Anda di halaman 1dari 5

Ilmu Penalaran atau Logika Logika adalah Ilmu dan Kecakapan Menalar; Berpikir dengan Tepat

(the science and art of correct thinking berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk "mengolah"
pengetahuan yang telah kita terima melalui panca indra, dan ditunjukan untuk mencapai suatu
kebenaran Berpikir dengan tepat : sesuai dengan patokanpatokan seperti yang dikemukakan
dalam logika, disebut "logis

2 Logika sebagai ilmu merumuskan aturanaturan untuk pemikiran yang tepat kecakapan
menerapkan aturan-aturan pemikiran yang tepat terhadap persoalanpersoalan konkret yang
kita hadapi setiap hari, serta pembentukan sikap ilmiah, kritis, dan objektif.

3 Objek Material Logika: Arti Berpikir Objek formal adalah objek material dipandang dari sudut
tertentu. Objek material dari Logika adalah kegiatan berpikir, yang dipelajari juga oleh
Epistemologi, Psikologi, dan Antropologi

4 Faktor-faktor yang akan memaksa manusia untuk berpikir: Jika pernyataan atau pendiriannya
dibantah oleh orang lain (atau dirinya sendiri); Jika dalam lingkungannya terjadi perubahan
secara mendadak, atau terjadi peristiwa yang tidak diharapkan; Jika ia ditanya; Dorongan rasa
ingin tahu (curiosity, nieuwsgierigheid).

5 Menguji Suatu Penalaran atau Suatu Jalan Pikiran Tujuan pemikiran manusia adalah mencapai
pengetahuan yang benar dan sedapat mungkin pasti. Tetapi dalam kenyataannya hasil
pemikiran (=kesimpulan) maupun alasan-alasan yang diajukan belum tentu selalu benar Benar
= Sesuai dengan kenyataan. Jadi, apabila yang dipikirkan itu betul-betul demikian, cocok
dengan realitas. Salah = tidak sesuai dengan kenyataan. Jadi. apabila apa yang dipikirkan atau
dikatakan itu tidak cocok dengan realitas yang sebenarnya

6 Kegiatan berpikir itu berwujud proses dalam akal budi yang berupa gerakan dari satu pikiran
ke pikiran yang lain Pikiran adalah suatu unsur dalam proses rokhani (proses berpikir) yang
memerlukan sebuah kalimat yang lengkap untuk dapat menyatakannya secara penuh (utuh)
dan bermakna. Dilihat dari sudut bentuk penampilannya, kalimat adalah rangkaian kata-kata
yang tersusun dengan caracara tertentu. Sebuah perkataan mengungkapkan (merupakan
lambang dari) suatu gagasan (idea).

7 Menguji Suatu Pemikiran, paling sedikit ada empat pertanyaan yang mesti diajukan: Apa yang
hendak ditegaskan, atau apa pokok pernyataan (statement) yang diajukan? Ini selanjutnya kita
sebut kesimpulan. Bagaimana hal itu: Atas dasar apa orang sampai pada kesimpulan atau
pertanyaan itu? Apa titik pangkalnya? Apa alasan-alasannya? (Dengan istilah teknis disebut
premis-premisnya). Bagaimana jalam pikiran yang mengaitkan alasan-alasan yang diajukan dan
kesimpulan yang ditarik? Bagaimana langkahlangkahnya? Apakah kesimpulan itu 'sah' (memang
dapat ditarik dari alasan-alasan itu?) Apakah kesimpulan atau penjelasan itu benar? Apakah
pasti? Atau hanya mungkin benar? Sangat mungkin tidak benar?

