FAKULTAS TEKNIK
PS S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
PROPOSAL SKRIPSI
1. Judul
Pengaruh Kondisi Jalan Akses Terhadap Produktivitas Unit Dump Truck Pada
Pengangkutan Overburden Di CV. Rizky Maha Karya Utama Jobsite PT. Lanaharita
Indonesia, Samarinda. Kalimantan Timur.
1
Kegiatan awal dari proses penambangan adalah pembersihan lahan dan pengupasan
overburden (OB). Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah pemindahan lapisan tanah
penutup dengan alat-alat mekanis agar dapat dilakukan proses penambangan bijih.
overburden yang telah dikupas kemudian dipindahkan ke tempat penimbunan yang
biasa disebut disposal.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kondisi jalan terhadap
produktivitas unit dump truck pada perusahaan tersebut guna meningkatkan produksi
material overburden, serta memberikan sarana pengangkutan yang lebih aman dan
nyaman. Karena bila produksi overburden terhambat, maka akan sangat mempengaruhi
biaya (cost) yang akan dikeluarkan pada kegiatan operasi pengangkutan dan
mengganggu jadwal serta kemampuan alat mekanis lainnya.
3. Tujuan
2
4. Ruang Lingkup / Batasan Masalah
a) Analisis kondisi jalan hanya sebatas pengamatan dilapangan dan data geometri jalan
berdasarkan data perusahaan.
b) Perhitungan produksi dilakukan dengan menggunakan metode Partanto (1983).
c) Perhitungan geometri jalan dilakukan dengan menggunakan metode Hustrulid dan
Kuctha (1998).
d) Menggunakan perbandingan teori statistika.
e) Tidak membahas desain jalan angkut menggunakan software.
f) Tidak membahas match factor (MF).
g) Tidak membahas masalah biaya operasional.
5. Tinjauan Pustaka
Menurut Partanto (1983), Pemindahan tanah mekanis adalah segala macam pekerjaan
yang berhubungan dengan penggalian, pemuatan, pengangkutan, penimbunan, perataan,
dan pemadatan tanah atau batuan dengan alat-alat mekanis (alat-alat besar). Pekerjaan-
pekerjaan itu banyak terlihat di bidang pekerjaan/bangunan sipil, seperti pembuatan
jalan raya, dam-dam, tanggul, saluran irigasi, kanal, lapangan terbang, dll. Disamping
itu juga dilakukan pada tambang-tambang terbuka, terutama pada pengupasan lapisan
tanah atas (stripping of overburden) dan pembuatan jalan-jalan lainnya yang menuju ke
tambang tersebut.
Untuk Pemindahan Tanah Mekanis ini biasa dipakai alat-alat mekanis yang akan
dibahas cara bekerjanya dan kemampuan kerjanya. Tetapi akan dititik-beratkan kepada
penggunaannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan Tambang
Terbuka (Surface Mining), terutama open pit mining.
Meskipun diberi nama Pemindahan Tanah Mekanis tetapi sebenarnya tidak hanya
terbatas pada tanah (soil) saja, tetapi kadang-kadang juga berhubungan dengan batuan
3
(rock). Dan memang alat-alat mekanis yang akan dibicarakan juga tidak saja sanggup
untuk “melayani” tanah, tetapi juga dapat dipakai untuk “melayani” batuan. Yang
dimaksud tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak dan tidak
begitu kompak, terdiri dari material-material lepas. Sedangkan batuan adalah bagian
kulit bumi yang lebih keras dan terdiri dari kumpulan mineral-mineral. Menurut skala
kekuatan batuan utuh, tanah biasanya dikatagorikan sebagai material yang mempunyai
nilai kuat tekan (UCS) lebih kecil dari 1 MPa. Secara umum kegiatan pemindahan tanah
mekanis dikontrol oleh karakteristik batuan utuh dan massa batuan (Partanto 1983)
Hampir semua jenis truck membutuhkan kondisi jalan yang keras (firm) dan halus
(smooth) dengan tanjakan (grade) yang tidak terlalu curam agar dapat beroperasi
dengan baik. Ada beberapa jenis truck dengan ukuran sedemikian rupa sehingga tidak
boleh berjalan pada jalan raya (off highway truck). Biasanya truck dengan ukuran
demikian digunakan untuk mengangkut material dengan tonase yang besar sehingga
dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan.
4
d. Jumlah susunan sumbu dan roda penggeraknya
e. Metode penumpahan muatan (rear dump, side dump, bottom dump truck)
f. Macam material yang diangkut (earth, rock, coal, ore)
g. Kapasitas truck (dinyatakan dalam ton atau cu yd)
h. Sumber tenaga gerak (macam mekanisme) untuk penumpahan muatan pada
rear/side/bottom dump truck.
