Bab I - Vii
Bab I - Vii
PENDAHULUAN
96,58%.1 Ada dua bentuk penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang merupakan reaksi jaringan gingiva
terhadap akumulasi plak bakteri.2 Menurut data dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia
Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data penelitian di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Pendidikan Universitas Profesor Dr.Mustopo pada tahun 2004 tercatat 71,3% pasien
di rumah sakit tersebut memiliki karang gigi sebagai pemicu penyakit pada gingiva.
gingiva yang meliputi margin gingiva dan bisa meliputi bagian yang berbatasan
dengan attached gingiva.2 Salah satu cara untuk mengukur tingkat peradangan yang
pada gingiva tersebut adalah dengan menilai perdarahan yang terjadi pada saat
dilakukan probing.
1
Secara umum, penyebab utama terjadinya penyakit periodontal diawali oleh
adanya akumulasi plak bakteri yang terdapat pada mahkota gigi. Plak merupakan
suatu massa hasil pertumbuhan mikroba yang melekat erat pada permukaan gigi dan
huniannya, plak dibagi atas plak supra gingival yang berada disekitar tepi gingival
Saliva merupakan suatu cairan yang disekresikan di dalam mulut oleh kelenjar
rongga mulut secara mekanis, menetralkan produksi asam yang dihasilkan oleh
bakteri, dan mengontrol aktivitas bakteri. Beberapa penelitian yang dilakukan pada
Salah satu indikator kesehatan gigi dan mulut adalah tingkat kebersihan
rongga mulut. Hal tersebut dapat dilihat dari ada tidaknya deposit-deposit
organik, seperti pelikel, materi alba, sisa makanan, kalkulus, dan plak gigi.2
Pengendalian plak adalah upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada
permukaan gigi. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi.
2
Terdapat pasta gigi yang beraneka ragam merek beredar di pasaran dan hampir
semuanya dipromosikan dengan lebih dari satu bahan aktif yang memberikan
berbagai keuntungan bagi konsumen. Pasta gigi dengan ekstrak daun sirih
merupakan salah satu dari keanekaragaman tersebut. Tumbuhan daun sirih memiliki
menahan pendarahan, penyembuhan lika pada kulit, obat saluran cerna dan dapat
menguatkan gigi. Secara umum, daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%,
senyawa fenil propanoid dan tanin. Senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur
yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain
Dengan adanya pasta gigi herbal tersebut dan memperhatikan masih tingginya
tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh pemakaian pasta gigi ekstrak daun
sirih pada perubahan pH saliva dan perdarahan spontan pada penderita gingivitis
marginalis kronis.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dibuat rumusan masalah,
yaitu : apakah ada pengaruh pemakaian pasta gigi yang mengandung ekstrak
daun sirih terhadap perubahan pH saliva dan bleeding on probing (BOP) pada
3
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
1.4 HIPOTESA
Pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih mempunyai pengaruh terhadap
Kronis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
didefinisikan sebagai suatu bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk
membersihkan tempat-tempat yang tidak dapat dicapai.7 Pasta gigi yang digunakan
2.1.1 Komposisi
Umumnya pasta gigi yang beredar di pasaran saat ini adalah kombinasi dari
dan jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah
kekentalan pasta gigi. Contoh bahan abrasif ini antara lain silica atau silica
karbonat.7
5
b. Air
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan
mempertahankan konsistensi.7
Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban.
Misalnya gliserin, alpha hydroxy acids (AHA) dan asam laktat. Bahan ini
Bahan deterjen yang banyak terdapat dalam pasta gigi di pasaran adalah
dan melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan
Fungsi penggunaan bahan penambah rasa pada pasta gigi adalah untuk
menutup rasa bahan-bahan lain yang kurang enak terutama SLS dan untuk
g. Bahan terapeutik
Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut:7
6
1. Fluoride
asam.7,8
2. Bahan desensitisasi
saraf.7
3. Bahan anti-kalkulus
4. Bahan anti-plak
citrate atau Zinc phosphate (bakteriostatik). Selain itu ada beberapa herbal
7
5. Bikarbonat
alkohol.7
2.2.1 Klasifikasi
Menurut Van Steenis (1992) tanaman sirih (Piper betle L.) termasuk kedalam
Sirih merupakan tanaman yang tumbuh merambat dan bersandar pada batang
bertangkai, daun penumpu cepat rontol dan meninggalkan tanda bekas berbentuk
cincin. Helaian daun bulat telur sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk
8
Gambar 2.1 Batang dan daun sirih.