8 Kegiatan berpikir = kegiatan menghubungkan pikiran-pikiran itu diarahkan untuk


memunculkan sebuah kesimpulan. Proses dalam akal budi yang berupa kegiatan
menghubungkan satu pikiran dengan pikiran atau pikiran-pikiran lain untuk menarik sebuah
kesimpulan disebut penalaran (bahasa Inggris: reasoning; bahasa Belanda: redenering)

9 Jalan pikiran itu mengenai pertalian atau hubungan antara titik pangkal/alasan/premis-premis
dan kesimpulan yang ditarik darinya. Jika hubungan tersebut tepat dan logis, maka kesimpulan
disebut 'sah' (valid). Perhatikanlah mengapa kesimpulan salah Semua orang berambut
gondrong itu penjahat. Nah, para penjahat harus dihukum. Jadi, semua orang yang berambut
gondrong harus dihukum. Jalan pikiran logis, tetapi kesimpulan salah, karena titik pangkal
salah: Berambut gondrong # (tidak sama dengan) penjahat.

10 Tetangga saya mempunyai mobil. Oleh karena itu, saya pun harus mempunyai mobil. Tidak
cukup alasan : Kita sama dalam hal apa? Dalam hal apa tidak sama? Semua sapi itu binatang.
Semua kuda itu binatang. Jadi sapi itu kuda. Kalimat pertama dan kedua memang benar, tetapi
kesimpulannya salah karena jalan pikiran (kaitan antara premis dan kesimpulan) keliru.

11 Tujuan dari Logika: Membedakan cara berpikir yang tepat dari yang tidak tepat; Memberikan
metode dan teknik untuk menguji ketepatan cara berpikir; Merumuskan secara eksplisit asas-
asas berpikir yang sehat dan jernih.

12 Hukum Berpikir (the Laws of Thought). Asas Identitas (Principle ofidentity; Principium
Identitatis) yang dapat dirumuskan: A adalah A (A = A); setiap hal adalah apa dia itu adanya;
setiap hal adalah sama (identik) dengan dirinya sendiri; setiap subjek adalah predikatnya
sendiri. Asas Kontradiksi (Principle of Contradiction; Principium Contradictionis) yang dapat
dirumuskan: A adalah tidak sama dengan bukan A (non-a) atau A adalah bukan non A (A tidak
sama dengan -A), dan dilambangkan dengan"a I -A ", keputusankeputusan yang saling
berkontradiksi tidak dapat dua-duanya benar, dan sebaliknya tidak dapat dua-duanya salah.

13 Asas Pengecualian Kemungkinan Ketiga (Principle of Exduded Middle; Principium Exdusi


Tertii) dapat dirumuskan: Setiap hal adalah A atau bukan-a; keputusankeputusan yang saling
berkontradiksi tidak dapat duaduanya salah. Juga keputusan-keputusan itu tidak dapat
menerima kebenaran dari sebuah keputusan ketiga atau di antara keduanya; salah satu dari
dua keputusan tersebut harus benar, dan kebenaran yang satu bersumber pada kesalahan yang
lain. Asas Alasan yang Cukup (Principle of Sufficient Reason; Principium Rationis Sufficientis)
dapat dirumuskan: tiap kejadian harus mempunyai alasan yang cukup. Asas bahwa kesimpulan
tidak boleh melampaui daya dukung dari premis premisnya atau pembuktiannya (Do not go
beyond the evidence).

14 Premis dan Kesimpulan premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar untuk
menarik sebuah pernyataan yang disebut kesimpulan, atau pernyataan yang digunakan untuk
mendukung atau membenarkan atau membuktikan kebenaran sebuah pernyataan lain yang
disebut kesimpulan (sebuah pendirian atau pendapat). Kesimpulan adalah sebuah pernyataan
yang ditarik berdasarkan sebuah atau beberapa pernyataan yang disebut premis. Dengan
demikian, premis dan kesimpulan adalah pengertian-pengertian korelatif, artinya
pengertianpengertian yang selalu berkaitan satu dengan yang lainnya, dan masing-masing tidak
dapat berdiri sendiri, seperti misalnya pengertian-pengertian suami dan istri.
15 Argumen/Argumentasi Kesatuan kumpulan pernyataan yang dinamakan premis atau premis-
premis dan kesimpulan yang dihasilkan oleh kegiatan menalar itu dinamakan argumen atau
argumentasi. Jadi, argumen adalah sekelompok pernyataan yang di dalamnya terdapat satu
pernyataan yang dinamakan kesimpulan yang diterima sebagai kesimpulan berdasarkan
pernyataan atau pernyataan-pernyataan lainnya dari kelompok pernyataan itu yang dinamakan
premis atau premis-premis.

