Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH A

Mengidentifikasi dan Mengenali sifat – sifat kimia dari Tanah dan Sampah

Disusun oleh kel.6:

Alifia Putri
Nur Afifah Istiqomah
Yanto Nugraha
Zahra Hanafa

2 DIV A Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Daerah khusus Ibukota
Jakarta 12120
2018/2019

1
1. SIFAT KIMIA TANAH

Tanah terdiri dari komposisi kimia inorganik dari hasil pelapukan batuan dan
kimia organik dari hasil dekomposisi bahan organik. Tanah yang berfungsi sebagai
selimut bumi secara geologis terletak di permukaan bumi yang proses
pembentukannya dipengaruhi oleh bahan induk, kimia ikim, topografi, makhluk
hidup terutama vegetasi termaksud biota tanah dan waktu pembentukan tanah. Sifat
kimia tanah menggambarkan karakteristik bahan kimia tanah dalam lingkungan yang
sangat pentin untuk memprediksi fungsi tanah dari sudur pandang kelarutan dan
ketersediaan unsur dalam tanah.proses kimia tanah merupakan semua proses reaksi
kimia yang dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat ketersedian unsur hara
tanaman disatu pihak dan tosiksitas/kontaminasi dipihak lain. Reaksi – reaksi meliputi
absorpsi/reduksi.

 Reaksi Tanah (pH Tanah)

Rekasi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang


dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion
Hidrogen di dalam tanah. Makin tinggi ion H+ di dalam tanah, semakin masam
tanah tersebut. Di dalam tanah selain ion H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion
OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya ion H+.

Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan pH


kurang dari 7 disebut masam, sementara pH lebih dari 7 disebut alkalis. pH tanah
umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam,
dengan pH 4,0-5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0-6,5 sering dikatakan cukup
netral meskipun sebenarnya masih agak asam. Di daerah rawa-rawa sering
ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut
tanah sulfat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang
sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena
banyak mengandung Na.

2
Fungsi pH tanah adalah:

- Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara terserap tanaman,


pada umunya unsur hara diserap tanaman, pada umumnya unsur
hara mudah diserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral,
karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam
air.
- Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada
tanah-tanah masam banyak ditemukan ion-ion A1.
- Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme.

 Koloid
Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organic tanah yang
sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi
persatuan berat. Termasuk koloid tanah ialah liat (koloid anorganik) dan
humus (koloid anorganik). Mineral liat adalah mineral yang berukuran kurang
dari 2μ. Yang dimaksud koloid organic dalam tanah adalah humus.

 Kapasitas Tukar Kation


Kation adalah ion bermuatan positif. Di dalam tanah, kation-kation
tersebut terlarut di dalam air tanah atau diserap oleh koloid-koloid tanah.
Banyaknya kation yang dapat diserap oleh tanah persatuan berat tanah
(biasanya per 100g) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu
miliekivalen per 100g (me/100g). Dalam buku hasil penelitian (Anonim
1991), disebutkan bahwa satu miliekuivalen atau satu mili setara adalah sama
dengan satu milligram hidrogen atau sejumlah ion lain yang dapat bereaksi
atau menggantikan ion hidrogen tesebut pada misel.

Walaupun demikian kadang-kadang USDA bagian Survey Tanah


menggunakan sebagai me/100 g liat. Akan tetapi pada umumnya penentuan

3
KTK adalah untuk semua kation yang dapat dipertukarkan, sehingga KTK =
jumlah atau total mili ekuivalen kation yang dapat dipertukarkan per 100 gram
tanah (Tan 1982).

Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah
dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir
(Hardjowogeno 2007).

Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah
itu sendiri. Menurut Hakim et al. (1986), besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi
oleh :

- Reaksi tanah atau pH


- Tekstur atau jumlah liat
- Jenis mineral liat
- Bahan organik
- Pengapuran dan pemupukan.

Tekstur tanah juga berpengaruh terhadap KTK tanah. Semakin halus tekstur tanah
semakin tinggi pula KTK nya seperti terlihat pada tabel berikut:

Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Kapasitas Tukar Kation:

4
Pada tanah dengan nilai KTK relatif rendah, proses penjerapan unsur hara oleh
koloid tanah tidak berlangsung intensif, dan akibatnya unsur-unsur hara tersebut akan
dengan mudah tercuci dan hilang bersama gerakan air di tanah (infiltrasi, perkolasi), dan
pada gilirannya hara tidak tersedia bagi pertumbuhan tanaman. Nilai KTK pada tapak
terganggu umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan pada tapak tidak terganggu.
Turunnya nilai KTK tanah tersebut dapat disebabkan karena menurunnya kandungan
bahan organik tanah sebagai akibat dari kegiatan fisik di badan tanah (Anonim 1991).