Sumber : http://www.tradewindsfruit.com/betel_leaf.html
Tanaman sirih dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan bentuk daun, aroma
dan rasa. Jenis-jenis tersebut adalah sirih jawa (berdaun hijau tua dan rasanya kurang
tajam), sirih banda (berdaun besar, berwarna hijau tua dengan warna kuning di
beberapa bagian, dan rasa serta bau lebih kuat), sirih cengke (daun kecil, lebih
kuning dan rasanya seperti cengkeh), sirih hitam (rasanya sangat kuat dan digunakan
sebagai campuran berbagai obat), dan sirih kuning. Jenis sirih yang dikunyah dengan
pinang biasanya berwarna hijau muda dan rasanya kurang pedas. Akar dari sirih
berupa akar tunggang, bulat, coklat kekuningan. Akar utama sulit ditemukan
9
ujungnya, yang sering terlihat adalah akar sekunder yang merupakan akar yang
muncul sebagai akibat dari penjalaran batang di bawah tanah berbentuk bulat.10
Penyebaran tanaman sirih sangat luas, dapat tumbuh baik disekitar kawasan
tropis. Tanaman ini ditemukan di bagian timur pantai Afrika, di sekitar pulau
Zanzibar, sekitar sungai Indus ke timur menelusuri sungai Yang Tse Kiang,
Kepulauan Bonim, kepulauan Fiji, Malaysia, Indonesia dan Asia Tenggara lainnya.9
Faktor ekologi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman sirih adalah iklim, tinggi
tempat dan jenis tanah. Iklim terdiri dari faktor curah hujan, intensitas cahaya, lama
penyinaran dan angin.9 Tanaman sirih akan tumbuh baik pada daerah dengan
ketinggian tempat berkisar antara 200 –1000 m dpl. Namun tanaman ini dapat pula
tempat tumbuh perlu perbaikan komposisi media tumbuh yaitu tanah perlu ditambah
pupuk organik, penyinaran yang teratur dan diberi naungan agar tidak terkena cahaya
pertumbuhan tanaman yang baik memerlukan tanah yang kaya akan humus dan
subur. Walaupun demikian, tanaman sirih dapat pula ditanam pada semua jenis tanah
10
dengan modifikasi tertentu, baik dengan penambahan pupuk, pasir dan juga bahan
organik lainnya.10
oleoresin daun sirih dengan kromatografi lapis tipis. Ekstrak oleoresin daun sirih
kuning mempunyai aktivitas antioksidan, dimana daun sirih yang diekstrak dengan
tinggi dibandingkan dengan BHA dan daun sirih yang diekstrak metanol serta daun
11
Gambar 2.4 Struktur kimia senyawa yang terkandung dalam sirih
Ekstrak daun sirih adalah ekstrak yang dibuat dari daun tumbuhan Piper betle L,
suku Piperaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 9% dan flavonoid
tidak kurang dari 0, 3%. Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan
etanol 95%. Satu bagian serbuk kering daun sirih dimasukkan ke dalam maserator,
ditambah 10 bagian etanol 95%, direndam selama 6 jam sambil sesekali diaduk,
kemudian didiamkan selama 24 jam. Maserat dipisahkan dan proses diulangi 2 kali
dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan
diuapkan dengan penguap vakum hingga diperoleh ekstrak kental. Rendemen yang
diperoleh ditimbang dan dicatat. Rendemen tidak kurang dari 10,2 %. Cara ini
antioksidan dilakukan dengan etanol karena etanol merupakan pelarut organik yang
sebanyak mungkin. Diketahui bahwa fraksi polar dari ekstrak antioksidan daun sirih
12
mempunyai aktivitas antioksidan serta total fenolik yang lebih tinggi dibandingkan
Pasta gigi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasta gigi yang
mengandung ekstrak daun sirih sebesar 5%. Selain ekstrak daun sirih 5% terdapat
beberapa kandungan yang ada dalam pasta gigi ini seperti aquadenim sebagai pelarut
bagi sebagian bahan dan untuk mempertahankan konsistensi, sorbitol dan glycerin
kelembaban pasta, Carragaenan sebagai bahan pengikat semua bahan dan membantu
memberi tekstur pada pasta, Sodium Saccharin dan Peppermint Oil sebagai bahan
pewarna dan pemberi rasa yang berguna untuk menutup rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, Silicon Dioxide, Menthol, Potassium Sorbate, Sodium Lauryl Ether
2.4 SALIVA
Saliva adalah suatu cairan tidak berwarna, konsistensi seperti lendir, dan
mukosa rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar saliva mayor serta
sejumlah kelenjar saliva minor yang tersebar di seluruh rongga mulut, kecuali pada
adanya rangsangan, baik secara langsung oleh ujung-ujung saraf yang ada di mukosa
13
mulut maupun secara tidak langsung oleh rangsangan psikis atau olfaktori. Dalam
liter.12
pengunyahan.
