“ZAKAT”
Disusun oleh :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya yang berkelimpahan penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Zakat” dengan tepat waktu.
Ucapan syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. M. Abduh illah, M.Pd selaku pembimbing penulis dalam penulisan makalah ini,
2. Orang tua penulis, yang telah senantiasa memberikan dukungan material
dan moral,
3. Teman-teman dan civitas akademika, yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis berharap agar makalah yang berjudul “Zakat” ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca. Penulis juga menyadari dalam pembuatan
makalah ini tidaklah mungkin sempurna dan memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik, usulan, dan saran dari pembaca.
Penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi setiap pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI :
Kata Pengantar
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Zakat
2.1.1 Perbedaan zakat,infaq, dan shodaqoh
2.1.2 Tujuan Zakat
2.2 Syarat Wajib Zakat
2.2.1 Hukum Zakat
2.2.2 Hukum Enggan mengeluarkan Zakat
2.3 Macam-macam Zakat
2.4 Hikmah Zakat
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Saran
Sumber
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat
2. Mengetahui syarat wajib dan hukum zakat
3. Memahami Macam-macam zakat
4. Mengamati hikmah-hikmah
BAB 2
PEMBAHASAN
Perbedaan ketiganya dilihat dari segi subjek, materi, penerima, kadar, waktu dan
hukum.
1. Zakat
Sebagaimana yang telah dijelaskan, zakat wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim dewasa, merdeka, dan memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu
dengan syarat tertentu. Adapun yang wajib dizakati adalah jiwa dan harta
(zakat fitrah dan mal). Orang yang berhak menerima zakat yaitu delapan
golongan yang telah disebutkan di dalam al Quran. Kadarnya atau besar
zakat yang dikeluarkan ditentukan tergantung kepada jenis barang yang
dizakatkan. Waktu dalam mengeluarkan zakat pun telah ditentukan pada
waktu tertentu. Dan hukum zakat adalah wajib.
2. Infaq
Infaq bersifat umum. Infaq dapat berarti untuk ibadah bisa juga untuk perkara
yang dibolehkan atau bahkan perkara yang wajib. Infaq dapat dikeluarkan
oleh siapa saja, tak terbatas ruang dan waktu serta kadarnya.
3. Shadaqoh
Shadaqah bebas dikeluarkan oleh siapa saja dan diberikan kepada siapa
saja. Dalam bershadaqah tidak ada persyaratan tertentu dan hukumnya tidak
wajib.
صلَّى
َ َ( َوذَك ََر اس َْم َر ِِّب ِه ف١٤) قَ ْد أ َ ْفلَ َح َم ْن ت َزَ َّكى
2) Zakat Mal
Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Alloh SWT sejak
permulaan Islam, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Sehingga tidak
heran jika ibadah zakat ini menjadi perhatian utama islam, sampai-sampai diturunkan
pada masa awal islam diperkenalkan kepada dunia. Karena didalam islam, urusan
tolong menolong dan kepedulian sosial merupakan hal yang sangat penting dalam
rangka membangun peradaban sosial bermasyarakat islami yang berada didalam
naungan Alloh SWT sang pengatur rezeki.
Q.S At-Taubah ayat 60 menerangkan bahwa penerima zakat itu ada 8 golongan.
Merekalah yang berhak menerima zakat, sementara diluar golongan itu tidak berhak
menerima zakat. Namun diantara mustahiq yang 8 tersebut tidak harus semuanya
menerima secara rata, tapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan skala prioritas.
Zakat maal ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: zakat emas/perak/uang, zakat
ziro'ah, zakat ma'adin, zakat rikaz, zakat tijaroh.
1. Zakat Emas, Perak, dan Uang
Emas dan perak yang dimiliki seseorang wajib dikeluarkan zakatnya. Dalilnya
yaitu surat Attaubah ayat 34-35 yang artinya:
"Orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak menafkahkannya di
jalan Allah, peringatkanlah mereka tentang azab yang pedih. Pada hari emas
dan perak dipanaskan dalam api neraka, lalu dibakar dengannya dahi-dahi
mereka, rusuk-rusuk, dan punggung, maka dikatakan kepada mereka, "Inilah
kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah oleh kalian kekayaan yang
kalian simpan itu". (Q.S. At-Taubah ayat 34-35).
2. Zakat Ziro'ah (pertanian/segala macam hasil bumi)
Mengenai zakat tumbuh-tumbuhan, Allah SWT telah menetapkannya dalam
Al-Quran surat Al-An'am ayat 141 yang artinya:
"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan yang
tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
berbuah, dan tunaikanlah haknya dari hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkannya zakat) dan jangan lah kamu berlebihan, sesungguhnya Alloh
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (Q.S. Al-An'am: 141)
3. Zakat Ma'adin (Barang Galian)
Yang dimaksud ma'adin (barang galian) yaitu segala yang dikeluarkan dari
bumi yang berharga seperti timah, besi, emas, perak, dll. Adapula yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ma'adin itu ialah segala sesuatu
yang dikeluakan (didapatkan) oleh seseorang dari laut atau darat (bumi),
selain tumbuh-tumbuhan dan makhluk bernyawa.
Zakat ma'adin dikeluarkan setiap mendapatkannya tanpa nishab, kadar
zakatnya adalah 2,5%. Perhatikan dalil dibawah ini:
"Bahwa rosululloh SAW telah menyerahkan ma'adin qabaliyah kepada
Bilal bin Al-Harts Al-Muzanny, ma'adin itu hingga kini tidak diambil darinya,
melainkan zakat saja." (H.R. Abu Daud dan Malik)
4. Zakat Rikaz (Harta Temuan/Harta Karun)
Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nishab dan haul, besar zakatnya 20%.
Perhatikan dalil berikut:
"Sesungguhnya Nabi SAW bersabda mengenai harta kanzun (simpanan
lama) yang didapatkan seseorang ditempat yang tidak didiami orang: Jika
engkau dapatkan harta itu ditempat yang didiami orang, hendaklah engkau
beritahukan, dan jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang tidak didiami
orang, maka disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz, (zakatnya) 1/5".
(H.R. Ibnu Majah).
5. Zakat Binatang Ternak
Seorang yang memelihara hewan ternak (beternak) wajib mengeluarkan
zakatnya berdasarkan dalil berikut:
"Tidak ada seorang laki-laki yang mempunyai unta, lembu, atau kambing
yang tidak diberikan zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu
pada hari kiamat keadaannya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan
ketika di dunia, lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-telapaknya
dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya setelah binatang-binatang itu
berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-menerus hingga
Alloh selesai menghukum para manusia". (H.R. Bukhori).
6. Zakat Tijaroh
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga beli),
dihitung dari barang yang terjual sebesar 2,5%.
Adapun waktu pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingga satu tahun,
atau dibayarkan secara periodik (bulanan, triwulan, atau semester) setiap
setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku terjual. Zakat
yang dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang seharga barang
tersebut.
Rosululloh SAW bersabda: "Wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli
itu selalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena itu kamu
wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat)", (H.R. Ahmad)
"Adalah Rosululloh SAW menyuruh kamui mengeluarkan zakat dari apa yang
telah disediakan untuk dijual". (H.R. Abu Dawud).
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.
Saran
1. Setiap individu wajib mengetahui tentang hukum membayar zakat
2. Setiap individu wahib mengetahui syarat membayar zakat agar dapat membayar
zakat sesuai syariat islam dengan benar.
3. Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan
menderita.
4. Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.
5. Sumber :
Buku Petunjuk Zakat Praktis karya: Achmad Faisal, S.Pd
Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id
Panduan praktis muslim
Yusuf Qardawi,Hukum Zakat,(Jakarta : Litera Antar Nusa, 2004), hal. 34.
Wahbah Az Zuhaili,Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 3, (Jakarta : Gema Insani,
2011), hal. 164.