Anda di halaman 1dari 16

Bagian II: JARINGAN AIR BERSIH

Skema umum: Jaringan air bersih

PENYEDIAAN AIR BERSIH


Air bersih dapat diperoleh dari beberapa sumber yaitu:
1. Air tanah
a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer)
b. Air tanah dalam (confined aquifer)
2. Air hujan
3. Air permukaan
Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dsb.

Air tanah pada umumnya merupakan Groundwater Inflow (GI) yang dapat berupa:
1. Air tanah dalam merupakan akifer tertekan (confined aquifer)
2. Air tanah dangkal merupakan akifer tak tertekan (unconfined aquifer)

Berdasarkan gambar penampang diatas beberapa hal yang dapat dijelaskan antara lain:
 Catchment area bagian atas memberi suplai pada daerah resapan sekunder
 Catchment area bagian bawah memberi suplai pada daerah resapan primer
 Daerah resapan primer merupakan sumber air tanah bagi air tanah dangkal
 Daerah resapan sekunder memberikan resapan bagi air tanah dalam (digunakan
dengan membuat sumur dalam / deep well)
 Infiltrasi air taut dapat terjadi jika akifer tidak terjaga dengan baik.

Universitas Gadjah Mada 1


Gambar: Penampang lapisan air tanah

Pemenuhan kebutuhan air bersih pada suatu bangunan tergantung dari lokasi
bangunan serta fasilitas di sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhan air pada suatu
bangunan, sumber air dapat dibedakan atas:
1. PDAM
2. Sumber sendiri, berupa sumur artesistant, deep well, dll.
3. Gabungan PDAM dan sumber sendiri.
Untuk gedung-gedung yang terletak di daerah yang tidak tersedia fasilitas penyediaan
air bersih untuk umum, misalnya di daerah-daerah terpencil di pegunungan,
penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau dalam, dan
sebagainya. dalam hal ini air terssebut harus diolah dalam gedung instalasi pengolahan
agar dapat dicapai standar kualitas air yang baku.

PERSYARATAN AIR BERSIH


Kualitas air, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/1/1988, Tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu
Lingkungan. Hal tersebut diatur sebagai berikut:

Universitas Gadjah Mada 2


No Golongan Keterangan

1 A Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung


tanpa pengolahan terlebih dahulu
2 B Air yang dapat digunakan sebagai air Baku untuk diolah sebagai
air minum dan keperluan rumah tangga
3 C Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan
4 D Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air

Sumber: KEP-02/MENKLH/I/ 1988 (Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan)

Agar dapat digunakan, maka air harus memenuhi persyaratan kualitas air minum
sebagai berikut:

1. Persyaratan fisik
a. Suhu: merupakan suhu kamar antara 10 - 25 derajat Celcius
b. Warna: tidak berwarna
c. Rasa: tidak berasa
d. Bau: tidak berbau
e. Kekeruhan: tidak boleh mengandung S102 25 mg/l

2. Persyaratan kimiawi
a. 02 agresif dapat menyebabkan karat serta korosi
b. H2S menimbulkan pembusukan
c. NH4 zat organik harus dihindari
d. Cl kurang dari 150 mg/l, bila lebih rasanya tidak enak
e. SO4 kurang dari 250 mg/l, bila lebih dapat merusak beton
f. Fe kurang dari 0,2 mg/l, bila lebih tidak sehat
g. Kandungan Pb maksimum 0,05 mg/I
h. Kandungan Cu maksium 3 mg/l
i. Ph antara 6,5 -9,0
j. Yodium kurang lebih 60 mg/l
k. FI antara 1-1,5 mg/l

Universitas Gadjah Mada 3


3. Persyaratan biologis
Air minum tdiak boleh mengandung bakteri penyakit dan biota lain. Hal ini dapat
diperiksa dengan alat coliliter. Dalam pengolahan air minum dapat dilakukan
treatmen tertentu untuk memastikan ketidakberadaan bibit penyakit tersebut.

4. Persyaratan radioaktif
Air minum tidak boleh tercemar dan mengandung unsur-unsur radioaktif.

WATER TREATMENT
Untuk mendapatkan kualitas air yang memenuhi persyaratan, pengadaan air
bersih pada bangunan dapat dilakukan dengan treatment khusus. Water treatment ini
didesain menurut kondisi air yang Baku dan pada alat yang lengkap dan baik akan memiliki
komponen-komponen untuk menetralisir kondisi air secara fisis, kimiawi dan biologis.
Treatment (pengolahan) air ini mempunyai empat tingkatan utama yang berurutan yaitu:

A. PENYARINGAN BAHAN PADAT


Dibeberapa kota besar kondisi air sungai tidak sebaik di pegunungan. Beberapa sampah
padat kadang-kadang terikut. Pada treatment tahap satu ini, dilakukan penyaringan pada
aliran air yang menuju treatment berikutnya. Sifat saringan bekerja secara mekanis
(saringan biasa).