5. Pengaruh buffer yang dapat menekan naik turunnya derajat keasaman (pH)
a. Pengecap
14
aliran saliva menjadi hipotonik. Hipotonis dari saliva (glukosa level rendah,
sodium, klorida dan urea) serta kapasitasnya untuk mengadakan peleburan zat
jaringan rongga mulut agar terhindar dari agen-agen yang dapat mengiritasi.
berkontribusi terhadap kontrol dari kolonisasi bakteri dan jamur. Selain itu,
Gula pada bentuk bebas yang ada pada saliva terstimulasi maupun tidak
yang tinggi pada saliva terjadi setelah mengkonsumsi makanan dan minuman.
pada darah dan aliran saliva, khususnya pada penderita diabetes. Namun
karena hal ini tidak selalu signifikan maka saliva tidak digunakan untuk
15
Selain untuk mengencerkan zat-zat, konsistensi aliran saliva berfungsi
kapasitas pengenceran dan pembersihan juga akan semakin baik. Oleh sebab
itu, jika terjadi perubahan pada status kesehatan yang menyebabkan reduksi
aliran saliva, maka akan terjadi perubahan drastis pada kebersihan rongga
mulut.12
d. Kapasitas buffer
:12
tersebut.
demineralisasi enamel.
16
f. Pencernaan
Fungsi biologis dari enzim ini adalah memecah zat tepung menjadi maltosa,
maltotriose, dan dextrins. Bagian yang lebih baik dari enzim ini 80%
Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva yang terdiri atas kelenjar saliva mayor dan
minor. Terdapat tiga pasang kelenjar saliva mayor, yaitu kelenjar parotis, kelenjar
saliva terbesar, beratnya sekitar 25 gram dan berwarna kekuningan, terletak bilateral
di depan telinga antara ramus mandibularis dan processus mastoideus dengan bagian
yang meluas ke muka di bawah lengkung zigomatik. Saliva yang dihasilkan oleh
dasar mulut di bawah korpus mandibula. Salurannya bermuara melalui lubang yang
terdapat di samping frenulum lingualis. Muara ini mudah terlihat, bahkan seringkali
17
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling
dalam, pada dasar mulut antara mandibula dan otot genioglossus. Masing-masing
kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan menyatu untuk membentuk massa
kelenjar di sekitar frenulum lingualis. Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar
glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada di bawah mukosa dari bibir, lidah, pipi,
serta palatum.12
atau tubuloalveoler. Bagian dari kelenjar saliva yang menghasilkan sekret disebut
asini. Sel-sel yang menyusun asini kelenjar saliva dapat dibedakan menjadi tiga,
a. Asini serous
Asini serous tersusun dari sel-sel bentuk piramid yang mengelilingi lumen
18
basal terdapat sitoplasma basofilik dan di apex terdapat butir-butir pro-enzim
b. Asini mukous
daerah antara inti dan apex berisi musin yang berwarna pucat. Hasil
c. Asini campuran
Asini pada kelenjar campuran mempunyai struktur asini serous serta mukous.
