Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia

termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika

Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men’s

Christian Association). Badan dunia yang mewadahi olahraga bolabasket adalah

Federation Internasionale de Basketball Amateur (FIBA). Sementara di

Indonesia pembinaan olahraga bolabasket telah lama ditangani oleh induk

organisasi bolabasket Indonesia yaitu Perbasi (Persatuan Bolabasket Seluruh

Indonesia), namun olahraga ini belum memperlihatkan prestasi yang

membanggakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah upaya

memenuhi kecukupan gizi atlet bolabasket untuk meningkatkan prestasi, maka

diperlukan konsumsi nutrisi yang tepat untuk atlet. Konsumsi nutrisi yang tepat

dalam sehari-hari secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif

terhadap peningkatan performa serta prestasi atlet. Oleh karena itu, aktivitas

yang berat membutuhkan konsumsi nutrisi yang tepat agar ketersediaan sumber

energi di dalam tubuh tetap terjaga dengan baik, sehingga atlet dapat

menjalankan latihan dan bertanding dengan baik.

Bolabasket merupakan salah satu olahraga permainan beregu yang

dimainkan oleh 5 orang pemain. Ukuran lapangan bolabasket yaitu panjang

lapangan 28 meter dan lebar lapangan 15 meter (Perbasi, 2008: 1 pasal 2.1).

1
Atlet bolabasket membutuhkan energi atau jumlah kalori lebih banyak dari

orang biasa untuk dapat mempertahankan diri dalam permainan dengan waktu

10 menit kali 4 tanpa mengalami kelelahan selama pemainan bolabasket

berlangsung. Tidak hanya memiliki waktu yang relatif lama, permainan

bolabasket juga membutuhkan intensitas yang sangat tinggi dengan gerakan

yang eksplosif dan berlangsung secara terus-menerus.

Pemberian nutrisi yang tepat bisa dilihat dari segi kuantitas dan kualitas

makanan yang dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal, serta memberikan

energi yang cukup bagi atlet selama menjalankan kegiatannya. Atlet bolabasket

memerlukan konsumsi makanan lebih banyak daripada seseorang yang bukan

atlet dengan komposisi zat gizi makanan yang seimbang. Komposisi nutrisi yang

disarankan bagi seorang atlet adalah 55-65% pemenuhan kebutuhan energi

melalui konsumsi karbohidrat, 12-15% melalui konsumsi protein dan 20-35%

melalui konsumsi lemak (M. Anwari Irawan, 2007: 1). Atlet bolabasket

melakukan aktivitas fisik yang jauh lebih besar sehingga kebutuhan energinya

juga bertambah dan membutuhkan asupan gizi yang tidak sedikit. Dengan begitu

energi yang dikeluarkan untuk olahraga harus seimbang atau sama dengan

energi yang masuk dari makanan sebagai sumber energi. Tidak ada perbedaan

antara kebutuhan gizi serta penggunaan gizi pada atlet dan bukan atlet.

Terkadang kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat dan air untuk seorang atlet

lebih besar. Kebutuhan protein dan lemak juga sama besarnya untuk

mempertahankan kondisi badan dari latihan yang terkadang berat dan

membutuhkan energi lebih. Lemak dan protein juga menyediakan tenaga yang

2
diperlukan sewaktu-waktu ketika karbohidat tidak dapat dipakai lagi karena

habis dalam menjalani latihan maupun pertandingan. Dalam hal ini lemak dapat

digunakan ketika karbohidrat telah habis terpakai, sedangkan protein bukan

merupakan sumber energi yang langsung dapat digunakan oleh tubuh. Protein

baru akan terpakai jika simpanan karbohidrat ataupun lemak tidak lagi mampu

untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh (M. Anwari Irawan,

2007: 1).

Menurut M. Anwari Irawan (2007:1-2) Penggunaan antara lemak ataupun

karbohidrat oleh tubuh sebagai sumber energi untuk dapat mendukung kerja otot

akan ditentukan oleh 2 faktor yaitu intensitas serta durasi olahraga yang

dilakukan. Pada olahraga intensitas moderat-tinggi yang bertenaga seperti sprint

atau pada olahraga beregu seperti sepakbola dan bolabasket, pembakaran

karbohidrat akan berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh dan akan

memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan pembakaran lemak

dalam memproduksi energi di dalam tubuh.

