Anda di halaman 1dari 14

FOTOMETER NYALA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menggunakan alat spektrofotometer nyala.
2. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometer nyala.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Alat
- Alat Fotometer Nyala untuk K dan Na
- Tabung LPG
- Gelas Kimia 100 ml
- Gelas Kimia 250 ml
- Labu takar 100 ml
- Pipet Volume 1 ml dan 5ml
- Pipet ukur 1 ml
- Bola Karet
- Corong gelas
- Botol Aquadest
2. Bahan
- Larutan Standar Kalium 7 ppm
- Aquades

4 sampel:
- Hydro Coco
- Coolant
- Mizone
- Aquarius

III. DASAR TEORI


Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik
untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, diantaranya natrium, kalium, lithium,
dan kalsium. Fotometer nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada
pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu
yang dipancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam
keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen
logam tersebut.
Fotometer nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan
tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk
panjang gelombang tertentu. Eksitasi terjadi bila elektron dari atom netral keluar dari
orbitalnya ke orbital yang lebih tinggi. Dan bila terjadi eksitasi atom, ion molekul akan
kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang
tertentu. Prinsip dari fotometer nyala ini adalah pancaran cahaya elektron yang tereksitasi
yang kemudian kembali kekeadaan dasar.
Prinsip kerja filter fotometer nyala adalah eksitasi atom, oleh karena setiap atom
memiliki konfigurasi elektron yang berbeda, maka energi yang dibutuhkan setiap atom
untuk tereksitasi juga berbeda. Besarnya energi yang digarap oleh atom-atom kemudian
yang dibedakan kembali dalam bentuk pancaran (emisi), inilah yang disebut dengan
prinsip kerja dari alat ini. Semua atom dapat menyerap energi (kalor), namun kalor ini
disesuaikan dengan tingkat energi eksitasi agar tidak terjadi ionisasi.
Flame fotometer dibedakan atas dua yaitu :
1. Filter Flame Fotometer
Hanya terbatas untuk analisa unsur Na, K dan Li.
2. Spektro Flame Fotometer
Digunakan untuk analisa unsur K, Ca, Mg, Sr, Ba, dan lain-lain.

Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya, dimana alat pertama menggunakan
filter sebagai monokromatornya dan alat kedua yang berfungsi sebagai monokromatornya
adalah pengatur panjang gelombang. Gangguan-gangguan dalam fotometri menurut
sumber dan filtratnya:
1. Gangguan Spectral
Yaitu gangguan yang di sebabkan oleh unsur-unsur lain yang terdapat bersama
dengan unsur yang akan dianalisa. Gangguan ini disebabkan karena penggunaan filter
untuk memilihλ yang akan diukur intensitasnya. Misalnya : spektrum pita dari Ca(OH)2
akan mengganggu pancaran sinar Na pada panjang gelombang 550 nm. Gangguan
tersebut dapat dihilangkan dengan mempertinggi pemisahan cahaya atau mengatur band
width.
2. Gangguan dari sifat fisik larutan
Variasi sifat fisik dari larutan dapat memperkecil atau membesar intensitas sinar
yang akan dianalisa, sehingga intensitas yang terbaca tidak sesuai dengan konsentrasi
yang akan dianalisa, seperti :
Viskositas
Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa, makin lambat larutan tersebut
mencapai nyala. Sehingga intensitas pancaran pada alat akan semakin kecil dan tidak
sesuai dengan konsentrasi unsur yang kita analisa.
Tekanan uap dan permukaan larutan
Sifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut. Kabut dengan ukuran besar akan sedikit
mecapai nyala, sehingga intensitas yang terbaca pada alat akan lebih kecil dari nilai yang
sebenarnya.
3. Gangguan ionisasi
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang lebih tinggi.
Logam alkali dan alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat dari adanya ionisasi akan
mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum atom akan berkurang
dan tidak sesuai dengan konsentrasi yang akan kita amati. Nyala yang dihasilkan dari
campuran oksigen dan gas akan mempunyai energi yang dapat mengionisasi logam alkali
dan alkali tanah hal ini menggakibatkan terjadinya penurunan jumlah atom yang akan
diekstraksi. Adanya atom yang lebih mudah terionisasi akan memberikan sejumlah
elektron kedalam nyala sehingga akan mendesak ion menjadi atom.
4. Gangguan dari anion-anion yang ada dalam larutan logam.
Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah apabila jumlah
asam yang relatif tinggi gangguan anion ini tidak akan nyata bila kadarnya lebih rendah
dari 0,1M diatas kepekatan tersebut asam sulfat, nitrat dan fosfat akan memberikan akibat
pada penurunan sinar emisi logam. Gangguan–gangguan analisa fotometri secara
intensitas langsung adalah segala gangguan atau hal dan peristiwa-peristiwa yang dapat
mempengaruhi intensitas pancaran unsur yang kita analisa, sehingga nilai intensitas
pancaran yang dihasilkan tersebut tidak lagi sesuai dengan unsur yang sebenarnya.
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame fotometri :
a. Radiasi dari unsure
Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis spectrum logam yang
ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya interferensi.
b. Penambahan kation
Dalam nyala tinggi,beberapa atom logam mungkin terionisasi,misalnya :
Na↔ Na + e
Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan frekuensi- frekuensi
yang berbeda dari atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi
atomnya.
c. Interferensi anion
Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kalium dengan cara
pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali tersebut. Karena intensitas nyala
merupakan fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur dalam sampel.
GANGGUAN – GANGGUAN DALAM FOTOMETRI NYALA
Cara intensitas langsung untuk analisa fotometri langsung akan memberikan hasil
yang baik hanya apabila tidak ada gangguan – gangguan yang dapat mempengaruhi
intensitas pancaran sedemikian rupa sehingga nilai intensitas yang dibaca akan lebih
rendah atau lebih tinggi daripada nilai intensitas yang sesuai dengan konsentrasi unsur.
Apabila terdapat gangguan-gangguan tersebut maka analisa tidak dilakukan
secara intensitas langsung melainkan dengan salah satu cara dari kedua cara yang lain
yaitu, cara penambahan standar atau dengan cara standar dalam. Gangguan-gangguan
dalam fotometri sumber dan sifatnya dapat dibagi dalam beberapa golongan, antara lain :
a) Gangguan spektral
Ialah gangguan yang disebabkan oleh spektrum unsur-unsur lain yang terdapat
bersama unsur yang dicari. Gangguan ini dijumpai terutama kalau dipakai filter untuk
memperoleh panjang gelombang yang akan diukur intensitasnya. Dengan monokromator
seperti prisma dsb. Gangguan ini akan berkurang.
Contoh gangguan spektral ini misalnya : Pita jingga dari CaOh mengganggu
pengamatan intensitas garis Na pada 590 mu gangguan ini sukar diatasi walaupun dengan
monokromator bukan filter karena Sisitin Ca tumpang suh ( overlap) dengan panjang
gelombang Na. Suatu keuntungan adalah bawa kebanyakan garis-garis spektrum yang
berguna dalam fotometri nyala terdapat dalam daerah biru dan ultra lembayung, sedang
kebanyakan pita spektrum molekul dan spektrum kontinu yang mengganggu terdapt
didaerah hijau dan daerah merah spektrum tampak.
Gangguan spektral jenis lain disebabkan karena garis unsur pengganggu berimpit
dengan garis spektrum unsur yang akan diselidiki. Kedua garis spektrum dapat berimpit
(overlap) sebagian saja atau keseluruhan. Intensitas yang dibaca adalah intensitas kedua-
duanya, Cara mengatasi gangguan spektral ini dapat dengan memilih panjang gelombang
pancaran lain dari unsur lain yang akan dianalisa jika tidak ada dilakukan pemisahan
unsur yang dianalisa dari unsur pengganggu dengan pertolongan cara-cara pemisahan
seperti ekstraksi pelarut, penukaran ion, pengendapan dll. Gangguan spektral jenis lain
adalah intensitas pancaran latar belakang atau background.
b) Gangguan karena variasi karena sifat-sifat fisik larutan
Gangguan gangguan sifat fisik yang dimaksud antara lain adalah
1. viskositas ini mempengaruhi kecepatan larutan atau kabut larutan mencapai nyala.
Semakin besar viskositas larutan semakin lambat larutan mencapai nyala, sehingga
intensitas yang dibaca lebih kecil dari konsentrasi sebenarnya.
2. tekanan uap dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi ukuran tekanan kabut
larutan. Terutama pada alat-alat filter fotometer nyala, dimana atomizer (pengabut) tidak
menjadi satu dengan pembakar. Tetesan tetesan kabut yang besar menyebabkan tetesan
tetesan kabut tersebut mencapai nyala, sehingga intensitas yang dibaca lebih kecil
daripada intensitas yang sesuai dengan konsentrasi yang dicari.
3. garam-garam yang ditanmbahkan kedalam larutan yang akan dianalisa secara
fotometri akan memperlambat penguapan pelarut yang akan mengurangi
intensitaspancaran sehingga tidak sebanding lagi dengan konsentrasi unsur.
c) Gangguan ionisasi
Ionisai akan mengurangi jumlah-jumlah atom netral unsur yang dianalisa. Akibatnya
intensitas spektrum atom berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasi logam.
Gangguan ionisai ini misalnya dapat terjadi kalau logam alkali dan alkali tanah dianalisa
dengan nyala yang suhunya terlalu tinggi.
d) Gangguan karena absorbsi sendiri
Sinar pancaran yang berasal dari atom-atom unsur yang dianalisa dapat diabsorbsi
kembali oleh atom-atom lain unsur yang sama yang ada dalam nyala, taetapi masih ada
dalam keadaan belum tereksitasi. Dengan sendirinya gangguan ini akan menyebabkan
intensitas yang yang dipancarkan oleh unsur tersebut, dan yang dibaca pada alat akan
lebih rendah dengan yang sesuai dengan konsentrasi unsur ybs. Gejala absorbsi sendiri ini
terutama nyata sekali kalu intensitas yang diukur intensitasnya adalah panjang gelombang
yang sesuai dengan perpindahan elektron antara tingkat energi dasar ( ground state) dan
tingkat energi tereksitasi pertama diatasnya. Gejala absorbsi sendiri ini dapat dihindari
dengan menggunakan konsentrasi rendah.
e) Gangguan dari anion
Intensitas pancaran logam akan turun (hingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasinya)
apabila tercampur dengan asam-asam HNO3, H2SO4, H3PO4 dan atau garam dari asam-
asam tersebut dalam jumlah yang besar.
Bagian-bagian dari fotometer nyala yaitu :
1. Atomizer
Udara pada tekanan tertentu (atm), masuk kedalam pembungkan cuvet oleh pipa kecil.
Hisapan oleh udara menyebabkan larutan contoh terhisap kedalam ruangan pengabut
dalam bentuk kabut-kabut yang halus.
2. Mixing Chamber
Kabut yang berasal dari atomizer masuk kedalam ruangan pencampur alat pembakar,
disini akan bertemu dengan gas pembatas yang masuk dengan tekanan tertentu.
3. Flame
Campuran udara dengan gas pembakar menghasilkan nyala dan kedalam nyala ini pula
kabut halus dari larutan contoh menguap, kalor nyala menyebabkan larutan contoh
menguap, sehingga contoh berubah menjadi butir-butir halus padat (garam).
4. Reflektor
Sinar pancaran yang keluar dari nyala akan dipantulkan kembali ke nyala.
5. Optical Lens
Lensa pancaran yang bersifat polikromatik akan difokuskan oleh lensa melalui suatu
celah (diafragma).
6. Filter
Filter akan menentukan cahaya sinar pancaran dengan panjang gelombang yang khas
dan berintensitas tinggi dari unsur yang dianalisis dan akan menyerap sinar-sinar lain
yang berasal dari nyala.
7. Photo Tube
Intensitas sinar pancaran tersebut oleh phototube diubah menjadi arus listrik yang
besarnya berbanding lurus dengan intensitas sinar pancaran tersebut.
8. Amplifier
Arus listrik yang berasal dari phototube, oleh amplifier akan diperkuat dan diteruskan
kerecorder.
9. Recorder
Output dari amplifier dicatat oleh recorder yang skalanya terkalibrasi oleh suatu
intensitas.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Menyambungkan selang gas LPG ke tabung LPG.
2. Memastikan tidak ada kebocoran gas LPG.
3. Menyalakan alat dengan menekan tombol MAIN ke atas.
4. Menyalakan air compresor dengan menekan tombol COMP ke atas.
5. Menekan tombol IGN dan menahannya, sambil memutar tombol IGNITION
pelan-pelan ke arah kiri.
6. Melihat nyala api pada prosedur 5, jika nyala api sudah ada, memutar tombol
GAS VALUE ke kiri kurang lebih 6x putaran.
7. Memutar tombol IGNITION pelan-pelan sampai api besar menyala.
8. Memutar tombol IGNITION ke kanan sampai batas minimal tidak bisa diputar lagi,
setelah api besar menyala.
9. Mengatur nyala api dengan mengatur/ memutar-mutar GAS VALUE. Nyala yang
bagus adalah nyala biru tanpa ada warna kuning atau merah.
10. Memasukkan blanko, memilih range 1,2 dan 3 mengatur jarum penunjuk keposisi 0
dengan memutar tombol 0.
11. Memasukkan standar ppm, mengatur jarum penunjuk supaya menunjukkan
angka 100% dengan memutar tombol 100%.
12. Menganalisis sampel dan mencatat skala pembacaan, membandingkan dengan
skala pembacaan standar 10 ppm, misalnya terbaca 13% artinya konsentrasi
sampel adalah 1,3 ppm.
13. Mengusahakan melakukan analisis blanko 1x setiap melakukan analisis 2
sampel.
14. Mengulangi langkah no. 11 setelah melakukan analisis sampel sebanyak 10 atau 15.
15. Melakukan analisis blanko selama 5 menit untuk membersihkan sisa-sisa
sampel dalam alat setelah melakukan analisis sampel.
16. Mematikan nyala api dengan memutar tombol GAS VALUE ke kanan sampai full.
17. Memutar tombol IGNITION ke kiri sampai batas minimal tidak bisa diputar lagi.
18. Mematikan air compressor dengan menekan tombol COMP kebawah, kemudian
mematikan alat dengan menekan MAIN setelah api mati.
19. Melepaskan sambungan LPG.
20. Mencabut kabel pada alat dari stop kontak.

Catatan :
- Larutan yang akan dianalisis harus tidak mengandung endapan, jika ada endapan
melakukan penyaringan terlebih dahulu.
- Jika pembacaan sampel melebihi skala % (melebihi 100%) melakukan pengenceran
sampel sampai pembacaan dibawah 100%.
V. DATA PENGAMATAN
5.1 larutan kalibrasi

No Larutan Pembacaan standar


1 Blanko/aquadest 0%
2 Larutan kalium 7 ppm 100 %

5.2 larutan sampel

No Larutan Pembacaan standar Konsentrasi sampel (ppm)


1 Hydro Coco over over
2 Coolant 23% 1,61
3 Mizone 19 % 1,33
4 Aquarius 26 % 1,82

VI. DATA PERHITUNGAN


6.1 Pembuatan larutan
6.1.1 Pembuatan larutan standar kalium 7 ppm
Dik : M1 : 1000 ppm
M2 : 7 ppm
V2 : 50 ml
Dit : V1 = ...?
Jawab : M1 . V1 = M2. V2
M2 . V 2 7 ×50
V1 = = 1000 = 0,35 ml
M1

6.2 Perhitungan konsentrasi larutan sampel


6.2.1 Larutan sampel Hydro Coco
Konsentrasi terbaca = over
Maka, ppm sampel standar = over
Faktor konsentrasi = 1:50
Ppm kalium dalam Hydro Coco = over
6.2.2 Larutan sampel Coolant
Konsentrasi terbaca = 23%
Maka, ppm sampel standar = 23% x 7 ppm
= 1,61 ppm
Faktor konsentrasi = 1:50
Ppm kalium dalam Coolant = ppm standar x faktor konsentrasi
= 1,61 ppm x 50/1
= 80,5 ppm
6.2.3 Larutan sampel Mizone
Konsentrasi terbaca = 19%
Maka, ppm sampel standar = 19% x 7 ppm
= 1,33 ppm
Faktor konsentrasi = 1:50
Ppm kalium dalam pocari = ppm standar x faktor konsentrasi
= 1,33 ppm x 50/1
= 66,5 ppm
6.2.4 Larutan sampel Aquarius
Konsentrasi terbaca = 26%
Maka, ppm sampel standar = 26% x 7 ppm
=1,82 ppm
Faktor konsentrasi = 1:50
Ppm kalium dalam pocari = ppm standar x faktor konsentrasi
= 1,82 ppm x 50/1
= 91 ppm

VII. ANALISA PERCOBAAN


Pada praktikum kali ini menggunakan fotometer nyala. Adapun flame fotometer yang
digunakan adalah filter flame fotometer dimana hanya terbatas untuk analisa unsur Na, K
dan Li. Pada praktikum ini menggunakan sampel Aquades sebagai blanko, Hydro Coco,
Coolant, Mizone, dan Aquarius. Untuk larutan standar menggunakan larutan kalium 7
ppm.
Prinsip kerja filter flame fotometer nyala adalah eksitasi atom. Oleh karena setiap
atom memiliki konfigurasi elektron yang berbeda, maka energi yang dibutuhkan untuk
setiap atom untuk tereksitasi juga berbeda. Besarnya energi yang digarap oleh atom-atom
kemudian yang dibebaskan kembali dalam bentuk pancaran (emisi).
Pertama melakukan pembacaan pada larutan blanko (Aquades) 0 ppm, kemudian
larutan standar K dengan konsentrasi 7 ppm. Dari hasil percobaan, dapat diketahui bahwa
semakin besar konsentrasi unsur kalium maka semakin besar sinar emisi yang dihasilkan.
Kedua melakukan permbacaan larutan sampel Hydro Coco, Coolant, Mizone, dan
Aquarius. Tujuan dari menganalisis larutan sampel yang berisotonik ini untuk melihat
seberapa banyak unsur K+ di dalam sampe. Didapat konsentrasi Kalium dalam Hydro
Coco sangat tinggi hingga tidak dapat dibaca, konsentrasi Kalium dalam Coolant sebesar
80,5 ppm, konsentrasi Kalium dalam Mizone sebesar 66,5 ppm dan konsentrasi Kalium
pada Aquarius sebesar 91 ppm.
Adapun didapatkan % kesalahan dalam pembacaan ini. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu: pada saat pembuatan larutan, alat yang digunakan kurang steril dan
ketidaktelitian dalam memipet. Bisa disebabkan juga karena fotometer nyala termasuk
pengukuran yang analog dan jarum penunjuk kurang efisiennya disebabkan pegas di
dalam alat tersebut tidak elastis dan berkarat.
Kebutuhan Kalium (mg/hari):
1. 1-3 tahun 3000
2. 4-8 tahun 3800
3. 9-13 tahun 4500
4. 14 atau lebih 4700
5. Ibu menyusui 5100

Daftar makanan yang mengandung kalium tinggi:


