Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi Bisnis

MENGIDENTIFIKASI KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN


MENYIMAK SECARA EFEKTIF, BERKOMUNIKASI DALAM TI,
DAN BERKOMUNIKASI NONVERBAL

PUTU NIKITA DEWANDARI ARTANA


1707532116
EII3

AKUNTASI-NON REGULER 2019


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
I. PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL
Komunikasi nonverbal adalah proses mengirimkan dan menerima informasi
secara interpersonal,baik dengan sengaja maupun tidak disengaja,tanpa menggunakan
bahasa yang tertulis maupun lisan.
Sinyal nonverbal memainkan tiga peranan penting dalam komunikasi yaitu :
A. Melengkapi Bahasa Verbal
Sinyal nonverbal dapat memperkuat pesan verbal(saat sinya nonverbal itu sesuai
dengan kata-kata yang digunakan),sinyal nonverbal juga dapat memperlemah
pesan verbal (saat sinyal nonverbal itu tidak sesuai dengan kata-kata yang
digunakan),atau mengubah kata-kata secara keseluruhan.
B. Sinyal Nonverbal Adalah Mengungkap Kebenaran
Orang-orang berpendapat bahwa berbohong dengan sinyal nonverbal akan jauh
lebih susah. contoh: kalian mungkin mengatakan kepada klien bahwa suatu
proyek berjalan dengan baik,tetapi senyum kalian dipaksakan dan terkesan gugup
menyampaikan pesan tersebut maka klien dapat melihat apa yang kalian katakan
dengan bahasa tubuh kalian memberikan jawaban yang berbeda.
C. Sinyal Nonverbal Adalah Menyampaikan Informasi Secara Efisien
Maksudnya adalah sinyal nonverbal dapat menyampaikan nuansa dan banyak
sekali informasi secara instan.

Dale G. Leathers (Rakhmat:2001) menyebutkan enam alasan mengapa pesan


(komunikasi-red) nonverbal sangat penting, yaitu:
A. Sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak
menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan non-verbal. Pada
gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca pikiran-pikiran kita lewat
petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35%
makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya
dilakukan dengan pesan non-verbal.
B. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal
Menurut Mahrabian (1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat
dikomunikasikan dengan kata-kata. Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat
suara, dan 55% dikomunikasikan melalui ungkapan wajah (senyum, kontak mata,
dan sebagainya).
C. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud, relatif lebih bebas dari
penipuan, distorsi, dan kerancuan
Pesan non-verbal jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Misalnya
sejak zaman prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing verbal,
tetapi pria jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota
tubuhnya menyatakan “ya”. Kecuali actor-aktor yang terlatih, kita semua lebih
jujur berkomunikasi melalui pesan non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi
adalah double binding dimana ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan
verbal, orang pada akhirnya akan bersandar pada pesan non-verbal.
D. Mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai
komunikasi yang berkualitas tinggi.
Fungsi metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang
memperjelas maksud dan makna pesan. Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi
repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen, dan aksentuasi. Semua ini menambah
kadar informasi dalam penyampaian pesan.
E. Merupakan cara komunikasi yang lebih efesien
Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu
terdapat redundansi (lebih banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi,
ambiguity, dan abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan
pikiran kita secara verbal daripada secara nonverbal.
F. Merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau
emosi secara tidak langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu
kepada orang lain secara implicit. Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda
meminta pelayanan seksual dari anak di bawah umur secara verbal, anda dapat
menerima hukuman pernjara. Jika anda melakuka hal yang sama secara non-
verbal, anda bebas dari hukuman. Kita dapat memuji seseorang secara verbal,
tetapi mengecamnya secara non-verbal. Inipun sulit dituntut secara hukum.

II. KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN


Keterampilan komunikasi lisan (oral communication skill) merupakan
kemampuan seseorang dalam berkomunikasi melalui berbicara dan umpan balik
(feedback) dapat diberikan secara langsung. Keterampilan komunikasi lisan meliputi
kemampuan dalam wawancara kerja, seminar, lokakarya, public speaking, pidato formal
dan presentasi (Djoko Purwanto, 2006: 77). Keterampilan komunikasi lisan sudah
digunakan sejak zaman dahulu, sebabketerampilan komunikasi lisan menjadi hakikat
komunikasi yang digunakan sejak manusia diciptakan. Komunikasi lisan menjadi sebuah
budaya bagi masyarakat dalam menyampaikan pesan secara lisan atau kata-kata. Seperti
halnya, kita berbicara kepada orang lain dalam masyarakat.