Selain itu atlet bolabasket harus memenuhi syarat tertentu guna

mengoptimalkan prestasi, seperti memiliki bentuk tubuh yang ideal. Atlet

bolabasket harus mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang normal dengan

Tinggi Badan (TB) diatas rata-rata. Karakteristik atlet putri bolabasket PON

D.I.Y biasanya atlet-atlet senior dari beberapa daerah di kota/kabupaten

Yogyakarta yang telah melalui tahap seleksi dari Perbasi Yogyakarta. Atlet putri

PON D.I.Y juga berasal dari beberapa Universitas dan Sekolah Menengah Atas

di daerah Yogyakarta yang memiliki prestasi dan karakteristik yang berbeda-

3
beda dari setiap individunya. Dari pengamatan dilapangan, karakteristik bentuk

tubuh atlet putri bolabasket PON D.I.Y tidak sama. Beberapa ada kurus dengan

berat tubuh kecil atau kurang dari ideal dan tinggi tubuh cukup, ideal dengan

berat tubuh dan tinggi tubuh cukup dan obesitas dengan berat tubuh berlebih dan

tinggi tubuh kurang ideal. Hal tersebut bisa disebabkan oleh keturunan/gen, pola

makan, istirahat yang kurang cukup. Selain bentuk tubuh yang ideal yang harus

dimiliki oleh atlet bolabasket, kemampuan fisik seperti kecepatan, daya tahan,

kelincahan dan kekuatan perlu dimiliki oleh atlet bolabasket. Dalam hal lain,

atlet bolabasket harus memiliki karakter yang dapat bekerjasama dengan tim

secara baik dan kompak jika ingin mencapai prestasi yang diinginkan. Dari

beberapa penjelasan diatas oleh peneliti, hal ini dimaksudkan untuk menunjang

penampilan atlet agar mampu berprestasi dengan baik.

Oleh karena itu, untuk menjadi atlet bolabasket sebaiknya memiliki tubuh

yang ideal dan memiliki kondisi fisik yang prima untuk melakukan aktivitas

yang relatif lama dalam permainan bolabasket serta diperlukannya asupan gizi

atau pengaturan makanan dengan konsumsi gizi yang tepat. Dalam hal ini perlu

disadari dan diketahui oleh atlet bolabasket itu sendiri, pelatih dan keluarga yang

selalu ada dalam lingkungan atlet.

Berdasarkan pengamantan yang dilakukan dilapangan, terlihat banyak atlet

yang merasa kelelahan meskipun porsi latihan yang diberikan cukup ringan.

Latihan yang dilakukan pun mempunyai jeda istirahat untuk para atlet.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian

4
tentang keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri

bolabasket PON D.I.Y 2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang

ada dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Aktivitas latihan yang berat membutuhkan nutrisi yang tepat sebagai sumber

enrgi dalam tubuh.

2. Nutrisi yang tepat dalam asupan makanan yang di konsumsi setiap hari

secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh positif terhadap

peningkatan performa dan prestasi.

3. Konsumsi makanan yang tepat dari segi kualitas dan kuantitas makanan

dapat menghasilkan kondisi fisik yang optimal.

4. Belum adanya pola makan yang baik dengan gizi seimbang.

5. Keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas diperlukan dalam

latihan maupun pertandingan untuk berprestasi dengan baik.

6. Jika nutrisi tercukupi maka penampilan dan prestasi akan jauh lebih baik.

C. Pembatasan Masalah

Dari sejumlah masalah yang teridentifikasi di atas, tidak semuanya dapat

diteliti karena adanya keterbatasan, maka penelitian ini dibatasi pada

5
permasalahan tentang keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet

putri bolabasket PON D.I.Y 2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang diuraikan di

atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana

keseimbangan asupan gizi makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON

D.I.Y 2012”?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai

peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keseimbangan asupan gizi

makanan dengan aktivitas atlet putri bolabasket PON D.I.Y 2012.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan atau saran bagi

pelatih dan organisasi terkait untuk dapat meningkatkan kualitas atlet dalam

mencapai prestasi serta memberikan gambaran bagi atlet agar mampu

memperbaiki pola makan dengan gizi seimbang sehingga dapat berprestasi

dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai