BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh
i
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
Perkembangan teknologi komposit saat inu sudah mengalami pergeseran dari bahan
komposit berpenguat sintetis menjadi bahan komposit berpenguat serat alam. Salah satunya
serat kulit jagung atau klobot yang memiliki kekuatan cukup baik. Tujuan dari penelitian ini
adalah meneliti pengaruh komposisi serat terhadap kekuatan impact dan tarik serta kekuatan
lentur serat kulit jagung.
Pembuatan serat kulit jagung dan penimbangan serat kulit jagung dengan neraca
analitik digital dimulai komposisi 1 %, 2%, 3%, 4 % dan 5 % pada cetakan. Cetakan
dibersihkan agar kotoran tidak melekat. Kedua lapisan cetakan dilapisi alumunium foil.
Diletakkan cetakan pada lempengan besi, dicampurkan Resin poliester BQTN-Ex dan katalis
MEKPO 5% dari jumlah poliester dan diaduk agar merata. Pembentukan spesimen
menggunakan kempa panas (hot press) pada suhu 500 c selama 20 menit. Kemudian hasil
komposit diuji tarik, impact dan lentur sesuai standar JIS A5905-2003.
Produksi jagung yang melimpah ruah tak lepas dari limbah yang dihasilkannya. Salah
satu limbah yang dihasilkan berupa kulit jagung. Potensi limbah kulit jagung biasanya hanya
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan baku pengganti plastik serta bahan baku kerajinan
tangan seperti aksesoris rambut, tas, kertas kado, dan bunga hias. Seharusnya
pemanfaatannya bukan hanya sebatas itu saja. Dari penelitian ini, diharapkan dapat
menghasilkan suatu material komposit baru dengan kualitas baik yang berguna dalam industri
mebel khususnya meja.
Kata kunci : Komposit, Serat Kulit Jagung, Uji Tarik, Uji Impact
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL PENELITIAN
Rekayasa Komposit Kulit Jagung Untuk Pembuatan Meja Ringan, Kuat Dan
Awet.
plastik serta bahan baku kerajinan tangan seperti aksesoris rambut, tas, kertas
kado, dan bunga hias. Seharusnya pemanfaatannya bukan hanya sebatas itu
saja, karena jumlah limbah kulit jagung di Indonesia sangat banyak untuk itu
pemanfaatannya harus dimaksimalkan. Potensi kulit jagung dapat dilihat dari
kandungan nutrisi di dalamnya. Sebagian besar tubuh dari kulit jagung
mengandung selulosa. Selain itu, kulit jagung juga mengandung lignin, abu,
hemiselulosa dan komponen-komponen lain.
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan yaitu:
a. Bagaimana pengaruh komposisi serat terhadap kekuatan tarik serat
terhadap kekuatan tarik serat kulit jagung mengacu standar JIS A5905-
2003.
b. Bagaimana pengaruh komposisi serat terhadap kekuatan impact komposit
serat kulit jagung mengacu standar JIS A5905-2003.
c. Bagaimana penggunaan komposit serat kulit jagung sebagai meja.
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini diantaranya:
a. Meneliti pengaruh komposisi serat terhadap kekuatan tarik serat kulit
jagung mengacu standar JIS A5905-2003.
b. Meneliti komposisi serat terhadap kekuatan impact serat kulit jagung
mengacu standar JIS A5905-2003.
c. Mengoptimalkan penggunaan serat kulit jagung sebagai bahan meja kuat,
dan ringan.
E. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
a. Diperoleh bahan baku baru sebagai bahan pembuatan meja kuat dan
ringan.
b. Diperoleh meja yang memiliki kualitas baik yaitu ringan dan kuat.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari pelaksanaan penelitian ini adalah
a. Mengetahui karakteristik dari serat kulit jagung sebagai penguat pada
komposit sebelum diaplikasikan sebagai bahan pembuatan meja.
b. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam penanganan kulit
jagung sebagai pembuatan meja.
c. Penelitian ini dapat memberikan data tambahan material baru terutama
dibidang komposit dari serat kulit jagung.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KOMPOSIT
Komposit adalah adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang
terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda
satu sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah
dalam hasil akhir bahan tersebut. komposit adalah suatu material yang berbentuk
dari kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak
homogen, dimana sifat masing-masing dari material pembentuknya berbeda. Sifat
mekanik dan karakteristiknya yang berbeda dari material pembentuknya. Pada
dasarnya, komposit didefinisikan sebagai campuran makroskopik dari serat dan
matriks. Serat merupakan material yang umumnya jauh lebih kuat dari matriks dan
berfungsi memberikan kekuatan tarik. Sedangkan matriks berfungsi untuk
melindungi serat dari efek lingkungan dan kerusakan akibat benturan
(Schwartz,1984).