B. PENGENDAP LUMPUR
Pada umumnya endapan Lumpur ini dapat berbentuk dua jenis yaitu: suspensi dan larutan.
Lumpur yang berbentuk larutan biasanya secara fisik mekanis dapat dipisahkan, sedangkan
pada Lumpur yang bersifat koloid harus dilakukan koagulasi (penggumpalan agar Lumpur
dapat mengendap). Beberapa syarat koagulasi menyangkut tingkat PH atau keasaman
yang makin rendah. Pada umumnya koagulasi berlangsung jika PH koagulasi lebih besar
dari 5,8 dengan demikian pada daerah-daerah yang beraliran air permukaan bersifat asam,
sebelum menuju bak pengendapan pada Lumpur harus dilakukan peningkatan PH terlebih
dahulu, misalnya dengan penambahan kapur. Pada tahap dua ini dilakukan pada bak
pengendapan Lumpur (sedimentation tank).

C. PENAMBAHAN UDARA
Dapat dilakukan dengan berbagai cara pengudaraan (aerasi). Cara yang paling mudah
adalah dengan kincir airasi atau cara pengadukan yang termasuk sistem peniupan
gelembung udara ke dalam air. Penambahan udara ini bertujuan meningkatkan kondisi

Universitas Gadjah Mada 4


oksigen air yang secara otomatis meningkatkan tingkat kehidupan bagi bakteri koli ang akan
memakan limbah organic terlarut datam air.

D. PENGENDAPAN LUMPUR
Setelah kandungan limbah organik dihilangkan oleh bakteri koli, maka sisanya berupa
lumbur (sludge) harus diendapkan. Zat-zat yang biasa digunakan untuk menetralisir zat-zat
pengganggu pada proses pengendapan Lumpur, yaitu:
1. Aluminium sulfat (tawas). Menetralisir muatan yang terdapat pada Lumpur koloid.
Tawas dibutuhkan antara 15-50 mg/l air.
2. Kapur. Membantu proses pengendapan (koagulasi), juga digunakan untuk menaikkan
derajat Ph sehingga proses berjalan dengan baik. Dibutuhkan kapur 5-15 mg/l air.

E. PROSES DESINFEKTANSI
Adalah proses untuk menghilangkan hama/bakteri yang ada dalam air. Bahan yang
digunakan dapat berupa:
1. Kaporit. Untuk mensterilkan / membunuh kuman dan menghilangkan baubauan,
membantu filtrasi dengan menyusutkan zat-zat organik serta mencegah proses
pertumbuhan lumut pada pipa-pipa resevoir.
2. Chlor. Kadangkala digunakan sebagai pengganti kaporit untuk bahan sterilisasi.
Pada beberapa treatment yang dianggap vital bagi bangunan kadang-kadang ditambah
dengan treatment lain (mixed treatment) untuk menjaring atau mengurangi kadar logam
berat. Bahan yang digunakan adalah chelator yang disesuaikan dengan jenis logam
beratnya.

SISTEM DISTRIBUSI AIR PADA BERSIH BANGUNAN


BERLANTAI BANYAK / BANGUNAN TINGGI

1. UP-FEED SYSTEM
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank) dengan pompa
langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam
hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam
pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, sistem ini terutama
dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah. Pembuatan
relatif murah tetapi pompa cepat rusak. Kerugian sistem ini adalah:
 pompa bekerja terus menerus
 ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan air di
dalamnya.
Universitas Gadjah Mada 5
Gambar: UP FEED SYSTEM

2. DOWN FEED SYSTEM


Dalam sistem ini air ditampung dulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan
ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi
bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap ini cukup
efisien diterapkan karena:
a. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing hampir
tidak berarti.
b. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.
c. Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.

Universitas Gadjah Mada 6


Gambar: DOWN FEED SYSTEM

Kelebihan down feed system ini adalah:


a. Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet.
b. Air bersih selalu tersedia setiap saat.
c. Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah bahaya
kebakaran (sprinkler dan hydrant).

Kekurangan sistem ini adalah:


a. Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan.
b. Menambah beban pada struktur bangunan.
c. Menambah biaya pemeliharaan.

Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan efisien walaupun biaya
pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam pila sangat
tinggi, sehingga pipa dapat pecah karena tekanan tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa
menerima tekanan sebesar 1 atmosfir), maka down feed system ini dilengkapi dengan:

Universitas Gadjah Mada 7


1. Spillback Tank. Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu.
Tiap tangki dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi maka
katup akan menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan
letak tangki tersebut apakah dipasang dalam langit-langit, di atas atap, atau dipasang
dalam menara khusus. Penentuan ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang
terpasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menentukan tekanan kerja tertinggi.

