Anda di halaman 1dari 11

Buletin Tanaman Tembakau, Nurindah

Serat & Minyak Industri 4(1), ekstrak


et al.: Pemanfaatan April 2011: 21-31untuk atraktan predator ……..
tanaman
ISSN: 2085-6717

Pemanfaatan Ekstrak Tanaman untuk Atraktan Predator dan


Parasitoid Wereng Kapas

Nurindah, Dwi Adi Sunarto, Sujak, Nur Asbani, dan A.M. Amir
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Jln. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Malang
E-mail: balittas@litbang.deptan.go.id
Diterima: 30 Maret 2012 disetujui: 25 April 2012

ABSTRAK

Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kapas dalam negeri adalah serangan serangga hama. Hama
utama tanaman kapas adalah wereng kapas, Amrasca biguttulla. Pengendalian wereng kapas dengan pe-
nyemprotan insektisida berakibat pada meningkatnya populasi penggerek buah. Pemanfaatan predator dan
parasitoid wereng kapas merupakan solusi pengendalian yang tepat. Penggunaan atraktan untuk mening-
katkan populasi predator dan parasitoid pada pertanaman kapas akan meningkatkan peran musuh alami se-
bagai faktor mortalitas biotik yang efektif. Ekstrak tanaman, terutama yang berupa minyak atsiri, telah ba-
nyak digunakan sebagai atraktan musuh alami, tetapi belum banyak yang menggunakannya sebagai atrak-
tan musuh alami wereng kapas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ekstrak beberapa tanaman yang
diduga dapat berfungsi sebagai atraktan bagi parasitoid telur dan predator wereng kapas di laboratorium
dengan pengujian secara olfaktometri dan mengujinya di lapangan dengan menggunakan metode
perangkap yang dilengkapi dispenser untuk atraktan. Pengujian di lapangan dilakukan pada pertanaman
kapas. Ekstrak tanaman yang diuji adalah daun kapas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla, batang dan
daun jagung, dan daun teh hitam (Melalaeuca brachteata) dengan menggunakan pelarut organik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari ekstrak daun kapas yang terserang A. biguttulla dan daun
teh hitam dapat dimanfaatkan sebagai atraktan parasitoid telur wereng kapas. Parasitoid telur menunjukkan
respon positif terhadap minyak atsiri dari ekstrak daun kapas yang terserang A. biguttulla dan daun teh hitam
dalam uji olfaktometri di laboratorium. Pada uji lapangan, peningkatan populasi parasitoid dengan penam-
bahan kedua atraktan tersebut dapat mencapai 176% dibandingkan kontrol. Minyak atsiri dari ekstrak tanaman
yang diuji tidak mempunyai pengaruh terhadap predator jenis kumbang kubah, kumbang kembara, kepik
mirid, dan sayap jala.

Kata kunci: Minyak atsiri, atraktan, parasitoid, predator, wereng kapas.

ABSTRACT

The Use of Plant Extract for Attractant of Predators and Parasitoids


of Cotton Leafhopper
Cotton production is restricted by pest attack. The key pest of cotton is cotton leafhopper, Amrasca bigut-
tula. Aerial spray to control of this pest caused the increase of bollworm population. Therefore, the use of
parasitoids and predators could be a proper method to control the leafhoppers. The use of attractant to in-
crease predator and parasitoid population on cotton field would also increase the role of those natural ene-
mies as an effective biotic mortality factor. Plant extracts, especially in the form of essential oils, have been
used as attractants for the natural enemies; however attractant for natural enemies of cotton leafhopper has
not been intensively developed. Therefore, this research aims were to evaluate some plant extracts that
may function as an attractant for egg parasitoid and predators of cotton leafhopper in laboratory tests using
olfactometry method, and also to test the effectiveness of the attractant in increasing population of parasi-
toids and predators in cotton fields. The plant extracts were of leafhopper-infested-cotton leaves, maize

21
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2011: 21-31

stalks and leaves, and Melalaeuca brachteata leaves, using organic solvents. Results showed that the essen-
tial oils of leafhopper-infested-cotton leaves and black-tea tree leaves could be used as an attractant for the
hopper egg parasitoids. The parasitoids showed positive response to the essential oils of leafhopper-infest-
ed-cotton leaves and black-tea tree leaves in olfactometry tests. The use of those attractants in cotton fields
increased parasitoid population by 179% compared to the control. Essential oils of the tested pants did not
have any effect on predators, such as ladybird beetles, staphylinid beetles, mirid bugs, as well as lacewings.

Keywords: Essential oils, attractant, parasitoid, predator, cotton leafhopper.

PENDAHULUAN minya, yaitu parasitoid dan predator. Parasi-


toid dan predator wereng yang mempunyai

S ALAH satu kendala dalam mempertahan-


kan produksi kapas per satuan luas adalah
potensi tinggi sebagai faktor mortalitas biotik
adalah parasitoid telur dan kompleks predator
gangguan serangga hama. Wereng kapas me- yang terdiri atas laba-laba, kepik mirid, dan
rupakan hama utama kapas, menyerang pada kumbang kubah. Tingkat parasitasi telur we-
awal pertumbuhan dengan menghisap cairan reng oleh Anagrus sp. pada tanaman kapas
tanaman pada daun. Jika dilakukan pengen- tumpang sari dengan kedelai dengan populasi
dalian dengan penyemprotan akan menyebab- wereng 23 nimfa per daun adalah 37% dan
kan peningkatan populasi penggerek buah yang populasi kompleks predator wereng mencapai
berakibat pada permasalahan hama yang le- 47 predator per tanaman (Putri, 2011). Pada
bih kompleks (Nurindah dan Sunarto, 2008). tingkat populasi wereng yang tinggi, tingkat
Salah satu komponen PHT kapas untuk mence- mortalitas oleh parasitoid dan predatornya
gah dan mengendalikan serangan wereng ini masih belum mencukupi. Hal ini ditunjukkan
adalah penggunaan varietas tahan wereng ka- gejala serangan dengan tingkat keparahan
pas. Sampai saat ini, varietas kapas unggul tinggi (skor≥3), sehingga sangat berpengaruh
yang mempunyai potensi produksi tinggi dan terhadap pertumbuhan tanaman dan pem-
telah dikembangkan, hanya mempunyai ka- bentukan square dan buah kapas. Untuk
rakter ketahanan moderat terhadap wereng dapat meningkatkan kinerja parasitoid dan
kapas (Sulistyowati dan Sumartini, 2009). Pa- predator wereng agar supaya dapat menjadi
da kondisi populasi wereng yang tinggi, vari- faktor pengendali mortalitas hama yang efek-
etas kapas dengan ketahanan moderat ter- tif, maka diperlukan peningkatan populasinya,
hadap serangga hama ini tidak dapat ber- sehingga laju perkembangan populasi wereng
tahan. Penggunaan insektisida sistemik ber- dapat dijaga pada tingkat yang tidak merusak.
bahan aktif imidakloprit yang diaplikasikan da- Atraktan yang berupa ekstrak tanaman
lam perlakuan benih sebelum ditanam hanya maupun senyawa sintetis dari ekstrak tana-
dapat menjaga ketahanan tanaman hingga 40 man dapat menarik kehadiran parasitoid mau-
hari setelah tanam (HST). Masa kritis tanam- pun predator pada suatu pertanaman. Kelom-
an kapas terhadap serangan serangga hama pok senyawa yang berhubungan dengan inte-
ini adalah dari tanaman mulai tumbuh hingga raksi antara tanaman dengan serangga yang
70 HST (Soebandrijo dan Gothama, 1988; mendapat banyak perhatian pada beberapa
Nurindah dan Indrayani, 2002). tahun terakhir ini adalah senyawa dari hijau
Penggunaan varietas kapas yang mem- daun (green-leaves volatile), C6 alkohol, alde-
punyai ketahanan moderat serta penerapan hid dan ester yang merupakan derivat dari
sistem tumpang sari kapas dengan palawija lypoxygenase pathway (LOX) (Bruinsma et al.,
dapat menekan laju perkembangan wereng 2010). Senyawa ini diemisikan oleh tanaman
kapas pada kondisi infestasi wereng yang segera setelah tanaman dimakan oleh herbi-
rendah. Penekanan laju perkembangan popu- vor dan dikenal sebagai herbivore-induced-
lasi wereng ini merupakan kinerja musuh ala- plant volatiles (HIPVs) (Turlings dan Wäckers.,

22
Nurindah et al.: Pemanfaatan ekstrak tanaman untuk atraktan predator ……..

2004; Turlings dan Ton, 2006; Unsicker, et al., an Tembakau dan Serat Malang. Penelitian
2009) dan digolongkan ke dalam kelompok laboratorium sebagai penelitian tahap per-
minyak atsiri. Komposisi dari HIPVs yang tama dilakukan pada April–Juni 2011. Pene-
dikeluarkan tanaman tergantung pada jenis litian lapangan dilaksanakan di pertanaman
serangan (Mithöfer et al., 2005), jenis her- kapas di Kebun Percobaan (KP) Asembagus,
bivora (Paré dan Tumlinson, 1996), dan cara Pasirian, dan Sumberrejo pada Juni–Oktober
peletakan telur serangga pada tanaman (Hilker 2011. Kondisi lingkungan laboratorium selama
dan Meiners, 2002). Produksi HIPV oleh ta- pengujian adalah suhu 25 oC ± 2 oC dan RH 70 ±
naman juga diaktivasi oleh sekresi oral se- 5%. Kondisi pengujian di lapangan adalah
rangga herbivora (Truitt et al., 2004; Truitt pertanaman kapas yang menunjukkan gejala
dan Pare, 2004; Schmelz et al., 2006). serangan wereng kapas Amrasca biguttulla
Senyawa yang diproduksi tanaman se- dengan skor kerusakan < 1,0 (gejala serangan
bagai reaksi pertahanan diri yang telah di- awal).
identifikasi meliputi 200 senyawa (Dicke dan Bahan tanaman yang digunakan untuk
van Loon, 2000). Telah banyak studi tentang diekstrak adalah daun kapas yang telah ter-
pemanfaatan HIPVs ini dalam aplikasi lapang- infestasi oleh A. biguttulla, batang dan daun
an dengan menggunakan senyawa volatil ter- jagung, dan daun teh hitam. Bahan tanaman
tentu atau campuran beberapa senyawa de- yang akan diekstraksi dipotong kecil-kecil dan
ngan perangkap untuk menentukan jenis mu- dikering-anginkan. Ekstraksi dilakukan dengan
suh alami yang tertarik terhadap senyawa vo- metode destilasi dan soxhletasi.
latil tersebut atau menguji satu jenis HIPVs
dalam plot kecil untuk mengevaluasi penga- Metode Destilasi
ruhnya terhadap keanekaragaman dan kelim- Bahan tanaman yang telah dikering-
pahan populasi musuh alami (James, 2005; anginkan dimasukkan ke dalam ketel penyu-
Lee, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk lingan yang telah berisi air dan diletakkan di
mengevaluasi ekstrak beberapa tanaman yang atas saringan ketel, kemudian ketel ditutup
diduga dapat berfungsi sebagai atraktan bagi rapat dan disambungkan dengan kondesor
parasitoid telur dan predator wereng kapas, yang telah dihubungkan dengan selang air.
yaitu minyak atsiri dari ekstrak daun kapas Ketel dipanaskan dengan menggunakan pem-
yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla, bakar bunsen selama 3−5 jam. Destilat yang
batang dan daun jagung, dan daun teh hitam dihasilkan dipisahkan secara ekstraksi dengan
(Malaleuca brachteata). Hasil evaluasi ekstrak menggunakan corong pisah. Campuran air
tanaman yang menunjukkan efektivitas tinggi dan minyak dikocok sehingga terbentuk dua
sebagai atraktan di tingkat laboratorium ke- lapisan, yaitu fraksi minyak pada lapisan atas
mudian diuji efektivitasnya di lapangan. dan fraksi air pada lapisan bawah. Fraksi air
dipisahkan dari fraksi minyak dengan menge-
luarkannya melaui corong terpisah, dan sete-
BAHAN DAN METODE lah terspisah fraksi minyak dimasukkan ke
dalam beaker glass. Dalam fraksi minyak di-
Penelitian ini terdiri atas kegiatan eks- tambahkan Mg2SO4 anhidrant untuk menghi-
traksi tanaman, analisa kandungan minyak langkan sisa-sisa air. Minyak atsiri yang telah
atsiri, pengujian minyak atsiri sebagai atraktan diperoleh dimasukkan ke dalam labu erlen-
predator dan parasitoid di laboratorium dan meyer dan ditutup rapat dengan aluminium
pengujian minyak atsiri di lapangan terhadap foil.
peningkatan populasi alami predator dan
parasitoid di pertanaman kapas. Penelitian la- Metode Soxhletasi
boratorium dilaksanakan di Laboratorium Bahan tanaman yang telah dikering-
Pengendalian Hayati, Balai Penelitian Tanam- anginkan dihaluskan, kemudian dimasukkan

23
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2011: 21-31

ke dalam kantung yang terbuat dari kertas sa- un-daun kapas yang dikumpulkan tersebut di-
ring dan dimasukkan dalam alat soxhlet. Pe- buat buket dan dimasukkan dalam toples dari
larut n-heksana dipanaskan dalam labu didih bahan mika yang di bagian tutupnya diberi
hingga menghasilkan uap yang masuk ke da- tabung gelas. Karena sifat dari parasitoid ada-
lam kondensor melalui pipa kecil dan keluar lah (-)-geotaktis (melakukan gerakan berla-
dalam fasa cair. Pelarut tersebut akan masuk wanan dari gaya gravitasi) dan (+)-fototaksis
ke dalam alat soxhletasi dan membasahi ba- (melakukan gerakan searah dengan keber-
han tanaman dalam kantung kertas saring dan adaan sinar), maka dengan penyusunan se-
tertahan di dalam selongsong sampai tinggi perti di atas akan memudahkan pengumpulan
pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi individu parasitoid untuk digunakan dalam
pelarut di selongsong, kemudian pelarut akan pengujian. Parasitoid yang muncul dari telur
mengalir kembali ke dalam labu didih. Proses yang terparasit dipindahkan ke tabung gelas
seperti ini diulang hingga 20 sirkulasi. Minyak yang lain dan diberi pakan larutan madu.
dalam n-hexana yang diperoleh dipisahkan se-
cara destilasi sederhana dan minyak atsiri yang Evaluasi Daya Tarik Ekstrak Tanaman
diperoleh disimpan di dalam labu erlenmeyer Terhadap Parasitoid Telur dan Preda-
dan ditutup rapat dengan aluminium foil. tor A. biguttulla
Pengujian daya tarik ekstrak tanaman ter-
Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri hadap parasitoid telur dan predator dilakukan
Identifikasi senyawa yang terdapat da- dengan menggunakan tabung Y untuk uji tanpa
lam minyak atsiri dilakukan dengan menggu- pilihan (uji senyawa vs kontrol) dan tabung X
nakan metode Gas Chromatography Mass untuk uji dengan pilihan.
Spectrometer (GC-MS) menggunakan kolom Pada uji tanpa pilihan dengan tabung Y,
supelcowax 10 (panjang 30 mm, diameter ekstrak tanaman dan pelarut diteteskan pada
0,25 mm). Analisis senyawa menggunakan kertas saring dan diletakkan masing-masing
GC-MS ini dilakukan di Laboratorium Pusat pada ujung tabung. Parasitoid atau predator
Analisis Kimia Universitas Negeri Malang. secara individu dimasukkan dalam tabung.
Jumlah serangga yang mendatangi kertas sa-
Penyiapan Serangga ring dengan ekstrak tanaman/kontrol dicatat.
Penyiapan serangga yang akan diguna- Pemaparan ekstrak tanaman terhadap parasi-
kan dalam uji di laboratorium meliputi serang- toid/predator tersebut dilakukan selama 30
ga predator dan parasitoid. menit. Untuk setiap pengujian digunakan ma-
Predator sing-masing 20 individu serangga predator/
Predator yang akan digunakan dalam parasitoid.
penelitian ini adalah kumbang kubah, sayap Pada uji dengan pilihan menggunakan
jala, dan kepik mirid. Predator ini dikumpul- tabung X, ekstrak ketiga tanaman (daun ka-
kan dari pertanaman kapas dengan meng- pas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla,
gunakan aspirator atau jaring serangga dan batang dan daun jagung, serta daun teh hi-
kemudian dimasukkan dalam sangkar serang- tam), dan pelarut (kontrol) diteteskan pada
ga secara terpisah. Predator dipelihara dengan kertas saring, kemudian kertas saring dengan
menggunakan mangsa telur dari ngengat be- masing-masing ekstrak tanaman dan kontrol
ras (Corcyra cephalonica Stainton). diletakkan pada setiap ujung tabung. Parasi-
Parasitoid toid atau predator dimasukkan ke dalam ta-
Parasitoid yang digunakan dalam peneli- bung melalui lubang yang terdapat di tengah
tian ini adalah parasitoid telur A. biguttulla. tabung. Pemaparan ekstrak tanaman terhadap
Parasitoid dikumpulkan dari daun kapas yang parasitoid dan predator tersebut dilakukan se-
telah terinfestasi oleh telur A. biguttulla. Da- lama 30 menit. Untuk setiap pengujian digu-