Secara umum bahan komposit terdiri dari dua macam yaitu bahan komposit partikel
dan komposit serat:
1. Bahan komposit partikel
Dalam struktur komposit tersusun dari partikel-partikel disebut bahan
komposit partikel menurut definisinya partikel berbentuk beberapa macam seperti
bulat, kubik, tetragonal, atau bahakan bentuk yangn tidak beraturan secara acak,
tetapi rata-rata berdimensi sama. Bahan komposit partikel umumnya digunakan
sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik, composite
(Hadi 2000)). Bahan komposit partikel pada umunya lebih lemah dibandingkan
bahan komposit serat. Bahan komposit partikel memiliki keunggulan, seperti
ketahanan terhadap aus, tidak mudah retak dan memiliki daya pengikat dengan
matrik yang baik.
2. Bahan komposit serat
Unsur utama komposit adalah serat yang mempunyai banyak
keunggulan, oleh karena itu bahan komposit serat banyak digunakan. Bahan
komposit serat terdiri dari serat=serat yang diikat oleh matrik yang saling
berhubungan. Bahahn komposit serat ini yang terdiri dari dua macam yaitu
serat panjang (continous fiber) dan serat pendek (shorty fiber) or whisker.
Bahan komposit serta mempunyai keunggulan yang utama kuat, tangguh,
tahan terhadap terhadap panas dalam metric (Schwartz (1984)). Dalam
perkembangan teknologi pengolahan serat membuat serat sekaranmg makin
diunggulkan disbanding material matrik yang digunakan. Cara yang
digunakan untuk mengkombinasi serat berkekuatan tarik tinggi dan
bermodulus elastisitas tinggi dengan matrik yang bermassa ringan,
berkuatan tarik rendah, serta modulus elatisitas rendah makin banyak
dikembangkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Secara umum
dikenal 3 kelompok komposit berdasar penguat yang digunakan, yaitu :
4
1. Komposit berserat
2. Komposit laminar
3. Komposit partikel
B. TANAMAN JAGUNG
Tanaman jagung termasuk jenis palawija yang dapat bertahan hidup pada
daerah yang kurang air. Tanaman ini tergolong tanaman yang efisien
memanfaatkan sinar matahari. Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di
dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi.
Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada ketinggian 1000-1800 m
di atas permukaan laut.
C. POLIESTRER RESIN
Poliester adalah resin tak terlarut yang terbentuk dari reaksi 2 materi dasar
yaitu organic acids dan polyhidrolic alkhohol. Poliester resin digunakan sebagai
pencetak lembaran kompon, cetakan lembaran bulk, dan toner pada printer laser.
Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus
5
fungsional ester dalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester,
istilah "poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang spesifik lebih sering
merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat kimia yang
alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis seperti
polikarbonat dan polibutirat.
Dapat diproduksi dalam berbagai bentuk seperti lembaran dan bentuk 3
dimensi, poliester sebagai termoplastik bisa berubah bentuk sehabis dipanaskan.
Walau mudah terbakar di suhu tinggi, poliester cenderung berkerut menjauhi api
dan memadamkan diri sendiri saat terjadi pembakaran. Serat poliester mempunyai
kekuatan yang tinggi dan E-modulus serta penyerapan air yang rendah dan
pengerutan yang minimal bila dibandingkan dengan serat industri yang lain.
D. UJI IMPACT
Pengujian impact bertujuan untuk mengukur berapa energy yang dapat
diserap oleh material sampai patah. Uji impak merupakan respon terhadap beban
kejut. Dalam pengujian impak terdiri dari dua teknik pengujian standar yaitu
Charpy dan Izod. Spesimen Charpy berbentuk batang dengan penampang lintang
bujur sangkar dengan takikan V oleh proses permesinan.
Beban didapatkan dari tumbukan oleh palu pendulum pada alat uji impak ,
yang dilepas dari posisi ketinggian h. Ketika dilepas ujung pisau pada palu
pendulum akan menghantam dan mematahkan specimen. Energi yang diserap
dihitung dari perbedaan h’ dan h (mgh-mgh’), adalah ukuran energy impak.
Energi yang diserap ini merupakan energy yang diperlukan untuk mematahkan
specimen uji impak. Dengan mengetahui besarnya energy potensial yang diserap
oleh material maka kekuatan impak benda uji dapat dihitung mengacu standar JIS
A5905-2003.
a. Kekuatan Tarik Komposit.
Kekuatan tarik komposit sangat bergantung pada seberapa besar
perbandingan antara serat sebagai penguat dan matrik yang dipergunakan.
