Anda di halaman 1dari 5

PANDE MADE RAMA SUMAWA

111015034

SISTEM IMUN SPESIFIK

Sistem imun adalah sistem pertahanan yang ada pada tubuh manusia yang berfungsi untuk
menjaga manusia dari benda-benda yang asing bagi tubuh manusia. Pada sistem imun ada istilah
yang disebut Imunitas. Imunitas sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita
terhadap suatu penyakit. Jadi sistem imun pada tubuh kita mempunyai imunitas terhadap
berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita.

Mekanisme Respon Imun

Ketika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 lapis
pertahanan sistem imun. Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik terutama
fisik/mekanis, biokimia, dan humoral. Pertahanan ini akan mencegah masuknya mikroba masuk
ke dalam tubuh. Pertahanan lapis kedua berisi sistem imun non-spesifik khususnya yang selular.
Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah mikroba yang berhasil masuk ke dalam tubuh
dengan menghancurkannya. Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesifik. Ini akan menangani
mikroba yang masih belum ditangani oleh sistem imun non-spesifik.

Fungsi Sistem Imun

Fungsi sistem imun sendiri ada 3, yaitu :


1. Pertahanan
2. Homeostasi tubuh
3. Peremajaan

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun

Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun, yaitu :


1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lingkungan

Sistem imun spesifik


Sistem imun spesifik Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.Benda asing
yang pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-sel
imun tersebut. Bila sel imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka
benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan olehnya.
Oleh karena sistem tersebut hanya mengahancurkan benda asing yang sudah dikenal
sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik.

Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya,
tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara sel
T makrofag. System imun Spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik.
Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikrobia yang sering menginfeksi tubuh juga
mempunyai antigen. Selain itu, antigen ini juga dapat berasal dari sel asing atau sel kanker.
Tubuh kita seringkali dapat membentuk sistem imun (kekebalan) dengan sendirinya. Setelah
mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah
terinfeksi beberapa kali. Sebagai contoh campak atau cacar air, penyakit ini biasanya hanya
menjangkiti manusia sekali dalam seumur hidupnya. Hal ini karena tubuh telah membentuk
kekebalan primer. Kekebalan primer diperoleh dari B limfosit dan T limfosit. Sistem imun ini
dibagi menjadi 2 :

A. Sistem imun spesifik humoral


Di dalam imunitas humoral yang berperan adalah limfosit B atau sel B berasal dari sistem
sel . Fungsi utamanya adalah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan
melakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang. Limfosit B menyerang
antigen yang ada di cairan antar sel. Terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu : limfosit B plasma
memproduksi antibodi, limfosit B pembelah menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara
cepat, limfosit B memori mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.
Humor berarti cairan di dalam tubuh. Sel B bila dirangsang oleh benda asing, akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi
yang dilepaskan akan ditemukan di dalam serum. Fungsi utama adalah antibodi ini adalah
pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.
Sel Th 2 juga mempunyai kontribusi didalam sistim imunitas ini. Th 2 akan memproduksi
Il-4, Il-5, Il-6 yang merangsang sel B untuk menghasilkan immunoglobulin (Ig), menekan kerja
monosit/makrophag dan respon imun seluler Immunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang
berasal dari proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara
spesifik ini akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum protein tersebut
dipisahkan dengan cara elektroforesis, maka IgG ditemukan terbanyak dalam fraksi globulin
alfa dan beta.

