TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Swamedikasi
2.1.1 Defenisi
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-
obat yang sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri
dari 60% dari anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya
atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan
atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati
diri sendiri, untuk meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar
swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit
tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal
mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan
dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya
ada lima komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang
5
6
tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat,
gangguan. Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali,
lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan obat yang kurang tepat. Obat
bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran yang terlalu besar.
yang tepat. Pasien dapat meminta informasi kepada apoteker agar pemilihan obat
lebih tepat. Selain apoteker, tenaga farmasi lain seperti asisten apoteker
aman dan rasional. Atas permintaan masyarakat Informasi yang diberikan harus
benar, jelas dan mudah dimengerti serta cara penyampaiannya disesuaikan dengan
hendaknya dihindari selama terapi dan informasi lain yang diperlukan (Anief,
1997).
7
penyakit ringan yang banyak dialami masayarakat, seperti demam, nyeri, pusing,
batuk, influenza, sakit maag, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi
karena ada ancaman penyakit yang lebih serius yang tidak disadari oleh
Obat bebas dan obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperjualbelikan
secara bebas tanpa resep dokter untuk mengobati jenis penyakit yang
sendiri adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan melunakkan,
penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan (Anief, 1997).
klinik, dalam dosis serta periode waktu yang memadai dan harga terendah bagi
komunitas mereka
rasional. Penggunaan obat yang rasional adalah pasien menerima obat yang tepat
dengan keadaan kliniknya, dalam dosis yang sesuai dengan keadaan individunya,
pada waktu yang tepat dan dengan harga terjangkau bagi dia dan komunitasnya.
Pengertian lain dari penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan
8
pengobatan terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologi yang benar dari
(Maulana, 2010).
a. Tepat indikasi
b. Tepat obat
Tepat dosis regimen adalah pemberian obat yang tepat dosis (takaran obat),
tepat rute (cara pemberian), tepat saat (waktu pemberian), tepat interval
d. Tepat pasien
Tepat pasien adalah obat yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien.
Kondisi pasien misalnya umur, faktor genetik, kehamilan, alergi, dan penyakit
lain.
karena 80% sakit bersifat self limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga
9
kesehatan, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan
kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu menggunakan fasilitas atau profesi
kesehatan, kepuasan karena ikut berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan,
menghindari rasa malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu
Menurut Anief (1997), keuntungan yang lain yaitu lebih mudah, cepat, tidak
membebani sistem pelayanan kesahatan dan dapat dilakukan oleh diri sendiri.
Bagi konsumen obat, pengobatan sendiri dapat memberi keuntungan yaitu bila ia
dapat
sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,
kemungkinan kecil dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya
sensitifitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat salah
2.2.1 Definisi
Obat tanpa resep adalah obat untuk jenis penyakit yang pengobatannya
dianggap dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahayakan
10
jika mengikuti aturan memakainya. Obat yang beredar dimasyarakat dibagi atas
empat golongan, yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan obat
gangguan. Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali,
lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan obat yang kurang tepat. Obat
bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran yeng terlalu besar.
indikasi, informasi mengenai cara kerja obat, aturan pakai, peringatan, perhatian,
nama produsen, nomor batch atau lot, nomor registrasi, dan tanggal kadaluwarsa.
Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa resep di apotek dan toko
Obat yang dapat diperoleh tanpa resep sering digunakan pasien atas
anjuran paramedik. Sikap dokter terhadap praktek pengobatan sendiri dengan obat
kecil yang pasien mampu mengenal dengan jelas pengalaman sebelumnya dan
rasa kurang enak yang diderita adalah bersifat sementara (Anief, 1997).
11
Menurut Anief juga pada penggunaan obat tanpa resep perlu diperhatikan:
c. Keterangan pada brosur atau selebaran yang disertakan oleh pabrik, dibaca
3) Efek samping yaitu efek yang timbul, bukan efek yang diinginkan.
