Asep Saepudin
Kasubdit Kelembagaan Pemda
Direktorat Otonomi Daerah
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS
2
AMANAT SPM DALAM UU 23/2014
Ayat 1 :
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pekerjaan
11 ayat (3).
Umum
UU Ayat 2 : dan Sosial
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Penataan
23/2014 Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana
Ruang
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan
minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Ketentraman,
Pasal 298 ayat 1 Perumahan
Rakyat dan Ketertiban
Umum dan
Ayat 1 : Kawasan Perlindungan
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Permukiman Masyarakat
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang
ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
3
REPUBLIK
REGULASI SPM
INDONESIA
1 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Umum
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
2 Peraturan Umum
Pelayanan Minimal
Standar Teknis SPM Bidang
Peraturan Menteri PU PR No. 29 tahun 2018 tentang Standar Teknis Standar
3 Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Rakyat
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis SPM Bidang
4
Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan Pendidikan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Standar Teknis SPM Bidang
5
Minimal Bidang Kesehatan Kesehatan
Peraturan Menteri Sosial No. 9 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
6 Standar Teknis SPM Bidang Sosial
Minimal Bidang Sosial
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 121 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Standar Teknis SPM Sub Urusan
7
Pelayanan Minimal Sub Urusan Ketenteraman dan Ketertiban Umum Ketenteraman, Ketertiban Umum
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Standar Teknis SPM Sub Urusan
8
Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebakaran Kebakaran
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Standar Teknis SPM Sub Urusan
9
Pelayanan Minimal Sub Urusan Kebencanaan Kebencanaan
4
REPUBLIK
Kerangka Pembangunan Rancangan Teknokratis RPJMN 2020-2024
INDONESIA
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
2020-2024 dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
FOKUS FOKUS
FOKUS PEMBANGUNAN FOKUS PEMBANGUNAN FOKUS PEMBANGUNAN POLITIK,
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN
HUKUM, PERTAHANAN & KEAMANAN
MANUSIA EKONOMI KEWILAYAHAN INFRASTRUKTUR
PENGARUSUTAMAAN
5
REPUBLIK
Indikator dan Target Kegiatan Prioritas terkait SPM
INDONESIA
Pembangunan
Wilayah
Program Prioritas KP: Kelembagaan dan Keuangan Daerah
Sumatera
Target
Pembangunan Pembangunan Baseline RPJMN
Wilayah Kebijakan Strategi Indikator
Wilayah
Prioritas Nasional 2019 2020-
Papua Jawa-Bali
2024
PN 2
Persentase pencapaian SPM di daerah N/A* 100%
Mengembangkan
Wilayah untuk
Mengurangi Penerapan SPM Sub Daerah yang menerapkan
542 542
Pembangunan Kesenjangan dan Pembangunan
bidang Pemadam SPM Sub bidang Pemadam
Menjamin daerah daerah
Wilayah Wilayah Kebakaran Kebakaran
Pemerataan
Maluku Nusa Tenggara Bimbingan teknis, Jumlah daerah yang
monev dan pelaporan mendapatkan bimbingan
542 542
SPM bidang teknis, di monev, dan yang
daerah daerah
Trantibumlinmas melapor SPM bidang
Pembangunan Pembangunan Trantibumlinmas
Wilayah Wilayah
Kegiatan Prioritas Sulawesi Kalimantan * keterangan: data capaian SPM berdasarkan PP No. 2/2018 belum tersedia,
Pengembangan Kawasan Strategis
adapun data yang tersedia adalah capaian SPM berdasarkan PP No.
65/2005 yaitu sebesar 52%
Pengembangan Sektor Unggulan Pengembangan Daerah Tertinggal,
Pengembangan Kawasan Perkotaan Kawasan Perbatasan, dan Perdesaan Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2020 - 2024
Pemenuhan Pelayanan Dasar Kelembagaan dan Keuangan Daerah
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KEBIJAKAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PENDEKATAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
Tematik: fokus
perencanaan yang
didetailkan Sampai
dengan Program
Prioritas
Spasial: Keterkaitan
Perkuatan Pengendalian berbasis Integrasi Sumber fungsi lokasi dari
Perencanaan dan Perencanaan Kewilayahan Pendanaan Berbagai kegiatan
Penganggaran yang terintegrasi
7
POKOK PENGUATAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH (PP) NO 17/2017
Tentang Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
Dalam Mengkoordinasikan Sistem Informasi dan Perencanaan, Menteri PPN dan Menteri Keungan:
1. Berbagi data (data sharing) perencanaan dan penganggaran serta realisasi belanja;
2. Menyelenggarakan Sistem Informasi Perencanaan dan Penganggaran yang terintegrasi;
3. Menyusun Format, klasifikasi, dan sistem database Renja-Kl dan RKA-KL. 8
Kebijakan dan Program Prioritas PN 1:
Pembangunan Manusia dan
Pengentasan Kemiskinan
Kebijakan:
1. Meningkatkan keterjangkauan perlindungan sosial bagi
kelompok rentan dan penduduk yang terkendala
dokumen kependudukan.