Pemilihan tergantung dari tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak
tempat pembuangan material (dump site). Dumptruck yang ada terdiri dari berbagai
ukuran dengan kapasitas angkut yang bervariasi, yang pemilihannya dapat disuaikan
dengan kondisi pekerjaan. Truck yang digunakan sebagai alat angkut tambang yang
biasanya dapat mengangkut material berupa lapisan tanah penutup atau bahan galian
yang ada di tambang.
Pada umumnya, dalam proses penambangan pada metode tambang terbuka, alat angkut
yang digunakan untuk mengangkut material penutup batuan adalah alat angkut jenis
truck. Adapun cara untuk menghitung produksi dari alat angkut dapat dihitung dengan
persamaan (Partanto, 1983) :
𝐸 𝐼 𝐻
𝑃= .............................................................................................. (5.1)
𝐶𝑇
Dimana :
P = Produksi per satuan waktu
E = Efisiensi kerja
I = Swell Factor
H = Kapasitas bak
CT = Cycle time per satuan waktu
Menurut Yanto (2005), faktor yang sangat penting dalam melakukan penjadwalan suatu
alat ialah faktor kesediaan alat (availability) dari setiap unit. Kesediaan alat merupakan
faktor yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan
5
pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu selama waktu kerja dari alat yang
tersedia. Secara umum ada 2 cara untuk menghitung equipment availability, yaitu :
𝑊
𝑀𝐴 = × 100% ................................................................................. (5.2)
𝑊 +𝑅
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja efektif
R = Repair hours atau jumlah jam perawatan maupun keadaan rusaknya alat
𝑊+𝑆
𝑃𝐴 = × 100% ............................................................................. (5.3)
𝑊+𝑅+𝑆
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja efektif
S = Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi
R = Repair hours atau jumlah jam perawatan maupun keadaan rusaknya alat
Selain dua faktor diatas (mechanical availability dan physical availability), terdapat dua
faktor untuk mengkoreksi jam kerja alat yang sesungguhnya, yaitu ;
1. Use of Availability
Use of Availability (UA) adalah faktor yang menunjukkan efisiensi kerja alat selama
waktu kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan
6
untuk mengetahui seberapa efektif alat yang tidak rusak dapat dimanfaatkan dan
menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan.
𝑊
𝑈𝐴 = × 100% .................................................................................... (5.4)
𝑊+𝑆
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja efektif
S = Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi
𝑊
𝐸𝑈 = × 100% ............................................................................... (5.5)
𝑊+𝑅+𝑆
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja efektif
S = Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan
padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi
R = Repair hours atau jumlah jam perawatan maupun keadaan rusaknya alat
Pada pengertiannya, geometri jalan tambang yang memenuhi syarat adalah bentuk dan
ukuran-ukuran dari jalan tambang tersebut sesuai dengan tipe (bentuk, ukuran dan
spesifikasi) alat angkut yang digunakan dan kondisi medan yang ada sehingga dapat
menjamin serta menunjang segi keamanan dan keselamatan operasi pengangkutan.
Geometri jalan tersebut merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan (Yanto, 2005).
7
5.3.1 Lebar jalan angkut
a. Lebar pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada rule of thumb
yang dikemukakan Aasho Manual Rural Highway Design, adalah :
Dimana :
L = Lebar jalan angkut minimum
n = jumlah jalur
W = lebar alat angkut
Perumusan diatas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n), nilai 0.5 disini
artinya yaitu lebar terbesar dari truck yang digunakan dan ukuran aman masing-masing
kendaraan ditepi kanan kiri jalan.
Gambar 5.1 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur Pada Jalan Lurus
(Sumber : Hustrulid & Kuchta, 1998)
8
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dapat dihitung
menggunakan rumus :
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C ................................................................... (5.8)
1
C = Z = (U + Fa + Fb) ............................................................................ (5.9)
2
Dimana :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m)
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
C = Jarak antara dua alat angkut yang akan bersimpangan (m)
Z = Jarak sisi luar alat angkut ke tepi jalan (m)
9
untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft (Yanto, 2005). Kemiringan
(grade) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
∆ℎ
Grade (α) = x 100% ................................................................................. (5.7)
∆𝑥
Dimana :
∆ℎ = Beda tinggi antara dua titik yang diukur
∆𝑥 = Jarak antara dua titik yang diukur
Menurut Partanto (1983), tahanan gelinding adalah jumlah segala gaya-gaya luar
(external force) yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan diatas
jalan atau permukaan tanah, dan dengan sendirinya mengalami rolling resistance (RR)
secara langsung, adalah bagian luar ban-bannya.
10
ii. Jika memakai crawler track maka track tidak banyak berpengaruh, yang
terutama berpengaruh hanya keadaan jalan.