24
Nurindah et al.: Pemanfaatan ekstrak tanaman untuk atraktan predator ……..

nakan masing-masing 20 individu serangga disajikan pada Gambar 1 dan hasil analisis
predator/parasitoid. menggunakan GC-MS, komponen yang terde-
teksi pada puncak kromatogram dari masing-
masing minyak atsiri tersaji pada Tabel 1.
Pengujian Lapangan Ekstrak Tanam-
Pada kromatogram minyak atsiri daun
an Sebagai Atraktan Parasitoid Telur
kapas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla
dan Predator A. biguttulla
terdapat 5 puncak, daun jagung terdapat >16
Pengujian lapangan atraktan dari eks-
puncak, dan daun teh hitam terdapat 7 pun-
trak tanaman dilakukan pada pertanaman ka-
cak. Komponen utama dari ketiga minyak at-
pas. Pada pengujian ini digunakan varietas ka-
siri tersebut masing-masing adalah Trans-Cary-
pas yang terserang A. biguttulla, yaitu perta-
ophylene, Oleic acid, dan Methyl eugenol.
naman kapas di KP Asembagus, KP Pasirian
Trans-Caryophylene adalah bisiklik alami ses-
dan KP Sumberrejo. Perlakuan yang diterap-
quiterpene yang merupakan konstituen dari
kan sebagai atraktan adalah 3 jenis ekstrak
banyak minyak esensial, terutama terdapat
tanaman (daun kapas yang telah terinfestasi
pada minyak atsiri dari batang dan bunga
oleh A. biguttulla, batang dan daun jagung,
Syzygium aromaticum (cengkeh), Cannabis
serta daun teh hitam), 1 pelarut organik yang
sativa (ganja), dan Rosmarinus oficinalis (rose-
digunakan dalam ekstraksi, dan kontrol. Pe-
mary). Caryophylene yang diekstrak dari Oci-
ngujian disusun dalam rancangan acak kelom-
num species (basil) juga dilaporkan mempu-
pok yang diulang 4 kali.
nyai potensi sebagai antimikroba (Runyoro et
Pengujian yang dilakukan adalah dengan
al., 2010). Oleic acid (asam oleat) adalah
mengevaluasi ekstrak tanaman melalui meto-
asam lemak tak jenuh tunggal omega-9 yang
de ketertarikan parasitoid dan predator yang
ditemukan dalam banyak lemak hewan dan
diukur dengan perangkap. Aplikasi ekstrak ta-
nabati; dilaporkan juga sebagai sarana ko-
naman ini dilakukan dengan menggunakan dis-
munikasi dari serangga (Michaud dan Den-
penser yang diletakkan dalam perangkap. Dis-
linger, 2006). Eugenol adalah anggota dari
penser yang digunakan berupa tabung plastik
phenylpropanoids, banyak diekstrak dari be-
berisi kapas yang telah ditetesi senyawa eks-
berapa minyak atsiri, terutama dari cengkeh,
trak tanaman. Perangkap untuk predator be-
pala, kayu manis, kemangi, dan daun salam.
rupa botol plastik yang pada dua sisinya diberi
Metil eugenol merupakan komponen utama
lubang dan dipasang corong.Perangkap untuk
dari minyak atsiri dari M. brachteata. Methyl
parasitoid berupa kertas berbentuk segitiga
eugenol dilaporkan mempunyai aktivititas
(delta) yang bagian dalamnya berperekat. Pe-
sebagai antimikrobia (Runyoro et al., 2010).
rangkap dipasang di pertanaman kapas sela-
ma 24 jam dan parasitoid dan predator yang
Evaluasi Daya Tarik Beberapa Ekstrak
terperangkap diidentifikasi dan dihitung jum- Tanaman Terhadap Parasitoid Telur dan
lahnya. Predator A. biguttulla.
Uji daya tarik minyak atsiri dari daun ka-
HASIL DAN PEMBAHASAN pas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla,
batang dan daun jagung, dan daun M. brach-
Ekstraksi Tanaman teata terhadap predator (kumbang kembara,
Kandungan minyak atsiri dari daun ka- kumbang kubah, dan kepik mirid) dan parasi-
pas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla, toid telur A. biguttulla (Anagrus spp.) dilaku-
batang dan daun jagung, dan daun teh hitam kan dengan uji tanpa pilihan dengan meng-
masing-masing adalah 0,347%, 0,894%, dan gunakan tabung Y dan uji dengan pilihan de-
0,911%. Hasil Gas Chromatography Mass Spec- ngan menggunakan tabung X. Hasil uji tanpa
trometer (GC-MS) dari minyak atsiri tersebut pilihan dan dengan pilihan dengan mengguna-