2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta.
3. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang
berkualitas untuk semua penduduk.
4. Meningkatkan daya tahan ekonomi bagi kelompok
miskin dan rentan.
5. Memajukan kebudayaan dan penguatan karakter untuk
mewujudkan bangsa berprestasi.
18
PENGARUSUTAMAAN SPM DALAM RKP 2020 :
REPUBLIK
INDONESIA
SPM SEBAGAI KP DALAM PN 1
Sistem Jaminan Sosial Nasional
1
PROGRAM
PRIORITAS Bantuan Sosial dan Subsidi Tepat Sasaran
Perlindungan
Sosial dan Tata Kesejahteraan Sosial
Kelola
Kependudukan Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan
PN 4 3
Percepatan Pencapaian SPM di Daerah
Pemerataan
Layanan
PP Pengentasan Pendidikan
Kemiskinan Berkualitas dan PROJECT PN
KP Pengembangan
Iptek-Inovasi
Pro PN
PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan(2)
PP 1 Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan
KP 4 Penguatan Sistem Layanan Terpadu dan Pendampingan
Pro-PN 3 Percepatan Pencapaian SPM di Daerah
Proyek/Kegiatan/Output Prioritas Target Satuan Keterangan Keseuaian Krisna
Program Bina Pembangunan Daerah
RKP 2020 merupakan RKP transisi menuju RPJMN 2020 – 2024, untuk itu dilakukan :
• Reviu efektivitas dan efisiensi program
• Reviu/Identifikasi kontribusi Masyarakat-Dunia Usaha-BUMN-Pemerintah dalam pendanaan program
Pemangku
MASYARAKAT DUNIA USAHA BUMN PEMERINTAH
Kepentingan
APBN : Memperkuat pengendalian
melalui penyiapan Proyek Prioritas
Kerjasama Pemerintah (“satuan 3”)
dan Badan Usaha
Melalui CSR, (KPBU) dan Penugasan APBD : Mengembangkan output based
Mekanisme kepada BUMN
filantropis, waqaf, ZIS Pembiayaan Investasi transfer melalui DAK Penugasan dan
Non Anggaran Hibah Daerah untuk mengamankan
prioritas pembangunan di daerah
Pemerintah (PINA)
DANA DESA
TAMBAHAN
INFRASTRUKTUR
PAPUA
SPM Sub Urusan Trantibum SPM Sub Urusan Kebakaran SPM Sub Urusan Bencana
JENIS PELAYANAN JENIS PELAYANAN JENIS PELAYANAN
Pelayanan ketentraman dan ketertiban umum Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran. a. Pelayanan Informasi Rawan Bencana
b. Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
MUTU PELAYANAN DASAR MUTU PELAYANAN DASAR c. Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana
a. Standar operasional prosedur Satpol PP; a. tingkat waktu tanggap (response time) 15 menit sejak
b. Standar sarana prasarana Satpol PP; diterimanya informasi/laporan sampai tiba di lokasi dan siap
c. Standar peningkatan kapasitas anggota memberikan layanan penyelamatan dan evakuasi; MUTU PELAYANAN DASAR
Satpol PP dan anggota perlindungan b. prosedur operasional penanganan kebakaran, penyelamatan a. Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/Atau, Personel/Sumber
masyarakat; dan dan evakuasi; Daya Manusia dan Petunjuk Teknis Atau Tata Cara Pemenuhan
d. Standar pelayanan yang terkena dampak c. sarana prasarana pemadam kebakaran, penyelamatan, dan Standar Untuk Jenis Pelayanan Informasi Rawan Bencana.
gangguan Trantibum akibat penegakan evakuasi b. Standar Jumlah Dan Kualitas Barang Dan/Atau,
hukum terhadap pelanggaran Perda dan d. kapasitas aparatur pemadam kebakaran dan penyelamatan/ Personel/Sumber Daya Manusia Dan Petunjuk Teknis Atau Tata
Perkada sumber daya manusia; Cara Pemenuhan Standar Untuk Jenis Pelayanan Pencegahan
e. pelayanan pemadaman, penyelamatan dan evakuasi bagi warga Dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana.