Menurut Partanto (1983), Coefficient of traction (CT) adalah suatu faktor yang
menunjukan berapa bagian dari seluruh berat kendaraan itu pada ban atau track yang
dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Atau suatu faktor dimana jumlah berat
kendaraan pada ban atau track penggerak (driving tires or track) itu harus dikalikan
untuk menunjukan tractive force maximum antara ban atau track dengan permukaan
jalan tepat sebelum roda selip.
Variasi dari keadaan-keadaan ban dan permukaan jalan itu sedemikian besar sehingga
sukar untuk memberikan angka yang pasti untuk CT pada masing-masing kendaraan.
Nilai CT dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin
kepada permukaan roda atau ban yang menyentuk permukaan jalan. Bila CT cukup
11
tinggi untuk menghindari terjadinya selip, maka rimpull (RP) maksimum adalah fungsi
dari kekuatan mesin (HP) dan gear ratios (persneling) antara mesin dengan roda-
rodanya. Tetapi jika selip, maka RP max akan sama dengan besarnya tekanan pada roda
penggerak dikalikan CT (Partanto, 1983). RP biasanya dinyatakan dalam satuan pounds
(lbs) dan dihitung dengan persamaan:
Merupakan faktor manusia yang menggerakan alat-alat, dan sangat sukar untuk
menentukanan efisiensinya karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari tergantung dari
keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikan, suasana kerja, dll. Terkadang,
perusahaan memberikan suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan yang akan
mempertinggi efisiensi. Dibawah ini adalah tabel yang menunjukan efisiensi operator
pada kondisi-kondisi tertentu.
Faktor pada operator tersebut yang sering membuat terhambatnya produktivitas. Dari
banyak kasus yang terjadi, banyak operator yang berargumen bahwa terdapat kerusakan
pada unit, sehingga unit standby. Dan membuat terhambatnya produktivitas. Dalam hal
ini, efisiensi dari operatorlah yang harus ditingkatkan agar tidak menghambat produksi.
Menurut Yanto (2005), Swell Factor adalah pengembangan volume suatu material
setelah digali dari tempatnya. Material di alam itu didapat dalam keadaan padat dan
12
terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong atau yang
terisi udara diantaranya butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali.
Tetapi bila material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan
volume (swell). Jadi 1 cuyd tanah liat di alam bila telah digali akan memiliki volume
kira-kira 1.25 cuyd. Ini berarti penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material
tersebut mempunyai sweel factor (SF) sebesar 0.8 atau 80%.
Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu, dikenal dengan 2 istilah
yaitu percent swell dan swell factor. Persamaan yang digunakan untuk perhitungannya
adalah (Partanto, 1983) :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
Percent swell = ( − 1) x 100% ......................................... (5.11)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
Swell Factor = ( ) x 100% ................................................... (5.12)
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
Dimana :
Volume loose = persentase volume material yang mengembang
Volume undisturbed = nilai volume material yang diasumsikan 1
Tabel 5.3 Density dan nilai swell factor dari berbagai material (Partanto, 1983)
Density
Macam Material Sweel Factor
(lb/cuyd)
Bauksit 2700 - 4325 0.75
Tanah liat, kering 2300 0.85
Tanah liat, basah 2800-3000 0.82 - 0.80
Anthracite 2200 0.74
Bituminous 1900 0.74
Bijih Tembaga (cop or ore) 3800 0.74
Tanah biasa, kering 2800 0.85
Tanah biasa, basah 3370 0.85
Tanah biasa, bercampur pasir kerikil 3100 0.90
Kerikil (gravel), kering 3250 0.89
Kerikil (gravel), basah 3600 0.88
Granit, pecah-pecah 4500 0.67 - 0.56
Hematite, pecah-pecah 6500 - 8700 0.45
13
Bijih besi (iron ore), pecah-pecah 3600 - 5500 0.45
Batu kapur, pecah-pecah 2500 - 4200 0.60 - 0.57
Lumpur 2160 - 2970 0.83
Lumpur, sudah ditekan 2970 - 3510 0.83
Pasir, kering 2200 - 3250 0.89
Pasir, Basah 3300 - 3600 0.88
Shale 3000 0.75
Slate 4590 - 4860 0.77
Menurut Riduwan (2003), anava atau anova adalah anonim dari analisis varians
terjemahan dari analysis of variance, sehingga banyak orang yang menyebutnya dengan
anova. Anova merupakan bagian dari metoda analisis statistika yang tergolong analisis
komparatif (perbandingan) lebih dari dua rata-rata.
Menurut Sudjana (2002), metode varians telah banyak digunakan untuk membuat
kesimpulan mengenai populasi, baik secara deskriptif maupun secara induktif melalui
penaksiran dan pengujian hipotesis mengenai parameter.