25
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2011: 21-31

Gambar 1. Kromatogram hasil Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS) dari minyak atsiri
yang terkandung dalam: (A) daun kapas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla, (B)
Batang dan daun jagung, dan (C) Daun teh hitam.

kan tabung X dan Y tersaji masing-masing pa- mirid tidak mempunyai preferensi yang spe-
da Gambar 2 dan Tabel 2. sifik terhadap ketiga minyak atsiri yang diuji,
Pada uji tanpa pilihan terlihat bahwa yang ditunjukkan dengan preferensi yang sama
kumbang kubah dan kumbang kembara lebih terhadap minyak atsiri maupun kontrol. Pada
tertarik mendatangi area kontrol dibandingkan uji tanpa pilihan ini menunjukkan bahwa para-
ke area minyak atsiri dari ekstrak kapas yang sitoid telur menunjukkan preferensi yang tinggi
terinfestasi A. biguttulla maupun ekstrak daun terhadap minyak atsiri dari ekstrak kapas yang
M. brachteata, dan tidak menunjukkan keter- terinfestasi A. biguttulla maupun ekstrak daun
tarikan yang spesifik terhadap minyak atsiri M. brachteata, dan tidak menunjukkan keter-
dari ekstrak daun dan batang jagung. Kepik

26
Nurindah et al.: Pemanfaatan ekstrak tanaman untuk atraktan predator ……..

Tabel 1. Komponen dalam minyak atsiri daun kapas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla (1), batang
dan daun jagung (2), dan daun teh hitam (3): waktu retensi dan persentase area kandungan
Daun kapas Batang dan daun jagung Daun teh hitam
Waktu Waktu Waktu
Area Area Nama Area Nama
retensi Nama komponen retensi retensi
(%) (%) komponen (%) komponen
(mnt) (mnt) (mnt)
3,258 42,11 Trans-Caryo- 1,533 16,58 metil eugenol 3,225 0,69 Trans-
phylene Caryophylene
3,707 10,15 Cis-alpha-humu- 1,649 5,80 Citronellol 3,951 0,52 Germacrene-D
lene, Cis-alpha-
bisabolene,
Trans-ocimene
1,983 22,20 Oleic acid 4,884 0,18 2,3-dihydro-1,
1,5,6-tetra me-
thyl-IH-Indene
2,522 5,80 trans phytol
2,665 4,45 9-dodecenol 6,338 97,70 Metil
eugenol
4,011 1,44 Trans-Caryophy- 3,159 2,46 octadecyl 6,980 0,56 Cinnamic acid
lene,(Z)-cis- alpha- fluoride metil ester
bergamotene.
3,265 10,21 stearic acid
3,893 15,11 linoleic acid
6,287 11,30 Benzene, Trans- 4,475 4,11 isotetradecane 7,751 0, 19 Eugenol
metil iso-eugenol
15,548 3,84 hidroksilamin

tarikan yang spesifik terhadap minyak atsiri Pengujian Lapangan Ekstrak Tanaman
dari ekstrak daun dan batang jagung. Sebagai Atraktan Parasitoid Telur dan
Pada uji dengan pilihan terlihat bahwa Predator A. biguttulla
predator maupun parasitoid menunjukkan suatu Dalam pengujian lapangan ekstrak tana-
ketertarikan terhadap minyak atsiri yang diuji, man sebagai atraktan parasitoid dan predator
yang ditunjukkan dengan rendahnya jumlah A. biguttulla diperoleh hasil yang menunjukkan
individu yang tidak menunjukkan respon (Ta- bahwa minyak atsiri yang diuji tidak menun-
bel 2). Dalam uji ini terlihat bahwa kumbang jukkan pengaruh positif terhadap peningkatan
kembara, kumbang kubah, dan kepik mirid le- populasi predator, tetapi mempunyai penga-
bih tertarik terhadap minyak atsiri dari ekstrak ruh terhadap peningkatan populasi parasitoid
daun kapas yang terinfestasi oleh A. biguttulla (Gambar 3). Tidak adanya pengaruh terhadap
dibandingkan dengan minyak atsiri dari eks- peningkatan populasi predator ditunjukkan
trak daun dan batang jagung maupun minyak dengan jumlah individu predator pada per-
atsiri dari daun M. brachteata, sedangkan pre- lakuan penambahan minyak atsiri yang ter-
dator sayap jala tidak menunjukkan keter- perangkap tidak berbeda nyata dengan jum-
tarikan yang spesifik terhadap minyak atsiri lah individu yang terperangkap pada perlaku-
yang diuji. Predator-predator yang diuji me- an kontrol, sedangkan pengaruh positif terha-
nunjukkan preferensi yang rendah terhadap dap peningkatan parasitoid ditunjukkan de-
minyak atsiri dari ekstrak daun M. brachteata ngan jumlah individu yang terperangkap pada
yang komponen utamanya adalah metil euge- perangkap dengan minyak atsiri dari ekstrak
nol. Parasitoid telur wereng kapas Anagrus sp. daun kapas yang terinfestasi oleh A. biguttulla
menunjukkan ketertarikan yang lebih terha- dan dari ekstrak M. brachteata lebih banyak
dap minyak atsiri dari ekstrak daun kapas yang dibandingkan kontrol (Gambar 2). Peningkat-
terinfestasi oleh A. biguttulla dan daun teh an populasi parasitoid pada perlakuan ekstrak
hitam. daun kapas yang terserang A. biguttulla dan

