Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH AGAMA ISLAM 1

“ZAKAT”

Pembimbing : M. Abduh Illah, M.Pd

Disusun oleh :

Vini Nur Aulia (021811133074)


Adellia Monica Chandra (021811133075)
Ratu Sofia Nur Aini (021811133076)
Syenia Ramandha (021811133077)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya yang berkelimpahan penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Zakat” dengan tepat waktu.
Ucapan syukur dan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. M. Abduh illah, M.Pd selaku pembimbing penulis dalam penulisan makalah ini,
2. Orang tua penulis, yang telah senantiasa memberikan dukungan material
dan moral,
3. Teman-teman dan civitas akademika, yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis berharap agar makalah yang berjudul “Zakat” ini dapat menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca. Penulis juga menyadari dalam pembuatan
makalah ini tidaklah mungkin sempurna dan memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik, usulan, dan saran dari pembaca.
Penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi setiap pembacanya.

Surabaya, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI :
Kata Pengantar
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Zakat
2.1.1 Perbedaan zakat,infaq, dan shodaqoh
2.1.2 Tujuan Zakat
2.2 Syarat Wajib Zakat
2.2.1 Hukum Zakat
2.2.2 Hukum Enggan mengeluarkan Zakat
2.3 Macam-macam Zakat
2.4 Hikmah Zakat
Bab 3
Penutup
Kesimpulan
Saran
Sumber
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zakat merupakan pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam,
karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat. Jika shalat
berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi pribadi, maka zakat berfungsi
membentuk keshalihan dalam sistim sosial kemasya-rakatan. Pembentukan keshalihan
pribadi dan keshalihan dalam sistem masyarakat inilah salah satu tujuan diturunkannya
Risalah Islam oleh Allah SWT kepada manusia.
Di masyarakat kita pengetahuan, kesadaran dan pengalaman terhadap perintah shalat
sudah cukup merata, namun tidak begitu dengan perintah zakat. Sementara Al-Qur'an
menyebutkan perintah shalat dan zakat dalam 27 tempat atau ayat, sehingga
pelaksanaan shalat dan zakat merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin
dipisahkan. Hal ini tercermin pula pada masa pe-merintahan Abu Bakar ra, saat melihat
dalam masyarakat mulai ada pemilahan antara perintah zakat dan shalat, beliau meng-
ungkapkan: "Demi Allah, saya akan memerangi orang-orang yang memisahkan antara
shalat dan zakat, karena zakat adalah kewajiban atas harta". (HR Jama'ah ).
Dengan zakat, Allah SWT menghendaki kebaikan kehidupan manusia dengan ajaran-
Nya agar hidup tolong menolong, gotong royong dan selalu menjalin persaudaraan.
Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan adalah
sunatullah yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Bahkan adanya perbedaan
status sosial itulah manusia membutuhkan antara satu dengan lainnya. Dan zakat
adalah salah satu instrumen paling efektif untuk menyatukan umat manusia dalam
naungan kecintaan dan kedamaian hidupnya di dunia, untuk menggapai kebaikan di
akhirat.
Islam melarang menumpukan harta, menahannya dari peredaran dan pengembangan.
Sesuai dengan Firman Allah SWT: Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak
serta tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah pada mereka
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (Q.S At-Taubah: 34) Pelaksanaan
zakat erat hubungannya dengan suatu ekonomi karena dapat mendorong kehidupan
ekonomi hingga orang-orang dapat menunaikan zakat. Dalam sistem perekonomian
Islam uang itu tidak akan mempunyai kebaikan dan laba yang halal bila ia dibiarkan
saja tanpa dioperasikan, tetapi ia harus terpotong oleh zakat manakala masih
mencapai satu nisab dan 2 khaulnya sedangkan Islam mengharamkan riba. Karena
itulah ekonomi Islam yang berlandakan pada pengarahan zakat akan memberi
dorongan terhadap terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pada umumnya
harta yang wajib dizakatkan adalah mempunyai sifat berkembang atau sudah menjadi
harta simpanan, dan zakat dikeluarkan dari hasil pertumbuhannya, bukan dari
modalnya. Dengan demikian harta itu akan tetap sehat, masyarakatpun sehat dan
ekonomi nasionalpun sehat, berkat harta itu berkembang dengan pesat dan seproduktif
mungkin. Zakat yang bersifat konsumtif adalah harta zakat secara langsung
diperuntukkan bagi mereka yang tidak mampu dan sangat membutuhkan, terutama
fakir miskin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Zakat Dan Perbedaannya Dengan Infaq dan Shadaqah
2. Syarat Wajib dan Hukum Zakat
3. Macam-macam Zakat
4. Hikmah-hikmah Zakat

