Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ANSIETAS

1. Konsep Kebutuhan

1.1 Defenisi/ Deskripsi Kebutuhan Psikologis


Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif individu, tanpa
objek yang spesifik karena ketidaktahuan dan mendahului semua
pengalaman yang baru seperti masuk sekolah, pekerjaan baru, atau
melahirkan anak (Stuart, 2013)

1.2 Fisiologi system/ Fungsi Normal Sistem

1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem

a. Biologis
Ansietas terjadi akibat dari reaksi saraf otonom yang berlebihan dengan
naiknya sistem tonus saraf simpatis, terjadi peningkatan pelepasan
katekolamin dan naiknya noreepineprin.

Teori biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan struktur


anatomi di dalam otak yang mengandung reseptor khusus
benzodiazepine berfungsi untuk membantu mengatur ansietas.

Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis


berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.
Aspek biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya
pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang
berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan
gamma-aminobutyric acid (GABA).

Gangguan fisik dapat mengancam integritas seseorang baik berupa


ancaman internal dan ekternal, dimana ancaman internal berupa
kegagalan mekanisme tubuh seperti nyeri, sedangkan ancaman ekternal
berupa kuman, virus, bakteri, makanan dan lainnya. Gangguan fisik
akan menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor
contohnya rasa nyeri yang merupakan indikasi awal adanya ancaman
integritas fisik, sehingga memberikan respon ansietas dimana kondisi
seseorang meminta pertolongan perawatan.

b. Psikologis
Ansietas dapat muncul akibat impuls bawah sadar, dimana penggunaan
mekanisme pembelaan ego yang tidak sepenuhnya berhasil sehingga
menimbulkan kecemasan yang mengambang. Ansietas merupakan
peringatan yang bersifat subjektif atas adanya bahaya yang tidak
dikenali sumbernya.

Berdasarkan teori psikoanalitik bahwa ansietas adalah konflik


emosional yang terjadi antara antara 2 elemen kepribadian – id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi menengahi
tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

Teori Interpersonal menjelaskan bahwa, ansietas timbul dari perasaan


takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik.
Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.

Teori perilaku menjelaskan bahwa ansietas merupakan produk frustasi


yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai
dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari
kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan
pada ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.

3
Aspek biologis memiliki karakteristik berupa ancaman eksternal dan
internal, dimana ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi
psikologis dan dapat mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya
adalah peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,
perubahan dalam status kerja, sedangkan ancaman internal meliputi
gangguan hubungan interpersonal dirumah, ditempat kerja atau ketika
menerima peran baru (istri, suami, murid dan sebagainya).

c. Social Budaya
Ansietas dapat terjadi karena frustasi, tekanan, konflik atau krisis.
Ansietas dapat timbul akibat hubungan interpersonal dimana individu
menerima suatu keadaan yang menurutnya tidak disukai oleh orang lain
yang berusaha memberikan penilaian atas opininya.

Stres pekerjaan dan status social ekonomi merupakan beberapa faktor


yang mempengaruhi timbulnya stress yang akan berdampak munculnya
ansietas. Status ekonomi yang menurun akan mempengaruhi integritas
seseorang, hal tersebut akan mencetus terjadinya ansietas.

2.3 Factor Presipitasi


1. Faktor Biologis
 Status nutrisi kurang atau berlebih
 Kondisi kesehatan secara umum : menderita
sakit, gangguan/kehilangan anggota tubuh
 Sensivitas biologi : gangguan pada system limbic, thalamus,
korteks frontal, system neurokimia GAMA, Norefinefrin, serotonin
2. Faktor Psikologis
a. Intelegensia : RM ringan, RM sedang, tidak konsentrasi, tidak dapat
membuat keputusan
b. Kemampuan verbal kurang, krn gangguan sensori pendengaran,
penglihatan dan wicara, isolasi budaya, tempat tinggal jauh.
c. Moral : Konflik norma dan nilai di masyarakat.
d. Kepribadian terganggu.
e. Pengalamana yang tidak menyenangkan

