Anda di halaman 1dari 10

Akar-Akar Persamaan

Definisi akar :

Suatu akar dari persamaan f(x) = 0 adalah


suatu nilai dari x yang bilamana nilai
tersebut dimasukkan dalam persamaan
memberikan identitas 0 = 0 pada fungsi f(x)
X1 2
= Sebagai contoh, penyelesaian analitik
untuk fungsi kuadratik f(x) = x + x2 + c = 0 diberikan oleh

Hasil perhitungan dari rumus ABC merupakan akar-akar bagi persamaan tersebut. Akar-akar
tersebut memberikan nilai-nilai x yang menjadikan persamaan itu sama dengan nol. Namun untuk
bentuk-bentuk persamaan non-linear dengan derajat, terkadang akan ditemukan kesulitan untuk
mendapatkan akar-akarnya. Sehingga untuk persamaan non-linear menggunakan metode-metode
lain yang bukan dengan menggunakan rumus ABC.
Metode yang sederhana untuk memperoleh taksiran atas akar persamaan f(x) = 0 adalah
membuat gambar grafik fungsi dan mengamati di mana ia memotong sumbu x. Titik ini yang
mewakili nilai x di mana f(x) = 0, memberikan aproksimasi (hampiran) kasar dari akar.

Metode grafis

Metode pertama untuk menyelesaikan persamaan non-linear adalah metode grafik.


Metode grafik merupakan metode sederhana untuk mendapatkan akar perkiraan dari
persamaan f(x)=0 dengan membuat plot dari fungsi dan mengamatinya di mana fungsi
tersebut memotong sumbu x. Di titik ini, yang merepresentasikan nilai x yang membuat
f(x)=0, memberikan hampiran kasar bagi akar persamaan itu.

Misal : x4 – 3x – 2 = 0 f(x) = x4

x4 = 3x + 2 y(x) = 3x + 2
f(x) = y(x)

x f(x) x f(x)

2 16 -3 -7
0 0 0 2
-2 16 23 11
4

2
0

1
6
f(x) =
1 x4
y(x) = 3x
2 +2

4
-3 -2 -1 1
2 3 -4 4

-8

-
1
2

Gunakan pendekatan grafis untuk menentukan koefisien hambatan c yang diperlukan oleh
penerjun payung dengan masa m = 68,1 kg agar mempunyai kecepatan 40 m/detik setelah jatuh
bebas untuk waktu t = 10 detik. Catatan : percepata yang disebabkan gravitasi adalah 9,8 m/detik2.

Penyelesaian :
Kita dapat menentukan akar persamaan dengan memakai parameter t = 10, g = 9,8 ; v = 40
dan m = 68,1

F(c) = (1 – e-(c/68,1)10) -40 atau

F(c) = (1 – e -0,146943c) – 40 .............


40 (1)

Beragam nilai c dapat disubstitusikan ke ruas kanan persamaan ini untuk menghitung

C F(c)
4 34,115
8 17,653
12 6,067 20

16 -2,269
20 -8,401
ak
ar
4 8 12
16 20
0

Titik-titik ini dirajah (diplot) pada gambar di atas. -Kurva yang dihasilkan memotong sumbu c
10
antara 12 dan 16. Pemeriksaan visual rajahan tersebut menyediakan taksiran akar kasar sebesar
14,75. Kesahihan taksiran grafis dapat diperiksa dengan mensubstitusikannya ke persamaan (1)
untuk menghasilkan

F(14,75) = (1 – e (-0,146943)(14,75)) – 40

= 0,059

Yang dekat ke nol. Kesahihan ini dapat pula diperiksa dengan mensubstitusikannya ke
persamaan ..... bersama dengan nilai-nilai parameter dari contoh ini untuk memberikan

V= (1 – e –(14,75/68,1)10) = 40,059
Yang sangat dekat ke kecepatan jatuh 40 m/detik yang dikehendaki.

Kesulitan metode ini barangkali adalah usaha untuk membuat plot grafik fungsinya. Selain
itu, metode ini juga tidak cukup akurat karena dapat saja tebakan akar satu orang dengan orang
yang lainnya berbeda.