2. Sifat Kimia Sampah

Sifat kimia sampah diperlukan untuk mengevaluasi alternatif suatu proses dan sistem
recovery pengolahan sampah.

a. Proximate Analysis

Proximate analysis terhadap komponen

Municipal Solid Waste (MSW) mudah terbakar meliputi (Tchobanoglous, 1993):

5
 Kelembapan (kadar air berkurang pada suhu 105°C, t = 1 jam)
 Volatile combustible matter (berat sampah yang berkurang pada pemanasan
950°C)
 Fixe setelah volatil hilang)
 Ash (sisa pembakaran).

b. Titik Lebur Abu

Titik lebur abu merupakan titik temperatur saat pembakaran menghasilkan abu, berkisar
antara 1100 – 1200’C (2000-2200’F).

c. Ultimate Analysis

Ultimate Analysis meliputi penentuan unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), dan Sulfur (S) sampah. Berdasarkan nilai C dan N ini dapat ditentukan
rasio C/N sampah (Tchobanoglous, 1993). Ultimate Analysis masing-masing komponen
dalam sampah domestik dapat dilihat pada Tabel 2.2, dimana kadar karbon tertinggi
dimiliki oleh komponen karet (78 %), kadar hidrogen tertinggi dimiliki oleh sampah
karet (10 %), kadar oksigen tertinggi dimiliki oleh sampah kertas (44 %), kadar nitrogen
tertinggi dimiliki oleh sampah kulit (10 %) dan kadar sulfur tertinggi dimiliki oleh
sampah makanan dan kulit ( 0,4 %).

d. Kandungan Energi Komponen Sampah

Kandungan energi yang terdapat di dalam sampah dapat dihitung dengan cara
menggunakan calorimeter atau

bomb calorimeter, dan dengan perhitungan.

3. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Kualitas Kimia Tanah

6
Ø Sampling Time

· Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di
laboratorium.

· Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas
lapang (keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk
dilakukan pengolahan tanah).

· Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan perencanaan pengelolaan tanah-tanaman.

Ø Frekuensi Pengambilan Contoh

· Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman di
lapangan.

· Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian, contoh tanah
diambil paling sedikit sekali dalam setahun.

· Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil
setiap 5 tahun sekali.

4. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan Kualitas Kimia Sampah

Pemeriksaan kualitas fisika adalah pemeriksaan yang dilakukan pada suatu sampel
dengan melihat wujud secara fisik seperti bau, rasa, warna, kekeruhan dan sebagainya.
Pemeriksaan kualitas kimia adalah pemeriksaan yang dapat dilhat berdasarkan struktur
kandungan dalam sampel tersebut.

Pengambilan sampel sampah untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia berbeda,
karena parameter yang diperiksa juga berbeda. Pada pemeriksaan kualitas fisika yang
diperiksa adalah suhu, konduktivitas, warna, bau, kekeruhan, Daya Hantar Listrik
(DHL), serta

7
Total Suspended Solid (TSS). Sedangkan untuk pemeriksaan kualitas kimia yang
diperiksa biasanya kesadahan (Mg, Cl, dll), Ph, alkalinitas, dan lainnya.

Untuk pemeriksaan secara fisika dan kimia biasanya sering digunakan sampel sampah
cair atau licit. Pengambilan sampel pada pemeriksaan tersebut hampir sama dengan
dengan pengambilan sampel air. Hal ini karena wujud yang sama yaitu cairan.

1. Alat dan Bahan ;

1. Botol timba

2. Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)

3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)

4. Botol oksigen vol. 250 mL

5. Termos es untuk mendinginkan contoh

6. Tas lapangan

7. Alat tulis

8. Buku catatan (bungkus dengan plastik)

9. Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan) ;

*Prosedur pengambilan sampel uji kimia

Tahapan pengambilan sampel sampah cair kualitas kimia untuk pengujian total logam
dan terlarut, dilakukan sebagai berikut :

a) bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;

8
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa sentimeter (cm) di
bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan
melakukan pengocokan;

c) lakukan penyaringan sampel kemudian di analisa di laboratorium.

Namun terkadang tidak menutup kemungkinan pemeriksaan kualitas fisik dan kimia
juga dilakukan pada sampel yang padat. Sampel padat dapat berasal dari rumah
tangga, industri dan lainnya yang biasa disebut sampah organik. Sampah ini mudah
mengurai sehingga dalam pengambilan sampelnya dapat dilakukan pada tanah yang
berada di sekitar sampah tersebut tempati. Namun perlakuan pada sampel cair dan
padat tentunya berbeda. Perbedaannya berada pada wadah yang digunakan dan cara
pengambilannya. Wadah yang digunakan biasanya berupa kantong plastik, petridish.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Utomo, Muhajir, 2016, Ilmu Tanah Dasar – Dasar dan Pengelolaan,


Jakarta Prenadamedia Group
 Catur Puspawati, dkk, 2012, Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Sampah
Padat (A), Poltekkes Jakarta II, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai