Anda di halaman 1dari 3

4

BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Identifikasi Kasus atau Penyakit Menular (Trend 5 Tahunan) 5 Kasus


Tertinggi
1. Identifikasi ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai
spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu. ISPA didefinisikan sebagai
penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang
ditularkan dari manusia ke manusia (3).
Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering juga nyeri tenggorok,
coryza (pilek), sesak napas, mengi, atau kesulitan bernapas. Contoh patogen yang
menyebabkan ISPA adalah rhinovirus, respiratory syncytial virus,
paraininfluenzaenza virus, severe acute respiratory syndromeassociated
coronavirus (SARS-CoV), dan virus Influenza. ISPA adalah Infeksi Saluran
Pernafasan, saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari Hidung sampai
alveoli paru beserta organ adneksanya, sinus, ruang telinga, dan pleura (3).
Table 1. Data sekunder 10 penyakit terbanyak tahun 2015

No. Kode Nama Penyakit Jumlah


1 2 3 4
1 J06 Ispa 575
2 I10 Hipertensi 243
3 K30 Dispepsia 215
4 M06 Artritis lain 99
5 A09 Diare 74
6 J11 Influenza 63
7 R50 Febris 60
8 K01 Gigi impaksi 59
9 L30 Dermatitis 57
10 R51 Cefalgia 51
JUMLAH 1,496
Berdasarkan data di atas yang diambil pada tahun 2015 tentang 10 penyakit
terbanyak yang berjumlah 1,406 kasus, diketahui kejadian penyakit ISPA sebanyak
575 kasus, hipertensi sebanyak 243 kasus, dispepsia sebanyak 215 kasus, arthritis
lain sebanyak 99 kasus, diare sebanyak 74 kasus, influenza sebanyak 63 kasus,
febris sebanyak 60 kasus, gigi empaksi sebanyak 59 kasus, dermatitis sebanyak 57
kasus, dan cefalgia sebanyak 51 kasus.
Menurut data sekunder 10 penyakit menular pada tahun 2015 ditemukan 3
penyakit menular yang memiliki jumlah kasus tertinggi yaitu, ISPA sebanyak 575
kasus , Diare sebanyak 74 kasus, dan Influenza sebanyak 63 kasus.
Tabel 2. Data sekunder 10 penyakit terbanyak tahun 2016

No. Kode Nama Penyakit Jumlah


1 2 3 4
1 J06 ISPA 6,247
2 I10 HIPERTENSI 2,241
3 K30 DISPEPSIA 1,978
4 M06 ARTRITIS LAIN 1,332
5 R50 FEBRIS 825
6 A09 DIARE 682
7 R51 CEFALGIA 640
8 L30 DERMATITIS 624
9 E11 DIABETES MELITUS 593
10 J11 INFLUENZA 251
JUMLAH 15,413

Berdasarkan data di atas yang diambil pada tahun 2016 tentang 10 penyakit
terbanyak yang berjumlah 15,413 kasus, diketahui kejadian penyakit ISPA
sebanyak 6,247 kasus, hipertensi sebanyak 2,241 kasus, dispepsia sebanyak 1978
kasus, arthritis lain sebanyak 1,332 kasus, Febris sebanyak 825 kasus, Diare
sebanyak 682 kasus, Cefalgia sebanyak 640 kasus, Dermatitis sebanyak 624 kasus,
Diabetes Melitus sebanyak 593 kasus, dan Influenza sebanyak 251 kasus.
Menurut data sekunder 10 penyakit menular pada tahun 2016 ditemukan 3
penyakit menular yang memiliki jumlah kasus tertinggi yaitu, ISPA sebanyak 6,247
kasus , Diare sebanyak 682 kasus, dan Influenza sebanyak 251 kasus.
Gambar 1. Diagram perbandingan penyakit ispa tahun ke tahun

DIAGRAM TABEL 10 PENYAKIT TERBANYAK TAHUN


2015-2016
8000
6000
4000
2000
0

2015 2016

Dari tabel diatas dapat diketahui jika ISPA mengalami peningkatan dari
tahun 2015 – 2016 dan menempati penyakit menular tertinggi di puskesmas sungai
tabuk 1. Dapat di simpulkan bahwa ISPA mengalami peningkatan yang sangat
tinggi selama 2 tahun berturut-turut. Peningkatan jumlah kasus ISPA di wilayah
puskesmas sungai tabuk juga di pengaruhi oleh cuaca, kondisi cuaca yang berubah-
ubah akan berakibat pada kelembaban, kelembaban udara yang terjadi diakibatkan
oleh adanya musim hujan akan menyebabkan bakteri akan bertahan lebih lama dan
dalam kondisi rumah yang tidak dilengkapi ventilasi yang baik, maka akan
mempercepat proses penularan penyakit. Selain itu terdapat banyak industri rumah
tangga/ pabrik pembuatan batu bata yang mana hasil dari pembakaran batu bata itu
menghasilkan debu. Dan kebanyakan dari pabrik itu terletak disamping/ dekat
dengan rumah penduduk sekitar. Pendukung ke-3 terjadinya ISPA adalah tingkat
pendidikan dan pengetahuan dari orang tua juga faktor sosial ekonomi. Selain itu
ISPA juga dipengaruhi oleh asap rokok.

Anda mungkin juga menyukai