PRINSIP KERJA SISTEM ini adalah sebagai berikut:


a. Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada beberapa lantai
sehingga udara di dalamnya terkompresi.
b. Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa diatur
secara otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar motor listrik penggerak
pompa.
c. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang
ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas
minimum yang telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan
antara 1,0-1,5 kg/cm'.

Gambar: DOWN FEED SYSTEM dengan SPILL BACK TANK

Universitas Gadjah Mada 8


2. Presure Reducer Valve (PRV, katup reduksi tekanan)
Pada jumlah lantai yang relatif banyak, ada kemungkinan tekanan dalam pipa sangat
tinggi sehingga perlu direduksi dengan katup (valve). Katup-katup tersebut diletakkan
pada beberapa lantai tertentu.

Gambar: DOWN FEED SYSTEM dengan PRESSURE REDUCER VALVE

PIPA DISTRIBUSI
Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai berikut:
a. Logam. Contoh: baja, besi, atau tembaga yang digalvanis.
b. Plastik. Contoh: polyethylen (PE), acrityonitile butadiena stryrene (ABS), polyvinit
chlorida (PVC), polyvinit dichlorida (PVDC).

Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran.
b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dengan desain jaringan
dengan angka keamanan yang cukup.
c. Kecepatan aliran datam pipa tidak melebihi kecepatan standar (berkaitan
dengan noise yang ditimbulkan), batas-batas kecepatan tertinggi (biasanya
2m/detik atau kurang). Sambungan memenuhi syarat dalam hal:

Universitas Gadjah Mada 9


- kekuatan sambungan,
- bahan,
- sistem sambungan, dan
- menahan tekanan.
d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan aspek pencemaran,
misatnya pipa tidak boteh bereaksi terhadap cairan yang mengalir di datamnya.
e. Sistem yang dipitih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara
maupun air kalau pertu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan
diganti).
f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas
(searah aliran) sedangkan pada sistem pengatiran ke bawah dibuat agak miring ke
bawah. Kemiringan sekitar 1/300.
g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas, atau melengkung ke
bawah harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hat tidak dapat dihindarkan (misalnya
ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katup petepas udara.
h. Sambungan harus benar-benar rapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor.
i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan / tekanan air sebesar 10
kg/cm2.
j. Bagian pipa yang melewati siar ditatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel
untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabita terjadi gempa.

Universitas Gadjah Mada 10


TANGKI AIR
BAHAN Keuntungan Kerugian

Tangki air  Pembuatan relatif murah. Mudah terjadi korosi akibat


pelat baja  Harga tidak terlalu mahal. kandungan besi, kemudian
 Bentuk dan dimensi dapat disesuaikan gejala air menjadi merah.
dengan tempat yang tersedia. Agar tidak mudah berkarat
dipasang tidak secara
langsung mengenai beton.
Tangki air  Penampilannya tampak lebih baik dari Harga relatif mahal dibanding
pelat baja tangki baja biasa. tangki air pelat baja biasa.
tahan karat  Permukaan dalam tangki tidak perlu
(stainless dicat, sehingga kemungkinan
steel) terkelupasnya cat pada waktu
membersihkannya dapat dihindarkan.
 Permukaan licin, tidak mudah rusak
dan mudah dibersihkan.
Tangki air  Jauh lebih ringan dari tangki pelat Jika dibanding dengan baja,
FRP (fiber baja. kekuatan mekanis lebih
glass)  Mudah diwarnai. rendah terutama terhadap
 Tahan terhadap karat dan beberapa tumbukan.
bahan kimia.
 Kurang merambatkan panas.
 Kapasitas tangki ini dapat mencapai
100 m.
Tangki dari  Dapat dibentuk dengan lebih fleksibel. Waktu menguras harus hati-
beton  Harga relatif murah dibanding baja hati, apabila cat pada bagian
tahan karat. dalam tangki mengelupas dan
 Pengerjaan tidak sulit, dengan cara masuk ke dalam jaringan
cast in place. pemipaan.
 Tahan dari bahaya korosi.
 Umur relatif lama dibanding tangki
kayu.
 Pemeliharaan mudah.

Tangki dari  Umur bahan dapat mencapai 35 tahun.  Air dalam tangki harus
kayu  Ringan tapi masih cukup kuat dibanding sering diganti, untuk

Universitas Gadjah Mada 11


baja. mencegah proses
 Daya tahan terhadap air dan bahan pembusukan kayu yang
kimia baik. disebabkan oleh air yang
 Hambatan terhadap panas cukup baik. diam.
 Tidak perlu dicat dengan cat tahan  Bahan mudah retak,
karat. diatasi dengan cat
phenolic pada bagian
luarnya.

