Anda di halaman 1dari 38

Gizi Usia Lanjut

l
ria
com T
ce. 5
te!
Oleh:
r. ea
an
Dr. Fatmah, SKM, MSc
nu
FC
w
ww
PD
OUTLINE

l
ria
com T
 DEFINISI GIZI

ce. 5
 FUNGSI BERBAGAI ZAT GIZI

te!
 STANDARD MAKANAN BAGI LANSIA
r. ea
an
 MACAM-MACAM DIET DAN CARA
nu
FC
MEMBUAT METODE SONDE
w
ww
PD
Apakah Definisi Gizi?

l
ria
Berasal dari bahasa Arab:

com T
►“Al Gizzai”

ce. 5
te!
►Artinya: makanan yang
r. ea
an
bermanfaat untuk kesehatan
nu
FC
w
ww
PD
PD
FC
ww
wr. ea
nu
an te!
ce. 5
com T
ria
l
FUNGSI BERBAGAI ZAT GIZI
Pendahuluan (1)

l
ria
Gizi  peran penting pada lansia

com T
 upaya meningkatkan derajat kesehatan &

ce. 5
mencegah penyakit

te!
Asupan adekuat  untuk
r. ea
Kebutuhan mikronutrien

an
cenderung tetap dibanding proses metabolisme &
menurunkan risiko
dewasa
nu
FC
penyakit kronis
w
ww
PD

Asupan kurang &


Lansia rentan defisiensi
perubahan fisiologis
mikronutrien
akibat menua
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Terkait Kebutuhan Gizi Lansia

l
ria
 Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori

com T
menurun, status gizi lansia cenderung mengalami

ce. 5
kegemukan/obesitas

te!
 Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang
r. ea
an
dipakai sedikit, akibatnya cenderung kegemukan/
obesitas nu
FC
w
 Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi
ww
PD

berlebihan, akibatnya cenderung kegemukan/


obesitas
Zat Gizi Makro

l
ria
 Zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah tinggi

com T
oleh tubuh (dalam satuan gram)

ce. 5
te!

r. ea
Terdiri dari 3 komponen, yaitu:

an
 Karbohidrat
nu
FC
 Lemak
w
ww

 Protein
PD
Zat Gizi Makro dan Lansia

l
ria
Terjadi perubahan dalam metabolisme (TEE

com T
dan REE) serta aktivitas fisik

ce. 5
te!
r. ea
Perubahan pemakaian energi dan

an
komposisi tubuh
nu
FC
w
ww
PD

Terjadi perubahan kebutuhan zat gizi makro


PD
FC
ww
wr. ea
nu
an te!
ce. 5
com T
ria
l
Food-Pyramid untuk Lansia
Karbohidrat dan Serat

l
ria
 Dalam The Dietary Guidelines for

com T
Americans→ meningkatkan

ce. 5
konsumsi karbohidrat kompleks

te!
serta menurunkan konsumsi gula
sederhana
r. ea
an
 Kebutuhan karbohidrat pada usia
nu
FC
70 tahun ke atas:
w
ww
 laki-laki : 51 persen
PD

 wanita : 54 persen
 karbohidrat berupa serat sebanyak
21 sampai 30 gram per hari
(diimbangi cairan)
Protein

l
ria
 Nitrogen total tubuh menurun dari 1,320 gram pada rata-rata

com T
dewasa muda menjadi 1,070 gram rata-rata pada usia lanjut

ce. 5
 Penurunan massa otot dan massa organ bisa menurunkan
kebutuhan protein dan asam amino untuk mempertahankan

te!
jaringan

r. ea
Para peneliti menyimpulkan bahwa lansia membutuhkan 1 g/kg BB

an
protein untuk tersedianya keseimbangan nitrogen dalam tubuh

nu
Kalori yang cukup diperlukan untuk penggunaan protein secara
FC
efisien dalam perkembangan dan perbaikan jaringan
w
 Infeksi-infeksi seperti infeksi saluran kemih dan
ww
PD

radang yang disebabkan osteoarthritis


menyebabkan hilangnya simpanan protein
tubuh sebagai akibat dari pelepasan dan
aksi hormon kortikosteroid.
Lemak

l
ria
 Kebutuhan lemak tidak banyak berubah oleh

com T
umur.

ce. 5
te!
 Mengurangi jumlah lemak jenuh dalam
konsumsi dan menjaga asupan total lemak
r. ea
an
sebanyak 30% untuk lansia dengan aktifitas
nu
FC
yang monoton (sedentary) dan 35% untuk
w
lansia aktif.
ww
PD

