Anda di halaman 1dari 11

74

Jurnal Pharmascience, Vol. 04 , No.01, Februari 2017, hal: 74 - 84


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
http://jps.unlam.ac.id/
Research Article

Pengaruh Variasi Bahan Penghancur terhadap Sifat


Fisikokimia dan Disolusi Tablet Aminofilin sebagai
Terapi Asma
Taufikurrahmi1, Hani’atul Kharimah1, Hanida Destriana Fatmawati1, Syarif Hidayatullah1,
Lutfi Chabib1,2
1
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
2
Prodi Profesi Apoteker, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
taufikkurrahmi@gmail.com

ABSTRAK

Pembuatan tablet Aminofilin menggunakan metode granulasi basah


dikarenakan memiliki sifat alir dan kompaktibilitas yang kurang baik. Granulasi basah
memerlukan bahan penghancur agar formula tablet sangat berlawanan dengan fungsi
bahan pengikat. semakin kuat daya ikat bahan pengikat maka dipilih bahan
penghancur dengan daya hancur yang semakin besar. Konsentrasi dari bahan
penghancur akan mempengaruhi kecepatan disintegrasi. Tujuan dari penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh dari konsentrasi bahan penghancur yaitu primojel yang
digunakan terhadap kualitas tablet aminophilin yang dihasilkan. Pada penelitian akan
dibuat sediaan tablet aminofilin dengan variasi bahan penghancur yaitu primojel.
Dilakukan evaluasi granul seperti uji sifat alir serta evaluasi tablet seperti keseragaman
bobot, ukuran, kandungan, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan disolusi. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa formula tablet yang
mengandung bahan penghancur pada formula I, formula II, Formula III menghasilkan
tablet yang memenuhi persyaratan tablet yang baik.

Kata Kunci: Aminofilin, Granulasi Basah, Variasi Primojel

ABSTRAK

Aminophylline tablet manufacturing using wet granulation method due to having


flow properties and compactibility unfavorable. Wet granulation requires a shredder
material that tablet formula is in contrast with the function of the binder. The stronger the
power tie then selected binder material crushers with crushed greater power. The
concentration of disintegrant will affect the speed of disintegration. The purpose of the
study was to determine the effect of the concentration of primojel crushers are used to the
quality of the resulting tablet aminophylline. The research will be made with a variety of
aminophylline tablet dosage shredder material that is primojel. Test to evaluate the
granules as flow properties and evaluation of tablets such as uniformity of weight, size,

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


75

content, hardness, friability, disintegration time and dissolution. The results obtained from
this study can be concluded that the formula tablets containing material crusher of
formula I, Formula II, Formula III to produce a tablet that meets the requirements of a
good tablet.

Keywords: Aminophylline, Wet Granulation, Variation Primojel

I. PENDAHULUAN dengan daya hancur yang semakin besar.


Aminofilin, merupakan obat yang Konsentrasi dari bahan penghancur akan
dipakai untuk mengobati penyakit asma mempengaruhi kecepatan disintegrasi
dimana mekanisme kerjanya, sebagai (Airaksinen et al., 2003).
bronkodilator (Mary Novena et al., 2017). Bahan penghancur akan membantu
Memiliki 2 mekanisme aksi utama di paru menghancurkan tablet menjadi granul,
yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan selanjutnya akan menjadi partikel-partikel
menekan stimulan yang terdapat pada jalan penyusun, ketika tablet kontak dengan
nafas (suppression of airway stimuli). cairan lambung sehingga akan
Mekanisme aksi yang utama belum meninggkatkan disolusi tablet, contohnya
diketahui secara pasti. Diduga efek adalah amilum, avicel, solka floc, asam
bronkodilasi disebabkan oleh adanya alginat,explotak (sodium stearat glikolat),
penghambatan 2 isoenzim yaitu gom guar, policlar at (crosslinked PVP)
phosphodiesterase (PDE III) dan PDE IV amberlite IPR 88, metilselulosa, CMC,
(Malamatari et al., 2016). Sedangkan efek HPMC (Shiohira et al., 2009).
selain bronkodilasi berhubungan dengan Metode ini membentuk granul
aktivitas molekular yang lain. Aminofilin dengan cara mengikat serbuk dengan suatu
juga dapat meningkatkan kontraksi otot perekat sebagai pengganti pengompakan,
diafragma dengan cara peningkatan uptake tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi
Ca melalui Adenosin-mediated Chanels atau bubur yang mengandung pengikat
(Kim et al., 2016). yang biasanya ditambahkan ke campuran
Pada proses granulasi basah serbuk atau dapat juga bahan tersebut
penambahan bahan penghancur dimasukan kering ke dalam campuran
dimaksudkan untuk penghancur agar serbuk dan cairan dimasukan terpisah (Gift
formula tablet sangat berlawanan dengan et al., 2009). Cairan yang ditambahkan
fungsi bahan pengikat (Räsänen et al., memiliki peranan yang cukup penting
2001). makin kuat daya ikat bahan dimana jembatan cair yang terbentuk di
pengikat maka dipilih bahan penghancur antara partikel dan kekuatan ikatannya