KAPASITAS TANGKI
Dalam menentukan kapasitas tangki harus diperhatikan atau diperhitungkan kebutuhan
air (laju aliran air). Juga kita tentukan beberapa lama pompa bekerja mengisi tangki dalam
setiap beberapa jam atau menit sekali. Biasanya diharapkan pompa hanya bekerja
beberapa kali dalam sehari. Pengambilan waktu dapat 0.5 jam, 1 jam, atau 1.5 jam,
tergantung dari sifat pemakaian pada jam puncak (peak hours).

SISTEM KONTROL PENGISIAN TANGKI


Digunakan float switch dengan tekanan alur listrik. Bila air pada reservoir telah turun pada
titik tertentu ataupun air dalam tangki telah penuh, maka pompa akan bekerja secara
otomatis, yaitu langsung bekerja atau berhenti sendiri.

POMPA AIR
A. POMPA SENTRIFUGAL
Pompa sentrifugal bekerja dengan baling-baling atau alat sirip yang berfungsi
menarik dan mendorong aliran. Dalam hal ini baling-baling atau propeler berfungsi
pada saat berputar ke arah aliran sehingga aliran akan menuju sirip belakang. Baling-
baling tersebut terletak di bagian dalam ruang propeler yang mempunyai akurasi
gesekan relatif mendekati nol.
B. POMPA SUDU (TORAK)
Pompa ini bekerja dengan sistem hisap atau tekan oleh torak / sudu / piston. Fungsi
sudu sesuai dengan jenis pompanya, yaitu sudu hisap (seperti pompa tangan) dan
sudu tekan.
a. Pompa hisap
Pada intinya pompa ini mempunyai kekuatan yang disebut Total Head yang
dijabarkan atas kekuatan hisap dan kekuatan tekan. Biasanya dinyatakan dalam
meter. Pada pompa hisap sebagian besar total head yang ada dikonsentrasikan
pada kekuatan menghisap atau menarik aliran.
Universitas Gadjah Mada 12
b. Pompa Tekan
Secara fungsional diefisiensikan untuk menekan aliran sehingga perletakannya
lebih cenderung dekat dengan permukaan aliran yang akan dipindah.
Pemanfaatan pompa tekan ini misalnya pada pompa limbah dan pompa sumur
dalam (submersible pump/deep well).

c. Kombinasi pompa hisap dan tekan


Cara kerjanya merupakan gabungan dari pompa hisap dan pompa tekan.
Biasanya banyak dipakai di perumahan.
C. POMPA VORSTEK
Jenis pompa yang didesain secara khusus untuk pemesanan tertentu.
D. JET PUMP
Inti di atas sentrifugal sedangkan air menekan dari bawah.

Skema: JENIS POMPA AIR

Universitas Gadjah Mada 13


HOT WATER SYSTEM
Terdiri dari:
1. Supply Air Bersih /Tangki
2. Boiler
3. Tanki Air Tanah
4. Pompa
5. Pompa
6. Pemipaan
7. Sistem listrik dan Panel Kontrol

1. SUPLAI AIR BERSIH


Dalam perhitungannya kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan
air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan
total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan
satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.

2. BOILER (TANGKI PEMANAS)


Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk
keperluan suplly air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian boiler:
a. Tangki persiapan / tangki air bersih yang mampu mensuplai kebutuhan
pemanasan dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (FIRE TUBE BOILER). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor).

3. TANGKI AIR PANAS


Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan
penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolasi panas
sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air
panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180 derajat F atau 82 derajat
C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi
dengan katup pengaman (safety valve). Dalam hal ini apabila terjadi tekanan yang
berlebihan akibat mendidihnya air, maka katup tersebut membuka dan mengurangi
tekanan di dalamnya. Pada sistem unit air panas yang Baru, suhu pemanasan akan
mengendalikan bekerjanya unit pemanas atau bekerja secara otomatis.

Universitas Gadjah Mada 14


4. POMPA
Datam Hot Water System diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada
di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah bangunan,
maka jenis pompa yang diperlukan adalah pompa tekan.

5. PEMIPAAN
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu mendistribusikan air panas untuk
bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banyak mengalami
penurunan. Dengan demikian:
a. tahan pada suhu tinggi,
b. anti bocor,
c. kedap air, dan
d. dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum 1/4
inch secara merata di seluruh permukaan pipa.

6. SISTEM LISTRIK DAN PANEL KONTROL


 Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila menggunakan unit pemanas
dengan sistem pemanasan listrik.
 Panel kontrol, menunjukkan indikasi dari: -
volume air panas dalam tanki air panas,
 tekanan air,
 suhu air panas, dan
 volume bahan bakar apabila menggunakan bahan bakar.

Universitas Gadjah Mada 15


Universitas Gadjah Mada 16

Anda mungkin juga menyukai