4
f. Gangguan konsep diri
g. Motivasi rendah
h. Self control kurang

3. Faktor Sosial Budaya


 Usia : remaja, dewasa, lansia
 Gender = wanita:pria = 2:1
 Pendidikan : rendah/kurang
 Pendapatan : rendah/kurang
 Pekerjaan : tidak tetap, tidak punya pekerjaan, tidak mandiri dalam
ekonomi, beban kerja terlalu tinggi.
 Status social: belum bias memisahkan diri dari autokritas keluarga.
 Latar belakang budaya : budaya yang individualis, nilai budaya yang
bertentangan dengan nilai kesehatan dan nilai dirinya.
 Agama dan kenyakinan: semua agama, kurang mengamalkan ajaran

agama dan kenyakinan/mempunyai religi dan nilai agam yang buruk.

 Keikutsertaan dalam politik: pengurus partai politik, post power


syndrome.
 Pengalaman social
 Adanya perasaan takut terhadap tidak penerimaan atau
penolakan interpersonal.
 Berpisah dengan orang yang dicintai
 Kehilangan orang yang dicintai, lingkungan social yang rawan
bencana, kriminalitas
 Kadang tidak mampu behubungan intim dengan lawan jenis.
 Peran social : gagal melaksanakan peran, gagal membentuk keluarga
baru, belum menikah.

Origin
1. Internal
Persepsi individu yang buruk tenatng dirinya dan orang lain.

5
2. Eksternal
a. Kurang dukungan kelompok/ peer group
b. Kurang dukungan keluarga
c. Kurang dukungan masyarakat.

Timing
 Stress terjadi dalam waktu dekat
 Stress terjadi dalam waktu cukup lama.
 Stres terjadi secara berulang-ulang /terus-menerus

Number
 Sumber stress lebih dari satu (semua stressor yang ada selama usia tum-
bang)
 Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat

2.4 Sumber Koping

Personal Ability
Kurang komunikatif, hubungan interpersonal kurang baik, kurang
memiliki kecerdasan atau bakat tertentu, mengalami gangguan fisik,
perawatan diri yang kurang baik, tidak kreatif, kurang kemampuan
personal untuk menyelesaikan masalah

Sosial Support
Hubungan yang baik atau kurang baik antar invidu, keluarga kelompok
dan masyarakat, kurang atau terlibat dalam organisasi social/kelompok
sebaya, ada atau tidak ada konflik budaya

Material Asset
Penghasilan cesara individu : cukup atau tidak, pelayanan kesehatan :
mudah atau sulit didapat, pekerjaan/vokasi/posisi : memiliki atau tidak

6
Positif Belief
Kenyakinan dan nilai positif : ada atau tidak ada, memiliki motivasi atau
tidak, orientasi kesehatan : baik atau tidak/kurang, ada pencegahan atau
tidak

2.5 Penilaian Terhadap Stressor


a. Perilaku. Ditandai dengan dengan Produktivitas menurun, Mengamati
dan waspada, Kontak mata jelek, Gelisah, Melihat sekilas sesuatu,
Pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan lengan/
tangan), Ungkapan perhatian berkaitan dengan merubah peristiwa
dalam hidup, Insomnia, Perasaan gelisah.

b. Afektif
Menyesal, Iritabel, Kesedihan mendalam, Takut, Gugup, Sukacita
berlebihan, Nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap,
Gemeretak, Ketidak pastian, Kekhawatiran meningkat, Fokus pada diri
sendiri, Perasaan tidak adekuat, Ketakutan, Distressed, Khawatir,
prihatin dan Mencemaskan

c. Fisiologis
Suara bergetar, Gemetar/ tremor tangan, Bergoyang-goyang, Respirasi
meningkat (Simpatis), Kesegeraan berkemih (Parasimpatis), Nadi
meningkat (Simpatis), Dilasi Pupil ( Simpatis), Refleks-refleks
meningkat (Simpatis), Nyeri abdomen (Parasimpatis), Gangguan tidur
(Parasimpatis)