Bagian serous terdapat di distal dan menempel pada bagian mukous sehingga
tampak sebagai bangunan berbentuk bulan sabit. Pada kelenjar saliva juga
basalis dan sel asinus. Sel ini berbentuk gepeng, inti gepeng, sitoplasma
Hasil sekresi kelenjar saliva akan dialirkan ke duktus interkalatus yang tersusun
dari sel-sel kuboid mengelilingi lumen yang sangat kecil. Beberapa duktus
interkalatus akan bergabung dan melanjut sebagai duktus striatus yang tersusun dari
sel-sel kuboid tinggi dan mempunyai garis-garis di basal. Duktus striatus dari
19
masing-masing lobulus akan bermuara pada saluran yang lebih besar, disebut duktus
ekskretorius.14
Kelenjar saliva juga kaya akan suplai darah dan elemen saraf. Suplai darah pada
kelenjar saliva tidak hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi, tetapi juga sebagai
berfungsi mengontrol sekresi saliva, aliran darah, dan kontraksi sel mioepitel.15
antara 6,7-7,3.12,16 Derajat keasaman (pH) dan kapasitas buffer saliva dipengaruhi
dan kemudian turun kembali dengan cepat. Pada seperempat jam setelah
makan (stimulasi mekanik), pH saliva juga tinggi dan turun kembali dalam
b. Diet
20
sedangkan diet kaya serat dan protein mempunyai efek meningkatkan buffer
Hal ini berkaitan dengan ion bikarbonat yang meningkat jika terjadi
d. Jenis kelamin
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan karena
kelenjar saliva yang dimiliki perempuan lebih kecil jika dibandingkan dengan
dengan pria.12,14
e. Status psikologis
f. Usia
g. Perubahan hormonal
21
Pada saat menopause, status hormon-hormon kelamin akan berubah. Hal
h. Penyakit sistemik
i. Radioterapi
kelenjar saliva sehingga dapat muncul gejala mulut kering. Akibatnya, laju
j. Medikasi tertentu
22
2.5 GINGIVITIS
tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak dan
berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingiva.
Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gingiva dapat kembali normal apabila
a. Gingivitis Akut
Merupakan radang yang terjadi secara tiba-tiba dengan durasi yang pendek
dan biasanya terasa sakit. Fase gingivitis yang kurang parah namun dengan
b. Gingivitis Rekuren
c. Gingivitis Kronis
Merupakan radang yang lambat dan dengan durasi yang lama, biasanya
tanpa rasa sakit. Kecuali jika disertai dengan keadaan akut atau akut
23
inflamasinya tetap ada atau hilang dan area gingiva yang normal menjadi
terinflamasi. 18
Distribusi dari penyakit gingiva pada beberapa kasus dapat digambarkan dengan
Peradangan terbatas pada satu atau beberapa area dari marginal gingiva.
24
b. Localized diffuse gingivitis
a. Localized gingivitis
Peradangan yang terjadi pada satu atau beberapa area gingiva gigi.
b. Generalized gingivitis
c. Marginal gingivitis
Peradangan yang meiputi margin gingiva dan bisa meliputi bagian yang
25
d. Pappilary gingivitis
e. Diffuse gingivitis
interdental gingiva. 18
pencetus awal gingivitis. Gingivitis sering dijumpai karena akumulasi plak supra
gingiva dan tepi gingiva, terdapat hubungan bermakna skor plak dan skor
gingivitis.18
gingiva, umur plak menentukan jenis mikroorganisme dalam plak, sedangkan jenis
mikroorganisme dalam plak menentukan penyakit yang ditimbulkan oleh plak. Plak
yang sudah matang atau sudah mengalami maturasi adalah plak yang umurnya tujuh
26
Plak gigi terbukti dapat memicu dan memperparah inflamasi gingiva. Secara
berikut :17
pembuangan gigi.
kurang gizi memiliki kelemahan, gejala yang tidak diharap tersebut dikarenakan
faktor sosial ekonomi yang berperan sangat penting. Faktor-faktor yang berperan
27
berpendapatan rendah tidak biasa melakukan pemeriksaan kesehatan yang
bersifat umum. Diet dengan hanya makan sayuran tanpa unsur serat di
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan plak yaitu adhesi dan
perlekatan bakteri. Bakteri yang terdapat pada lapisan plak memiliki pelindung
glikoprotein dan enzim yang memungkinkan bakteri tersebut melekat pada hidroksi
apatit, pelikel, matriks, dan bakteri lain. Bakteri paling kariogenik yang berperan
Dari hasil uji firokimia daun sirih menunjukkan adanya golongan senyawa :
(Piper betle Linn) mempunyai aktivitas sebagai antimikroba yang mampu melawan
80% fraksi n-heksan dan fraksi etilasetat dapat menghambat pertumbuhan bakteri
dapat terekstraksi. Semakin besar konsentrasi ekstrak atau fraksi yang diberikan akan
28
menghasilkan daerah hambat yang semakin besar, hal ini disebabkan semakin
banyak zat aktif yang terkandung dalam ekstrak maupun fraksi tersebut.20
dengan meningkatnya konsentrasi minyak atsiri. Daya antibakteri minyak atsiri daun
sirih disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat
mendenaturasi protein sel bakteri. Bahan aktif tersebut adalah kavikol dan betelfenol.
Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol memiliki daya
bakteri oleh daun sirih terhadap Streptococcus mutans pada media padat SSB
konsentrasi 0,1% (b/v) dan zona hambatnya berdiameter 0.049 cm. Hasil penelitian
lain membuktikan efektifitas antibakteri daun sirih mulai terlihat pada konsentrasi
0,1% (b/b) dan terus meningkat dengan meningkatnya konsentrasi minyak atsiri yang
terkandung dalam daun sirih. Dapat ditarik kesimpulan bahwa daun sirih efektif
pH saliva merupakan derajat keasaman dari saliva yang dapat diukur dengan
29
mencelupkan ujung kertas lakmus pada saliva yang terkumpul dalam gelas dan
segera diangkat apabila kertas lakmus telah basah secara keseluruhan. Perubahan
warna pada kertas lakmus setelah 10 detik diamati dan dicatat sesuai dengan pH
Papillary Bleeding Indeks (PBI) pertama kali dikenalkan oleh Saxer dan
Muhlemann (1975). Indeks ini merupakan indikator yang sensitif untuk mengetahui
tingkat keparahan peradangan gusi pada sesorang. Pengukuran PBI dilakukan pada
28 tempat di gusi daerah papila pada gigi tetap kecuali M3. Probing dilakukan pada
keempat kuadran. Pada kuadran pertama yang diperiksa hanya pada bagian palatal,
pada kuadran kedua yang diperiksa bagian fasial/bukal, pada kuadran ketiga pada
dilakukan dengan jalan menelusuri sulkus dengan probe yang tidak tajam dengan
tekanan jari ringan mulai dari dasar papila hingga ke puncaknya dari distal ke mesial.
Setelah 20-30 detik satu kuadran telah lengkap dilakukan probing, intensitas
30
Gambar 2.9 Grade of papillary bleeding index
Sumber: Klaus H, Reteitshack EM, Wolf HF, Hassel TM, color atlas periodontology, New York:
Thieme Inc, p.30
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
Penyakit Periodontal
Pasta Gigi
Gingivitis Periodontitis
Non-herbal
Gingivitis Marginalis
Kronis
Plak
Evaluasi Pengaruh
Pemakaian Pasta gigi
KETERANGAN :
Variabel yang diteliti
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
penelitian ini dilakukan manipulasi atau perlakuan pada sampel penelitian namun
masih bersifat semu sebab eksperimen sebenarnya tidak bisa dilakukan karena
Desain atau rancangan penelitian ini adalah study time seris. yaitu dengan
memberikan pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih kepada subyek
menyikat gigi, dan frekuensi menyikat gigi. Pemeriksaan dilakukan pada minggu
kedua setelah skeling, hari ke 7 dan hari ke 21 pemakaian pasta gigi. Hasilnya
berupa perbandingan antara pH saliva dan BOP sampel sebelum dan setelah
menggunakan pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih kemudian melihat
apakah ada pengaruh pemakaian pasta gigi dengan pemeriksaan yang dilakukan.
33
4.4 WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dari tanggal 15 Maret 2013 sampai 22 Mei 2013
4.5.1 Populasi.
UNHAS.
4.5.1 Sampel.
inklusi.
Sampling. Peneliti telah menentukan jumlah sampel yang akan diambil terlebih
dahulu. Pasien yang datang ke bagian Periodontologi RSGM UNHAS yang masuk
34
c. Mengalami gingivitis marginalis kronis kategori sedang menurut Loe and
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 (sesuai standar minimal sampel)
daun sirih
a. Pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih merupakan bahan semi-
b. pH saliva merupakan derajat keasaman dari saliva yang dapat diukur dengan
35
terkumpul dalam gelas dan segera diangkat apabila kertas lakmus telah
(1975).
kriteria penilaian indeks gingival menurut Loe and Silness termasuk dalam
peradangan sedang
4.11.1 Alat.
berkumur.
gingiva.
36
f. Sikat gigi : sebagai alat yang digunakan bersama pasta
gigi
4.11.2 Bahan.
c. Kapas.
pH saliva merupakan derajat keasaman dari saliva yang dapat diukur dengan
mencelupkan ujung kertas lakmus pada saliva yang terkumpul dalam wadah dan
segera diangkat apabila kertas lakmus telah basah secara keseluruhan. Perubahan
warna pada kertas lakmus setelah 10 detik diamati dengan mengacu pada pH
Papillary Bleeding Indeks (PBI) pertama kali dikenalkan oleh Saxer dan
dilakukan pada 28 tempat di gusi daerah papila pada gigi tetap kecuali M3.