Ada lima jenis IgG yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
 IgG merupakan komponen utama didalam Ig serum dengan kadar di dalam darah sekitar
75 % dari semua immunoglobulin. IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke fetus dan
berperan dalam imunitas bayi sampai berusia 6-9 bulan. IgG dan komplemen bekerja
saling membantu di dalam sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperan
di dalam imunitas sellular.
 IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalam serum dapat
Amengagglutinasi kuman. Mengganggu motilitasnya hingga memudahkan fagositosis
oleh sel PMN.
 IgM merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap kebanyakan antigen. IgM
dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan fagositosis dan
merupakan aglutinator poten protein.
 IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgD merupakan 1%
dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada sel membran sel B bersama IgM
dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi sel B.
 IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serum dan meningkat
pada penyakit alergi, infeksi cacing.
Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen. Karakteristiknya
mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam melawan antigen untuk berproliferasi
dan berdifferensiasi menjadi plasma sel. Jika seseorang terpapar untuk kedua kalinya dengan
antigen yang sama respon imun sekunder terjadi. Respon ini lebih cepat lebih lama, dan lebih
efektif karena sistim imun sudah disiapkan melawan antigen tersebut.
Walaupun antibodi tidak dapat menghancurkan antigen secara langsung tetapi dapat
menginaktifkan dan menandainya untuk dihancurkan. Yang terjadi di dalam interaksi antigen-
antibodi adalah suatu formasi kompleks antigen-antibodi.
B. Sistem imun spesifik selular
Di dalam imunitas seluler yang berperan adalah limfosit T atau sel T yang berasal dari sel
yang sama dengan sel B tetapi proliferasinya di dalam kelenjar timus atas pengaruh berbagai
faktor asal timus.Limfosit T menyerang antigen yang berada di dalam sel. Fungsi utama sistim
imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri, virus , jamur dan keganasan di
intra seluler. Yang berperan disini adalah limfosit T atau sel T. Sel T bermacam-macam jenisnya,
berdasarkan fungsinya secara umum ada tiga golongan utama dari sel T. Yang merupakan sel
efektor dari killing sel Adalah sel sitotoksik (Tc), dua golongan lagi termasuk di dalam sel
regulasi yaitu sel T helper (Th) dikenal juga sebagai CD4 dan sel T suppressor (Ts) dikenal juga
sebagai CD8.T helper(Th) yang disebut juga dengan CD4 dan sel T suppressor (Ts) yang dikenal
juga dengan CD8. Th berbeda fungsi berdasarkan kemampuan sitokin yang diproduksi, terbagi
menjadi Th1 dan Th2. Th1 mempunyai kontribusi di dalam imunitas humoral.
Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak didalam submukosa jalan nafas dan dinding
alveoli. Sebagai tambahan sel T terdapat dalam jumlah sedikit didalam lumen bronkus dapat
melakukan migrasi ke jaringan. Hal ini dapat menjelaskan bahwa limfosit dapat melakukan
resirkulasi dari darah ke jaringan limpoid dan kembali ke darah. Sel B terdapat dalam jumlah
yang sedikit di dalam lamina propria dari saluran nafas. Konsisten dengan observasi, sejumlah
kecil IgA terdapat di dalam sekresi jalan nafas seperti pada sputum maupun pada BAL. IgG juga
didapat dalam lumen bronkus. Pada keadaan penyakit atopik sel B juga memproduksi IgE yang
didapati disekresi saluran nafas.Fungsi respon imun seluler yaitu :

 Sel CD8 mematikan scr langsung sel sasaran


 Sel T menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat
 Sel T memiliki kemampuan menghasilkan sel pengingat
 Sel T sbg pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi dan menekan respon imun seluler dan
humoral

1. Peran sel T helper (CD4)

Th berperan menolong sel B dalam differensiasi dan memproduksi antibodi. Sel Th1
memproduksi mediator interleukin-2 (IL-2) dan interferon gamma (IFN-ý) yang memegang
peranan penting proteksi dengan meningkatkan kemampuan makrophag untuk fagositosis dan
mencerna kuman yang telah difagotisir. Sel Th berinteraksi secara langsung dengan sel B yang
banyak mengandung fragmen antigen pada permukaannya untuk berikatan dengan reseptor MHC
II memacunya untuk cepat membelah dan memberi sinyal untuk antibodi untuk memulai
fungsinya. Ketika sel Th berikatan dengan sel B, sel T IL 2 (dan limpokin lainnya). Limpokin
yang dilepaskan oleh sel Th tidak hanya memobilisasi sel imun dan makrophag, juga menarik sel
darah putih seperti neutropil untuk memperkuat pertahanan non spesifik.

Fungsi sel CD4

 Pengendali ; mengaitkan sist monosit-makrofag ke sist limfoid


 berinteraksi dg sel penyaji antigen untuk mengendalikan Ig
 Menghasilkan sitokin yang memungkin tumbuhnya sel CD4 dan CD8
 Berkembang menjadi sel pengingat

2. Peran sel T sitotoksik (Tc)

Sel T sitotoksikj juga dikenal sebagai sel T killer (pemusnah) adalah satu-satunya sel T yang
dapat langsung menyerang dan membunuh sel lainnya. Target utamanya adalah sel yang
terinfeksi virus, juga menyerang jaringan lain yang yang terinfeksi oleh bakteri intraseluler,
parasit, sel kanker, dan sel asing lainnya yang memasuki tubuh melalui transfusi darah maupun
transplantasi organ.

3. Peran sel T suppressor (Ts) (CD8)

Seperti sel Th, Ts adalah sel regulasi. Bagaimanapun aksinya adalah inhibisi karena ia
melepaskan limpokin yang dapat menekan aktivitas dari sel T dan sel B. Sel Ts akan
menghentikan respon imun setelah sukses menginaktifkan dan menghancurkna antigen. Hal ini
membantu mencegah tidak terkontrolnya dan tidak dibutuhkannnya lagi kerja dari sistem imun.

Anda mungkin juga menyukai