 100,000 JULI (19,939)
kadar 50-60 B56_B56_2BS56_2 13,781 22,049 7,056 100,000 AGUSTUS (77,951)
B56_B56_3_S56_1 62,433 99,894 31,966 100,000 SEPTEMBER (106)
B56_B56_3_S56_2 31,224 49,958 15,987 100,000 OKTOBER (50,042)
B56_B56_4_S56_1 40,630 65,008 20,803 100,000 NOVEMBER (34,992)

I-16
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

B56_B56_4_S56_2 87,183 139,493 44,638 100,000 DESEMBER 39,493


TOTAL 654,440 1,047,103 335,073 1,200,000 (152,897)
B24_B24_1S24_1 35,059 56,094 17,950 100,000 JANUARI (43,906)
B24_B24_1S24_2 57,539 92,062 29,460 100,000 FEBRUARI (7,938)
B24_B24_2S24_2 118,904 190,247 60,879 100,000 MARET 90,247
kadar 43-50
B24_B24_2S24_3 52,390 83,823 26,823 100,000 APRIL (16,177)
B24_B24_3S24_2 34,966 55,945 17,902 100,000 MEI (44,055)
B24_B24_3S24_3 49,805 79,688 25,500 100,000 JUNI (20,312)
4
100,000 JULI
B24_5B4_51S4_51 189,412 303,060 96,979 100,000 AGUSTUS 3,060
100,000 SEPTEMBER
B24_5B4_51S4_52 103,087 164,939 52,781 100,000 OKTOBER 64,939
kadar 24-43 B24_5B4_51S4_53 46,255 74,008 23,683 100,000 NOVEMBER (25,992)
B24_5B4_52S4_51 84,594 135,351 43,312 100,000 DESEMBER 35,351
TOTAL 772,011 1,235,217 395,269 1,200,000 35,217
100,000 JANUARI
B24_5B4_52S4_53 + SISA CBX TAHUN KE-4 154,237 246,779 78,969
100,000 FEBRUARI 46,779
100,000 MARET
100,000 APRIL
BSS_56S1B1 337,217 539,548 172,655 100,000 MEI
100,000 JUNI
5
100,000 JULI 39,548
kadar 50-60 100,000 AGUSTUS
100,000 SEPTEMBER
BSS_56S2B1 327,445 523,912 167,652 100,000 OKTOBER
100,000 NOVEMBER
100,000 DESEMBER 23,912
TOTAL 818,899 1,310,239 419,276 1,200,000 110,239
TOTAL KESELURUHAN 3,745,349 5,992,559 1,917,619

I-17
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.x Sequence Penambangan tahun 1

I-18
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.x Sequence Penambangan tahun 2

I-19
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.x Sequence Penambangan tahun 3

I-20
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.x Sequence Penambangan tahun 4

I-21
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Gambar 4.x Sequence Penambangan tahun 4

I-22
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

4.4 Peralatan Yang Digunakan Dalam Fase Penambangan


Tahap pekerjaan yang termasuk dalam Fasa Penambangan (Ore
Extraction) adalah:
 Pembabatan pohon (land clearing) untuk penyiapan lahan tambang dan
pembuatan jalan tambang & jalan penghubung
 Pengupasan tanah penutup (overburden removal).
 Pembongkaran, pemuatan, dan pengangkutan bijih bauksit (breaking,
loading, and hauling).
 Pengolahan bijih (processing / washing).
 Pemuatan dan pengangkutan konsentrat bijih ke tongkang dan mother
vessel (transshipment).
4.4.1 Pembabatan pohon (land clearing) untuk penyiapan lahan tambang
& jalan penghubung
(a) Land Clearing
a) Land Clearing Pada Bukit Penambangan
Alat tambang yang akan digunakan dalam pekerjaan land clearing ini
adalah: bulldozer yang di-support dengan wheel loader, dump truck, roller-
vibro compactor, dan motor grader.Jumlah buldozer yang digunakan untuk
kegiatan land clearing sebanyak 2 unit
Type bulldozer yang akan dipakai untuk pekerjaan land clearing ini adalah
CAT D7G, dengan tenaga 200 HP. Untuk perhitungan waktu land clearing
menggunakan persamaan
Q  X AB)  M1N1  M 2 N 2  M 3N 3  DF 
Dimana