Probing dilakukan pada keempat kuadran. Pada kuadran pertama yang diperiksa
37
hanya pada bagian palatal, pada kuadran kedua yang diperiksa bagian
fasial/bukal, pada kuadran ketiga pada bagian lingual dan kuadran keempat pada
dengan probe yang tidak tajam dengan tekanan jari ringan mulai dari dasar
papila hingga ke puncaknya dari distal ke mesial. Setelah 20-30 detik satu
4.13 DATA
4.13.1 Data
probing (BOP) subyek setelah menggunakan pasta gigi ekstrak daun sirih kemudian
38
Jenis data yang digunakan adalah pengumpulan data primer, data diperoleh dari
hasil pemeriksaan perubahan pH saliva dan bleeding on probing (BOP) pada subyek
diuji dengan menggunakan uji ANOVA untuk membandingkan nilai pH saliva dan
perdarahan papila (PBI) pada setiap pemeriksaan dan uji t-test berpasangan untuk
melihat perbedaan antara pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih dan
4.15.2 Pasien diberikan Informed Concent sebagai bukti persetujuan untuk dilakukan
saliva dan bleeding on probing (BOP) serta bersedia untuk dilakukan evaluasi
4.15.3 Dua minggu setelah dilakukan skeling, dilakukan pemeriksaan pH saliva dan
39
ke dalam saliva dan segera diangkat setelah basah secara keseluruhan.
4.15.4 Pasien diberikan pasta gigi, sikat gigi dan beberapa instruksi mengenai
4.15.5 Setelah 7 hari pemakaian pasta gigi dilakukan evaluasi pertama. Dilakukan
probe.
4.15.7 Evaluasi kedua dilakukan pada hari ke 21 pemakaian pasta gigi. Dilakukan
probe.
4.15.9 Seluruh skor yang didapatkan yaitu skor pH saliva dan bleeding on probing
(BOP) sampel sebelum memakai pasta gigi ekstrak daun sirih (hari ke 0),
pada hari ke 7, dan pada hari ke 21 pemakaian pasta gigi. Datanya diolah,
40
Pasien diskeling
Informed Consent
Evaluasi : Pengukuran pH
saliva dan bleeding on
probing (BOP)
Sumber : Puspasari Dyna. Skema alur penelitian di Bagian periodontologi RSGMP UNHAS.
Data Primer. 2013
41
BAB V
HASIL PENELITIAN
UNHAS pada bulan Maret 2013 sampai Mei 2013, telah terkumpul 30 orang pasien
yang bersedia menjadi sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi yakni
pasien yang berumur 18-25 tahun dan mengalami gingivitis marginalis kronis dengan
kriteria sedang menurut Loe and Sillness. Kemudian sampel tersebut dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok uji (n=15) dan kelompok kontrol (n=15).
Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah pengukuran pH saliva dan bleeding
on probing (BOP) pada penggunaan pasta gigi dengan kandungan ekstrak daun sirih
sebagai pasta gigi uji dan pasta gigi colgate sebagai kontrol positif selama 3 minggu
pretest atau baseline yaitu pada minggu kedua setelah skeling, pemeriksaan kedua
dilakukan 1 minggu berikutnya setelah pasien memakai pasta gigi, dan pemeriksaan
pasta gigi uji dan pasta gigi kontrol. Adapun parameter klinis yang diperiksa tersebut
adalah Pappilary Bleeding Index (PBI) dan pH saliva yang kemudian disajikan
dalam bentuk tabel sehingga dapat terlihat dengan jelas perbedaan antara parameter
klinis yang diukur sebelum dan sesudah penggunaan pasta gigi serta perubahan yang
42
Dari penelitian yang dilakukan secara keseluruhan menunjukkan adanya
perubahan yang siginifikan pada parameter klinis bleeding on probing (BOP) setelah
pemakaian pasta gigi uji dan pasta gigi kontrol. Namun tidak terdapat perubahan
yang signifikan pada parameter klinis pH saliva setelah pemakaian pasta gigi uji dan
pasta gigi kontrol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table-tabel berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi pengaruh pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih
terhadap penurunan bleeding on probing (BOP).
Mean
Pasta gigi uji I (Kelompok) J (Kelompok) Difference (I-J) Sig.
