Anda di halaman 1dari 12

1

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP INDUSTRI


MAKANAN KALENG

Christina Jesica Tuuk


Universitas Trilogi

1. Latar Belakang Masalah

Kemasan kaleng sejak jaman kolonial Belanda hingga saat ini, dapat
ditemukan pada pasar swayalan atau supermarket di kota-kota besar di
Indonesia. Namun, potensi pengemasan dengan kemasan kaleng masih terbatas,
lebih dikarenakan kurangnya pengetahuan produsen tentang kemasan selain
kemasan kertas dan plastik serta biaya bahan baku kaleng yang belum
ekonomis. Padahal kemasan kaleng memiliki keunggulan tersendiri. Kemasan
kaleng lebih tahan terhadap kerusakan fisik seperti jatuh atau tertekan tanpa
mempengaruhi isi dalam kaleng, tingkat permeabilitas udara dan air yang sangat
rendah karena lapisan logam yang rapat, biasanya dengan aluminium, atau dari
baja tahan karat (stainless steel) serta tahan panas dibandingkan dengan jenis
kemasan lainnya. Karena kemasan kaleng merupakan kemasan yang dapat
didaur ulang dibandingkan dengan kemasan plastik yang sukar terurai dan
didaur ulang, maka pengembangan terhadap jenis kemasan tersebut harus
diteruskan dan dievaluasi hasilnya.

Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan


wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan
persaingan ini. Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak
lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah
pabrik kaleng tidak banyak bertambah dan saat ini tercatat sekitar 84 pabrik dan
tersebat di beberapa kota besar seperti Medan, Jakarta, Tangerang, Bogor,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Ujung Pandang. Pada umumnya
perusahaan-perusahaan tersebut telah berdiri sejak lama dan pada umumnya
didirikan dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan
sebagaian kecil saja yang berbentuk Penanaman Modal Asing (PMA). Untuk
meningkatkan penjualan, para produsen dengan cermat memperhatikan faktor
apa saja yang berpengaruh dalam keputusan pembelian konsumen. Beberapa
faktor tersebut antara lain produk, harga, promosi dan lokasi. Serta dari keempat
faktor tersebut manakah yang paling dominan berpengaruh dalam keputusan
2

pembelian konsumen. Dalam memasarkan barang yang dihasilkan perusahaan


perlu mengenal marketing mix (bauran pemasaran) yang berisi empat kegiatan
utama dalam pemasaran. Keempat kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan-
kegiatan yang menyangkut karakteristik barang atau jasa yang dipasarkan
(product), cara penetapan harga yang besar (price), cara penyampaiannya atau
pendistribusiannya ke tangan konsumen (place), cara memberi rangsangan
kepada calon konsumen (promotion) agar tercipta permintaan. Keempat unsur
bauran pemasaran ini tentu saja saling berhubungan dan berkaitan erat antara
satu dengan lainnya. Di dalam mengantisipasi keadaan pasar yang semakin
kompetitif ini maka kebijaksanaan yang dibuat oleh suatu perusahaan harus
terpadu dan menyangkut bauran pemasaran secara kesulurahan, dan manajemen
pada dasarnya tidak hanya menekankan pada salah satu aspek pemasaran saja
apabila menginginkan hasil yang memuaskan.

Dalam memasarkan sebuah produk tentu diperlukan strategi promosi


yang baik guna menarik perhatian dari para konsumen untuk membeli sebuah
produk. Salah satu strategi promosi yang dilakukan adalah periklanan, yakni
dengan menyebarkan brosur kepada para konsumen. Dengan adanya brosur
maka konsumen akan mengetahui produk bahan baku tinplate yang ditawarkan.
Selain untuk menginformasikan produk bahan baku tinplate, brosur juga
berguna untuk mempengaruhi keputusan pembelian produk bagi konsumen.
Brosur yang menarik akan menimbulkan rasa keingintahuan dari konsumen
untuk membeli sebuah produk. Berkembangnya industri kemasan, kaleng
merupakan salah satu wadah yang banyak dipergunakan oleh industri makanan
dan minuman. Meningkatnya penggunaan kaleng sebagai wadah makanan dan
minuman memberikan masalah lingkungan yang menjadi perhatian bersama.
Kaleng–kaleng tersebut menjadi salah satu bahan pencemar yang menganggu.
Dalam perkembangannya sampah kaleng menjadi bahan yang dicari para
pemulung barang bekas untuk dijual kepada pengepul barang bekas dan diolah
kembali dalam pabrik menjadi bahan baru.Para pengepul melakukan penekanan
kaleng minuman tersebut agar dapat memuat banyak kaleng bekas dalam satu
kali pengiriman ke pabrik sehingga tidak memakan banyak biaya hanya untuk
pengiriman kaleng bekas saja. Sering kita lihat juga para pengepul barang bekas
terutama kaleng bekas minuman melakukan penekanan kaleng masih
menggunakan cara manual, yaitu dengan cara menginjak atau dengan memukul
kaleng bekas tersebut dengan palu agar ukurannya menjadi lebih kecil. Hal
tersebut ternyata dapat menyebabkan resiko cedera dan juga memakan waktu
lama hanya untuk melakukan penekanan kaleng.