Perbandingan ini sering disebut fraksi volume serat dengan (Vf) dan
fraksi berat serat (Wf). Akan tetapi kebanyakan digunakan fraksi volume
serat dengan pertimbangan yang berpengaruh dalam kekuatan tarik
adalah luas penampang serat bukan berat serat. Fraksi volume serat dapat
dihitung dengan persamaan (Shackelford, 1992) berikut :
Vf =
𝑊𝑓/ 𝜌𝑚
𝑊𝑓 𝑊𝑚 ………………….……………………………………..…………(1)
+
𝜌𝑓 𝑉𝑚
E=
∆𝜎
…………………………………………………………………………………………
∆ɛ
……………………………………(4)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Tahap- tahap penelitian ditentukn dari tahap latar belakang dan perumusan
masalah serta study yang dilakukan dari membaca literature maupun study di
lapangan secara langsung. Masalah yang dihadapi adalah menemukan komposisi
yang homogen sehingga memiliki sifat mekanik yang homogen. Berikut metode
penelitian yang digambarkan melalui flow chart :
Mulai
selesai
Keterangan Skema :
1. Membeli bahan baku resin di toko kimia, serat kulit jagung, dan beberapa
perangkat lain seperti neraca , gelas ukur, wadah konteiner di toko perabot.
2. Pembuatan dies cetakan menurut standar JIS A5905-2003.
3. Uji coba dies dan mencetak komposit.
4. Pengujian uji impak dan uji tarik.
5. Penyusunan kesimpulan dan saran
Kegiatan penyusunan kesimpulan dan saran ini dilakukan setelah
mengetahui data-data yang sudah dipraktekkan dan mengetahui hasil nyata
yang terjadi.
7. Penyusunan laporan akhir
8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
B. BIAYA
No Rincian Jumlah
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2
Rp. 5.000.000,00
Jumlah Rp 3.090.000,00
14
4. Lain-lain
Jumlah Rp.1.410.000,00
Lampiran 3
Lampiran 5
13 ANGGOTA TIM: Rekayasa Sel Akustik dari Bahan Riset Dasar, Prog.
Keramik Lokal Sebagai Panel Penghalang Bising Insentif KNRT-RI,
Sarana Transportasi 2007-2008
Aren (Kulit Pohon Aren) Untuk Bahan Bakar XVII, DP2M Dikti,
Alternatif, Penambah Unsur Carbon di Industri Cor 2009-2010
Logam dan Penetralisir Limbah Cair
27 ANGGOTA TIM: IbPE Kerajinan Batik Kayu Pada Program IbPE DP2M
Klaster UKM Kayu Bulakan di Kabupaten Sukoharjo Dikti, 2011-2013
(Pengabdian Masyarakat)
1 Tim Riset Manufaktur Body Mobil Kancil Kerjasama PT. Kancil, PT.
22
2004-2008
3. Publikasi Ilmiah
1. Diharjo K. dan Nuri S.H., 2006. Studi Sifat Tarik Bahan Komposit
Berpenguat Serat Rami Dengan Matrik Unsaturated Poliester, Proseding
Seminar Nasional, Teknik Mesin FT Univ. Petra-Surabaya, 15-16 Pebruari
2006
2. Diharjo K. dan Suwanda T., 2006. Kajian Sifat Tarik Bahan Komposit
Berpenguat Serat Nanas-nanasan (Bromiliaceae) Dengan Matrik
Unsaturated Polyester, Proseding Seminar Nasional, Teknik Mesin FT
Univ. Petra-Surabaya, 15-16 Pebruari 2006
3. Diharjo K., 2006. Kajian Pengaruh Teknik Pembuatan Lubang Terhadap
Kekuatan Tarik Komposit Hibrid Serat Gelas dan Serat Karung Plastik,
Jurnal Teknologi Industri TEKNOIN, Vol. 11, No. 1, Terakreditasi B,
ISSN 0853-8697, FTI-UII Yogyakarta, Maret 2006
4. Triyono, Diharjo K., Ilman M.N. dan Soekrisno R., 2006. Pengaruh Flame
Heating Terhadap Ketahanan Korosi Sambungan Las baja Tahan Karat,
23
13. Permatasari R. dan Diharjo K., 2006. Kajian Pengaruh Orientasi Serat dan
Tebal Core Terhadap Kekuatan Impak Komposit sandwich GFRP Dengan
Core Divinycell PVC, Proseding Seminar Nasional TEKNOIN, FTI-UII,
Yogyakarta, 22 Juli 2006
14. Prasetio B. dan Diharjo K., 2006. Kajian Pengaruh Perlakuan Alkali