T : Waktu Land Clearing untuk 1 hektar lahan


X : Tingkat Kekerasan Kayu = 0.7
A : Tingkat Kepadatan Pohon Perhektar =0.7
B : Waktu Dasar tracctor type,per ha luas lahan =71.5 menit
M : Waktu menumbangkan perpohon dalam tiap range
diameter
N : Jumlah pohon per hektar dalam tiap range diameter

I-23
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

D : Jumlah akumulasi per 30 cm diameter pohon (dalam luas


1 hektar) untuk keseluruhan pohon yang berukuran lebih
besar dari 180 cm
F : Waktu menumbangkan per 30 cm diameter pohon untuk
pohon yang memiliki diameter di atas 180 cm
Maka estimasi perhitungan waktu land clearing sebagai berikut
Q  0.70.771.5)  0.6 x350  0.6 x100  2.55x50
Q  313.29menit / hektar
Q  5.22 jam / hektar
Hasil perhitungan waktu yang dibutuhkan untk kegiatan land clearing
area pada Tabel 4.5
Asumsi yang sama akan digunakan untuk karakteristik vegetasi setiap
hektar area di Bukit 1 hingga bukit 6 adalah
a Diasumsikan (hasil observasi lapangan) bahwa IUP PT. SE
memiliki kerapatan pohon yang jarang (kurang dari 990
pohon/hektar). Berdasarkan referensi dari Caterpillar Performance
Handbook 31st edition, maka bobot yang diberikan untuk
kerapatan pohon, A adalah 0.7
b Diameter pohon yang berukuran lebih kecil dari 30 cm
diasumsikan menempati luas sekitar 70% (dalam luas 1 hektar).
Jika jumlah populasi pohon sekitar 500 pohon/hektar, maka jumlah
pohon yang berukuran lebih kecil dari 30 cmadalah 350 pohon.
c Diameter pohon yang berukuran antara 30 cm – 60 cm
diasumsikan menempati luas sekitar 20% (dalam luas 1 hektar).
Jika jumlah populasi pohon sekitar 500 pohon/hektar, maka jumlah
pohon yang berukuran antara 30 cm – 60 cm adalah 100 pohon.
d Diameter pohon yang berukuran lebih besar dari 60 cm
diasumsikan menempati luas sekitar 10% (dalam luas 1 hektar).
Jika jumlah populasi pohon sekitar 500 pohon/hektar, maka jumlah
pohon yang berukuran lebih besar dari 60 cmadalah 50 pohon

I-24
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

e Diasumsikan bahwa pada tiap luas 1 hektar terdapat pohon yang


keras sebanyak maksimum 25%, maka bobot untuk kekerasan
pohon, X = 0,7
f Waktu dasar yang dibutuhkan oleh bulldozer CAT D7G untuk
mengelilingi medan kerja seluas 1 hektar tanpa menumbangkan
pohon adalah B= 71.50 menit.
g Waktu yang dibutuhkan oleh bulldozer untuk menumbangkan:
 Pohon berdiameter kurang dari 30 cm = 0.60 menit
 Pohon berdiameter 30 - 60 cm = 0.60 menit
 Pohon berdiameter lebih dari 60 cm = 2.55 menit
Jumlah unit dozer yang direncanakan untuk untuk melakukan kegiatan land
clearing pada bukit penambangan sebanyak 2 unit buldozer.Pada saat
mengerjakan Felling, arah roboh pohon yang ditumbangkan harus diusahakan
searah, artinya tidak malang-melintang (tidak teratur), karena nantinya akan
menyulitkan pekerjaan piling.
Metode yang digunakan dalam kegiatan land clearing merupakan metode
contour karena, pada wilayah penambangan merupakan areal yang berbukit
dengan arah tujaman menuruni lereng.