 Pengkonsumsian lemak jenuh tidak boleh


lebih dari 8% dari energi total.
Makanan Selingan

l
ria
 Lansia → jarang memakan makanan selingan

com T
 Dua per tiga dari individu usia 70 tahun ke atas

ce. 5
mengonsumsi makanan selingan yang mengandung

te!
12 persen dari total energi:

r. ea
7 persen dari keseluruhan konsumsi

an
protein
nu
FC
w
 10-11 persen dari
ww
PD

keseluruhan konsumsi lemak

 13-14 persen dari


keseluruhan konsumsi
karbohidrat.
 Karbohidrat : 51%  laki-laki
54%  perempuan

l
ria
 Protein : 1-1.25 g/kg BB

com T
 Lemak : 30% dari total energi (sedentary)

ce. 5
35% dari total energi (aktif)

te!
 Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh
r. ea
an
apa yang dikonsumsi lansia itu. Asupan
nu
FC
mikronutrien dan mikronutrien yang
w
seimbang dan sesuai kebutuhan lansia
ww
PD

dapat membawa lansia ke status gizi yang


baik.
Gambaran umum gangguan
mikronutrien pada lansia

l
ria
com T
 Asupan kurang, perubahan kebutuhan,
metabolisme berubah, hipervitaminosis

ce. 5
 Peningkatan lemak tubuh  vitamin larut lemak

te!
disimpan dalam jumlah cukup

r. ea
Vitamin larut air dapat habis bila asupan

an
kurang, kecuali yang disimpan dalam hati
nu
FC
 Defisiensi kombinasi antara mikro &
w
makronutrien
ww
PD

 Gejala samar & atipikal  diagnosa


berdasarkan manifestasi klinis dapat menunda
pengobatan
PD
FC
ww
VITAMIN
ASUPAN

wr. ea
nu
an te!
ce. 5
com T
ria
l
Kebutuhan vitamin lansia
(AKG, Kemenkes 2013)

l
ria
Vit

com T
Jenis kel & Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B1 Vit B2 Vit B3 Vit B5 Vit B6 Vit B9 Biotin Kolin Vit C
B12
Usia (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (mg) (mg)

ce. 5
(mcg)

Laki-laki

te!
30-49 th 600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90

r. ea
an
50-64 th 600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90

65-80 th 600 20 15 65 1,0


nu
1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
FC
w
>80 th 600 20 15 65 0,8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
ww
PD

Perempuan

30-49 th 500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75

50-64 th 500 15 15 55 1,0 1,1 10 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75

65-80 th 500 20 15 55 0,8 0,9 9 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75

>80 th 500 20 15 55 0,7 0,9 8 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75


Kebutuhan vitamin lansia
(IOM, 2010)

l
com T
ria
ce. 5
Vit Vit Vit Vit Vit Vit
Jenis kel & Vit A Vit D Vit E Vit K Vit B9 Biotin Kolin Vit C
B1 B2 B3 B5 B6 B12

te!
Usia (mcg) (mcg) (mg) (mcg) (mcg) (mg) (mg) (mg)
(mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mcg)

Laki-laki

r. ea
an
31-50 th 900 15 15 120 1,2 1,3 16 5 1,3 400 2,4 30 550 90

nu
FC
51-70 th 900 15 15 120 1,2 1,3 16 5 1,7 400 2,4 30 550 90
w
>70 th 900 20 15 120 1,2 1,3 16 5 1,7 400 2,4 30 550 90
ww
PD

Perempuan

31-50 th 700 15 15 90 1,1 1,1 14 5 1,3 400 2,4 30 425 75


51-70 th 700 15 15 90 1,1 1,1 14 5 1,5 400 2,4 30 425 75
>70 th 700 20 15 90 1,1 1,1 14 5 1,5 400 2,4 30 425 75
Seng
DAMPAK : Retardasi pertumbuhan, diare, Seng

l
ria
anoreksia, defisiensi imun, rambut rontok, • AKG  13 mg utk pria & 10 mg
penyembuhan luka buruk & adaptasi gelap utk wanita.
buruk. • SUMBER : daging, makanan laut,

com T
Lansia dgn penyakit kronis  terjadi anoreksia produk susu, biji-bijian, kacang-
kacangan

ce. 5
te!
Fungsi
• Blm ada penelitian memadai • Proliferasi dan pertumbuhan sel,
pemberian suplemen pd lansia. apoptosis, fungsi kekebalan
• Suplementasi dpt membantu
r. ea tubuh, & metabolisme oksidatif.

an
penyembuhan luka & ulkus dekubitus,dpt
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh &
nu
FC
menghambat laju degenerasi makula pd
w
lansia (Lipschitz, 2003). Penyebab
ww
• Penyerapan menurun karena
PD

mengkonsumsi chelating agent,


pencahar, antasida,
mengkonsumsi suplemen kalsium
& besi.
Kelebihan (40 mg/hari) gangguan respon imun, metabolisme
tembaga & profil kolestero yg buruk. Tingginya kadar seng telah
terkait dgn pengendapan peptida beta amiloid beta (Morley, 2007).
Suplemen (1)

l
ria
com T
• teori radikal bebas pd penuaan

ce. 5
Pertama dikembangkan oleh Dr. Denham

te!
Harman pada tahun 1954
r. ea
an
• Populasi lansia Amerika bertambah dan
nu
FC
usia harapan hidup semakin panjang,
w
Kedua
tapi secara bersamaan kejadian
ww
PD

penyakit kronis semakin meningkat.


Suplemen (2)

l
ria
Dasar awal penggunaan suplemen  mencegah defisiensi.
Sekarang  memberikan perlindungan pd lansia, dr kanker,

com T
penyakit aterosklerosis, gangguan neurodegeneratif,
infeksi, katarak, kelainan darah, &mungkin proses penuaan.

ce. 5
te!
Studi mnunjukkan bahwa vitamin yang dikonsumsi dalam
r. ea
bentuk alami akan menurunkan insiden penyakit

an
kardiovaskular dan kanker.  (ACS) dianjurkan tidak

nu
kurang dari lima porsi buah dan sayuran setiap hari.
FC
w
ww
PD

Penggunaan suplemen pd LANSIA luas sbg alternatif


pengobatan medis  XXX
Suplemen dikonsumsi oleh sekitar 20-60 % lansia (Morley,
2007).
Suplemen (3)

l
ria
com T
• Toksisitas vitamin  jarang tp bisa

ce. 5
Perhatian • Interaksi obat dan vitamin 

te!
polifarmasi pada lansia.
r. ea
an
• kemampuan vitamin antioksidan dlm
nu
bentuk suplemen  mencegah
FC
Belum perkembangan penyakit
w
terbukti
ww
aterosklerosis/kanker pada lansia. 
PD

kontroversi (Hajjar, 2007)


Dosis Suplemen

l
Suplemen Dosis

com T
ria
Vitamin A multivitamin <2500 IU vitamin A atau suplemen yang mengandung
5000 IU vitamin A (50%-nya = betakaroten)

ce. 5
Vitamin D 400-600 IU /hari, dengan sisanya diperoleh dengan diet.

te!
Dosis tinggi dua tahunan pengganti oral (10.000 sampai 100.000
IU) atau suntikan intramuskular tahunan (150.000 IU)

r. ea
an
Vitamin E Suplemen 200 IU dari sumber natural d-alfa-tokoferol 

nu
dikonsumsi bersama lemak
FC
Vit B6 Minimal 2 mg
w
ww
Vit B12 100-400 mg
PD

Vit C 400 mg/hari (termasuk dr makanan) bagi yang berisiko tinggi


penyakit kronis
Kalsium 800-1000 mg
Mutivitamin Diberikan pada lansia yg harus menjalani diet kalori sangat rendah
atau yang terganggu kondisi penyerapan, pencernaan serta
Suplemen (4)

l
ria
com T
• vitamin D, B6, asam folat, kalsium

ce. 5
Suplemen
seng, dan suplemen dengan komposisi

te!
yg boleh
antioksidan seperti beta karoten,
diberikan
likopen, vitamin C, vitamin E dan
r. ea
an
pd lansia
selenium (Fatmah, 2010).
nu
FC
• Bersumber dr makanan
w
Asupan
ww

• Asupan SUPLEMEN tidak BOLEH LBH


PD

terbaik
DARI 100% AKG
PD
FC
ww
wr. ea
nu
an te!
ce. 5
BAGI LANSIA

com T
ria
l
STANDARD MAKANAN
Menyusun menu lansia berpedoman pada
prinsip gizi seimbang yaitu:

l
ria
1. Batasi makanan berlemak, manis, dan

com T
tepung-tepungan.

ce. 5
te!
2. Batasi makanan peningkat kadar asam

r. ea
urat (jeroan, seafood, jamur, kacang-

an
nu
kacangan, daun melinjo, emping melinjo,
FC
w
kangkung, bayam, durian).
ww
PD

3. Perbanyak makan buah & sayur segar


4. Minum air putih maksimal 1,5 liter
5. Batasi garam maksimal 4 gram (= 1
sendok teh) /hari.

l
ria
6. Pilih tekstur dan cita rasa makanan/

com T
ce. 5
minuman yang netral

te!
r. ea
an
nu
FC
w
ww
PD
MACAM-MACAM DIET BAGI
LANSIA

l
ria
Diet bagi dislipidemia:

com T
1.

ce. 5
- Kurangi lemak mentega (mentega, susu, krim,

te!
keju)
r. ea
- Kurangi lemak hewani (sapi, kambing, ayam)

an
nu
2. Diet bagi obesitas
FC
w
Diet Kalori Sangat Rendah (DKSR) 800 kkal
ww
PD

selama 12-16 minggu ----- Diet Kalori Rendah


1000-1200 kkal selama 24 minggu – 5 thn
3. Diet penderita diabetes mellitus:
Asupan karbohidrat 55-70%, protein 15-20%,

l
ria
lemak 20-30%.