III. BEKERJA DALAM TIM


Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dalam kelompok
dibutuhkan sebuah kerja sama yang solid antar masing-masing anggota tim. Kerja sama
yang apik antar anggota tim bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan
perusahaan maupun organisasi. Salah satu hal yang patut diperhatikan dalam menjalin
kerja sama tim adalah komunikasi yang baik. Apabila komunikasi tersebut dapat terjalin
dengan baik antar seluruh anggota kelompok, maka peluang pencapaian keberhasilan pun
akan cenderung meningkat. Meskipun demikian, dalam prakteknya, proses komunikasi
ini seringkali mengalami hambatan, sehingga menyebabkan berbagai kendala bagi tim
untuk memperoleh tujuan bersama.
Dalam sebuah perusahaan, setiap orang memiliki kewajiban untuk
mengembangkan komunikasi dengan berbagai pihak. Tujuannya adalah agar dapat
membangun kerja sama tim yang baik guna mencapai keberhasilan bersama. Berikut ini
adalah pola komunikasi yang perlu diterapkan di dalam sebuah tim kerja.
A. Komunikasi Dari Pemimpin Ke Anggota Tim
Seorang pemimpin merupakan ujung tombak dari keberhasilan sebuah tim. Ia
bertanggung jawab untuk membangun komunikasi yang baik antar masing-masing
anggotanya.
B. Komunikasi Dari Anggota Tim Ke Pemimpin
Seperti yang disebutkan sebelumnya, perlu adanya timbal balik dari masing-masing
anggota tim kepada pemimpin maupun tim kerjanya. Komunikasi yang diterapkan
pun harus bersifat jujur dan terbuka. Seorang anggota tim tidak hanya selalu turut atas
instruksi maupun keputusan dari pemimpin mereka. Ia pun memiliki kewajiban untuk
menyampaikan gagasan maupun ide yang mereka miliki dalam proses penyusunan
strategi maupun penyelesaian masalah
C. Komunikasi antar anggota tim
Pada dasarnya, kesuksesan sebuah tim didukung oleh orang-orang yang ada
dalamnya. Oleh sebab itu, setiap anggota wajib memahami peran dan tanggung
jawabnya dalam sebuah kelompok.
D. Komunikasi dari tim ke pihak eksternal
Lingkup kerja tidak hanya berkutat pada sebuah kelompok saja, ada pihak-pihak lain
yang memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah tim. Oleh sebab itu, seluruh
anggota tim memiliki kewajiban yang sama dalam menjalin komunikasi dengan
pihak-pihak lain baik pelanggan, rekan bisnis, dan masyarakat.

IV. RAPAT YANG PRODUKTIF


A. Merencanakan Dan Berpartisipasi Dalam Rapat Yang Produktif
1. Memutuskan Apakah sebuah Rapat Perlu Diadakan
Adakan rapat hanya jika diperlukan,dan undanglah hanya orang-orang kunci.
2. Memilih Peserta
Rapat untuk pemecahan masalah sebaiknya melibatkan lima orang atau lebih.
3. Menyalur Infomasi Terkini
Bagikan agenda rapat yang menunjukkan topik-topik yang dibahas dan informasi
lain.agendanya antara lain:
 Tanggal dan tempat rapat
 Waktu mulai dan waktu selesai
 Deskripsi singkat tiap topik
 Jatah waktu untuk setiap topik

4. Memulai Rapat
Mulailah rapat tepat waktu dan buka dengan pendahuluan singkat.
5. Melaksanakan Rapat
Jaga rapat tetap di jalur dengan menghindari isu-isu yang membelokkan
kelompok.
6. Mencatat Informasi
Pastikan setiap menit rapat di rekam untuk mengecek konsistensi informasi dan
untuk disalurkan kepada pihak yang berkepentingan.
7. Menangani Konflik
Ketika muncul konflik diantara dua anggota,minta keduanya membeberkan kasus
lengkap di hadapan kelompok.
8. Mengakhiri dengan sebuah Rencana
Akhiri rapat dengan ringkasan pembicaraan.
9. Menangani Anggota Kelompok yang Disfungsional
Untuk mengendalikan perilaku disfungsional,pemimpin tim harus menetapkan
aturan dan menempatkan persoalan anggota tim secara strategis.
10. Menindaklanjuti dengan Aktif
Tindak lanjuti dengan mengingatkan peserta mengenai tugas mereka.

B. Daftar Periksa Untuk Merencanakan Dan Berpartisipasi Dalam Rapat Yang Produktif
1. Sebelum Rapat
 Pertimbangkan alternatif-alternatif
 Undang orang-orang yang tepat
 Distribusikan sebuah agenda
2. Selama Rapat
 Mulai tepat waktu dan kemukakan agenda rapat
 Tunjuk seorang sekretaris dan pencatat
 Dorong partisipasi yang seimbang
 Hadapi konflik dengan jujur
 Ringkas setiap diskusi
3. Mengakhiri Rapat dan Menindaklanjuti
 Tinjau kembali keputusan rapat
 Distribusikan notulen rapat
 Ingatkanpeserta tentang poin tindakan

C. Menggunakan Groupware Untuk Mengelola Proyek,Menfasilitaskan Rapat,dan


Membuat Keputusan
Groupware(teamware)adalah peranti lunak yang memfasilitasi kegiatan
kelompok.istilah tersebut berkaitan dengan sejumlah teknologi yang terus-menerus
berkembang yang membantu kelompok bertukar informasi,bekerja sama dalam
manajemen proyek,dan mencapai kesepakatan.Groupware paling sering digunakan
untuk membantu tim dengan tiga fungsi penting:
1. Manajemen Proyek (peranti lunak manajemen proyek membantu anggota
tim,pemasok,partner,dan pihak lain yang berjauhan untuk menjelaskan tujuan
proyek)
2. Memfasilitasi Rapat (konferensi video memungkinkan kelompok yang terpisah
untuk bertemu secara elektronik)
3. Pendukung Keputusan (untuk membantu kelompok besar memecahkan masalah
secara cepat)
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

https://yusrizalfirzal.wordpress.com/2010/10/07/komunikasi-organisasi-nonverbal/

https://www.kompasiana.com/mcchaell/581557818423bd4a782dfb42/pentingnya-komunikasi-
non-verbal

http://eprints.walisongo.ac.id/6475/3/BAB%20II.pdf

http://syahrulfran.blogspot.com/2009/03/tugas-komunikasi-bisnis-bab-2.html

Anda mungkin juga menyukai