BAB II
ANALISIS SITUASI
Berdasarkan data di atas yang diambil pada tahun 2016 tentang 10 penyakit
terbanyak yang berjumlah 15,413 kasus, diketahui kejadian penyakit ISPA
sebanyak 6,247 kasus, hipertensi sebanyak 2,241 kasus, dispepsia sebanyak 1978
kasus, arthritis lain sebanyak 1,332 kasus, Febris sebanyak 825 kasus, Diare
sebanyak 682 kasus, Cefalgia sebanyak 640 kasus, Dermatitis sebanyak 624 kasus,
Diabetes Melitus sebanyak 593 kasus, dan Influenza sebanyak 251 kasus.
Menurut data sekunder 10 penyakit menular pada tahun 2016 ditemukan 3
penyakit menular yang memiliki jumlah kasus tertinggi yaitu, ISPA sebanyak 6,247
kasus , Diare sebanyak 682 kasus, dan Influenza sebanyak 251 kasus.
Gambar 1. Diagram perbandingan penyakit ispa tahun ke tahun
2015 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui jika ISPA mengalami peningkatan dari
tahun 2015 – 2016 dan menempati penyakit menular tertinggi di puskesmas sungai
tabuk 1. Dapat di simpulkan bahwa ISPA mengalami peningkatan yang sangat
tinggi selama 2 tahun berturut-turut. Peningkatan jumlah kasus ISPA di wilayah
puskesmas sungai tabuk juga di pengaruhi oleh cuaca, kondisi cuaca yang berubah-
ubah akan berakibat pada kelembaban, kelembaban udara yang terjadi diakibatkan
oleh adanya musim hujan akan menyebabkan bakteri akan bertahan lebih lama dan
dalam kondisi rumah yang tidak dilengkapi ventilasi yang baik, maka akan
mempercepat proses penularan penyakit. Selain itu terdapat banyak industri rumah
tangga/ pabrik pembuatan batu bata yang mana hasil dari pembakaran batu bata itu
menghasilkan debu. Dan kebanyakan dari pabrik itu terletak disamping/ dekat
dengan rumah penduduk sekitar. Pendukung ke-3 terjadinya ISPA adalah tingkat
pendidikan dan pengetahuan dari orang tua juga faktor sosial ekonomi. Selain itu
ISPA juga dipengaruhi oleh asap rokok.