Tabel 5.1 menunjukkan pengaruh pemakaian pasta gigi uji yang mengandung
penurunan yang signifikan dari data hasil pemeriksaan baseline ke pemeriksaan hari
ke 7 pemakaian pasta gigi uji (p=.000) serta pemeriksaan hari ke 7 hingga hari ke 21
pemakaian pasta gigi uji (p=.000). Begitu juga dengan hasil pemeriksaan dari
baseline hingga hari ke 21 pemakaian pasta gigi uji menunjukkan adanya penurunan
43
Tabel 5.2
penurunan yang signifikan dari data hasil pemeriksaan baseline ke pemeriksaan hari
ke 7 pemakaian pasta gigi kontrol (p=.000) serta pemeriksaan hari ke 7 hingga hari
ke 21 pemakaian pasta gigi kontrol (p=.000). Begitu juga dengan hasil pemeriksaan
dari baseline hingga hari ke 21 pemakaian pasta gigi uji menunjukkan adanya
Tabel 5.3
Distribusi pengaruh pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih
terhadap perubahan pH saliva
Mean
Pasta gigi uji I (Kelompok) J (Kelompok) Difference (I-J) Sig.
44
Tabel 5.3 menunjukkan pengaruh pemakaian pasta gigi uji yang mengandung
ekstrak daun sirih terhadap perubahan pH saliva. Pada tabel ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perubahan yang signifikan dari data hasil pemeriksaan baseline hingga
ke hari ke 7 pemakaian pasta gigi uji (p=.138), serta pemeriksaan hari ke 7 hingga
hari ke 21 pemakaian pasta gigi uji (p=1.000). Begitu juga dengan hasil pemeriksaan
(p=.056).
Tabel 5.4
pemakaian pasta gigi kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan (p=1.000).
45
Tabel 5.5
Distribusi perbandingan antara pasta gigi uji dengan kandungan ekstrak daun sirih
dan pasta gigi control dengan pengamatan pada bleeding on probing (BOP)
Standar
Kelompok N Mean deviasi P
Uji 15 1.0771 0.87509
PBI 0.593
Kontrol 15 0.9876 .69880
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yang dilakukan
pemakaian pasta gigi uji dan pasta gigi kontrol. Namun kedua pasta gigi ini secara
Tabel 5.6
Distribusi perbandingan antara pasta gigi uji dengan kandungan ekstrak daun sirih
dan pasta gigi control dengan pengamatan pada pH saliva
Standar
Kelompok N Mean deviasi P
pH Uji 15 7.1111 .61134 .001
saliva Kontrol 15 6.7111 .45837
Tabel 5.6 menunjukkan perbandingan antara pasta gigi uji dengan kandungan
ekstrak daun sirih dan pasta gigi kontrol dengan pengamatan pada pH saliva. Tidak
46
ada perbedaan yang signifikan antara pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun
sirih dan pasta gigi uji dengan pengamatan pada pH saliva (p=.001).
47
BAB VI
PEMBAHASAN
etiologinya berupa faktor plak dan faktor lokal atau faktor dari mulut pasien itu
sendiri.19 Ada dua bentuk penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis merupakan salah satu penyakit periodontal tahap awal dimana terjadi
reversible, disebabkan oleh mikroorganisme suatu koloni serta membentuk plak gigi
yang melekat pada tepi gingival. Pada plak gigi yang terbentuk tersebut terjadi difusi
sejak bulan Maret sampai Mei 2013 pada 30 sampel yang berusia 18-25 tahun serta
parameter klinis yang diukur sebelum dan setelah pemakaian pasta gigi pada hari ke
7 dan hari ke 21. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 2 parameter klinis yaitu
Papillary Bleeding Index (PBI) dan pengukuran pH saliva. Hasil dari penelitian yang
pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih dan pasta gigi kontrol
akan dibahas satu per satu berdasarkan indeks parameter klinik yang digunakan.