Terhadap kekuatan Bending Bahan Komposit Sabut Kelapa-Polyster,
Proseding Seminar Nasional TEKNOIN, FTI-UII, Yogyakarta, 22 Juli
2006
15. Wibowo A.S. dan Diharjo K., 2006. Pengaruh Tebal Core Terhadap
Kekuatan Bending Komposit Sandwich Serat karung Goni-Poliester
Dengan Core Kayu Randu, Proseding Seminar Nasional TEKNOIN, FTI-
UII, Yogyakarta, 22 Juli 2006
16. Diharjo K., 2006. Pemilihan Jenis Skin Alternatif Rancangan Struktur
Panel Sandwich Untuk Car Body Monorail Berdasarkan Analisis kekuatan
Bending, Proseding SNITM, Jurusan Teknik Material, FTI ITS, 19
September 2006
17. Diharjo K., Masykuri M., Legowo B. dan Abdullah G., 2006. Pengaruh
Fraksi Volume Serat Terhadap Hambatan Panas Radiasi Panel Komposit
Kenaf-Polyester, Proseding SNITM, Jurusan Teknik Material, FTI ITS, 19
September 2006
18. Jamasri dan Diharjo K., Pengaruh Tebal Core Terhadap Hambatan Panas
Konduksi Komposit Sandwich Serat Sawit-Poliester Dengan Core Kayu
Sawit, Proseding SNITM, Jurusan Teknik Material, FTI ITS, 19
September 2006
19. Hariyanto A., Jamasri dan Diharjo K., 2006. Pengaruh Perlakuan Alkali
dan Tebal Core terhadap Kekuatan Banding Komposit Hibrid Sandwich
Serat Kenaf - Serat Gelas -Poliester dengan Core Kayu Sengon Laut,
Proseding SNITM, Jurusan Teknik Material, FTI ITS, 19 September 2006
20. Jamasri, Diharjo K. dan Handiko G.W., 2006. Studi Perlakuan Alkali dan
Tebal Core Terhadap Sifat Bending Komposit Sandwich Berpenguat Serat
Sawit Dengan Core Kayu Sawit, Jurnal Sains Materi Indonesia
25
56. Diharjo K., Jamasri, Legowo B., 2009. Optimasi Ketangguhan Impak
Bahan Komposit Berpenguat Limbah Serat Aren Dengan Core Limbah
Serbuk Gergaji Kayu Sengon laut, SemNas Material Metalurgi 2009
(SMM 2009), LIPI, Serpong, 2 Desember 2009
57. Diharjo K., M. Masykuri dan Legowo B., 2010. Komposit Geopolymer
Serat Kenaf-Fly Ash-Polyester (Part 1: Pengaruh Kandungan Serat
Terhadap Ketahanan Nyala Api Test Piece), SemNas Kimia & Pendidikan
Kimia, PMIPA FKIP UNS, 13 Maret 2010
58. Diposeno dan Diharjo K., 2010. Sifat Fisis dan Mekanis Pupuk
Biokomposit Limbah Kotoran Sapi Dengan Perekat Mollases, SemNas
Kimia & Pendidikan Kimia, PMIPA FKIP UNS, 13 Maret 2010
59. Diharjo K. dan Rafi M., 2010. Pengaruh Kandungan Kanji Terhadap
Kekuatan Bending dan Ketangguhan Impak Bahan Komposit Kertas
Koran Bekas, SemNas Teknik Mesin FT UMY, 24 Juli 2010
60. Diharjo K., 2011. Kekuatan Bending Komposit Sandwich Serat Gelas
Dengan Core Divinycell-PVC H-60 (Pengaruh Orientasi Serat, Jumlah
Laminat dan Tebal Core Terhadap Kekuatan Bending), MEKANIKA, Vol.
9, Nomor 2, pp. 313-319.
61. Sugiyanto, Diharjo K., Raharjo W. W., Triyono, 2011. Pengaruh Variasi
Jenis Sambungan Komposit Serat Gelas Terhadap Sifat Mekanik Bending,
Jurnal POLITEKNOSAINS, Edisi Khusus Dies Natalis Juni 2011,
Politeknik Pratama Mulya
62. Wiyono T dan Diharjo K, 2011. Kekuatan Tarik – Bending Komposit
Serat Limbah Kain Tekstil (Singsing) Dengan Menggunakan Perekat
Resin Polyester, Jurnal POLITEKNOSAINS, Edisi Khusus Dies Natalis
Juni 2011, Politeknik Pratama Mulya
63. N.S. Suharty N.S., Almanar I.P., Sudirman, Diharjo K., Astasari N., 2012.
Flammability, Biodegradability and Mechanical Properties of Bio-
Composites Waste Polypropylene/Kenaf Fiber Containing Nano CaCO3
with Diammonium Phosphate, Elsevier, Procedia Chemistry 4 (2012), pp.
282-287 (Scopus Indexed)
31