Perasaan geli pada ekstremitas (Parasimpatis), Eksitasi kardiovaskuler


(Simpatis), Peluh meningkat, Wajah tegang, Anoreksia (Simpatis),
Jantung berdebar-debar (Simpatis), Diarhea (Parasimpatis), Keragu-
raguan berkemih (Parasimpatis), Kelelahan (Parasimpatis), Mulut
Kering (Simpatis), Kelemahan (Simpatis), Nadi berkurang
(Parasimpatis), Wajah bergejolak (Simpatis), Vasokonstriksi superfisial
(Simpatis), Berkedutan (Simpatis), Tekanan Darah Menurun
(Parasimpatis), Mual (Parasimpatis), Keseringan berkemih

7
(Parasimpatis), Pingsan (Parasimpatis), Sukar bernafas (Simpatis),
Tekanan darah meningkat (Parasimpatis)

d. Kognitif
Hambatan berfikir, Bingung, Preokupasi, Pelupa, Perenungan,
Perhatian lemah, Lapang persepsi menurun, Takut akibat yang tidak
khas, Cenderung menyalahkan orang lain., Sukar berkonsentrasi,
Kemampuan berkurang terhadap : (Memecahkan masalah dan belajar),
Kewaspadaan terhadap gejala fisiologis

2.6 Mekanisme Koping


Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping sbb;
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan
situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan, Menarik diri untuk
memindahkan dari sumber stress, Kompromi untuk mengganti tujuan
atau mengorbankan kebutuhan personal.
b. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang, tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan
distorsi realitas dan bersifat maladaptif.
2.7 Akibat
Terpapar toksin, Konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai/
tujuan hidup, Hubungan kekeluargaan/ keturunan, Kebutuhan yang tidak
terpenuhi, Interpersonal – transmisi/ penularan, Krisis situasional/
maturasi, Ancaman Kematian, Ancaman terhadap konsep diri, Stress,
Penyalahgunaan zat, Ancaman terhadap atau perubahan dalam : Status
peran, Status kesehatan, Pola Interaksi, Fungsi Peran, Lingkungan, Status
Ekonomi. (NANDA,2005)

8
3. Diagnosa Keperawatan
3.1 Pohon Masalah
Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Ansietas (Core problem)

Koping Individu Tak Efektif

Kurang Pengetahuan Perubahan fisik/Operasi


Stressor Fisik
Masalah Keperawatan
1. Harga diri Rendah
2. Gangguan citra tubuh
3. Ansietas
4. Koping Individu inefektif
5. Kurangnya pengetahuan

3.2 Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan Generalis
a. Bina hubungan saling percaya
b. Kaji kebutuhan rasa aman klien
c. Sediakan waktu untuk ekspress feeling
d. Latihan Teknik Relaksasi dan reduksi Stress
e. Membuat rencana latihan Teknik Relaksasi dan reduksi stress
f. Mempraktikkan teknik relaksasi dan reduksi stress dalam kehidupan
sehari-hari

9
2. Tindakan Keperawatan Spesialis
a. Terapi Individu : TS, PMR, Logo
Penelitian Butet Agustarika (2009) dengan hasil penelitian yaitu
menunjukkan adanya penurunan ansietas secara bermakna pada klien
yang mendapat terapi Thought Stopping yang meliputi respon
fisiologis, kognitif, perilaku dan emosi.

Penelitian Lilik Supriati, (2010) tujuan penelitian yaitu menjelaskan


pengaruh terapi thought stopping dan PMR thd ansietas klien dgn ggn
fisik. Hasil penelitian menunjukkan ansietas klien yg m’dpt thought
stopping dan PMR menurun dr ansietas sedang ke ringan. Thought
stopping dan PMR menurunkan respon fisiologis, kognitif, perilaku
dan emosi scr bermakna (p-value <0,05). Terapi tsb direkomendasikan
utk penanganan ansietas ditatanan RSU dan masyarakat