KRITERIA PENERIMA negara yang menjadi korban kebakaran; dan c. Standar Jumlah Dan Kualitas Barang dan/Atau,
Penerima Jenis Pelayanan Dasar Sub Urusan f. pelayanan penyelamatan dan evakuasi bagi warga negara yang Personel/Sumber Daya Manusia dan Petunjuk Teknis Atau Tata
Trantibum, yaitu warga negara yang terkena terdampak kebakaran. Cara Pemenuhan Standar Untuk Jenis Pelayanan Penyelamatan
dampak gangguan Trantibum akibat dan Evakuasi Korban Bencana.
penegakan hukum terhadap pelanggaran KRITERIA PENERIMA
Perda provinsi dan kabupaten/kota serta Kriteria penerima pelayanan dasar sub urusan kebakaran yaitu KRITERIA PENERIMA
Perkada. setiap Warga Negara yang menjadi korban kebakaran atau Warga Negara Yang Berada Di Kawasan Rawan Bencana Dan Yang
terdampak kebakaran untuk jenis pelayanan penyelamatan dan Menjadi Korban Bencana Untuk Jenis Pelayanan Dasar Pelayanan
evakuasi korban kebakaran di daerah kabupaten/kota. Informasi Rawan Bencana, Pelayanan Pencegahan Dan
Kesiapsiagaan Terhadap Bencana, Dan Pelayanan Penyelamatan
Dan Evakuasi Korban Bencana.
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM KOORDINASI &
REPUBLIK
INDONESIA SINERGI LINTAS STAKEHOLDER
Tingkat Pemerintah Pusat Tugas dan Fungsi
Kementerian Dalam Negeri Melaksanakan Pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Daerah provinsi secara umum.
- Ditjen Pembangunan Daerah 1. Mengawal Integrasi SPM dalam dokumen rencana pemerintah daerah
2. Mengawal Fungsi Koordinasi Sekber SPM (Perencanaan, Penerapan, Monev, Pelaporan)
- Ditjen Otonomi Daerah Mengawal Pelaporan penerapan SPM pemerintah daerah dalam LPPD (provinsi, Kabupaten, Kota)
(apakah indikator kinerja capaian SPM di daerah dlm LPP sama dgn indikator Permen teknis KL)
- Ditjen Keuangan Daerah Mengawal Integrasi program/kegiatan SPM dalam APBD (apakah sudah sinkron dengan permenteknis)
Penganggaran penerapan SPM pemerintah daerah DUKUNGAN APBD UNTUK PELAYANAN DASAR SPM
- Badan PSDM Menyusun dan melaksanakan pelatihan aparatur terkait penerapan SPM
Apakah sudah sinkron dengan permenteknis, sinergi Bintek dengan Diklat, Modul, Materi Diklat, Siapa dan
Targetnya)
Bappenas Melakukan Koordinasi Lintas K/L
K/L Sektor Melaksanakan Pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Daerah provinsi secara teknis sesuai
Permen Bidang SPM (apakah sdh dilakukan sosialisasi, bintek, monev dan pelaporan?)
Sinergi Sinkronisasi
2
STRATEGI PENERAPAN SPM
Perencanaan Pusat
PEDOMAN
DIJABARKAN PEDOMAN
Belanja Daerah diprioritaskan RPJPN RPJMN RKP RAPBN
untuk mendanai Urusan PEDOMAN DIACU
Pemerintahan Wajib yang
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
terkait Pelayanan Dasar yang RENJA
PEDOMAN
RENSTRAK/L
K/L
ditetapkan dengan standar
pelayanan minimal. PEDOMAN
DIJABARKAN PEDOMAN
RPJPD RPJMD RKPD RAPBD
PROV PROV PROV PROV
UU No. 23 Tahun 2014 PEDOMAN
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
DIPEDOMANI
RENSTRA PEDOMAN RENJA
SKPD PROV SKPD PROV
PEDOMAN 11 PEDOMAN
SPM menjadi salah satu acuan RPJPD RPJMD DIJABARKAN RKPD RAPBD
Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot Kab/Kot
dalam penyusunan program, PEDOMAN DIACU
kegiatan, alookasi dana
indikatif dan sumber RENSTRA PEDOMAN RENJA
pendanaan daerah. SKPD SKPD
Kab/Kot Kab/Kot
Perencanaan Daerah
Permendagri 86 Tahun 2017
Permendagri 86 Tahun 2017
REPUBLIK
INDONESIA
MONEV DAN PELAPORAN SPM
Dalam merumuskan dan menyepakati instrumen
monev SPM, perlu dididiskusikan dan disepakati Review laporan
Pemantauan
beberapa hal meliputi:
• Pemahaman
target SPM
Memastikan penerapan SPM • Basis data Kunjungan
di daerah sesuai dengan UU • Indikator input Lapangan
23/2014, PP 2/2018 dan
standar teknis SPM serta dalam
pencapaian
rangka mendukung sasaran KP SPM
SPM 2019
Forum koordinasi
Mengidentifikasi dan Pelaporan tindak lanjut isu
menindaklanjuti
permasalahan yang
muncul dalam
penerapan SPM di Konsolidasi laporan daerah
daerah (LPPD dan Laporan teknis K/L)
Substansi pelaporan:
• Kendala penerapan
• Hasil pencapaian
Memperoleh besaran • Ketersediaan anggaran dalam pencapaian
riil pencapaian SPM SPM
secara umum maupun • Pencapaian kinerja program dan kegiatan
secara khusus setiap
sektor SPM
21
21
REPUBLIK
URGENSI FORUM KOORDINASI/SEKBER SPM DALAM PENERAPAN SPM
INDONESIA
1 Persiapan
Pencapaian SPM di Daerah
• Penyelarasan pemahaman tentang SPM
• Fasilitasi penyusunan peraturan perundangan
penerpaan SPM di daerah
• Basis Data
• Pelaporan
Sekber SPM / Tim Koordinasi Penerapan SPM Pusat dan Daerah diharapkan dapat berperan dan sudah dapat
berjalan di tahun 2019 dalam mewujudkan penataan kelembagaan penerapan SPM baik di tingkat pusat dan
daerah. Sekber SPM ditujukan sebagai wadah dalam memfasilitasi koordinasi & sinergi penerapan SPM yang sudah
berjalan pada tahun 2019 sebagaimana berlakunya PP No. 2 Tahun 2018 tentang SPM.
Pembentukan Sekber SPM baik pusat maupun daerah akan ditetapkan melalui SEB Mendagri dan Menteri
PPN/Kepala Bappenas yang direncanakan ditetapkan pada tahun 2018.
22
TIM PENERAPAN SPM DAERAH PROVINSI
REPUBLIK
INDONESIA
(Permendagri 100 Tahun 2018)
Tim Penerapan SPM daerah provinsi ditetapkan Tim Penerapan SPM daerah kabupaten/kota ditetapkan
dengan peraturan gubernur. dengan peraturan bupati/wali kota.
Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah
Provinsi: kabupaten/kota:
a. Penanggung Jawab : Gubernur a. Penanggung Jawab : Bupati/Wali Kota
b. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi b. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Provinsi c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
d. Sekretaris : Kepala Biro Tapem Provinsi d. Sekretaris : Kepala Biro Tapem Kabupaten/
atau sebutan lain Kota atau sebutan lain
e. Anggota : Kepala perangkat daerah e. Anggota : Kepala perangkat daerah
provinsi yang membidangi Kabupaten/Kota yang
Urusan Pemerintahan Wajib membidangi Urusan Pemerintahan
terkait Pelayanan Dasar, Wajib terkait Pelayanan Dasar,
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan daerah,
daerah, inspektorat, dan/ inspektorat, dan/atau sesuai
atau sesuai dengan dengan kebutuhan daerah.
kebutuhan daerah.
23
REPUBLIK
INDONESIA REKOMENDASI IMPLEMENTASI SPM
Kejelasan pengaturan
• pembagian kewenangan dalam
pelaksanaan SPM,
• insentif-disinsentif pencapaian SPM,
• Tahapan penerapan serta
pencapaian target SPM,
Pedoman penerapan (POAC) • inovasi pemenuhan SPM.
sistem pelaporan
pelaksanaan SPM dari daerah
ke pusat.
TERIMA KASIH
25