Tujuan dari uji anova satu jalur adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata.
Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi. Maksudnya dari
signifikansi hasil penelitian (anova satu jalur). Jika terbukti berbeda berarti kedua
sampel tersebut dapat digeneralisasikan artinya (data sampel dianggap dapat mewakili
populasi).
Anova dikenal dengan uji-F (Fisher test), sedangkan arti variasi atau varians itu asal
usulnya dari pengertian konsep Mean Square atau kuadrat rerata (KR), dengan rumus
sistematisnya (Riduwan, 2003) :
𝐽𝐾
KR = .................................................................................................................. (5.13)
𝑑𝑏
Dimana :
JK = Jumlah kuadrat
14
db = derajat bebas
Varian antar dan dalam group dapat juga disebut Varian kesalahan (varian galat). Lebih
lanjut dapat dirumuskan :
(Σ𝑋𝐴𝑖 )² (Σ𝑋𝑟 )²
JKA = Σ - untuk dbA = A – I ............................................................ (5.15)
𝑛𝐴𝑖 𝑁
(Σ𝑋𝐴𝑖 )²
JKA = Σ𝑋𝑟 ² - Σ untuk dbD = N – A ............................................................. (5.16)
𝑛𝐴𝑖
Dimana :
(Σ𝑋𝑟 )²
= sebagai faktor koreksi
𝑁
N = jumlah keseluruhan sampel (jumlah kasus dalam penelitian)
A = jumlah keseluruhan group sampel
6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang meliputi tahap pendahuluan,
tahap pengumpulan data, serta tahap pengolahan dan analisis data.
a) Studi Literatur
Kegiatan studi literatur ini dimaksudkan untuk mencari literatur yang berhubungan
dengan penelitian sehingga dapat membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
Literatur dapat berupa buku-buku maupun jurnal ilmiah seperti pemindahan tanah
mekanis, perencanaan tambang serta referensi yang berkaitan dengan penelitian ini.
15
b) Perumusan Masalah
Dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan dari penelitian ini. Adapun maksud
dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis produksi yang dihasilkan
unit dump truck terhadap kondisi jalan lokasi penelitian dan merencanakan potensi
produksi yang dihasilkan bila jalan diperbaiki. Serta mengevaluasi geometri jalan
yang meliputi lebar jalan angkut, kemiringan jalan, dan jarak jalan angkut.
c) Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap lokasi
perencanaan yang akan ditambang, kondisi jalan (kemiringan, lebar, bentuk, jarak),
kondisi unit, cycle time aktual serta availability yang didapat dilapangan.
b) Data Sekunder
Literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian.
Data spesifikasi peralatan.
Target produksi overburden berdasarkan data perusahaan.
Pemecahan masalah dilakukan berdasarkan pada analisa terhadap data yang diperoleh
dilapangan dengan berpegang pada literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
tersebut. Adapun rencana pengolahan data apabila telah dilaksanakannya penelitian
yaitu ;
a) Perhitungan produktivitas dump truck aktual dan estimasi
16
Perhitungan cycle time dump truck dari front penggalian menuju disposal dan
kembali dalam keadaan kosong secara aktual. Kemudian dilakukan perhitungan
produktivitas untuk mengetahui produksi aktualnya. Untuk perhitungan produksi
secara teoritis sebelum dan sesudah perbaikan, cycle time ditentukan berdasarkan
penetapan-penetapan asumsi dari perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi
jalan.
6.4 Kesimpulan
Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan yang didapatkan setelah menyelesaikan tahap
pengolahan data. Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan perhitungan produktivitas alat
angkut pada kondisi jalan sebelum dan sesudah diperbaiki. Lalu dilakukan nya evaluasi
terkait kondisi jalan yang diteliti. Setelah itu didapat hasil dari semua kesimpulan yang
akan dibahas nantinya.
17
Pengaruh Kondisi Jalan Akses Terhadap Produktivitas
Unit Dump Truck Pada Pengangkutan Overburden
- Target produksi
- Cycle time dump truck
- Spesifikasi peralatan
- Geometri Jalan
- Kapasitas unit Dump Truck
Produksi
Evaluasi
Evaluasi Jalan
Angkut
Target Produksi
Tercapai
Kesimpulan
18
7. Jadwal Kegiatan
Dengan demikian, maka waktu pelaksanaan akan dilakukan pada tanggal 6 Desember
2016 sampai dengan 30 Deesember 2016.
8. Daftar Pustaka
1. Hustrulid, W dan Kuchta, M. 1998. Open Pit Mine Planning & Design Volume
1. Rotterdam ; A.A. Balkema.
19