Nilai praktis dari teknik-teknik grafis sangat ternbatas karena kurang tepat. Namun, metode
grafis ini dapat dimanfaatkan untuk memperoleh taksiran kasar dari akar. Taksiran-taksran ini
dapat diterapkan sebagai terkaan awal untuk metode numerik. Misalnya, perangkat lunak komputer
TOOLKIT elektronik yang menyertai naskah ini memboekan untuk menggambarkan fungsi pada
suatu rentang tertentu. Gambaran ini dapat digunakan untuk memilih terkaan yang mengurung
akar sebelum mengimplementasikan metode numerik. Pilihan penggambaran akansangat
meningkatkan kegunaan perangkat lunak tersebut.

Selain menyediakan terkaan kasar untuk akar, tafsiran grafis merupakan sarana yang penting
untuk memahami sifat-sifat fungsi dan mengantisipasi kesukaran-kesukaran yang tersembunyi dari
metode-metode numerik.

f(x)
f(x) f(x) f(x)

x
x x x xl Xu
xl Xu xl Xu xl Xu

(a) (b) (c) (d)

Gambar di atas memperlihatkan sejumlah cara di mana akar dapat muncul dalam suatu
selang yang ditentukan oleh batas bawah xl dan batas atas xu. Gambar (b) melikiskan kasus di
mana satu akar tunggal dikurung oleh nilai-nilai f(x) yang positif dan negatif. Gambar (d), di mana
f(xl) dan f(xu) juga berseberangan dengan sumbu x, memperlihatkan tiga akar muncul dalam selang
(interval) itu. Umumnya jika f(xl) dan f(xu) mempunyai tanda yang berlawanan, maka dalam
selang itu terdapat akar sebanyak bilangan ganjil. Seperti ditunjukkan pada gambar (a) dan gambar
(c), jika f(xl) dan f(xu) bertanda sama, maka antara nilai-nilai tersebut tidak terdapat akar atau
terdapat akar sebanyak bilangan genap.

Walaupun perampatan (generalisasi) ini biasanya benar, tetapi terdapat kasusu di mana hal
tersebut tidak berlaku. Misalnya, akar ganda, yakni fungsi yang bersinggungan terhadap sumbu x
(gambar a) dan fungsi terkontinu (gambar b) dapat melanggar prinsip-prinsip ini. Contoh dari
fungsi yang mempunyai akar ganda adalah persamaan derajat tiga (cubic equation) f(x) = (x – 2)(x
– 2)(x – 4). Perkatikan bahwa x = 2 membuat dua faktor polinom ini sama dengan nol. Oleh karena
itu, x = 2 dinamakan akar ganda.

METODE PENCARIAN AKAR


a. Metode bagi dua
Metode ini dapat dilakukan dengan memperhatikan bagan berikut :
[a,b
]]

bagi dua di

[a,c
[c,b
]]
]]

Ya f(a)f(c) < 0 tidak


?

Selang baru:
Selang baru: [a,b]←[c,b]
[a,b]←[a,c]
Selang yang baru dibagi dua lagi dengan cara yang sama. Begitu seterusnya sampai selang yang
baru sudah sangat kecil. Kondisi berhenti dapat dipilih salah satu dari tiga kriteria berikut :
1. Lebar selang baru : , dalam hal ini adalah nilai toleransi lebar selang yang
mengukur akar.
2. Nilai fungsi di hampiran akar : f(c) = 0. Beberapa bahasa pemrograman membolehkan pem-
bandingan dua buah bilangan riil, sehingga perbandingan f(c) = 0 dibenarkan. Tetapi, dapat
pula kita uji f(c) = 0 dengan menghampiri nilai f(c) < epsilon mesin.

3. Galat relatif hampiran akar : , dalam hal ini adalah galat relatif
yang diinginkan.

Teorema 3.1
Jika menerus di dalam selang dengan dan sehingga

dan , maka selalu berlaku dua ketidaksamaan berikut:

(i) dan

(ii) ,

Bukti:
Misalkan pada iterasi ke – r kita mendapatkan selang yang panjangnya setengah

panjang selang sebelumnya, .

Jadi,

Jelaslah bahwa

....

Pada iterasi ke – r, posisi cr (akar hampiran) dan s (akar sejati) adalah seperti diagram berikut:

Berdasarkan diagram di atas jelaslah bahwa

Selanjutnya,
Jadi, selisih antara akar sejati dengan akar hampiran tidak pernah lebih dari setengah epsilon.
Dengan mengingat kriteria berhenti adalah , maka dari (i) terlihat bahwa

Sehingga

Yang dalam hal ini R adalah jumlah iterasi (jumlah pembagian selang) yang dibutuhkan untuk
menjamin bahwa c adalah hampiran akar yang memiliki galat kurang dari .

