Anda di halaman 1dari 5

3.

Gulat Okol

Tradisi gulat okol di Madura ini bertujuan sebagai


simbol permohonan warga agar hujan turun
sekaligus sebagai hiburan bagi para petani.
Peserta okol biasanya memiliki tubuh kuat,
gempal, dan berotot, sehingga dalam permainan
okol akan memberikan warna menarik ketika
saling dorong untuk menjatuhkan lawan.

sejarahnya, dahulu kala terjadi kekurangan air


akibat musim kemarau yang panjang. Kemudian
banyak warga yang mendatangi sumber air.
Setibanya di lokasi, satu sama lain saling berebut untuk mendapatkan akses air tersebut. Perebutan ini
semakin lama menjadi perseteruan sengit yang berujung saling mendorong. Akan tetapi perseteruan ini
tidak berujung kepada balas dendam, melainkan terbatas kepada soal siapa yang berhak terlebih dahulu
mendapatkan air. Sejak itulah okol menjadi tradisi warga Madura jika musim kemarau tiba.

Dalam perkembangannya, tidak hanya orang yang memiliki perawakan besar yang boleh ikut serta dalam
okol. Melainkan laki-laki di usia berapapun bebas memilih postur badan lawannya karena sudah
diketahui secara umum bahwa yang menjadi pemenang bukanlah yang hanya bermodalkan fisik besar

2. Bumerang

Bumerang adalah senjata lempar khas suku Aborigin dari Australia


yang digunakan untuk berburu. Sementara senjata serupa Throwing
Stick (tongkat lempar) juga diketahui dibuat oleh kebudayaan-
kebudayaan lain di seluruh dunia, kebanyakan orang mengasosiasikan
bumerang dengan Australia karena konsistensi sejarah dan ragam
contohnya. Gerakan bumerang adalah kombinasi translasi dan rotasi
mirip baling-baling helikopter. Bumerang digunakan sebagai alat
berburu oleh suku Aborigin pada masa lampau. Sejak kecil suku
aborigin dilatih menggunakan bumerang.mulai dilatih dari bumerang
yang terbuat dari kayu kemudian bumerang dengan logam yang ujungnya tumpul dan dilatih
menggunakan logam yang ujungnya tajam.

3.Eket Daet( Rakit Darat )

A) ASAL-USUL PERMAINANTahukah anda apa itu rakit darat? Rakit lazimnya digunakan sebagai alat
pengangkutan oleh masyarakat dahulu kala yang membuat perkampungan di tebing sungai.Bagaimana
pula dengan rakit darat? Kanak-kanak dahulu kala dilarang oleh ibu bapa menaiki rakit secara sendirian.
Mereka sangat ingin menaiki rakit. Oleh itu, mereka mendapat ilham untuk mencapai satu permainan
seperti rakit.
B) CARA BERMAIN RAKIT DARAT1. Setiap
kumpulan terdiri daripada tiga orang pemain.
2. Dalam pertandingan ini, terdapat seorang
pengadil dan dua orang penjaga garisan
penamat. 3. Semua pemain dalam setiap
pasukan akan memegang rakit buluh dngan
kedua-dua tangan di garisan permulaan.
Apabila semua pemain telah bersiap sedia,
mereka mula berlumba sebaik sahaja penjaga
garisan memberi isyarat berlepas. 4. Mereka
kemudiannya akan saling berlumba melepasi
halangan untuk sampai ke garisan penamat. Kumpulan yang menggunakan masa tersingkat untuk
sampai ke garisan penamat dikira pemenang. C) TAPAK PERMAINANGarisan permulaan

D) ALAT PERMAINAN Buluh sebatang buluh yang panjangnya lebih kurang dua meter. Kon kon kecil
sebanyak 14 kon besar sebanyak 2. Kayu dua batang kayu.

E) BILANGAN PEMAIN Terdapat empat kumpulan, setiap kumpulan terdiri daripada tiga orang pemain.

F) PERATURAN1. Semua pemain mesti memegang rakit buluh dengan kedua-dua tangan.2. Kumpulan
yang gagal meyeberangi sungai dan menjatuhkan kon akan ditambah masa penalti. 3. Kejatuhan satu kon
akan ditambah lima saat.

4. Sepak bola api

Sepak Bola Api atau Laliang merupakan


permainan tradisional khas Indonesia. Permainan
ini berasal dari daerah Sumba Barat NTT tetapi
sudah menyebar juga ke Pulau Jawa.
Laliang hanyalah permainan sepak bola biasa yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing
terdiri dari lima orang. Bedanya seperti namanya,
bola yang dimainkan adalah bola api yang terbuat
dari batok kelapa yang sudah kering, lalu
direndam minyak tanah selama beberapa hari,
kemudian dibakar.

Biasanya Laliang dimainkan pada malam hari oleh santri-santri di pesantren pada Bulan Ramadhan.
Sebelum bermain, biasanya santri-santri melakukan syarat khusus (ritual), setiap daerah mempunyai
ritualnya masing-masing. Tentu permainan ini hanya boleh dimainkan oleh orang dewasa, bahaya jika
yang memainkan bola api adalah anak-anak tanpa pengawasan orang dewasa.
5.Rangkuk alu

Dikenal dengan nama rangku alu (Nusa Tenggara Timur). Dalam


masyarakat Manggarai, rangku alu dilakukan untuk merayakan
hasil panen perkebunan dan pertanian yang biasanya jatuh pada
bulan Juni hingga Juli tiap tahunnya.