com T
Konsumsi sereal oat yang rendah karbohidrat.

ce. 5
Konsumsi makanan rendah protein.

te!
Batasi aupan lemak maksimal 40%.
r. ea
an
Ubah beras putih (IG tinggi) dengan beras merah
nu
FC
atau umbi-umbian (IG rendah).
w
ww
Perbanyak asupan buah dan sayur sumber
PD

vitamin A dan vitamin C


3. Diet penderita hipertensi
- Konsumsi susu skim rendah lemak, kentang,

l
ria
kuaci, beras merah, kacang merah, pisang

com T
- Hindari makanan kaleng, tinggi lemak,

ce. 5
alkohol; dan batasi asupan ikan salmon,

te!
sarden, dan mackarel.
r. ea
an
- Diet asupan garam:
nu
FC
Diet rendah garam 1:
w
ww
untuk penderita hipertensi berat tidak
PD

menambahkan garam dapur pada makanan.


b. Diet rendah garam II:
bagi penderita hipertensi sedang (100-114

l
ria
mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam

com T
dapur.

ce. 5
c. Diet rendah garam III:

te!
bagi penderita hipertensi ringan (diastole kurang
r. ea
an
dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½
nu
FC
sendok teh.
w
ww
PD
CARA MEMBUAT METODE
SONDE/NGT

l
ria
NGT ( Nas Gastric Tube) :

com T
ce. 5
Alat yang digunakan untuk memasukkan

te!
nutrisi cair dengan selang plastik yang
r. ea
dipasang melalui hidung sampai lambung.

an
nu
Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
FC
w
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
ww
PD

mampu untuk mengonsumsi makanan,cairan


dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga
untuk mengeluarkan isi lambung.
Tujuan metode Sonde/NGT/Oral Enteral
Untuk memperbaiki status gizi lansia rawat

l
ria
inap melalui pipa dengan rute/jalur pemberian:

com T
a. Gastric feeding (pipa nasogastrik)

ce. 5
Paling banyak dipakai karena mendekati

te!
kondisi normal dan mudah dipasang pada
r. ea
an
kondisi akut dan kronis dalam waktu lama.
nu
FC
Keterbatasan:
w
ww
Tingginya risiko aspirasi dan kemungkinan
PD

trauma saat pemasangan sehingga bisa


diambil alternatif lain yaitu PEG (Percutaneous
Endoscopic Gastroctomy)
 PEG:
Memasang pipa kecil pada abdomen bagian

l
ria
luar menembus hingga ke dalam lambung

com T
dengan endoskopi.

ce. 5
te!
Pemilihan makanan enteral bagi lansia:
r. ea
memperhatikan lama pemakaian tube,

an
nu
FC
komposisi zat gizi makro dan mikro, kemampuan
w
pasien mencerna makanan, penyakit yang
ww
PD

diderita, dan harga produk/formula pabrikan


Pemberian makanan enteral:
1. Akses enteral

Pipa nasogastrik mudah dipasang untuk jangka

l
ria
pendek namun risiko kejadian aspirasi sangat

com T
besar terutama bagi pasien dgn gangguan

ce. 5
fungsi menelan dan koma.

te!
Diatasi dgn pemasangan pipa nasoenteral tetapi
r. ea
an
dgn volume makanan kecil.
nu
FC
2. Kecepatan dan volume
w
ww

Metode intermitten (bolus) atau kontinyu.


PD

Bila pipa di bagian distal lambung maka kec.


pemberan makanan disesuaikan dgn kemampuan
penyerapan usus.
 Komplikasi makanan enteral:
iritasi, pipa tersumbat, pipa pindah tempat,

l
lansia suka mencabut pipa yang telah dipasang

ria
krn merasa tidak nyaman, gelisah; lansia diare.

com T
ce. 5
te!
Alasan pemberian metode NGT/sonde:
r. ea
kurangnya asupan gizi makro dan mikro melalui

an
nu
jalur biasa dengan tujuan untuk dukungan gizi
FC
w
tambahan (melalui vena perifer/cairan perifer)
ww
PD

atau untuk restriksi cairan (melalui vena sentral


dengan lipid sebagi sumber energi utama).
Pemakaian metode sonde bagi lansia di
rumah:

l
Pasca perawatan di RS memiliki akibat phlebitis,

ria
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan

com T
asam basa.

ce. 5
te!
r. ea
Direkomendasikan untuk menggunakan pipa

an
nu
daripada nutrisi parenteral.
FC
w
ww
PD
PD
FC
ww
wr. ea
nu
an te!
ce. 5
com T
ria
l
Thank You

Anda mungkin juga menyukai