1. Konsep Kebutuhan
a. Biologis
Ansietas terjadi akibat dari reaksi saraf otonom yang berlebihan dengan
naiknya sistem tonus saraf simpatis, terjadi peningkatan pelepasan
katekolamin dan naiknya noreepineprin.
b. Psikologis
Ansietas dapat muncul akibat impuls bawah sadar, dimana penggunaan
mekanisme pembelaan ego yang tidak sepenuhnya berhasil sehingga
menimbulkan kecemasan yang mengambang. Ansietas merupakan
peringatan yang bersifat subjektif atas adanya bahaya yang tidak
dikenali sumbernya.
3
Aspek biologis memiliki karakteristik berupa ancaman eksternal dan
internal, dimana ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi
psikologis dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya
adalah peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,
perubahan dalam status kerja, sedangkan ancaman internal meliputi
gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau ketika
menerima peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).
c. Social Budaya
Ansietas dapat terjadi karena frustasi, tekanan, konflik atau krisis.
Ansietas dapat timbul akibat hubungan interpersonal dimana individu
menerima suatu keadaan yang menurutnya tidak disukai oleh orang lain
yang berusaha memberikan penilaian atas opininya.
4
f. Gangguan konsep diri
g. Motivasi rendah
h. Self control kurang
Origin
1. Internal
Persepsi individu yang buruk tenatng dirinya dan orang lain.
5
2. Eksternal
a. Kurang dukungan kelompok/ peer group
b. Kurang dukungan keluarga
c. Kurang dukungan masyarakat.
Timing
Stress terjadi dalam waktu dekat
Stress terjadi dalam waktu cukup lama.
Stres terjadi secara berulang-ulang /terus-menerus
Number
Sumber stress lebih dari satu (semua stressor yang ada selama usia tum-
bang)
Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat
Personal Ability
Kurang komunikatif, hubungan interpersonal kurang baik, kurang
memiliki kecerdasan atau bakat tertentu, mengalami gangguan fisik,
perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif, kurang kemampuan
personal untuk menyelesaikan masalah
Sosial Support
Hubungan yang baik atau kurang baik antar invidu, keluarga kelompok
dan masyarakat, kurang atau terlibat dalam organisasi social/kelompok
sebaya, ada atau tidak ada konflik budaya
Material Asset
Penghasilan cesara individu : cukup atau tidak, pelayanan kesehatan :
mudah atau sulit didapat, pekerjaan/vokasi/posisi : memiliki atau tidak
6
Positif Belief
Kenyakinan dan nilai positif : ada atau tidak ada, memiliki motivasi atau
tidak, orientasi kesehatan : baik atau tidak/kurang, ada pencegahan atau
tidak
b. Afektif
Menyesal, Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup, Sukacita
berlebihan, Nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
Gemeretak, Ketidak pastian, Kekhawatiran meningkat, Fokus pada diri
sendiri, Perasaan tidak adekuat, Ketakutan, Distressed, Khawatir,
prihatin dan Mencemaskan
c. Fisiologis
Suara bergetar, Gemetar/ tremor tangan, Bergoyang-goyang, Respirasi
meningkat (Simpatis), Kesegeraan berkemih (Parasimpatis), Nadi
meningkat (Simpatis), Dilasi Pupil ( Simpatis), Refleks-refleks
meningkat (Simpatis), Nyeri abdomen (Parasimpatis), Gangguan tidur
(Parasimpatis)
7
(Parasimpatis), Pingsan (Parasimpatis), Sukar bernafas (Simpatis),
Tekanan darah meningkat (Parasimpatis)
d. Kognitif
Hambatan berfikir, Bingung, Preokupasi, Pelupa, Perenungan,
Perhatian lemah, Lapang persepsi menurun, Takut akibat yang tidak
khas, Cenderung menyalahkan orang lain., Sukar berkonsentrasi,
Kemampuan berkurang terhadap : (Memecahkan masalah dan belajar),
Kewaspadaan terhadap gejala fisiologis
8
3. Diagnosa Keperawatan
3.1 Pohon Masalah
Harga Diri Rendah
9
2. Tindakan Keperawatan Spesialis
a. Terapi Individu : TS, PMR, Logo
Penelitian Butet Agustarika (2009) dengan hasil penelitian yaitu
menunjukkan adanya penurunan ansietas secara bermakna pada klien
yang mendapat terapi Thought Stopping yang meliputi respon
fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi.
10
dapat dilakukan baik di Puskesmas bekerjasama dengan spesialis jiwa
keperawatan.
11
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Widuri (2014) yang bertujuan
untuk mengetahui hasil penerapan terapi kognitif dan FPE pada klien
ansietas dengan menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy.
Hasilnya menunjukkan bahwa yang diberikan terapi generalis klien,
keluarga, terapi kognitif dan FPE memberikan dampak penurunan
tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan yang lebih besar
dibandingkan pada kelompok yang hanya diberikan terapi generalis
saja, sehingga terapi spesialis tersebut direkomendasikan untuk
digunakan pada klien dengan ansietas.
12
Daftar Pustaka
Alini, et all. (2010). Pengaruh Terapi Assertiveness Training dan PMR thd
gejala dan Kemampuan Klien dgn Perilaku Kekerasan di RS. Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI . Tesis
Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat
(Psychiatric and Mental Health Care: Nurse’s Clinical Guide). Edisi
Bahasa Indonesia (Cetakan kedua). Alihbahasa : Akemat. Jakarta : EGC.
Duma, (2012). Pengaruh PMR dan Logoterapi terhadap Ansietas & Depresi,
Kemampuan Relaksasi dan Kemampuan Memaknai Hidup Klien Kanker
di RS Kanker Dharmais Jakarta.FIK UI. Thesis.
Hasmilah, et all (2009). Penerapan terapi kelompok suportif pada ibu hamil
dengan ansietas melalui pendekatan teori Mercer di RW 03 dan 04
kelurahan Balumbang Jaya Bogor Barat. FIK UI : Tesis
13
Lilik, (2010). Pengaruh Terapi Thaought Stopping & PMR terhadap Ansietas
pd klien dengan gangguann fisik di RSUD Dr. Soedono Madiun. FIK UI.
Thesis
Sri Atun, et all. (2012). Manajemen Asuhan Keperawatan Ansietas pada Klien
Gangguan Fisik dengan Pemberian Terapi Thought Stopping, Relaksasi
Progresif dan Psikoedukasi di RumahSakit Umum Pusat Persahabatan
Jakarta. FIK UI :Tesis
14
__________. (2014). Draft Standar Asuhan Keperawatan. FIK UI. Tidak
dipublikasikan
15