2. Rumusan Masalah
3

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka yang menjadi


rumusan masalah sebagai berikut :

 Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran.


 Bagaimana penerapan bauran pemasaran.
 Bagaimana unsur bauran pemasaran (product, price, place, dan promotion)
 Apa yang dimaksud dengan makanan kaleng.
 Apa Bahaya makanan kaleng.
 Bagaimana cara menanggulanginya.
 Stategi apa yang di lakukan produsen untuk meningkatkan penjualan
makanan kaleng.

3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dari bauran pemasaran


2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan bauran pemasaran
3. Untuk mengetahui apa saja unsur bauran pemasaran
4. Untuk mengetahui pengetian dari makanan kaleng
5. Untuk mengetahui bahaya dari makanan kaleng
6. Untuk mengetahui cara menanggulanginya
7. Untuk mngetahui strategi apa yang di lakuan produsen untuk
meningkatkan penjualan makanan kaleng
4

4. Landasan Teori
Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan
ekonomi. Pemasaran merupakan fungsi dari perusahaan yang bertugas
menentukan pelanggan sasaran serta menentukan cara yang terbaik untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan mitra kerja secara kompetitif. Umar
(2006:71) menyatakan pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen
secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan pemasaran yang
efektif. Stanton (2008:65), mengemukakan pengertian pemasaran adalah
suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga,mepromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat
memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Lamb,
dkk (2007:41), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan
menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan
individu dan organisasi. Kegiatan pemasaran (marketing) sangat menyentuh
setiap kehidupan manusia. Melalui sarana pemasaran (marketing), produk
dan jasa yang menciptakan standar hidup dikembangkan dan disuguhkan
kepada masyarakat. Pemasaran mencakup banyak kegiatan, mulai dari riset
pemasaran, pengembangan produk, distribusi, periklanan, dan kegiatan
pemasaran lainnya. Pemasaran memadukan beberapa kegiatan yang
dirancang untuk melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan pada dasarnya
adalah keberhasilan dalam pemasarannya.

Konsep Pemasaran Menurut Kotler (2007:37), Konsep pemasaran


adalah sebagai sebuah falsafah bisnis yang menyatakan pemuas kebutuhan
mitra kerja merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Menurut Kotler (2007:52), ada beberapa konsep yang
merupakan dasar pelaksanaa kegiatan pemasaran suatu perusahaan yaitu:
(1). Konsep produksi, konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah harganya.
Seorang manager organisasi yang berorientasi produksi memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi
dan distribusi yang luas. (2). Konsep Penjualan, konsep Penjualan
menyatakan bahwa konsumen, jika diabaikan biasanya tidak aan membeli
produk organisasi dalam jumlah yang cukup. Karena itu, suatu perusahaan
harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini
mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian
dan untuk itu harus didorong supaya membeli produk dari perusahaan. (3).
Konsep Pemasaran, konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk
meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing
dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. (4). Konsep Pemasaran
berwawasan sosial, konsep ini menyatakan bahwa tugas organisasi adalah
5

menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan


memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efekif dan efisien
daripada pesaing dengan mempertahankan dan menigkatkan kesejahteraan
konsumen dan masyarakat.

Strategi Pemasaran menurut Kotler (2007:71), strategi adalah suatu


rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan. Beberapa perusahaan
mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut mungkin saja berbeda-beda. Strategi Pemasaran
adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapakan untuk
mencapai sasaran.