16 VALIDITAS DAN KEBENARAN Perkataan validitas berasal dari perkataan valid. Perkataan
valid berasal dari perkataan "validus" (bahasa Latin) yang berarti "kuat': Dalam kaitan dengan
Logika, valid berarti "sah;"'absah ""kuat;' atau "sahih" : Perkataan "validitas" atau "keabsahan"
atau "kesahihan" dalam Logika digunakan dalam arti penentuan valid atau tidaknya sebuah
argumen. Yang dapat ditentukan validitasnya adalah hanya argumen. Suatu argumen dikatakan
valid jika kesimpulannya berakar dalam premis-premisnya, atau premispremis meniscayakan
kesimpulan yang bersangkutan.

17 Yang dimaksud dengan benar adalah kesesuaian antara pernyataan dengan fakta. Jadi,
masalah kebenaran adalah masalah fakta. Suatu pernyataan adalah benar,jika isi pernyataan itu
sesuai dengan fakta validitas suatu argumen tergantung pada bentuk argumen, dan tidak
ditentukan oleh isi argumen yang bersangkutan. Isi dari suatu argumen dinilai berdasarkan
kebenaran, dan yang dapat dinilai benar atau salah adalah pernyataannya.

18 Empat Teori Kebenaran Teori Korespondensi yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan
adalah be nar jika isinya sesuai dengan atau mencerminkan kenyataannya sebagaimana
adanya. Teori Koherensi yang menyatakan bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara sebuah
pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah diterima sebagai benar. Teori
Pragmatik yang menyatakan bahwa yang benar adalah yang efektif. Teori Intersubjektivitas
yang menyatakan bahwa kebenaran adalah kesesuaian atau konsensus yang dapat dicapai atau
diterima oleh orang, terutama di kalangan para pakar sekeahlian.

19 Validitas dari suatu argumen tidak tergantung pada kebenaran dari pernyataan pernyataan
yang mewujudkan argumen tersebut 1. Tuhan adalah cinta. Cinta adalah buta. Jadi,Tuhan
adalah buta. Perhatikan contoh-contoh 2. Semua orang sopan adalah peramah. Beberapa
petenis adalah bukan orang sopan. Jadi, beberapa petenis adalah bukan peramah. 3. Semua
mantan Presiden adalah orang bertanggungjawab. Sukarno adalah orang bertanggungjawab.
Jadi, Sukarno adalah mantan Presiden. 4. Revolusi Perancis terjadi sesudah Revolusi Rusia.
Revolusi Indonesia terjadi sesudah Revolusi Perancis. Jadi, Revolusi Indonesia terjadi sesudah
Revolusi Rusia.

20 Pada contoh 1, argumennya tidak valid dan kesimpulannya salah. Pada contoh 2, semua
pernyataannya (premispremis dan kesimpulan) benar, tetapi argumennya tidak valid. Contoh 3,
adalah argumen yang tidak valid dengan semua pernyataan yang benar. Pada contoh
4,argumennya valid dengan kesimpulan yang benar, tetapi dengan satu premis yang salah.

21 Dari contoh-contoh tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kegiatan berpikir dapat
terjadi diajukan argumenargumen: a) Dengan kesimpulan yang benar, ditarik dari premis-
premis yang salah melalui argumen yang valid. b) Dengan premis-premis dan kesimpulan yang
benar, tetapi argumennya tidak valid. c) Dengan premis-premis yang benar dengan kesimpulan
yang salah melalui argumen yang tidak valid.

22 Masalah validitas argumen adalah masalah bentuk logikal. Artinya, yang menentukan valid
atau tidaknya sebuah argumen adalah bentuk logikal dari argumen yang bersangkutan, dan
bukan isinya atau kebenaran pernyataan-pernyataannya.