Contoh :
Tentukan akar persamaan f(x) = di dalam selang [0,1] dan !
Penyelesaian : Tabel berikut adalah tabel yang menggunakan metode bagi dua.
Jumlah iterasi yang dibutuhkan :

Jadi, dibutuhkan minimal 17 kali iterasi (r = 0 sampai dengan r = 16) agar galat akar hampiran

kurang dari
I A c b f(a) f(c) f(b) selang baru lebarnya
0 0,000000 0,500000 1,000000 1,000000 0,398721 -2,281718 [c,b] 0,500000
1 0,500000 0,750000 1,000000 0,398721 -0,695500 -2,281718 [a,c] 0,250000
2 0,500000 0,625000 0,750000 0,398721 -0,084879 -0,695500 [a,c] 0,125000
3 0,500000 0,562500 0,625000 0,398721 0,173023 -0,084879 [c,b] 0,062500
4 0,562500 0,593750 0,625000 0,173023 0,048071 -0,084879 [c,b] 0,031250
5 0,593750 0,609375 0,625000 0,048071 -0,017408 -0,084879 [a,c] 0,015625
6 0,593750 0,601563 0,609375 0,048071 0,015581 -0,017408 [c,b] 0,007813
7 0,601563 0,605469 0,609375 0,015581 -0,000851 -0,017408 [a,c] 0,003906
8 0,601563 0,603516 0,605469 0,015581 0,007380 -0,000851 [c,b] 0,001953
9 0,603516 0,604492 0,605469 0,007380 0,003268 -0,000851 [c,b] 0,000977
10 0,604492 0,604980 0,605469 0,003268 0,001210 -0,000851 [c,b] 0,000488
11 0,604980 0,605225 0,605469 0,001210 0,000179 -0,000851 [c,b] 0,000244
12 0,605225 0,605347 0,605469 0,000179 -0,000336 -0,000851 [a,c] 0,000122
13 0,605225 0,605286 0,605347 0,000179 -0,000078 -0,000336 [a,c] 0,000061
14 0,605225 0,605255 0,605286 0,000179 0,000051 -0,000078 [c,b] 0,000031
15 0,605255 0,605270 0,605286 0,000051 -0,000014 -0,000078 [a,c] 0,000015
16 0,605255 0,605263 0,605270 0,000051 0,000018 -0,000014 [c,b] 0,000008

Jadi, hampiran akarnya adalah x = 0,605263

b. Metode Newton-Rhapson
Diantara semua metode pencarian akar, metode Newton-Rhapsonlah yang paling terkenal dan
paling banyak dipakai dalam terapan sains dan rekayasa. Metode ini paling disukai karena
konvergensinya paling cepat diantara metode lainnya.
Ada dua pendekatan dalam menurunkan rumus metode Newton-Raphson, yaitu:
1. Penurunan rumus Newton-Raphson secara geometri

Dari gambar di atas, gradien garis singgung di adalah

Atau

Sehingga prosedur iterasi metode Newton-Raphson adalah


2. Penurunan rumus Newton-Raphson dengan bantuan deret Taylor
Uraikan di sekitar ke dalam deret Taylor:

Yang bila dipotong sampai suku orde-2 saja menjadi

Dan karena persoalan mencari akar, maka , sehingga

atau

Kondisi iterasi berhenti bila

Atau bila menggunakan galat relatif hampiran

Dengan dan adalah toleransi galat yang diinginkan.


Contoh :
Tentukan akar persamaan f(x) = x2 – 2x – 3 = 0 dengan Metode Newton Rhapson,
dan tebakan awal x0 = 2!
Penyelesaian :
f(x) = x2 – 2x – 3
f’(x) = 2x – 2
Prosedur iterasi Newton-Rhapson :

Tabel Iterasinya :
R
0 2,000000 0,000000
1 3,500000 1,500000
2 3,050000 0,450000
3 3,000610 0,049390
4 3,000000 0,000610
5 3,000000 0,000000

Jadi, hampiran akarnya x = 3,000000

Anda mungkin juga menyukai