Gambar 4.10 Metode Contou

I-25
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Tabel 4.5 Perhitungan Waktu Pengerjaan Land Clearing PerBukit

I-26
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

a) Land Clearing Jalan Penghubung Penambangan


Jalan penghubung untuk mendukung dalam kegiatan penambangan
padaKelompok III dibagi menjadi 3, Jalan Penghubung Utama, Jalan
Penghubung ke Jetyy Area, Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan land clearing Tabel 4.6
Tabel 4.6 Waktu Kegiatan Land Clearing Pada Jalan Penghubung

Waktu Pengerjaan Total Waktu


Jalan Area(Ha) Clearing Area
(Jam/Ha) Jam Hari

Jalan Penghubung 1 4.82 12.58 1.26


Jalan Penghubung 2 0.71 2.61 1.85 0.19
Jalan Penghubung 3 0.43 1.13 0.11
Jam Kerja/Hari 10.00 15.56 1.56

b) Land Clearing Pada Area Stockpile WBX&CBX, WashingPlant,


Waste Dump, Kolam Sedimen
Stock wbx dan cbx berguna untuk menampung kelebihan target
produksi wbx per bulannya, waste dump berfungsi untuk menampung 30
% tanah penutup pada setiap bukit penambangan.Sedangkan kolam
sedimen berfungsi untuk menjernihkan air pencucian bauksit dan berguna
untuk kegiatan recycle air bekas pencucian. Tabel 4.7 Land Clearing
Fasilitas Tambang
. Tabel 4.7 Land Clearing Fasilitas Tambang
Waktu Pengerjaan Total Waktu
Nama Fasilitas Area(Ha)
(Jam/Ha) Jam Hari
Stock WBX
Stock CBX
Waste Dump Area
45.34 2.61 118.34 11.83
Washing Plant Area
Kolam &Saluran
Dll

I-27
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Jumlah pohon yang berdiameter antara 30 cm – 60 cm adalah 100


pohon.
Jumlah pohon yang berdiameter lebih besar dari 60 cm adalah 50
pohon.
 D & F tidak ada nilainya, karena bulldozer jenis ini belum bisa dipakai
untuk melakukan pekerjaan piling untuk pohon yang berdiameter lebih
dari 180 cm. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tidak
ditemukan pohon yang berdiameter lebih besar daripada 180 cm pada
daerah konsesi pertambangan KELOMPOK I.
 Waktu yang dibutuhkan oleh 1 unit bulldozer untuk piling pohon-
pohon dalam area seluas satu (1) hektar adalah:
T = 139.77 + ( 0.446 * 350 ) + ( 0.446 * 100 ) + ( 0.838 * 50 )
T = 382.37 minutes / hectare
T = 6.37 hour / hectare
Jika pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan 2 unit bulldozer,
maka waktu untuk piling menjadi 3,19 jam / hektar.
 Waktu dan Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
piling untuk seluruh Bukit-1B, 2, 3, hingga 6 dengan memasukkan unit
cost dan variabel-variabel seperti dalam perhitungan Land Clearing di
atas, maka akan diperoleh hasil perhitungan seperti dalam tabel
berikut:

I-28
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

4.2 Pengupasan Tanah Penutup


Pengupasan tanah penutup, direncenakan dengan mengikuti urutan bukit
dan block penambangan. Sehingga penentuan jumlah dan jenis alat yang
dibutuhkan dalam pengupasan tanah penutup dan target penambangan washing
bauxite. Untuk dapat melihat jumlah ob setiap block bukit penambangan dapat
dilihat pada Tabel 4.4 Perhitungan Target Produksi Overburden Perblock Bukit.
1. Jenis Alat Yang Dibutuhkan
Alat-alat yang direncanakan untuk dipergunakan dalam pekerjaan
overburden removal adalah: Tabel 4.5 Ringkasan Jumlah Unit Alat Yang
Diperlukan Dalam Pengupasan OB

29
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Tabel 4.5 Ringkasan Jumlah Unit Alat Yang Diperlukan Dalam


Pengupasan OB

PENGUPASAN OVERBURDEN
KELOMPOK 1
Alat Gali (Komatsu PC 300 SE-7)
Kapasitas Buket 1.00 m3 Density Insitu 1.4 ton/M3
Bucket Fill Factor 1.2 Density Loose 1.2 ton/M3
Cycle Time 20 detik
0.33 menit
Swell Factor 0.86
Machine Avaibility (MA) 0.95
Jam Kerja 350 jam/bulan
Efisiensi Kerja 83%
179.28 LCM/jam
Produktifitas Alat 153.7 BCM/jam
53,784 BCM/Bulan
Sasaran Produksi (BCM/Bulan) 200,000 BCM/Bulan
3.7 Unit
Jumlah Alat
4 Unit
Jam Kerja 1302 Jam/bulan