27
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2011: 21-31

35
30
25

Jumlah individu
20
15
10
5
0
Kumbang Kubah Kumbang Kembara Kepik Mirid Parasitoid telur
Kapas Kontrol

20

15
Jumlah individu

10

0
Kumbang Kubah Kumbang Kembara Kepik Mirid Parasitoid telur
Jagung Kontrol

30

25
Jumlah individu

20

15

10

0
Kumbang Kubah Kumbang Kembara Kepik Mirid Parasitoid telur
Melalaeuca Kontrol

Gambar 2. Jumlah individu predator dan parasitoid telur wereng kapas (Rata-
rata ± S.E.) yang tertarik pada minyak atsiri dari daun kapas yang
telah terinfestasi oleh A. biguttulla, batang dan daun jagung, daun M.
brachteata, dan Kontrol dalam uji tanpa pilihan di laboratorium
menggunakan tabung Y. menunjukkan perbedaan nyata
berdasarkan uji t-test berpasangan.

daun teh hitam masing-masing 176 dan 147% kan hasil yang konsisten, yaitu parasitoid telur
dari populasi kontrol. menunjukkan preferensinya terhadap minyak
Dalam uji preferensi predator/parasitoid atsiri dari ekstrak daun kapas yang terinfestasi
terhadap minyak atsiri dari ekstrak tanaman A. biguttulla dan ekstrak daun teh hitam
yang dilakukan di laboratorium dengan meto- (Gambar 2 dan Tabel 2). Hal ini menunjukkan
de tanpa pilihan dan dengan pilihan didapat- bahwa parasitoid responsif terhadap sinyal

28
Nurindah et al.: Pemanfaatan ekstrak tanaman untuk atraktan predator ……..

Tabel 2. Jumlah individu predator dan parasitoid ataupun metil eugenol dapat berfungsi sebagai
telur wereng kapas yang tertarik pada antimikroba, tetapi bersama-sama dengan
minyak atsiri dari daun kapas, batang
komponen lain penyusun minyak atsiri daun
dan daun jagung, dan daun teh hitam.
dalam uji dengan pilihan di laboratorium kapas yang terserang A. biguttulla atau mi-
menggunakan tabung X nyak atsiri daun teh hitam secara spesifik da-
Ekstrak/minyak atsiri
pat digunakan sebagai atraktan parasitoid we-
Predator/Parasitoid
1 2 3 4 5
reng kapas. Hasil penelitian dapat dikembang-
Kumbang kembara 2,6 c 3,4 d 0,4 a 1,4 b 1,1 b
kan untuk dapat dimanfaatkannya ekstrak ta-
Kumbang kubah 5,3 c 2,7 b 1,0 a 2,2 b 0,3 a
naman sebagai parasitoid wereng yang menye-
Kepik mirid 4,8 d 2,9 c 0,6 a 1,6 b 0,1 a
rang tanaman lain, misalnya wereng cokelat
Sayap jala 0,9 1,4 0,2 0,5 0,0
pada padi.
Anagrus spp. 1,3 b 0,3 a 1,5 b 0,6 a 0,8 a Predator menunjukkan respon keterta-
Keterangan: rikan yang tidak konsisten terhadap minyak
1. (1) daun kapas yang telah terinfestasi oleh A. atsiri dari ekstrak tanaman yang diuji pada uji
biguttulla, (2) batang dan daun jagung, (3) da- tanpa pilihan dan uji dengan pilihan di labora-
un teh hitam, (4) Kontrol, dan (5) Tanpa respon. torium (Gambar 3 dan Tabel 2). Hal ini dapat
2. Angka rata-rata jumlah spesies individu pre- terjadi karena foraging behavior predator pada
dator/parasitoid telur yang tertarik pada ekstrak umumnya tidak berdasarkan chemical cues dari
tertentu (pada baris yang sama) diikuti oleh huruf
tanaman inang, tetapi lebih berdasarkan pada
yang berbeda menunjukkan jumlah yang ber-
beda (P < 0,01) berdasarkan uji Tukey.
keberadaan mangsa. Walaupun demikian, HIPVs
sintetik telah banyak digunakan dalam per-
cobaan lapangan untuk menarik parasitoid
kimia (chemical cues) dalam perilaku pencari- maupun predator atau untuk menginduksi ta-
an (foraging behavior) yang berhubungan de- naman supaya memproduksi HIPVs. Misalnya,
ngan kehidupannya, yaitu pencairan makanan aplikasi methyl salicylate (MeSA) and (Z)-3-
atau inang. Telah banyak dilaporkan bahwa hexenyl acetate (HA) pada padang golf dapat
chemical cues atau infochemicals berperan pen- menarik Chrysopa nigricornis Burmeister (Chry-
ting dalam proses penemuan lokasi inang dan sopidae), Geocoris pallens Stal. (Geocoridae),
infochemicals tersebut dapat berasal dari ta- Stethorus punctum picipes (Casey) (Coccinel-
naman yang dimakan oleh inang parasitoid lidae), dan Syrphidae (James, 2003). Predator
tersebut (Steidle dan van Loon, 2003; Turlings yang tertarik pada HA adalah Deraeocoris
dan Wäckers, 2004). brevis (Uhler), Orius tristicolor (White) dan S.
Komponen utama minyak atsiri dari eks- punctum picipes.
trak daun kapas yang terinfeksi A. biguttulla dan Pada pengujian lapangan minyak atsiri
daun teh hitam masing-masing diidentifikasi dari ekstrak tanaman yang diuji tidak menun-
sebagai Trans-Caryophylene dan etil eugenol jukkan pengaruh yang jelas terhadap pening-
(Tabel 1). Caryophylene dan metil eugenol katan populasi predator, tetapi menunjukkan
telah dilaporkan sebagai senyawa organik pengaruh positif terhadap peningkatan popu-
yang aktivitasnya dimanfaatkan sebagai anti- lasi parasitoid (Gambar 3). Minyak atsiri yang
mikroba (Runyoro et al., 2010). Selain itu, menunjukkan pengaruh positif tersebut adalah
metil eugenol juga dilaporkan dapat berfungsi dari ekstrak daun kapas yang terinfestasi oleh
sebagai atraktan lalat buah jantan, Bractocera A. biguttulla dan dari ekstrak daun teh hitam.
spp. (Diptera: Thephrididae) dan telah diman- Hasil ini menunjukkan konsistensi dari hasil uji
faatkan dalam program pengendaliannya (Shelly olfaktometri di laboratorium. Dengan demiki-
et al., 2011). Caryophylene dan metil eugenol an, ekstrak tanaman yang mengandung trans-
belum pernah dilaporkan sebagai komponen caryophylene dan metil eugenol dapat digu-
utama atraktan parasitoid. Hal ini dapat komponen utama jasmonic acid dilaporkan se-
terjadi karena secara tunggal Caryophylene

