Anda di halaman 1dari 5

BAB 5

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT

5.1 AUDIT TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen untuk laporan keuangan
klien, sesuai dengan materi laporan, sesuai dengan prinsip akuntansi yang diperlukan umum

Laporan auditor dalam hal auditor menyatakan pendapatnya juga menyatakan tidak memberikan
pendapat, auditor harus menyetujui auditnya telah menyetujui audit standar Standar audit meminta
auditor menyetujui apakah sesuai dengan laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum ataukah tidak.

Bukti-bukti audit diperoleh auditor untuk mendukung penilaian atas laporan keuangan dengan tepat.
Bukti audit yang diperoleh tersebut dijadikan alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan tentang
laporan keuangan, apakah telah disetujui oleh laporan keuangan atau besar yang dibuat oleh auditor
independen dalam kerangka memberikan pendapat di laporan keuangan adalah usaha mendapatkan
dan membuktikan bukti audit memberikan pendapat atas laporan keuangan klien.

Kunci penting dalam menyelesaikan persetujuan audit, sekaligus auditor yang digunakan auditor dalam
menyusun tujuan audit tentang:

1. Financial Statements
2. Financial Statements Cycles
3. Management Assertions
4. General Audit Objectives
5. Specific Audit Objectives

5.2LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)

Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (klien) memilikitujuan, yaitu untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajemen.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:

A.Aktiva

B. Kewajiban

C. Ekuitas

D. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

E. Arus kas
Informiasi tersebut berserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas

Manajemen perusahaan klien bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen:

a. Neraca

b. Laporan laba rugi

C. Laporan perubahan ekuitas

d Laporan arus kas

e. Catatan atas laporan keuangan

Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan
dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan untuk memastikan bahwa Jaboran keuangan
menyajikan informasi

a Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan

b. Dapat diandalkan dengan pengertian:

(1)Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan

(2) Menggambarkan substansi ekonomi darí suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata
bentuk hukumnya

(3) Netral, bebas dari keberpihakan

(4) Mencerminkan kehati-hatian

(5) Mencakup semua hal yang material

Laporan keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha. Apabila keuarigan tidak
disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha maka kenyataan tersebut harus diungkapkan bersama
dengan dasar lain yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta alaşan mengapa asumsi
kelangsungan usaha perusahaan tidak dapat digunakan.

Manajemen dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha dapat digunakan,
manajemen memperhatikan semua informasi masa depan yang relevan paling sedikit untuk jangka
waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Perusahaan klien harus menyusun laporan keuangan atas dasar
akrual, kecuali laporan arus kas. Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban,ekuiti, penghasilan dan
beban diakui pada saat keiadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan
dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.

Beban diakui dalam laporan laba rugi atas daasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan
pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut matching concept melibatkan
secara bersamaan penghasilan dan beban bersama-sama.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:

a. Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahan penyajian akan
menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau peristiwa

b. Perubahan tersebut diperkenankan oleh PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)

Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak material
digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Tahap akhir dari proses
penggabungan saldo dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan keuangan atau catatan atas
laporan keuangan. Informasi dianggap material jika dengan ridak diungkapkannya informasi tersebut
dapat mempengaruhi pengguna laporan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Untuk menentukan materialitas suatu pos maka besaran dan sifat unsur tersebut harus dianalisa di
mana masing-masing dapat menjadi faktor penentu.

Setiap komponen laporan keuangan harus diidentifikasi secara jelas. Di samping itu info berikut ini
disajikan dan diulangi, bilaman perlu pada setiap halaman laporan keuangan terdapat:

a. Nama perusahaan

b. Cakupan laporan keuangan (mencakup hanya satu entitas atau lebih)

c.Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setian
komponen laporan keuangan

d. Mata uang pelaporan

e.Satuar angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan. Dalam keadaan sangat luar biasa perusahaan
mungkin terpaksa atau memutuskan untuk mengubah tanggal neracanya misalnya akibat akuisisi
perusahaan lain yang mempunyai tänggal neracayang berbeda. Pengguna laporan keuangan perlu
mengetahui bahwa jumlah yang disajikan pada periode berjalan dan jumlah komparatif tidak dapat
dibandingkan dan alasan perubahan tanggal neraca diungkapkan Manfaat suatu laporan keuangan akan
berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaikya
mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti
kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan
menyediakan laporan keuangan tepat waktu

5.3 SIKLUS LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT CYCLES)

Audit dilakukan dengan cara membagi laporan keuangan ke dalam segmen-segmen yang lebih kecil,
dan masing-masing segmen diaudit secara terpisah Tujuan pembagian segmen tersebut adalah untuk:

a. Memudahkan pengelolaan audit

b. Memudahkan dalam mengumpulkan bukti

c. Memudahkan pembagian kerja


Contoh: auditor memperlakukan aktiva tetap dan wesel bayar sebagai segmen yang berlainan. Setiap
segmen tersebut diaudit secara terpisah tapi tidak sepenuhnya berdiri sendiri. Audit atas aktiva tetap
dapat menunjukkan suatu wesel bayar yang belum dicatat. Setelah audit atas setiap segmen itu
diselesaikan termasuk hubungannya dengan segmen lain, maka kemudian hasilnya dapat digabungkan.
Kemudian akan dapat ditarik kesimpulan tentang laporan keuangan secara keseluruhan

Cara yang lebih umum dalam segmentasi audit adalah pendekatan siklus yaitu dengan menempatkan
jenis-jenis transaksi dan saldo akun yang erat hubungannya satu sama lain dalam segmen yang sama

TRANSAKSI JURNAL BUKU BESAR, NERACA SALDO, DAN LAPORAN KEUANGAN

Penjualan Jurnal
Penjualan

Penerimaan
Penerimaan Buku Besar dan
Kas
Kas Buku Pembantu

Akuisisi
Jurnal Akuisisi
barang dan Neraca Saldo,
jasa Buku Besar

Jurnal
Pengeluaran
Pengeluaran Laporan
Kas
Kas Keuangan

Jasa dan
pembayaran Jurnal
gaji Penggajian

Alokasi dan Jurnal Umum


penyesuaian
Hubungan antara Berbagai Siklus

Kas Umum

Siklus akuisisi
modal dan
pembayaran
kembali

Siklus Siklus
Siklus akuisisi
penjualan dan penggajian dan
dan
penagihan personalia
pembayaran

Siklus
persediaan
dan
pergudangan

Anda mungkin juga menyukai