Bauran Pemasaran menurut Swastha (2007:73), bauran pemasaran


merupakan kombinasi dari 4 variabel atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi”. Bauran Pemasaran merupakan salah satu
komponen utama dalam pemasaran yang akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan suatu organisasi/perusahaan. Menurut Kotler (2007:76),
bauran pemasaran/marketing mix adalah campuran dari variabel-variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.
Menurut Swastha (2007:71), produk adalah suatu sifat yang kompleks baik
dapat diraba, maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga,
prestice perusahaan dan pegecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang
diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Tahapan pembuatan produk menurut Swastha (2007:94): (1). Perencanaan
Produk, mencakup semua kegiatan produsen dan penyalur untuk
menentukan susunan produk linenya. (2). Pengembangan Produk,
mencakup kegiatan teknis tentang penelitian, pembuatan dan pendesainan
produk. (3). Perdagangan, mencakup semua kegiatan perencanaan dari
produsen ke penyalur untuk menyesuaikan produknya dengan permintaan
pasar.

1. Metode Penelitian
TEKNIK ANALISIS DATA
6

Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dikatakan dengan
melakukan korelasi product moment pearson antara masing-masing skor
butir pertanyaan dengan total skor variabel. Suatu pernyataan dianggap
valid apabila korelasi product moment pearson antara masing-masing item
pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai signifikansi <0.05 (α=5%).
Sebaliknya jika signifikansi yang dihasilkan > 0.05 (α=5%), maka item
pertanyaan dikatakan tidak valid atau gugur. Pengujian validitas dilakukan
dengan program SPSS 12.0 (Ghozali, 2007:47).

Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu


kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika koefisien
cronbach alpha lebih besar dari r table (α=5%,df=n-2), maka instrumen
dianggap reliabel (Ghozali,2007:41).
Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS), merupakan model
yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator). Menurut Santoso (2006:231-245) kondisi ini
akan terjadi jika dipenuhi uji asumsi klasik sebagai berikut: (1). Uji
Normalitas, dimaksudkan untuk melihat apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal dapat dilakukan dengan
berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov smimow. Pedoman
dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti
normal antara lain: (a). Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih
kecil dari 5% maka distribusinya adalah tidak normal. (b). Jika nilai
signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusinya
adalah normal.
Analisis Regresi Berganda Dari hasil pengumpulan data yang
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan model dan alat
analisis yang tepat guna memecahkan masalah yang sudah dikemukakan
sebelumnya. Bentuk model yang dipilih adalah regresi linier sederhana,
yaitu model yang digunakan untuk menunjukan pengaruh satu variabel
terikat dan satu variabel bebas. Melaui analisis regresi ini dapat dijelaskan
bagaimana kontribusi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terkait. Bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y=α+b
X1 +bX2 +bX3 +bX4
2. Dimana :
3. Y : Volume Penjualan
4. α : Konstanta
5. X1 : Produk
7

6. maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas


pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier
berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut.

Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu variabel produk,
harga, promosi dan tempat terhadap Volume penjualan secara linier. Hasil dari
analisis regresi berganda, dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Dari data tabel 6 persamaan regresi yang didapat adalah:


VP = 7,565 + 0,223P + 0,154H + 0,374Prom - 0,147T
Berdasarkan pada model persamaan regresi tersebut di atas, dapat
diinterprestasikan, yaitu sebagai berikut: (1). Konstanta merupakan intersep
variabel terikat jika variabel bebas = 0, hal ini menunjukkan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam model penelitian sebesar konstanta tersebut.
Besarnya nilai konstanta adalah 7,565 menunjukkan bahwa jika variabel produk,
harga, promosi dan tempat = 0 atau konstan, maka variabel volume penjualan
makanan kaleng Merk Botan Sarden akan sebesar 7,565. (2). Koefisien Regresi
Variabel Produk, besarnya nilai koefisien regresi produk sebesar 0,223, nilai
koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang
searah antara variabel produk dengan volume penjualan makanan kaleng Merk
Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik persepsi konsumen
atas produk makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume penjualan produk
tersebut semakin meningkat. Dengan kata lain jika produk naik satu satuan akan
mendorong volume penjualan meningkat sebesar 0,223 satuan dengan asumsi
bahwa variabel produk bersifat konstan. (3). Koefisien Regresi Variabel Harga,
besarnya nilai koefisien regresi harga sebesar 0,154 nilai koefisien regresi ini
bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel
harga dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini
8