4) Dosis obat yaitu besaran obat yang boleh digunakan untuk orang
5) Waktu kadaluwarsa.
disebutkan bahwa penyerahan obat tanpa resep harus memenuhi kriteria pada
a. Tidak kontra indikasi untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah
c. Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam contoh paracetamol (Anonim, 2006).
Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan.
Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu
obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat
persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam,
yaitu:
3) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
13
merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat psikotropika adalah obat keras baik
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Obat psikotropika adalah obat keras baik
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
OWA. OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola
namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. Tujuan
yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan
penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat),
obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin),
diserahkan:
kelanjutan penyakit.
Indonesia.
Menurut Anief (1997) Pasien harus benar-benar paham dalam memilih obat
membimbing dan memilihkan obat yang tepat. Pasien dapat meminta informasi
kepada apoteker agar pemilihan obat lebih tepat. Arti informasi obat bagi rakyat
sangat besar. Spliane (2007) dalam Maulana (2010) Bahwa Semakin lama
periklanan obat maka iklan harus memenuhi persyaratan seperti dibawah ini:
15
f. Iklan tidak boleh mendorong penggunaan obat yang berlebihan dan terus-
menerus.
2.4.1 Definisi
saluran nafas yang bisa menyerang semua manusia tanpa mengenal usia.
Umumnya penyakit ini bisa sembuh sendiri dan biasanya masa inkubasi selama 2
Salesma adalah penyakit yang disebabkan oleh virus pilek yang dikenal
dengan Rhynovirus dan gejalanya berupa pilek berat, mata banyak mengeluarkan
air, kepala terasa mampat, dan disertai demam ringan. Influenza merupakan
penyakit yang menunjukan gejala seperti Salesma, namun bersifat lebih berat
16
yaitu demam tinggi, hidung tersumbat, nyeri otot dan persendian, nyeri kepala dan
tenggorokan, suara serak, hilangnya nafsu makan, dan adakalanya nyeri telinga,
inang yang terinfeksi. Virus bersifat patogenik untuk inang tertentu jika virus
tersebut dapat menginfeksi dan menimbulkan gejala penyakit pada inang tersebut.
kontak dengan sel yang dapat dimasukinya, bereplikasi dan menimbulkan cedera
sel. Agar infeksi dapat terjadi, virus mula-mula harus melekat dan memasuki sel
saluran kemih atau konjungtiva). Sebagian besar virus memasuki inang melalui
mukosa saluran pernafasan atau pencernaan, namun ada virus yang langsung
masuk ke dalam aliran darah atau melalui gigitan serangga (Maulana, 2010).
2.4.2 Replikasi
Virus dapat bereplikasi hanya pada sel hidup. Infeksi dan replikasi
influenza merupakan proses bertahap: pertama, virus harus berikatan dengan sel
dan memasuki sel, kemudian memindahkan genomnya pada suatu tempat dimana
virus tersebut dapat memproduksi duplikat dari protein virus dan RNA, kemudian
darah.Adanya virus dalam darah disebut viremia. Stadium akhir dari patogenesis
baik struktural maupun fungsional. Kerusakan sel yang terinfeksi virus dan
perubahan fisiologis yang ditimbulkan pada inang oleh cedera jaringan dapat
2.4.3 Penularan
langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk
secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain); melalui udara (saat
seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan
saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan melalui penularan
(Anonim, 2011).
melalui dua cara juga yaitu melalui pernapasan dan kontak jasmani. Cara pertama,
ketika seorang penderita influenza baik batuk, bersin, virus ini akan di keluarkan
dan menyebar ke udara. Akibanya, orang yang sehat dapat tertular virus influenza.