29
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2011: 21-31

terperangkap/perangkap
6
Jumlah individu
b b
4 ab
a
2

0
Parasitoid Coleoptera Hemiptera
Kapas Jagung Malaleuca Kontrol

Gambar 3. Jumlah individu predator dan parasitoid telur wereng kapas yang terperangkap pada pe-
rangkap dengan minyak atsiri dari daun kapas yang telah terinfestasi oleh A. biguttulla,
batang dan daun jagung, daun M. brachteata dan Kontrol. Pengujian dilakukan di per-
tanaman kapas yang menunjukkan gejala serangan A. biguttulla berumur 60-80 hari.
Huruf berbeda yang terdapat di atas batang diagram pada Parasitoid menunjukkan
jumlah individu parasitoid yang berbeda nyata (P < 0,01) berdasarkan Uji Tukey.

bagai atraktan yang efektif terhadap para- yono yang telah membantu pelaksanaan la-
sitoid wereng padi (Lou et al., 2005). pangan, masing-masing di KP Asembagus, KP
Pasirian dan KP Sumberrejo. Penulis juga me-
ngucapkan terima kasih kepada Dr. Suryani
KESIMPULAN Wonorahardjo yang telah membantu meng-
interprestasikan hasil GC, sehingga dapat di-
Dari hasil serangkaian penelitian labora- mengerti. Penelitian ini dilakukan dengan
torium dan lapangan dapat disimpulkan se- menggunakan dana dari Program Riset Insen-
bagai berikut: tif Terapan Kementerian Riset dan Teknologi
1. Minyak atsiri dari ekstrak daun kapas yang Tahun Anggaran 2011.
terserang A. biguttulla dan daun teh hitam
dapat dimanfaatkan sebagai atraktan para- DAFTAR PUSTAKA
sitoid telur wereng kapas dari genus Ana-
grus. Bruinsma, M., S. van Broekhoven, E.H. Poelman,
2. Parasitoid telur menunjukkan respon positif M.A. Posthumus, M.J. Muller, J.J.A. van Loon,
terhadap minyak atsiri dari ekstrak daun M. Dicke. 2010. Inhibition of lipoxygenase af-
kapas yang terserang A. biguttulla dan da- fects induction of both direct and indirect plant
defences against herbivorous insects. Oeco-
un teh hitam dalam uji olfaktometri di labo-
logia 162(2):393–404.
ratorium.
Dicke, M. and J.J.A. van Loon, 2000. Multitrophic
3. Pada uji lapangan, peningkatan populasi
effects of herbivore-induced plant volatiles in
parasitoid di lapangan dengan penambah- an evolutionary context. Entomologia Experi-
an atraktan dari ekstrak daun kapas yang mentalis et Applicata 97:237–249.
terserang A. biguttulla dan daun teh hitam Hilker, M. and T. Meiners. 2002. Induction of plant
mencapai 176% dibandingkan kontrol. responses to oviposition and feeding by her-
bivorous arthropods: a comparison. Entomo-
logia Experimentalis et Applicata 104:181–192.
UCAPAN TERIMA KASIH
James, D.G. 2003. Field evaluation of herbivore-
induced plant volatiles as attractants for be-
Penulis mengucapkan terima kasih ke-
neficial insects: methyl salicylate and the
pada Sdr. Syamsul Arief, M Yasin, dan Supri-