mengindikasikan bahwa penentuan harga makanan kaleng Merk Botan Sarden


dimata konsumen, maka volume penjualan akan meningkat. Dengan kata lain jika
harga naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk
Botan Sarden sebesar 0,154 satuan dengan asumsi bahwa variabel harga bersifat
konstan. (4). Koefisien Regresi Variabel Promosi, besarnya nilai koefisien regresi
promosi sebesar 0,374 nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara variabel promosi dengan volume penjualan
makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi yang
dilakukan oleh PT. Puji Surya Indah yang memproduksi makanan kaleng Merk
Botan Sarden, maka akan meningkatkan volume penjualan. Dengan kata lain jika
promosi naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk
Botan Sarden sebesar 0,374 satuan dengan asumsi bahwa variabel promosi bersifat
konstan. (5). Koefisien Regresi Variabel Tempat, besarnya nilai koefisien regresi
tempat sebesar -0,147 nilai koefisien regresi ini bersifat negatif yang menunjukkan
adanya hubungan antara variabel tempat dan volume penjualan makanan kaleng
Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa penentuan tempat yang jauh
dari tempat tinggal konsumen makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume
penjualan tidak mengalami peningkatan. Sedangkan untuk penentuan tempat yang
dekat dengan tempat tinggal konsumen, maka volume penjualan akan mengalami
peningkatan. Dengan kata lain jika tempat turun satu satuan akan mendorong
volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar -0,147 satuan
dengan asumsi bahwa variabel tempat bersifat tidak konstan.

UJI KELAYAKAN MODEL


Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase kontribusi
variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan
makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hasil Perhitungan memalui alat bantu SPSS
16.0, tingkat koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut :

Melihat hasil output SPSS 16.0 tersebut di atas diketahui R square (R2)
sebesar 0,865 atau 86,5% yang menunjukkan kontribusi dari variabel produk,
9

harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng
Merk Botan Sarden adalah cukup besar. Sedangkan sisanya 14,5% dikontribusi
oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Koefisien korelasi
berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara
variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan
makanan kaleng Merk Botan Sarden. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan
dengan (R) sebesar 0,706 atau 70,6% yang mengindikasikan bahwa korelasi atau
hubungan antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap
volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden memiliki hubungan yang
erat.

Uji t
Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara
parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel produk, harga, promosi
dan tempat mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk
Botan Sarden. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut: (1).
Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak
signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk
Botan Sarden. (2). Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan
tempat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan
kaleng Merk Botan Sarden.

Dari hasil pengujian di atas diperoleh tingkat signifikan untuk variabel

pengaruh produk, harga dan promosi terhadap terhadap keputusan volume


penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden secara parsial adalah signifikan,
sedangkan untuk variabel tempat secara parsial tidak signifikan terhadap volume
penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden.
10

Koefisien Determinasi Parsial (R2)


Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor
manakah yang paling berpengaruh dominan dari variabel produk, harga, promosi
dan tempat terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden.

Untuk lebih jelasnya tingkat korelasi dari masing-masing variabel bebas


tersebut adalah sebagai berikut: (1). Koefisien determinasi variabel produk =
0,0547 hal ini berarti sekitar 5,47 % yang menunjukkan besarnya kontribusi produk
terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (2). Koefisien
determinasi variabel harga = 0,0353 hal ini berarti sekitar 3,53% yang menunjukkan
besarnya kontribusi harga terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan
Sarden. (3). Koefisien determinasi variabel promosi = 0,0789 hal ini berarti sekitar
7,89% yang menunjukkan besarnya kontribusi promosi terhadap volume penjualan
makanan kaleng Merk Botan Sarden. (4). Koefisien determinasi variabel tempat =
0,0334 hal ini berarti sekitar 3,34% yang menunjukkan besarnya kontribusi tempat
terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (5). Dari hasil
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang
dominan adalah promosi karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya
paling besar yaitu sebesar 7,89%.
11

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi II.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler. P dan G. Amstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi
Kesembilan. Penerbit Prentice Hall-Inc. Jakarta.
Kotler, P. 2007, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
Lamb, C. W., J. F. Hair., dan M. Carl. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Santoso, S. 2006. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo
Kelompok Gramedia. Jakarta.
Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV.
Alavabeta, Jakarta.
12

Umar, H. 2006, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Warren, K. J. 2007. Manajemen Pemasaran Global, Edisi ke-6, Penerbit FE-UI.
Jakarta
Narmada, Stela Bonita. 2016. Bahaya Makanan dan Minuman Kaleng. Diambil
dari : https://www.gogobli.com/artikel-466-bahaya-makanan-dan-minuman-
kaleng.html. Diakses pada 17 Juli 2016

Fitriyono, Dina. 2015. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014).
Diambil dari : https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/download/652/621

Widiyani, Eka. 2016. Bahaya Junk Food. Diambil dari :


http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/bahaya-junk-food.html. Diakses pada
29 Desember 2013

Anda mungkin juga menyukai