Cara kedua, jika orang sehat tidak sengaja bersentuhan dengan orang yang
terinfeksi seperti berjabat tangan, menyentuh benda benda yang tercemar virus
18
kemudian menyentuh hidung dan mulutnya, maka virus akan masuk ke saluran
Virus ini juga dapat menular dengan mudah dari orang ke orang melalui
droplet dan partikel kecil yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau
orang yang terinfeksi sembuh dalam waktu satu sampai dua minggu tanpa
memerlukan perawatan medis. Namun, di sangat muda, orang tua, dan mereka
dengan kondisi medis yang serius, infeksi dapat mengakibatkan komplikasi parah
pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan
melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular influenza
paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah virus yang
dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih
mereka mengalami gejala hingga dua minggu setelah infeksi. Penularan influenza
Menurut Soedarmo (2002), gejala dan tanda influenza pada anak dan
dewasa berbeda, yaitu anoreksia, nyeri perut, muntah, mual, pembesaran kelenjar
19
servikal dan demam sampai 38,9°C, lebih sering ditemukan pada anak
(1999), menurutnya gejala dan tanda influenza adalah demam, malaise (merasa
kurang enak badan), nausea (mual, seperti mau muntah), sakit kepala, muntah,
sakit tenggorokan, sakit mata, nyeri otot dan ingus encer. Influenza dapat
bengkak dan meradang. Namun meskipun rusak jaringan ini akan sembuh dalam
menjadi demam, letih, lesu, kehilangan selera makan, dan sakit kepala, belakang
tangan dan kaki.Juga menderita sakit tenggorokan dan batuk kering, mual dan
mata seperti terbakar. Panas bisa meningkat hingga 104 derajat Fahrenheit, tapi
akan menurun setelah 2 hingga 3 hari. Gejala saluran nafasnya sendiri bisa berupa
pilek dan batuk. Transimisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya
membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran nafas. Pada dosis infeksius 10
virus/droplet 50% orang-orang terserang dosis ini akan menderita influenza. Virus
akan melekat pada epitel sel di hidung dan bronkus. Setelah virus berhasil
menerobos masuk ke dalam sel, dalam beberapa jam sudah mengalami replikasi.
20
sel, dan langsung dapat meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Virus influenza
influenza banyak, maka flu akan kambuh lagi, sehingga tiap kali virus kembali
menyerang, tubuh belum siap melawan serangan virus tersebut. Risiko terkena
infeksi dapat diperkecil dengan cara-cara hidup sehat yang ditujukan untuk
meningkatkan sistem daya tahan tubuh, misalnya cukup tidur dan makan
Beberapa penyakit bisa di cegah dan diobati dengan obat tradisioanal. sudah
di pahami bahwa flu di sebabkan oleh infeksi virus yang menimbulkan sakit bila
terjadi penurunan daya tahan tubuh seseorang. Maka beberapa tanaman obat
gejala demam, pilek, batuk, nyeri otot dan tulang dan meningkatkan daya tahan
tubuh.Lebih baik lagi bila tanaman obat tersebut mempunyai daya antivital.
Tanaman obat tradisional dapat di gunakan secara tunggal atau dalam bentuk
21
ramuan. Berikut ini beberapa tanaman obat tradisional yang telah diketahui dan
tanaman yang memiliki rasa pahit, pedas, dan sejuk. Bisa digunakan untuk
anti radang (radang amandel dan tenggorokan, radang hati radang ginjal),
Tanaman ini mempunyai rasa pahit dan sejuk, memiliki sifat sebagai
pereda demam dan nyeri (anti piretik dan analgesik), peluruh air seni,
menurunkan demam (antipiretik), anti radang, anti racun, anti bengkak dan
Tanaman ini memiliki rasa manis, tawar, dan sejuk. Memiliki efek
kelenjar tubuh.
Tanaman ini memiliki rasa agak asam dan sejuk memiliki efek
menurunkan demam, peluruh air seni, Anti radang (radang ginjal dan radang
Adapun tindakan umum yang dapat dilakukan pada pasien influenza yaitu:
c) Minum cukup cairan dan istirahat selama satu sampai tiga hari
memperkuat sistem daya tahan tubuh dan menghalau semua virus penyerbu (Tjay
dan Rahardja,1993).
Usaha yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan influenza antara lain:
1. Vaksinasi
2. Antibiotik
23
daya tangkis lemah, seperti pada penderita bronkitis kronis, jantung atau ginjal.