Alat Gusur (Bulldozer D85E-SS-2A)


Jarak Ripping & Dozing D 3.05 m
Blade Capacity q1 3.4 m3
Blade fill factor a 0.9
Kecepatan Maju F 50 meter/menit
Kecepatan Mundur R 83.33 meter/menit
Waktu Untuk Ganti gear Z 0.32 menit
Grade Factor e 1
Equipment Avaibility Av 95%
Effisiensi Kerja We 83%
Jam Kerja Perbulan 350 jam/Bulan
Density Insitu din 1.4
Density Loose dloose 1.2
Job effisiensi (E = Av x We) E 79%

Produksi per Cycle time (Q = q1


3.06 BCM/cycle time
x a)
Cycle Time (Cm =
0.42 menit
(D/F)+(D/R)+Z)
Ripping Standart Produksi Ps 800 BCM/Jam
Ripping Effisiensi Er 0.75
Swell Factor SF 0.86
Produktifitas Ripping (Qr =Ps x 600 BCM/Jam
Er) 199,500 BCM/Bulan
Produktifitas Dozing (Qd = Q x 346.67 BCM/Jam
60/Cm x e x E) 115,267 BCM/Bulan

Sasaran Produksi (BCM/Bulan) 200,000 BCM/Bulan


1.74 Unit
Jumlah Alat (Dozing)
2 Unit
Jam Kerja 607 jam/Bulan

30
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

4.5 Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang


4.5.1 Sasaran Produksi
Berdasarkan jumlah cadangan yang dimiliki oleh Kelompok I, diputuskan
sasaran produksi wash bauxite per bulannya dengan umur tambang rencana
sebesar 5 tahun, sebesar : Tabel 4.2 Perhitungan Sequence Penambangan
Untuk kegiatan pengapalan dengan target produksi demikian, maka akan
dilakukan alternatif penjualan secara dengan menggunakan Barge (Tongkang).
Peningkatan jumlah produksi secara bertahap ini dimaksudkan untuk:
1. Safe investment (investasi yang aman), berkaitan dengan management
terhadap risk probability.
2. Membantu meringankan investasi sambil mempelajari perputaran
cashflow, mengevaluasi kondisi pasar (demand vs. supply), mendapatkan
market guarantee untuk penjualan seluruh produk dengan jumah yang
terus meningkat, dan sebagainya.
3. Mengevaluasi kinerja (performance) unit-unit produksi atau sistem
keseluruhan pada tiap tahap target produksi sebelum memasuki tahap
target produksi selanjutnya.
Evaluasi yang dimaksud di sini tidak hanya mencakup pekerjaan, tetapi dalam arti
luas yang juga mencakup koordinasi, komunikasi, management, system, pelaku
yang terkait pekerjaan (kontraktor, rekanan, dan lain-lain), rencana, strategi, dan
sebagainya
4.5.2 Jam Kerja Rencana
Berdasarkan target produksi pengupasan tanah penutup dan ore, maka
shift kerja dilakukan sebesar 1 kali. Dimana jumlah jam kerja direncanakan
sebedar 10 jam perhari. Waktu kerja yang dimaksud disini adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan penambangan, seperti penggalian,
pemuatan, pengangkutan, maupun penimbunan. Waktu kerja yang digunakan
adalah 8 jam/hari dengan 1 shift/hari. Jam kerja efektif dapat dilihat pada tabel
berikut

31
TUGAS PERENCANAAN TAMBANG KELOMPOK 1

Tabel 4.10 Jam Kerja Rencana

JAM KERJA
KELOMPOK 1
Jumlah hari/Bulan 30 Hari
Jumlah hari libur nasional/Bulan 5 Hari
Total hari kerja/Bulan 25 Hari
7 hari kerja (senin - minggu)
1 Shift 8 jam
Jumlah Shift 2 Shift/Hari
Jam Kerja/Hari 16 jam/hari
Jam Kerja/Bulan 400 jam/Bulan
Kehilangan jam kerja direncanakan (jam/bulan)
Istirahat makan = 1 Shift x 25 25 jam/bulan
Total kehilangan jam kerja/bulan (2 Shift) 50 jam/bulan
Total jam kerja yang direncanakan /Bulan 350 jam/bulan

Sumber: Perhitungan Kelompok I

32

Anda mungkin juga menyukai