48
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, untuk parameter klinis perdarahan papilla
(PBI), baik pada penggunaan pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih
maupun pada pasta gigi kontrol, terjadi perubahan yang signifikan (p=.000). Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan Claudio Mendes Pannuti, et al23 di School
of Dentistry yang menyatakan bahwa tidak terdapat penurunan yang signifikan pada
perdangan gingival setelah pemakaian pasta gigi baik pada kelompok uji maupun
pada kelompok kontrol. Hal ini berbeda dengan teori tentang daun sirih bahwa daun
aktivitas sebagai antimikroba yang mampu melawan beberapa bakteri gram positif
dan gram negatif. Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih disebabkan oleh adanya
senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Bahan
aktif tersebut adalah kavikol dan betelfenol. Senyawa ini memiliki daya antiseptik
yang kuat dan kavikol memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari fenol
biasa.20
Dari hasil penelitian yang dilakukan juga diperoleh hasil mengenai perubahan pH
saliva setelah pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih dan
pasta gigi kontrol. Perubahan yang signifikan hanya terjadi pada pemakaian pasta
yang dilakukan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Alphina Nirmaladewi,
et al22 yang meneliti status saliva penderita gingivitis setelah berkumur dengan
EGCG yang mendapatkan hasil bahwa berkumur dengan EGCG tidak mempengaruhi
kenaikan pH saliva. Hal ini bisa disebabkan karena pH saliva sangat dipengaruhi
49
oleh sistem bikarbonat. Sistem bikarbonat sangat efektif dalam menetralisir asam dan
Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa pasta gigi uji yang
mengandung ekstrak daun sirih dan pasta gigi kontrol memiliki pengaruh dalam
mengurangi perdarahan papilla sebab sesuai dengan uji data statistik terdapat
penurunan tingkat perdarahan papilla yang signifikan setelah pemakaian pasta gigi.
pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih. Hanya pada
dan pada pemeriksaan baseline ke pemeriksaan hari ke 21. Namun pada pemeriksaan
baseline ke pemeriksaan hari ke 21 tidak ada perubahan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan yang terjadi pada pH saliva
setelah pemakaian pasta gigi uji yang mengandung ekstrak daun sirih dan pasta gigi
kontrol.
50
BAB VII
7.1 SIMPULAN
1. Dari 30 sampel yang telah diberikan pasta gigi (15 sampel menggunakan
pasta gigi uji dan 15 sampel menggunakan pasta gigi kontrol), diperoleh
utama yaitu minyak atsiri. Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih
mendenaturasi protein sel bakteri. Bahan aktif tersebut adalah kavikol dan
betelfenol. Senyawa ini memiliki daya antiseptik yang kuat dan kavikol
memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dar fenol biasa.
2. Pada hasil uji data statistik tentang pengaruh pemakaian pasta gigi
pemakaian pasta gigi kontrol yaitu perubahan yang signifikan terjadi pada
51
mengandung ekstrak daun sirih tidak terjadi perubahan yang signifikan.
Hal ini bisa disebabkan bebrapa faktor yang tidak bisa dikontrol oleh
7.2 SARAN
Hal yang dapat penulis sarankan setelah melakukan penelitian ini yaitu :
hasil penelitian.
52
DAFTAR PUSTAKA
4. Bulkacz Jaime, Carranza AF. Defense mechanism of the gingiva. In: John M
5. Sasmita inne suherma, Pertiwi arlette SP, Halim muttaqin. Gambaran efek
(piper betle linn) terhadap streptococcus mutans pada waktu kontak dan
53
9. Yudiarti turrini, Rizqiati heni. Upaya peningkatan ikan segar terhadap
pertumbuhan tanaman sirih (piper betle l.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia.
1992
11. Andarwulan dan Nuri. Phenolic synthesis in selected root cultures, and
12. Almeida PDVd, Gregio AM, Machado MA, Lima AASd, Azevedo LR.
13. Bailey R. Salivary glands and saliva. 2008 [cited 2013 Jan 5]; Available
from: www.springer.com/cda/content/document/cda.../9783540470700-
c1.pdf.html
14. Amerongen AVN. Ludah dan Kelenjar Ludah : Arti bagi Kesehatan
15. Soejoto, Faradz SMH, Witjahyo RB, Susilaningsih N, Purwati RD, et al.
16. Soesilo Diana, Santoso rinna E, Diyatri indeswati. Peranan sorbitol dalam
54
17. Novak M John. Classification of disease and conditions affecting the
18. Carranza FA, Rapley johnW. Clinical features of gingival. In: John M Novak,
20. Reveny, Julia. Daya antimikroba ekstraksi dan fraksi daun sirih merah (piper
betle linn). Jurnal Ilmu Dasar. Vol.12 No.1. 2011. hal 6-12
21. Peter F, Arthur R, John L. The periodontic syllabus. In: Amaliya, editor. 4 th
22. Nirmaladewi alphiana, Handajani juni, Tandelilin regina TC. Status saliva
(EGCG) dari ekstrak teh hijau (camellia sinensis). Jogjakarta: FKG UGM.
23. Pannuti, Matos. Clinical effect of a herbal dentrifice in the control of plaque
55