Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia
menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan
teknik. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip
dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan.
Teknologi tepat guna adalah yang teknologi yang cocok dengan kebutuhan
masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan. Biasanya dipakai sebagai istilah untuk teknologi
yang tidak terlalu mahal, tidak perlu perawatan yang rumit, dan penggunaannya ditujukan
bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi.
TTG identik dengan teknologi sederhana atau teknologi untuk pedesaan. Persepsi ini
timbul karena para peneliti, khususnya dari lembaga penelitian pemerintah dan perguruan
tinggi (PT), berduyun-duyun mencurahkan perhatiannya ke arah itu. Persepsi ini terjadi
karena pemerintah sebagai penyandang dana menekankan kata-kuncinya pada pengertian
tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak terus berlanjut sejak adanya koreksi pemikiran yang
dilontarkan beberapa tahun terakhir, yaitu bahwa TTG adalah teknologi yang aplikasinya
sesuai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau kelompok masyaraka baik canggih atau
sederhana.
Oleh karena itu, Teknologi Tepat Guna (TTG) seharusnya memunculkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak
merusak lingkungan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah, murah serta
menghasilkan nilai tambah baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan hidup.
Pendayagunaan TTG secara optimal akan dapat terwujud bila ada alih teknologi dari pencipta
atau pemilik TTG kepada masyarakat pengguna TTG.
Realita menunjukkan bahwa penemuan baru mengenai TTG cukup pesat, baik
ditemukan oleh masyarakat, dunia usaha, perguruan tingga, lembaga-lembaga penelitian dan
pengembangan milik pemerintah maupun swasta. Diakui bahwa masyarakat belum optimal
dalam mengakses temuan-temuan tersebut karena kurangnya usaha penyebaran atau
sosialisasi pada masyarakat.
Untuk itu selaras dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu untuk memberikan
akses kepada masyarakat dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang TTG sehingga
masyarakat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan nilai tambah produknya secara ekonomi, Badan Pemberdayaan
Masyarakat (BPM) mengkoordinasikan berbagai elemen masyarakat pencipta TTG untuk
dapat mensosialisasikan hasil-hasil temuannya.
1. Modifikasi proyek atau program TTG, sumberdaya yang akan dinilai atau
dimonitoring.
2. Preview tujuan program tersebut
3. Berdasarkan tujuan, identifikasi dan seleksi indikator yang akan dinlai atau
dimonitoring
4. Tetapkan unit penelitian pada setiap indikator
Pelatihan BCLS ini dapat memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan peserta
untuk dapat memberikan bantuan sesuai dengan standar dasar keterampilan hidup.
Pelatihan ini bisa diikuti oleh pekerja perawatan kesehatan khususnya perawat dan bidan
yang bekerja di rumah sakit dan perusahaan kesehatan dan mahasiswa yang tidak bekerja
untuk dapat mengobati kasus-kasus darurat penyakit kardiovaskuler seperti serangan
jantung (Acute Miocard infark) dan aritmia lethal. Dalam pelatihan ini akan diajarkan
penggunaan defibrillator eksternal otomatis, yang merupakan alat dasar dari standar
internasional IAS. Pendidikan sangat di tujukan pada mahasiswa Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan untuk lebih matang dalam memasuki dunia kerja dan mampu bersaing di
pasar kerja.
1. Pendekatan kuratif
Pendekatan ini di lakukan pada suatu proses yang sudah atau yang sedang
berlangsung. Kegiatan berupa interfensi, modifikasi atau perbaikan dari proses yang
telah berjalan. sasaran dari kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam
pelaksanaanya terkait dengan tenaga kerja dan proses kerja yang sedang berlagsung.
2. Pendekatan konseptual
Pendekatan ini di kenal sebagai pendekatan sistem dan akan sangat efektif dan efisien
jika di alakukan pada saat perencanaan. Jika terkait dengan teknologi, sejak proses
pemilihan dan alih teknologi, prinsip-prinsip ergonomi telah di tetapkan penerapanya
bersama-sama dengan kejian lain, misalnya kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan
lingkungan. Pendekatan holistik ini kenal dengan pendekatan Teknologi Tepat Guna
d. ISO baru / IEC standar pada penilaian resiko melengkapi peralatan manajement resiko
Dua baru-baru ini diterbitkan standar ISO pada manajemen risiko baru saja bergabung
dengan ketiga teknik penilaian risiko. Bersama-sama, mereka menyediakan organisasi
dari semua jenis dengan peralatan yang lengkap untuk mengatasi situasi yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan mereka. ISO / IEC 31010:2009
Standar OHSAS 18001 adalah alat untuk mengelola tantangan yang dihadapi bisnis
dari semua ukuran dan sektor: tingginya tingkat kecelakaan dan penyakit kerja,
kehilangan hari kerja, absensi, denda, biaya perawatan medis dan kompensasi pekerja …
Implementasinya sehingga memiliki efek meningkatkan lingkungan kerja, mengurangi
absensi dan peningkatan produktivitas kerja.
C. TEKNIK PARTISIPARTORIS
D. KESEHATAN MASYARAKAT
Penyediaan sarana kesehatan yang memadai merupakan salah satu kebutuhan pokok
dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, dan program ini harus terus
ditingkatkan kualitas pelayanan serta keberadaannya. Sarana kesehatan yang dimaksud
berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik berikut pembinaan dan
penambahan tenaga kesehatan yang memadai.
Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan ini pun hendaknya dibarengi dengan
penyediaan tenaga kerja kesehatan yang professional. Senada dengan program penyediaan
sarana dan prasarana kesehatan, dalam pelaksanaan penyediaan tenaga kerja professional
juga perlu diperhatikannya kualitas, pelayanan dan keberadaan tenaga kerja kesehatan itu
sendiri.
Sedangkan angka kesakitan adalah jumlah anggota masyarakat yang sakit. Semakin
rendah angka kesakitan mengindikasikan taraf kesehtan masyarakat yang juga semakin baik.
Sebaliknya semakin tinggi angka kesakitan, semakin mengindikasikan taraf kesehatan
masyarakat yang rendah. Dari sisi kesehatan balita, taraf kesehatan masyarakat dapat dilihat
berdasarkan jumlah kematian bayi. Untuk menghindari kematian bayi maupun kematian ibu
pada saat persalinan, maka penolong kelahiran harus ditangani oleh tenaga yang
berpengalaman di bidang kesehatan. Semakin banyak bayi lahir ditolong oleh dokter atau
bidan maka diharapkan semakin baik tingkat keselamatan bayi dan ibunya.
Teknologi tepat guna mempunyai kriteria yang dapat dikatakan sebagai TTG yaitu :
Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang khusus untuk suatu masyarakat
tertentu agar dapat disesuaikan dengan segala aspek.Teknologi tepat guna bertujuan untuk
menerapkan metode yang hemat sumber daya,mudah dirawat,dan ramah lingkungan
disbanding teknologi arus utama,yang umumnya mencemari lingkungan.
Sekarang ini Teknologi Informasi di Bidang Kesehatan sangat memiliki peran yang
sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang kedokteran.
Teknologi Informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang
sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat untuk mengobati
penyakit, dan masih banyak lagi.
Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam
seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan
dengan teknologi Informasi dan Komputer.Seperti yang tercantum di dalam sebuah artikel
yang ada di website, beberapa temuan teknologi sudah dikembangkan oleh pakarnya.
Teknologi-teknologi yang sudah di kembangkan di bidang Kesehatan diantaranya adalah
berupa Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) digunakan untuk menggambar
struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan
menggunakan sinar-X.
1. Memiliki kontras resolusi dan spatial resolusi yang tinggi. Kontras resolusi adalah
kemampuan untuk membedakan dua objek yang memiliki densitas hampir sama. Spatial
resolusi adalah kemampuan untuk membedakan dua objek yang saling berdekatan
letaknya.
2. Hasil gambaran dapat direkontruksi sesuai kebutuhan, misalnya dari proyeksi axial
dijadikan proyeksi sagital atau coronal.
3. Gambaran jaringan lunak memiliki karakteristik yang baik dengan adanya pengaturan
window.
4. Hasil gambaran berupa irisan melintang ( cross sectional ) sehingga superposisi antar
organ dapat dihindari.
5. Diagnosa lebih akurat dengan adanya pengambilan gambaran dari berbagai proyeksi
seperti proyeksi axial, sagital dan coronal.
Fetal Doppler adalah alat untuk deteksi detak jantung janin di dalam kandungan sang
ibu. Fetal doppler menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik,
Gunanya untuk memeriksa apakah sang janin tumbuh dengan normal untuk
mengetahui kondisi kesehatan janin dengan ditandai adanya denyut jantungnya. Umumnya
teknik yang digunakan untuk deteksi detak jantung janin adalah dengan ultrasound (frekuensi
2 MHz).
Tujuan :
Untuk mengetahui detak jantung normal atau tidak, dan Untuk menunjukkan adanya
perbedaan frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar dan yang dikeluarkan oleh sumber
bunyi.
Langkah-langkah dalam menggunakan fetal doppler yaitu:
1. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang dan kaki lurus
2. Lakukan pemeriksaan leopold untuk menentukan pungung janin
3. Pastikan posisi punggung janin sudah di temukan setelah ituberi jell pada fetal doppler
yang akan di gunakan
4. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil sesuai dengan posisi punggung janin
5. Hitung detak jantung janin
-Dengar detak jantung janin selama 1 menit penuh
- beri penjelasan pada pasien hasil pemeriksaan detak jantung janin
6. jika pada pemeriksaan detak jantung janin tidak terdengar ataupun tidak ada
pergerakan janin maka pasien di berikan penjelasan dan pasien di rujuk Ke RS.
Normalnya, denyut jantung janin usia 6 minggu adalah 90 hingga 110 denyut per menit
(dpm) sedangkan pada usia 9 minggu ke atas berkisar antara 140 dpm dengan variasi
Bila pada usia kehamilan 5 hingga 8 minggu terjadi perlambatan denyut jantung
(kurang dari 90 denyut per menit)
2. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal.
Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin)
dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).
4. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat.
Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian kesejahteraan janin
ini meliputi:
- Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
- Tonus (gerak janin).
- Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
- Doppler arteri umbilikalis.
- Reaktivitas denyut jantung janin.
4.CTG ( Cardiotokografi)
CTG merupakan suatu alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di dalam rahim,
dengan merekam pola denyut jantung janin dan hubungannya dengan gerakan janin atau
kontraksrahim.
Jadi bila doppler hanya menghasilkan DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam
dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat
perlambatan maka itu menandakan adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah
tidak baik. Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya
dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat
peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan
bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam
waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi
yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin
diperlukan.
Indikasi