Alat yang digunakan:

1.Tanah lapang yang keras dan tidak berumput (rumput dapat


memicu risiko terpeleset)

2. Bambu dengan panjang 2 meter minimal 4 buah.

Cara bermain:

1. Membagi pemain menjadi 2 kelompok main dan jaga

2. Kelompok jaga menggerak-gerakkan bambu (empat orang berjongkok membentuk bidang persegi dan
memegang dua bambu) sambil menyanyikan lagu tari tongkat.

3. Kelompok pemain yang mendapat giliran menari sambil menghindari jepitan bambu. Penari akan
masuk dalam bidang persegi dan melompat-lompat sesuai irama buka-tutup bambu.

Nilai-nilai permainan

Melatih konsentrasi, ketangkasan, dan kelincahan.

Lagu:

tari tongkat pukul-pukul lan lan

yang pukul ganti-ganti an an

ke kiri kanan kanan kiri kanan

di tempat jalan ya jalan


6. Engklek

Permainan Engklek atau taplak gunung atau


juga sudamanda adalah permainan tradisional
di indonesia. Permainan engklek ini sangat baik
untuk anak – anak dikarenakan anak akan
belajar bersosialisasi dan juga baik untuk
kesehatan karena permainan ini cukup banyak
gerakan sehingga mengurangi peningkatan
obesitas pada anak.
Cara bermainya pertama kita menggambar di
atas tanah ataupun di jalan 8 kotak dan
setengah lingkaran di bagian atas sendiri. Lalu
kita beri nomor pada masing kotak. Kemudian
yang di gambar setengah lingkaran itu diberi
nomor sembilan dan dibagian setengah lingkarannya diberi nomor sepuluh.

Permainan ini biasanya di mainkan oleh anak perempuan, tetapi anak laki-laki juga kadang ikut bermain.
Setelah itu kalau jumlah pemainnya hanya dua orang cukup melakukan suit untuk menentukan siapa
yang main terlebih dahulu. Tapi kalau lebih dari dua bisa lakukan dengan cara hompimpa. Akan tetapi
kadang-kadang untuk menentukan siapa yang duluan bermain adalah dengan cara siapa yang lempar
gacoannya yang berupa batu atau pecahan genteng tersebut, tepat pada kotaknya dan juga yang paling
jauh pada nomor di kotaknya. Yang paling dekat akan mendapat urutan bermain pertama dan yang
paling jauh mendapat urutan paling akhir. Lalu setelah itu pemain mesti meloncat dari satu kotak ke
kotak lainnya dengan satu kaki, terserah mau kaki kanan atau kiri yang jadi tumpuannya.

Lalu kalau gacoannya sudah mencapai pada nomor sembilan, maka si pemain harus mengambilnya
dengan cara menghadap ke belakang dan berjongkok, tangan kita gak boleh sampai menyentuh garis
kotak, kalau sampai menyentuh garis kotak maka pemain tersebut gagal dan harus diganti pemain
lainnya. Sebelumnya bertepuk tangan 3 kali, barulah mengambil gacoannya dengan menghadap ke
belakang.

Kemudian yang terakhir jika si pemain sudah melempar gacoannya ke nomor sepuluh dan berhasil
mengambilnya dengan cara yang disebutkan tadi, maka pemain tersebut berhak mendapat bintang. Yang
perlu diperhatikan pada saat pemain akan mengambil gacoannya di tempat nomor sepuluh maka ia
harus melompat dari nomor delapan ke nomor sepuluh, jadi nomor sembilan harus dilewati, tidak boleh
menginjaknya. Disinilah anak-anak sering melakukan kesalahan dengan menginjak garis. Sebenarnya sih
ini juga berlaku untuk gacoan yang dilempar ke nomor-nomor tertentu. Tempat-tempat yang ada gacoan
si pemilik tidak boleh diinjak, harus dilewati. Dan juga pemain tidak diperbolehkan menginjak gacoan
lawan.

Permainan engklek ini sangat bagus untuk melatih otot-otot kaki saat melompat, yah semacam olah
ragalah dan juga melatih ketepatan dan kejelian dalam melempar gacoan ke dalam kotak yang akan
dituju.
7. Bancakan

permainan bancakan atau dikenal juga dengan boy-boyan .


Konsep dari permainan ini kurang lebih sama dengan
permainan ucing sumput, ada satu yang menjadi ucing dan
yang lainnya harus bersembunyi. Namun yang
membedakan permainan ini dengan ucing sumput adalah
permainan ini menggunakan batu dan pecahan genteng
sebagai media menghitung mundur. Permainan ini dimulai
dengan mengumpulkan 10 (sepuluh) buah pecahan
genteng dan sebuah batu. Lalu sepuluh disusun rapih
keatas dan para pemain nanti akan berusaha untuk
merobohkan susunan tersebut. Pemain diharuskan
melempar dari jarak yang cukup jauh, pemain yang berhasil merobohkan seluruh pecahan genteng
tersebut, dia adalah ucing nya. Ketika pemain tersebut merapihkan susunan yang telah dirobohkannya,
pemain lain berpencar untuk segera bersembunyi. Sang ucing diharuskan untuk merapihkan kesepuluh
pecahan genteng tersebut dan menyimpan batu di tempat yang telah disediakan, kemudian sang ucing
mencari pemain lainnya. Setelah ucing menemukan temannya, sang ucing harus bergegas berlari dan
menginjak batu seraya berkata “bancak” hal itu menandakan bahwa temannya telah ketahuan. Dalam
permainan ini, pemain diharuskan untuk berkonsentrasi serta berlari untuk mencari tempat
persembunyian.

Anda mungkin juga menyukai