Penelitian Duma (2012) hasil penelitian menunjukkan tjd penurunan


ansietas dan depresi serta peningkatan kemampuan relaksasi dan
kemampuan memaknai hidup klien yg m’dpt terapi PMR dan
logoterapi lebih besar dibandingkan dibandingkan kelompok yg hanya
m’dpt logoterapi saja (p-value <0,05). Terapi PMR & logoterapi
direkomendasikan sbg terapi keperawatan lanjutan dlm merawat klien
kanker dgn ansietas dan depresi.

b. Terapi Keluarga : FPE


Penelitian Arena (2011) dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh
terapi psikoedukasi keluarga terhadap pengetahuan dan tingkat ansietas
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami TB paru di
kota Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
terapi FPE dan ada perbedaan signifikan tingkat ansietas keluarga
sebelum dan sesudah terapi FPE, sehingga peneliti merekomendasikan
terapi FPE diperlukan untuk mengatasi permasalahan ansietas yang

10
dapat dilakukan baik di Puskesmas bekerjasama dengan spesialis jiwa
keperawatan.

Penelitian Nurbani (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi


FPE terhadap masalah psikososial ansietas dan beban keluarga dalam
merawat pasien stroke di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan ansietas hasil self evaluasi
mengalami penurunan bermakna dan ansietas hasil obeservasi
mengalami penurunan bermakna, sedangkan beban mengalami
penurunan tetapi tidak bermakna, hasil tersebut dilakukan setelah
dilakukan terapi FPE, sehingga rekomendasi dari penelitian tersebut
yaitu psikoedukasi keluarga dapat digunakan di rumah sakit umum
untuk mengatasi masalah psikososial keluarga khususnya ansietas.

Penelitian Riris (2013) menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan


ACT dan FPE secara bermakna menurunkan kondisi depresi dan
ansietas lebih besar dibandingkan hanya ACT. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi ACT dan FPE terhadap
kemampuan menerima dan berkomitmen serta mengatasi kondisi
depresi dan ansietas pada pasien dengan HIV/AIDS di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo Jakarta. Rekomendasi penggunaan ACT dan
FPE sebagai psikoterapi untuk menurunkan kondisi depresi dan
ansietas pasien HIV/ AIDS.

Penelitian Sri Atun (2012) yang bertujuan untuk menggambarkan


manajemen asuhan keperawatan ansietas pada klien gangguan fisik
yang mendapatkan terapi thought stopping, PMR dan psikoedukasi
dengan pendekatan model adaptasi Roy. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan klien dan keluarga setelah
mendapatkan terapi adalah mampu mengontrol ansietas, mempunyai
keyakinan positif dan mendapatkan dukungan dari keluarga.

11
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Widuri (2014) yang bertujuan
untuk mengetahui hasil penerapan terapi kognitif dan FPE pada klien
ansietas dengan menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy.
Hasilnya menunjukkan bahwa yang diberikan terapi generalis klien,
keluarga, terapi kognitif dan FPE memberikan dampak penurunan
tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan yang lebih besar
dibandingkan pada kelompok yang hanya diberikan terapi generalis
saja, sehingga terapi spesialis tersebut direkomendasikan untuk
digunakan pada klien dengan ansietas.

c. Terapi Kelompok : Suportif terapi


Penelitian Keksi (2011) yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh
terapi suportif terhadap ansietas siswa dalam menghadapi UN
menunjukkan hasil penurunan ansietas pada kedua kelompok dengan
adanya selisih score yang cukup signifikan , sehinggan terapi suportif
direkomendasikan untuk mengatasi ansietas pada siswa yang
menghadapi UN.

Penelitian yang hampir serupa dilakukan oleh Hasmila (2009) yang


bertujuan untuk memaparkan penerapan terapi kelompok suportif
dalam manajemen kasus keperawatan spesialis pada ibu hamil dengan
ansietas sedang dengan menggunakan pendekatan konsep adaptasi
stuart dan teori Mercer. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terapi ini sangat efektif digunakan pada ibu hamil yang sedang
mengalami ansietas sedang.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Reni Nuryani (2014) yang


bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan terapi
suportif pada klien dengan hipertensi yang mengalami ansietas
menggunakan pendekatan social support theory, menunjukkan hasil
yaitu menurunkan tanda dan gejala ansietas dan meningkatkan
kemampuan klien dalam menggunakan sumber pendukung.

12
Daftar Pustaka

Alini, et all. (2010). Pengaruh Terapi Assertiveness Training dan PMR thd
gejala dan Kemampuan Klien dgn Perilaku Kekerasan di RS. Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI . Tesis

Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat
(Psychiatric and Mental Health Care: Nurse’s Clinical Guide). Edisi
Bahasa Indonesia (Cetakan kedua). Alihbahasa : Akemat. Jakarta : EGC.

Duma, (2012). Pengaruh PMR dan Logoterapi terhadap Ansietas & Depresi,
Kemampuan Relaksasi dan Kemampuan Memaknai Hidup Klien Kanker
di RS Kanker Dharmais Jakarta.FIK UI. Thesis.

Diyan, et all (2010). Pengaruh Logoterapi terhadap kecemasan Napi


Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Semarang tahun
2010. FIK UI : Tesis

Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2007). Rencana


Asuhan Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

EndangWiduri,et all.(2014). Pelaksanaan Terapi Kognitif dan Psikoedukasi


Keluarga Terhadap Ansietas pada Klien Penyakit Kronik dengan
Pendekatan Model Konsep Adaptasi Roy. FIK UI :Tesis

Fontaine, K.L. (2009). Mental health nursing (7 th Edition). New Jersey:


Pearson Education, Inc.

Hasmilah, et all (2009). Penerapan terapi kelompok suportif pada ibu hamil
dengan ansietas melalui pendekatan teori Mercer di RW 03 dan 04
kelurahan Balumbang Jaya Bogor Barat. FIK UI : Tesis

Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Livana, (2014). Pengaruh PMR terhadap Tingkat Stres Keluarga dalam


Merawat Klien Gangguan Jiwa Berat di Poli Jiwa RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal. FIK UI. Thesis

13
Lilik, (2010). Pengaruh Terapi Thaought Stopping & PMR terhadap Ansietas
pd klien dengan gangguann fisik di RSUD Dr. Soedono Madiun. FIK UI.
Thesis

NANDA, (2011). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011.


Cetakan 2011. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nurbayani, et all. (2009). Pengaruh Psikoedukasi Keluarga terhadap masalah


psikososial ansietas dan beban keluarga dalam merawat pasien stroke di
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. FIK UI : Tesis

Reni, et all. (2014). Penerapan Terapi Spesialis Keperawatan Jiwa Terapi


Suportif pada Klien dengan Ansietas Menggunakan Pendekatan Social
Support Theory. FIK UI :Tesis

Rika Sarfika, et all. (2012). Pengaruh Terapi Kogntif dan Logoterapi


Terhadap Depresi, Ansietas, Kemampuan Mengubah Pikiran Negatif, dan
Memaknai Hidup Klien Diabetes Melitus di RSUPN Dr. M. Djamil
Padang. FIK UI :Tesis.

Riris, et all. (2013). Pengaruh Acceptance and Commitment Therapy and


Family Psychoeducation terhadap Kemampuan Menerima dan
Berkomitmen serta Mengatasi Kondisi Depresi dan Ansietas Pasien HIV/
AIDS di RS CiptoMangunkusumo Jakarta. FIK UI :Tesis

RisetKesehatanDasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan, DepartemenKesehatan, Republik Indonesia. Jakarta

Sri Atun, et all. (2012). Manajemen Asuhan Keperawatan Ansietas pada Klien
Gangguan Fisik dengan Pemberian Terapi Thought Stopping, Relaksasi
Progresif dan Psikoedukasi di RumahSakit Umum Pusat Persahabatan
Jakarta. FIK UI :Tesis

Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychyatric Nursing. 8th


edition. Missouri : Mosby

Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri


Rencana Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

14
__________. (2014). Draft Standar Asuhan Keperawatan. FIK UI. Tidak
dipublikasikan

__________. (2014). Modul Terapi Keperawatan Jiwa. FIK UI. Tidak


dipublikasikan.

15

Anda mungkin juga menyukai