23 BENTUK DAN BENTUK LOGIKAL Perkataan bentuk (form) menunjuk pada pengertian wujud
(shape). Perkataan wujud adalah perkataan yang paling umum dari bentuk. Pada dasarnya
perkataan wujud menunjuk pada hubungan tertentu antara sejumlah unsur. Perkataan wujud
itu, dalam arti tadi, mencakup pengertian yang luas, yaitu meliputi pengertianpengertian:
pengaturan, ketertiban, tipe, norma, pola, standar, dan sebagainya.

24 Jalan pikiran manusia juga mempunyai bentuk. Jika seseorang memikirkan sesuatu hal
secara sungguhsungguh, maka pikirannya akan berlangsung dengan cara tertentu. Dalam
berpikir, manusia akan menyatakan pikirannya ke dalam bentuk bahasa, sebagai sarana untuk
mengekspresikan pikiran-pikirannya. Mengekspresikan pikiran ke dalam bahasa selalu terjadi
dalam bentuk kalimat-kalimat. Kalimat itu selalu tersusun atas sejumlah perkataan, tetapi tidak
setiap kelompok perkataan mewujudkan kalimat. Kalimat adalah sekelompok perkataan yang
tersusun, menurut cara tertentu.

25 Ketentuan tentang cara menyusun kata-kata untuk mewujudkan sebuah kalimat diatur
dalam tata bahasa. Cara tersusunnya kata-kata yang mewujudkan kalimat itu dinamakan
sintaksis. Susunan katakata dengan cara tertentu menurut aturan tata bahasa (sintaksis) adalah
aspek bentuk dari bahasa. Kata-kata yang digunakan untuk mewujudkan kalimat adalah aspek
bahan atau material dari bahasa, yang disebut vokabulari atau kosakata.

26 Tugas dari Ilmu Tata Bahasa adalah untuk mengeksplisitkan pengetahuan yang implisit itu
dan mensistematisasikannya sehingga secara rasional menjadi lebih mudah untuk dipelajari dan
diajarkan. Tugas dari Logika adalah untuk mengeksplisitkan asasasas dan aturan-aturan berpikir
tepat. yang telah diketahuinya secara implisit. Bentuk-bentuk jalan pikiran yang tepat berupa
polapola susunan rangkaian pernyataan-pernyataar yang disebut bentuk logikal atau bentuk
pikiran. Pengetahuan eksplisit ini akan membantu kita untuk dapat lebih mudah mengendalikan
kegiatan berpikir sehingga dapat lebih efektif.

27 Jadi, dalam Logika, pengetahuan yang implisit tentang cara berpikir yang tepat (sound
reasoning) dieksplisitkan dengan jalan mempelajari bentukbentuk logikal. "Jika Jupe adalah
artis dan semua artis adalah seksi, maka Jupe adalah seksi" Pernyataan di atas adalah sebuah
pernyataan majemuk yang terdiri atas tiga buah pernyataan sederhana (tunggal) yang
masingmasing dapat berdiri sendiri. Pernyataan majemuk tadi, yang merupakan contoh sebuah
argumen sederhana, dapat dijabarkan ke dalam pernyataan-pernyataan sederhana yang
mewujudkannya dan disusun (dari atas ke bawah) sebagai berikut: Jupe adalah artis. Semua
artis adalah seksi. Jupe adalah seksi.

28 Dalam contoh tadi, sebagai sebuah argumen, maka pernyataan 1 dan 2 berkedudukan
sebagai premis-premis, dan pernyataan 3 berkedudukan sebagai kesimpulan. Jika sekarang
semua perkataan dalam contoh-contoh argumen itu kita ganti dengan lambang-lambang A, B,
dan C secara konsekuen dan konsisten, maka kita akan memperoleh pola atau skema jalan
pikiran sebagai berikut:

29 LAMBANG DAN LAMBANG LOGIKAL Bahasa yang dipakai berkomunikasi pada hakikatnya
adalah suatu sistem lambang bahasa mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu: a) Fungsi ekspresif,
yakni fungsi untuk menyatakan perasaan. Ucapan yang bersifat ekspresif ini tidak dapat
dikualifikasi salah atau benar. b) Fungsi informatif, yakni fungsi untuk menyampaikan informasi.
c) Fungsi direktif, yakni fungsi untuk memerintah.

Anda mungkin juga menyukai