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian zakat
2. Mengetahui syarat wajib dan hukum zakat
3. Memahami Macam-macam zakat
4. Mengamati hikmah-hikmah

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian zakat


Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah.
Dalam Al-Quran dan hadis disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah” (QS. al-Baqarah[2]: 276); “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. at-Taubah[9]:
103); “Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Zakat adalah jumlah aset/harta yang harus dikeluarkan oleh orang yang beragama
Islam dan diberikan kepada kelompok yang berhak menerimanya (orang miskin dan
sebagainya). Menurut kondisi yang ditetapkan oleh hukum Islam. Zakat merupakan
pilar ketiga dari rukun Islam.
2.1.1 Perbedaan zakat, infaq, dan shodaqoh
1. Zakat
Secara lisan Al Arab, zakat (Al Zakat) ditinjau dari sudut bahasa adalah suci,
tumbuh, berkah dan terpuji. Sedangkan menurut istilah (Syara’), zakat adalah
nama suatu ibadah wajib yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah
kadar tertentu dari harta milik sendiri kepada orang yang berhak
menerimanya menurut yang ditentukan islam. Zakat merupakan wajib
hukumnya untuk dilakukan oleh setiap muslim untuk membersihkan diri dan
hartanya dari kotoran hasad, dengki dan bakhil.
2. Infaq
Secara bahasa, infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan
sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Sementara menurut istilah syariat, infaq
berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/pengahsilan
untuk suatu kepentingan yang diperintahkan agama islam. Jika zakat ada
nisabnya, maka infaq dan sedekah terbebas dari nisab.Infaq bisa dilakukan
oleh siapapun, baik yang berpenghasilan rendah maupun sempit. Infaq dapat
dibagi menjadi 4 yaitu merupakan infaq wajib yaitu infaq kepada istri dan
keluarga dan juga membayar zakat, infaq sunnah yaitu infaq untuk jihad dan
infaq kepada orang yang membutuhkan, selanjutnya infaq mubah yaitu
mengerluarkan harta untuk perkara berdagang atau bercocok tanam, dan
yang terakhir adalah infaq haram yaitu infaq yang dapat menghalangi syiar
islam dan infaq kepada fakir miskin namun niatnya bukan karena allah.
3. Shadaqoh
Secara bahasa, Shadaqah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar.
Orang yang gemar bersedekah bisa diartikan sebagai orang yang benar
pengakuan imannya. Sementara secara istilah atau terminologi syariat,
sedekah sama dengan infak, yakni mengeluarkan sebagaian harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh
agama. Begitu juga sedekah merupakan pemberian yang dikeluarkan secara
sukalera kepada siapa saja, tanpa nisab dan tanpa adanaya aturan waktu
yang mengeikat. Hanya saja, infaq lebih pada pemberian yang sifatnya
maretial, sedangkan sedekah mempunyai makna yang lebih luas, baik dalam
bentuk pemberian yang bersifat materi maupun non materi.

Perbedaan ketiganya dilihat dari segi subjek, materi, penerima, kadar, waktu dan
hukum.

1. Zakat
Sebagaimana yang telah dijelaskan, zakat wajib dikeluarkan oleh setiap
muslim dewasa, merdeka, dan memiliki kekayaan dalam jumlah tertentu
dengan syarat tertentu. Adapun yang wajib dizakati adalah jiwa dan harta
(zakat fitrah dan mal). Orang yang berhak menerima zakat yaitu delapan
golongan yang telah disebutkan di dalam al Quran. Kadarnya atau besar
zakat yang dikeluarkan ditentukan tergantung kepada jenis barang yang
dizakatkan. Waktu dalam mengeluarkan zakat pun telah ditentukan pada
waktu tertentu. Dan hukum zakat adalah wajib.
2. Infaq
Infaq bersifat umum. Infaq dapat berarti untuk ibadah bisa juga untuk perkara
yang dibolehkan atau bahkan perkara yang wajib. Infaq dapat dikeluarkan
oleh siapa saja, tak terbatas ruang dan waktu serta kadarnya.
3. Shadaqoh
Shadaqah bebas dikeluarkan oleh siapa saja dan diberikan kepada siapa
saja. Dalam bershadaqah tidak ada persyaratan tertentu dan hukumnya tidak
wajib.

2.1.2 Tujuan Zakat


Allah mewajibkan zakat kepada umat Islam dengan tujuan-tujuan yang mulia. Di
antaranya:
1. Memiliki kecintaan terhadap harta kekayaan merupakan naluri manusia yang
mendorongnya untuk senantiasa mempertahankan harta kekayaannya. Islam
mewajibkan zakat sebagai pembersih hati manusia dari sikap rakus, pelit,
dan tamak, juga untuk menghilangkan sikap mencintai dan ambisi terhadap
dunia. Allah I berfirman, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)
2. Dasar memberikan zakat adalah empati dan rasa saling membantu. Karena
pada prinsipnya naluri manusia itu akan lebih dekat dan akrab kepada orang
yang peduli dan berbuat baik kepadanya. Dengan begitu, akan terbentuk
masyarakat muslim yang saling mencintai dan menolong seperti sebuah
bangunan yang saling menopang antara satu sisi dengan sisi lainnya
sehingga akan bisa mengurangi kasus pencurian dan tindakan kriminal
lainnya.
3. Dengan zakat, akan tercapai makna dan inti ibadah juga makna tunduk yang
mutlak serta penyerahan diri yang sempurna kepada Allah, Tuhan semesta
alam. Ketika orang kaya mengeluarkan zakat hartanya, maka pada
hakikatnya dia telah melaksanakan perintah Allah dan telah mensyukuri
nikmat Allah. Allah I berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (Ibrahim: 7).
4. Zakat juga bisa mendukung tercapainya program jaminan sosial dan
keseimbangan kondisi masyarakat, agar tidak ada jurang yang terlalu jauh
antara si kaya dan si miskin. Dengan mengeluarkan zakat, maka kekayaan
dan harta tidak hanya berada di kalangan tertentu saja, tapi akan merata di
seluruh lapisan masyarakat. Allah I berfirman, “Supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (Al-Hasyr: 7)

2.2 Syarat Wajib Zakat


Zakat tidak secara mutlak wajib kepada selurah manusia. Ada syarat-syarat
tertentu (sesuai syariat) yang menyebabkan seseorang wajib mengeluarkan
zakat. Jika syarat tersebut sudah terpenuhi dalam dirinya maka dia fardhu ain
mengeluarkan zakat. Al-Zuhayly (2008) menyebutkan syarat wajib zakat
adalah sebagai berikut :
1. Merdeka
2. Islam
3. Baligh dan berakal
4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati dan
berkembang
5. Harta yang dizakati telah mencapai nisab
6. Harta tersebut adalah milik penuh (al-milk al-tam)
7. Kepemilikan harta telah mencapai setahun (cukup haul)
8. Tidak adanya hutang atau zakat yang dizakati bukan hasil dari hutang
9. Harta yang dizakati melebihi kebutuhan pokok

2.2.1 Hukum Zakat


Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam
kategori ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan
Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia di
mana pun.

2.2.2 Hukum enggan mengeluarkan Zakat


1. Orang yang enggan mengeluarkan zakat karena mengingkari kewajibannya.
zakat adalah bagian dari rukun Islam. Para ulama bersepakat
(berijma’) bahwa siapa yang menentang dan mengingkari kewajiban
zakat, maka ia telah kafir dan murtad dari Islam. Karena ini adalah
perkara ma’lum minad diini bid doruroh, yaitu sudah diketahui akan
wajibnya. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Barangsiapa
mengingkari kewajiban zakat di zaman ini, ia kafir berdasarkan
kesepakatan para ulama.” Ibnu Hajar berkata, “Adapun hukum asal
zakat adalah wajib. Siapa yang menentang hukum zakat ini, ia kafir.”

2. Orang yang enggan mengeluarkan zakat karena bakhil dan pelit


Orang yang enggan menunaikan zakat dalam keadaan meyakini
wajibnya, ia adalah orang fasik dan akan mendapatkan siksa yang
pedih di akhirat. Allah Ta’ala berfirman : “Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu
dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka,
lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
“Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At
Taubah: 34-35).

2.3 Macam - macam zakat


Zakat secara umum terbagi kepada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.
1) Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali dalam setahun oleh setiap
muslim mukallaf (orang yang dibebani kewajiban oleh Allah) untuk dirinya sendiri dan
untuk setiap jiwa atau orang yang menjadi tanggungannnya. Jumlah yang harus
dikeluarkan adalah sebanyak satu sha' (1.k 3,5 liter/2,5Kg) perjiwa yang
didistribusikan pada tanggal 1 Syawal setelah sholat subuh sebelum sholat Idul
Fitri.berikut yang harus diketahui tentang zakat fitrah.
1. Hukum zakat fitrah.
Hukum zakat fitrah adalah wajib. Setiap umat islam wajib menunaikan zakat
fitrah untuk membersihkan dan mensucikan diri serta membantu jiwa-jiwa yang
kelaparan karena dibelit kemiskinan.
Dalil yang menerangkan kewajiban zakat fitrah yaitu sebagai
berikut:

‫صلَّى‬
َ َ‫( َوذَك ََر اس َْم َر ِِّب ِه ف‬١٤) ‫قَ ْد أ َ ْفلَ َح َم ْن ت َزَ َّكى‬

Artinya: "Sungguh berbahagialah orang yang mengeluarkan zakat (fitrahnya),


menyebut nama Tuhannya (mengucap takbir) lalu ia mengerjakan sholat (idul fitri)."
(Q.S Al-A'la ayat 14-15).

2. Kadar (Ukuran) Zakat Fitrah


Ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap muslim adalah
sebanyak satu Sha' dari makanan pokok. hal ini sesuai dengan dua
hadits berikut ini yang artinya :
"Kami mengeluarkan (zakat fitrah) di zaman Rosululloh SAW pada iedul fitri
sebanyak satu Sha' dari makanan". (H.R. Bukhari).
"Adalah kami (para sahabat) di masa Rosululloh SAW mengeluarkan zakat fitrah
satu sha' makanan atau satu sha' tamar (kurma), atau satu sha' sya'ir (padi belanda),
atau satu sha' aqith (susu yang telah kering yang tidak diambil buihnya, atau
semacam makanan yang terbuat dari susu, dimasak, sesudah itu dibiarkan lalu
diletakkan di kain perca agar menetes kebawah), atau satu sha' zahib
(kismis)". (H.R. Bukhari).

2) Zakat Mal
Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Alloh SWT sejak
permulaan Islam, sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Sehingga tidak
heran jika ibadah zakat ini menjadi perhatian utama islam, sampai-sampai diturunkan
pada masa awal islam diperkenalkan kepada dunia. Karena didalam islam, urusan
tolong menolong dan kepedulian sosial merupakan hal yang sangat penting dalam
rangka membangun peradaban sosial bermasyarakat islami yang berada didalam
naungan Alloh SWT sang pengatur rezeki.
Q.S At-Taubah ayat 60 menerangkan bahwa penerima zakat itu ada 8 golongan.
Merekalah yang berhak menerima zakat, sementara diluar golongan itu tidak berhak
menerima zakat. Namun diantara mustahiq yang 8 tersebut tidak harus semuanya
menerima secara rata, tapi disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan skala prioritas.
Zakat maal ini terdiri dari beberapa macam, yaitu: zakat emas/perak/uang, zakat
ziro'ah, zakat ma'adin, zakat rikaz, zakat tijaroh.
1. Zakat Emas, Perak, dan Uang
Emas dan perak yang dimiliki seseorang wajib dikeluarkan zakatnya. Dalilnya
yaitu surat Attaubah ayat 34-35 yang artinya:
"Orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak menafkahkannya di
jalan Allah, peringatkanlah mereka tentang azab yang pedih. Pada hari emas
dan perak dipanaskan dalam api neraka, lalu dibakar dengannya dahi-dahi
mereka, rusuk-rusuk, dan punggung, maka dikatakan kepada mereka, "Inilah
kekayaan yang kalian timbun dahulu, rasakanlah oleh kalian kekayaan yang
kalian simpan itu". (Q.S. At-Taubah ayat 34-35).
2. Zakat Ziro'ah (pertanian/segala macam hasil bumi)
Mengenai zakat tumbuh-tumbuhan, Allah SWT telah menetapkannya dalam
Al-Quran surat Al-An'am ayat 141 yang artinya:
"Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanaman-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan yang
tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
berbuah, dan tunaikanlah haknya dari hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkannya zakat) dan jangan lah kamu berlebihan, sesungguhnya Alloh
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan". (Q.S. Al-An'am: 141)
3. Zakat Ma'adin (Barang Galian)
Yang dimaksud ma'adin (barang galian) yaitu segala yang dikeluarkan dari
bumi yang berharga seperti timah, besi, emas, perak, dll. Adapula yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ma'adin itu ialah segala sesuatu
yang dikeluakan (didapatkan) oleh seseorang dari laut atau darat (bumi),
selain tumbuh-tumbuhan dan makhluk bernyawa.
Zakat ma'adin dikeluarkan setiap mendapatkannya tanpa nishab, kadar
zakatnya adalah 2,5%. Perhatikan dalil dibawah ini:
"Bahwa rosululloh SAW telah menyerahkan ma'adin qabaliyah kepada
Bilal bin Al-Harts Al-Muzanny, ma'adin itu hingga kini tidak diambil darinya,
melainkan zakat saja." (H.R. Abu Daud dan Malik)
4. Zakat Rikaz (Harta Temuan/Harta Karun)
Yang dimaksud rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nishab dan haul, besar zakatnya 20%.
Perhatikan dalil berikut:
"Sesungguhnya Nabi SAW bersabda mengenai harta kanzun (simpanan
lama) yang didapatkan seseorang ditempat yang tidak didiami orang: Jika
engkau dapatkan harta itu ditempat yang didiami orang, hendaklah engkau
beritahukan, dan jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang tidak didiami
orang, maka disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz, (zakatnya) 1/5".
(H.R. Ibnu Majah).
5. Zakat Binatang Ternak
Seorang yang memelihara hewan ternak (beternak) wajib mengeluarkan
zakatnya berdasarkan dalil berikut:
"Tidak ada seorang laki-laki yang mempunyai unta, lembu, atau kambing
yang tidak diberikan zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu
pada hari kiamat keadaannya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan
ketika di dunia, lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-telapaknya
dan menanduknya dengan tanduk-tanduknya setelah binatang-binatang itu
berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-menerus hingga
Alloh selesai menghukum para manusia". (H.R. Bukhori).
6. Zakat Tijaroh
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga beli),
dihitung dari barang yang terjual sebesar 2,5%.
Adapun waktu pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingga satu tahun,
atau dibayarkan secara periodik (bulanan, triwulan, atau semester) setiap
setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku terjual. Zakat
yang dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang seharga barang
tersebut.
Rosululloh SAW bersabda: "Wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli
itu selalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena itu kamu
wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat)", (H.R. Ahmad)
"Adalah Rosululloh SAW menyuruh kamui mengeluarkan zakat dari apa yang
telah disediakan untuk dijual". (H.R. Abu Dawud).

2.4 Hikmah Zakat


1. Menghindari kesenjangan sosial antara aghniya dan dhu'afa.
2. Pilar amal jama'i antara aghniya dengan para mujahid dan da'i yang berjuang
dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi umat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat.

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah merupakan
zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan
Syawal untuk mensucikan jiwa. Sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dimiliki
seseorang karena sudah mencapai nisabnya.

Hukum mengeluarkan zakat adalah wajib.


Yang dibayarkan zakat fitrah yaitu berupa makanan pokok sebesar 3,1 liter atau 2,5 kg
atau bisa juga dibayarkan dengan uang senilai makanan pokok yang harus dibayarkan.
Sedangkan yang dibayarkan zakat mal berupa binatang ternak, emas dan perak, biji-bijian
dan buah-buahan, rikaz, dan hasil tambang.
Syarat wajib zakat fitrah adalah beragama Islam, lahir dan hidup sebelum terbenam
matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan, dan mempunyai persediaan makanan
untuk dirinya sendiri dan yang wajib dinafkahi, baik manusia atau binatang, pada malam hari
raya dan siang harinya. Dan syarat wajib zakat mal adalah Islam, merdeka, hak milik
sempurna, sampai nisab, dan masa memiliki sampai satu tahun.
Zakat mal waktunya tidak ditentukan, sedangkan zakat fitrah dibagi menjadi 5, yaitu
waktu mubah, wajib, sunah, makruh dan waktu haram.
Orang-orang yang berhak menerima zakat yaitu orang fakir, orang miskin, amil,
muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, fi sabilillah, dan ibnu sabil. Sedangkan yang
tidak berhak menerima zakat yaitu orang kafir, orang atheis, keluarga Bani Hasyim dan Bani
Muttalib, dan ayah, anak, kakek, nenek, ibu, cucu, dan isteri yang menjadi tanggungan
orang yang berzakat.
Manfaat zakat dalam kehiupan adalah menolong orang yang lemah dan menderita(jika
zakat fitrah, pada saat Idul Fitri), agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah
dan terhadap makhluk-Nya, membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela serta
mendidik diri agar memiliki sifat mulia dan pemurah, ungkapan rasa syukur kepada Allah
atas rizki yang telah diberikan kepada kita, menjaga kejahatan-kejahatan yang
dimungkinkan timbul dari si miskin, mendekatkan hubungan kasih sayang dan saling
mencintai antara si kaya dan si miskin, dan menggapai berkah, tambahan dan ganti dari
Allah SWT.

Saran
1. Setiap individu wajib mengetahui tentang hukum membayar zakat
2. Setiap individu wahib mengetahui syarat membayar zakat agar dapat membayar
zakat sesuai syariat islam dengan benar.
3. Kita harus membayar zakat agar kita dapat menolong orang yang lemah dan
menderita.
4. Kita harus membayar zakat di waktu dan orang yang tepat.
5. Sumber :
 Buku Petunjuk Zakat Praktis karya: Achmad Faisal, S.Pd
 Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id
 Panduan praktis muslim
 Yusuf Qardawi,Hukum Zakat,(Jakarta : Litera Antar Nusa, 2004), hal. 34.
 Wahbah Az Zuhaili,Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 3, (Jakarta : Gema Insani,
2011), hal. 164.

Anda mungkin juga menyukai