30
Nurindah et al.: Pemanfaatan ekstrak tanaman untuk atraktan predator ……..

green lacewing, Chrysopa nigricornis. Journal tial oils of four Ocimum species growing in
of Chemical Ecology 29:1601–1609. Tanzania. Food Chemistry 119: 311–316.
James, D.G. 2005. Further field evaluation of syn- Schmelz, E.A., M.J. Carroll, S. Le Clere, S.M. Phipps,
thetic herbivore-induced plant volatiles as at- J. Meredith, P.S. Chourey, H.T. Alborn, and
tractants for beneficial insects. Journal of Che- P.E.A. Teal. 2006. Fragments of ATP synthase
mical Ecology 31:481–495. mediate plant perception of insect attack. Pro-
ceedings of the National Academy of Sciences
Lee, J.C. 2010. Effect of methyl salicylate-based
of the United States of America 103:8894–
lures on beneficial and pest arthropods in straw-
8899.
berry. Environmental Entomology 39:653–660.
Shelly, T.E., R. Kurashima, J. Nishimoto, A. Diaz, J.
Lou, Y.G., M.H. Du, T.C.J. Turlings, J.Cheng, and
Leathers, M. War, and D. Joseph. 2011. Cap-
W.F. Shan. 2005. Exogenous application of
ture of Bactrocera fruit flies (Diptera: Tephri-
jas-monic acid induces volatile emissions in
tidae) in traps baited with liquid Versus solid
rice and enhances parasitism of Nilaparvata
formulations of male lures. Journal of Asia-
lugens eggs by the parasitoid Anagrus nila-
Pacific Entomology 14:463–467.
parvatae. Journal of Chemical Ecology 31:
1985–2002. Soebandrijo dan A.A.A. Gothama. 1988. Serangga
hama kapas. Balai Penelitian Tembakau dan
Michaud, M.R. and D.L. Denlinger. 2006. Oleicacid Tanaman Serat. Hlm. 46.
is elevated in cell membranes during rapid
cold-hardening and pupal diapause in the Steidle, J.L.M. and J.J.A. van Loon. 2003. Dietary
flesh fly, Sarcophaga crassipalpis. Journal of specialization and infochemical use in carni-
Insect Physiology 52(10):1073–1082. vorous arthropods: testing a concept. Ento-
mologica Experimentalis et Applicata 108:
Mithöfer, A., G. Wanner, and W. Boland. 2005. 133–148.
Effects of feeding Spodoptera littoralis on lima
bean leaves. II. Continuous mechanical wound- Sulistyowati, E. dan S. Sumartini. 2009. Kanesia
ing resembling insect feeding is sufficient to 10 – Kanesia 14: Empat varietas kapas baru
elicit herbivory-related volatile emission. Plant berproduksi tinggi. Jurnal Tanaman Perke-
Physiology 137:1160–1168. bunan 15(1):24–32.
Truitt, C.L. and P.W. Pare. 2004. Insitu transloca-
Nurindah dan IG.A.A. Indrayani. 2002. Musuh alami
tion of volicitin by beet armyworm larvae to
serangga hama kapas. Hal 144−158. Dalam
maize and systemic immobility of the her-
Monograf Balittas No. 7: Kapas, Buku 2. Balai
bivore elicitor in planta. Planta 218:999–1007.
Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Ma-
lang. Truitt, C.L., H.X. Wei, P.W. Pare. 2004. A plasma
membrane protein from Zea mays binds with
Nurindah dan D.A. Sunarto. 2008. Konservasi musuh
the herbivore elicit or volicitin. Plant Cell 16:
alami serangga hama sebagai kunci keberha- 523–532.
silan PHT kapas. Perspektif 7(7):1–11.
Turlings, T.C.J. and J. Ton. 2006. Exploiting scents of
Paré, P.W. and J.H. Tumlinson. 1996. Plant volatile distress: the prospect of manipulating herbi-
signals in response to herbivore feeding. Flo- vore-induced plant odours to enhance the
rida Entomologist 79:93–103. control of agricultural pests. Current Opinion
Putri, Y.S.I. 2011. Kelimpahan parasitoid telur Am- in Plant Biology 9:421–427.
rasca biguttulla (Ishida) (Hemiptera: Ciccadelli- Turlings, T.C. and F. Wäckers. 2004. Recruitment
dae) pada pola tanam kapas monokultur dan of predator and parasitoid by herbivore-in-
tumpangsari dengan kedelai. Skripsi S1 Jurus- duced plants. Advances in Insect Chemical
an Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Ecology 2:21–75.
Hlm. 39.
Unsicker, S.B., G. Kunert, and J. Gershenzon. 2009.
Runyoro, D., O. Ngassapa, K. Vagionas, N.A. Grai- Protective perfumes: the role of vegetative vo-
kou, and I.K. Chinou. 2010. Chemical compo- latiles in plant defense against herbivores. Cur-
sition and antimicrobial activity of the essen- rent Opinion in Plant Biology 12(4):479–485.

31

Anda mungkin juga menyukai