Anda di halaman 1dari 1

NAMA : MOH WAHID

STAMBUK : F 231 15 010

SINOPSIS
KONSEP PENATAAN RUANG PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN ALUN
KOTA PARIGI, KECAMATAN PARIGI, KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Pedagang kaki lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut
penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik
jalan yang diperuntukkan untuk pejalan kaki (pedestrian).
Keberadaan PKL di satu sisi memberikan dampak manfaat yang cukup
besar bagi perkembangan perekonomian (Kuswardani dan Haryanto,
2005). Di sisi lain, keberadaannya dapat sangat mengganggu masyarakat
disebabkan aktifitasnya yang dilakukan di trotoar bahkan di bahu jalan
sehingga seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi pejalan kaki
hingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Dari segi tata ruang, kehadiran
sektor ini membawa dampak buruk seperti menimbulkan kemacetan lalu
lintas, masalah sampah, kekumuhan dan kesemrawutan. Keberadaannya
dinilai sudah mengganggu kenyamanan dan keindahan kota, meski disatu
sisi eksistensinya tetap dibutuhkan sebagai roda penggerak perekonomian
masyarakat kecil (Jurnal Pendidikan Profesional, 2008).
Alun Alun Kota Parigi memiliki masalah dengan munculnya kegiatan PKL
yang menempati trotoar dan juga jalan. Ini menimbulkan konflik di antara
pengguna ruang publik mereka pejalan kaki dan pengendara. Kemacetan
lalu lintas terjadi karena penyempitan jalan oleh PKL dan kegiatan parkir di
jalan. Ketidaknyamanan pejalan kaki juga dirasakan karena ruang mereka
telah ditempati oleh PKL. Proyek perencanaan ini mencakup elemen fisik
dan elemen aktivitas sebagai objek. Elemen fisik meliputi: sirkulasi dan
parkir, cara pejalan kaki, dukungan kegiatan, dan signage. Unsur kegiatan
meliputi kegiatan PKL dan pengunjung.

Anda mungkin juga menyukai