Mereka mudah dihinggapi infeksi sekunder dengan bakteri, yang tak jarang
3. Vitamin C
Kerusakan jaringan tersebut dapat terlihat pada proses menua, kanker, dan
penyakit lain seperti jantung, pembuluh, mata, paru, lambung, usus dan sistem
radikal bebas yang merugikan jaringan tubuh, antara lain membran sel dan
produksi interferon dengan daya antiviral. Oleh karena itu dalam keadaan
Menurut Tjay dan Rahardja (1993), Resiko adanya infeksi dapat diperkecil
dengan cara hidup yang ditujukan untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh.
influenza banyak, maka flu akan kambuh lagi, sehingga tiap kali virus kembali
menyerang, tubuh belum siap melawan serangan virus tersebut. Risiko terkena
infeksi dapat diperkecil dengan cara-cara hidup sehat yang ditujukan untuk
meningkatkan sistem daya tahan tubuh, misalnya cukup tidur dan makan diet
dan mengahalau semua virus penyerbu (Tjay dan Rahardja, 1993). Untuk
diderita yaitu:
ini dapat dibeli di toko obat maupun apotek tanpa resep dokter. Analgetika
efek dengan meningkatkan eliminasi panas, pada penderita dengan suhu badan
tinggi, dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi
25
air sehingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat (Siswandono dan
a. Asetaminofen (paracetamol)
Derivat asetanilida ini adalah metabolit dari fenasetin, yang dahulu banyak
digunakan sebagai analgetik. Namun, pada tahun 1978 fenasetin telah ditarik dari
asetaminophen umumnya dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga
untuk swamedikasi. Efek analgetiknya dapat diperkuat oleh kofein dengan kira-
kira 50%. Resorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal lebih
lambat. Dalam hati, zat ini diuraikan menjadi metabolit-metabolit toksis yang
diekskresi lewat kemih sebagai konjugat glukuronida dan sulfat. Efek samping tak
termasuk dalam daftar obat kategori aman untuk wanita hamil juga selama laktasi
walaupun mencapai air susu ibu. Dosis dewasa untuk nyeri dan demam oral 2-3
kali sehari 0,5 gram, maksimum 4 gram/hari (Tjay dan Rahardja, 2002).
antidemam, namun pada dosis tinggi lebih bekerja sebagai analgetik karena
mulai kerjanya agak cepat, dalam 20-30 menit dan efeknya bertahan hingga 5 jam
(Tjay dan Rahardja, 1993). Asetosal dapat menimbulkan efek samping iritasi
karboksilat yang bersifat asam, sedangkan iritasi kronik dapat disebabkan oleh
26
Sehingga, untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya diberikan sesudah makan atau
dalam bentuk garam kalsiumnya (Ascal) (Tjay dan Rahardja, 1993). Obat ini tidak
pernafasan, konvulsi dan adakalanya koma. Begitu pula wanita hamil sebaiknya
nyeri dan demam oral 4 kali sehari 0,5-1 gram, maksimum 4 gram sehari (Tjay
2. Dekongestan
reseptor adrenergik. Contoh dekongestan dalam obat flu antara lain: Efedrin,
a. Efedrin
Farmakodinamik dari efedrin sama seperti amfetamin (tetapi efek sentralnya lebih
lemah) atau mirip seperti epinefrin. Di bandingkan dengan epinefrin, efedrin dapat
27
diberikan peroral, masa kerjanya jauh lebih lama, efek sentralnya lebih kuat dan
untuk terapi diperlukan efek yang lebih besar dari dosis epinefrin. Seperti
berlangsung lama.
oral, efek samping efedrin sama seperti amfetamin, tetapi efek samping pada SSP
b
lebih ringan (anonim, 2004 ).
b. Pseudoefedrin
efedra (Ma Huang, sama dengan efedrin), secara industri diperoleh dari hasil
Industri pseudoefedrin terbesar didunia dan sebagian besar adalah untuk keperluan
ekspor.
mukosa dari saluran pernafasan atas khususnya mukosa nasal dan sinus.
d) Dalam tiap tablet anakonidin (Konimex, sirup obat batuk dan pilek
namun
29
i) Dalam tiap tablet stop cold (Darya Varia, obat influenza) mengandung 30
mg pseudoefedrin.HCl.