Kalium
Sumber Kalium Ukuran
(mg)
Kentang, panggang 1 buah 925
Kerang, kaleng 3 oz 535
Kentang goring 3 oz 470
Keripik kentang, polos, asin 1 oz 465
Ubi jalar, dipanggang 1 buah 450
Pisang 1 buah 425
Bayam ½ cangkir 420
Kacang-kacangan ½ cangkir 365
Artichoke 1 menengah 345
Prun 5 buah 305
Ikan (haddock, bertengger, salmon) 3 oz 300
Tomat, segar 1 buah 290
Kacang ½ cangkir 280
Ubi ½ cangkir 280
Jus sayur ½ cangkir 275
Daging sapi 3 oz 270
Kurma 5 butir 270
Kismis, tanpa biji ¼ cangkir 270
Bit, mentah atau dimasak ½ cangkir 260
Yogurt, polos 6 oz 260
Kubis Brussel ½ cangkir 250
Labu, kaleng ½ cangkir 250
Labu, segar ½ cangkir 250
Jeruk 1 buah 240
Biji (bunga matahari, labu) 1 oz 240
Jus jeruk ½ cangkir 235
Brokoli ½ cangkir 230
Timun Jepang ½ cangkir 220
2 mentah atau 5
Aprikot 200
kering
Kacang-kacangan (almond, mete, hazelnut,
1 oz 200
kacang)
Susu (bebas lemak, rendah lemak, utuh,
1 gelas 350-380
buttermilk)
Kacang kering dan kacang polong ½ cangkir 300-475
Tomat, kaleng ½ cangkir 200-300

Kadar kalium yang ada pada tubuh harus pada batas wajar, apabila tubuh kekurangan
Kalium maka dapat terjangkit penyakit Hipokalemia. Hipokalemia adalah kondisi ketika
tubuh kekurangan kalium atau potasium. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, terutama
penderita diare atau muntah-muntah. Penanganan hipokalemia perlu segera dilakukan guna
mencegah komplikasi serius, seperti gangguan jantung. Dan apabila kadar Kalium dalam tubuh
berlebih maka dapat terjangkit penyakit Hiperkalemia. Hiperkalemia adalah kondisi ketika
jumlah kalium dalam darah sangat tinggi. Kalium memiliki peran yang sangat penting
bagi tubuh, terutama dalam memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Namun, terlalu
banyak kalium dalam tubuh dapat menyebabkan terganggunya aktivitas listrik di dalam
jantung yang ditandai dengan melambatnya detak jantung. Bahkan pada kasus
hiperkalemia berat, jantung dapat berhenti berdetak dan menyebabkan kematian.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
- Fotometri nyala adalah suatu metode analisa untuk menentukan kadar suatu logam
dalam suatu sampel yang didasarkan kepada emisi sinar monokromatis pada panjang
gelombang tertentu dalam keadaan berpijar atau nyala
- Prinsip dari fotometri nyala adalah pancaran cahaya elektron yang terekitasi yang
kemudian kembali ke keadaan dasar
- Semakin besar konsentrasi unsur kalium maka semakin besar sinar emisi yang
dihasilkan
- Konsentrasi K pada sampel yang terbaca :
 Hydro Coco : over
 Coolant : 80,5 ppm
 Mizone : 66,5 ppm
 Aquarius : 91 ppm
VII. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “ Praktikum Kimia Analitik Instrumen” . 2019/2020. Polsri. Palembang

www.scribd.com

https://www.honestdocs.id/makanan-yang-mengandung-kalium-tinggi

http://hilda-rosalina.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-fotometer-nyala.html
Gambar Alat

Corong gelas Labu ukur Pipet ukur dan Bola karet

Gelas kimia Gas LPG


Alat fotometer nyala

Bagian-bagian alat:
1. tombol main untuk menghidup dan mematikan alat.
2. tombol comp untuk menghidup dan mematikan compressor.
3. tombol ign untuk menyalakan nyala api.
4. tombol putar range untuk mengatur rentang.
5. tombol putar ignition untuk mengecil dan membesarkan nyala api.
6. tombol putar gas value untuk mengatur warna nyala api.

Anda mungkin juga menyukai