Abstrak—Eksistensi kaum marginal di perkotaan sering kebutuhan yang khusus dirancang dan diperuntukkan bagi
kali terabaikan sehingga kebutuhan dasar mereka cenderung kalangan masyarakat menengah ke bawah (kaum marginal)
dinomorduakan, padahal sebagian dari penduduk kota besar di dengan segala rutinitas keseharian yang harus dijalani di
Indonesia adalah kaum marginal. Salah satu kebutuhan
dalamnya.
tersebut adalah tempat tinggal dan tempat untuk bekerja setiap
harinya. Untuk itu, diperlukan suatu sarana yang khusus Karena pada dasarnya, menurut teori developmental yang
dirancang dan diperuntukkan bagi kalangan masyarakat berkembang dari teori pembangunan neo-klasik, eksistensi
menengah ke bawah dengan segala rutinitas keseharian dan kemiskinan pada sebuah wilayah dapat timbul karena
aktivitas yang mereka miliki. Sebuah pasar tradisional dengan ketiadaan atribut industrialisasi, modal dan sarana prasarana
hunian bagi para penjual di dalamnya dirasa mampu yang diperlukan untuk peningkatan perekonomian.
merepresentasikan potrait kehidupan kaum marginal yang
hidup di perkotaan dengan segala keterbatasan yang mereka
Teori ini beranggapan kemiskinan akan hilang dengan
miliki. Selain itu, pengalihfungsian lahan menjadi pasar malam sendirinya apabila pasar diperluas sebesar-besarnya dan
di lain waktu dirasa dapat menjadi salah satu solusi untuk pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi tingginya [2]. Oleh
memfasilitasi kebutuhan hiburan bagi masyarakat marginal karena itu, usulan sebuah bangunan komersil berupa pasar
yang tinggal di dalamnya. Dengan pendekatan perilaku, dengan hunian bagi para pedagang di dalamnya dirasa akan
penerapan metode hibrid pada sirkulasi berbentuk ramps yang
meningkatkan aktivitas sosial ekonomi mereka sehingga
mengelilingi badan bangunan dan program ruang dalam
sebuah perancangan pasar merupakan salah satu contoh mampu merangsang laju pertumbuhan ekonomi para
sarana yang dapat memfasilitasi kebutuhan aktivitas sosial penghuni di dalamnya dan menigkatkan taraf hidup mereka
ekonomi masyarakat marginal yang hidup di dalamnya. (gambar 4).
Lokasi dari objek rancang pasar ini berada di Jalan
Kata Kunci—rutinitas, hunian, pasar tradisional, hiburan, Keputih Kejawan Tambak, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
kaum marginal, hibrid. Timur. Bentuk lahan menyerupai huruf L dengan luas total
keseluruhan lahan adalah 6.200 m2 (gambar 3). Menurut
I. PENDAHULUAN rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Surabaya, area ini
merupakan area komersil [3]. Lokasi ini dipilih karena
P ADA dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan dan
kewajiban yang menjadi rutinitas kesehariannya. Salah berada di kawasan pemukiman kaum marginal. Selain itu,
lokasi ini juga potensi yang dapat mendukung nilai komersil
satunya adalah kebutuhan akan tempat tinggal dan tempat
untuk bekerja. Melihat hal tersebut, sebuah kota sering kali dari bangunan, yaitu aksesibilitas yang mudah.
menjadikan arsitektur sebagai sarana untuk memfasilitasi Namun demikian terdapat permasalahan desain yang harus
kebutuhan tersebut. Namun demikian, seiring dihadapi, yaitu adanya eksisting berupa pemukiman kaum
berkembangnya zaman, terkadang fasilitas, yang telah ada, marginal dan pasar malam yang ada di sepanjang jalan depan
seperti pasar ( gambar 1), menjadi kurang sesuai dengan pola site sering kali menimbulkan kepadatan lalu lintas dan
rutinitas dan gaya hidup penduduknya, seperti contohnya suasana kumuh di sekitar site. Oleh karena itu, dengan segala
adalah fenomena kaum marginal di perkotaan (gambar 2). keterbatasan yang ada, bangunan pasar harus mampu
Oleh karena perbedaan latar belakang, kebiasaan dan gaya memanfaatkan segala keterbatasan tersebut dengan cara
hidup, perilaku masyarakat marginal tentu akan berbeda memaksimalkan karakter yang dimiliki kawasan di
dengan masyarakat urban pada umumnya Hal inilah yang sekitarnya.
menjadi salah satu penyebab berbedanya rutinitas kehidupan
antara kelompok marginal dengan kelompok masyarakat II. METODE PERANCANGAN
lainnya [1]
Dalam melakukan perancangan, metode hybrid
Namun demikian, masyarakat marginal seharusnya tetap
architecture digunakan untuk menggabungkan fungsi dari
memiliki hak yang sama untuk mendapatkan fasilitas yang
pasar dan hunian bagi para pedagang di dalamnya,
dapat dinikmati selama hidupnya di kota. Sehingga
sekaligus menyilangkannya dengan fungsi pasar malam di
seharusnya sebuah kota juga mampu untuk memfasilitasi
lain waktu. Hybrid architecture adalah salah satu metode
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) G-223
b c