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


76

akan meningkat bila jumlah cairan yang Tabel 1. Rancangan Formulasi Tablet
Aminofillin dengan variasi
ditambahkan meningkat, gaya tegangan
bahan penghancur
permukaan dan tekanan kapiler paling Formulasi Formulasi Formulasi
Bahan Ket
I II III
penting pada awal pembentukan granul,
Aminoffilin (g) 80 g 80 g 80 g Zat aktif
bila cairan sudah ditambahkan
Avicel (g) 29,2 g 29,2 g 29,2 g Pengisi
pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan Primojel (g) 30,4 g 29,2 g 28 g Penghancur

pengikat sudah bekerja, jika sudah Talkum (g) 2.4 g 2.4 g 2.4 g Glidant

diperoleh massa basah atau lembab Mg.Stearat (g) 1.2 g 1.2 g 1.2 g Lubrikan

maka massa dilewatkan pada ayakan dan Mucilago


amilum 10% 5g 5g 5g Pengikat
diberi tekanan dengan alat penggiling atau (g)

oscillating granulator tujuannya agar Aquades (ml) 95 ml 95 ml 95 ml Pelarut

terbentuk granul sehingga luas permukaan Keterangan: Formula untuk 400 tablet; Tiap formula mengandung
bobot bahan penghancur berbeda.
meningkat dan proses pengeringan
menjadi lebih cepat, setelah pengeringan C. Evaluasi Granul
granul diayak kembali ukuran ayakan 1. Uji waktu dan kecepatan alir
tergantung pada alat penghancur yang Granul dimasukkan kedalam
dugunakan dan ukuran tablet yang akan corong kemudian dibuka penutup corong
dibuat (Campisi et al., 1999). lalu catat waktu granul mengalir dengan
stopwatch. Hitung kecepatan alir dan
II. METODE PENELITIAN waktu alir. Dilakukan 3 kali replikasi
A. Bahan (Suihko et al., 2001).
Bahan–bahan kimia lain yang
digunakan antara lain terbagi menjadi dua 2. Uji sudut istirahat
fase yaitu fase eksternal terdiri dari Diameter dan tinggi tumpukan
Magnesium Stearat dan talcum, sedangkan kerucut 50 gram granul yang terbentuk
dalam fase internal terdiri atas aminofillin, dari mengalirkan granul melalui corong
avicel, primojel, dan mucilago amilum. diukur dan dihitung besar sudut diam
granul. Dilakukan 3 kali replikasi (Suihko
B. Pembuatan Granul dan Tablet et al., 2001).
Formula tablet Aminoffilin dibuat
dengan metode granulasi basah dengan
variasi bahan penghancur primogel.
3. Uji tapping density

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


77

Granul dimasukkan secara perlahan dimasukkan ke dalam friability tester


ke dalam alat volumeter. Dihentakkan diputar selama 4 menit dengan kecepatan
mesin pengetap sebanyak 100 hentakkan. 25 rpm. Bobot tablet yang hilang
Dicatat perubahan volume yang terjadi. ditimbang dan ditentukan persen nilai
Diulangi sebanyak 8 hentakkan lagi, kerapuhan tablet (Hadžović et al., 2010).
hingga volume granul tidak berubah lagi.
Dari data uji tapping density dihitung 4. Uji kekerasan
persen kompresibilitas granul dan Rasio Dilakukan 10 tablet dan tiap tablet
Hausner. Dilakukan 3 kali replikasi diletakkan dengan posisi tegak lurus pada
(Suihko et al., 2001). alat hardness tester. Selanjutnya alat
4. Uji Kelembaban penekan diputar sampai tablet pecah.
Granul minimal 500 mg Dibaca skala alat yang menunjukkan
dimasukkan ke loyang dalam alat moisture kekerasan tablet dalam satuan Kg
balance kemudian ditunggu sampai lampu (Hadžović et al., 2010).
mati yang menunjukkan proses telah
selesai. Dilakukan 3 kali replikasi (van 5. Uji waktu hancur
Veen et al., 2000). Dilakukan 6 tablet dan tiap tablet
dimasukan pada masing-masing tabung
D. Evaluasi Tablet dari keranjang alat desintegration tester,
1. Uji keseragaman ukuran digunakan air dengan suhu 37°±2° C
Dilakukan 10 tablet dan diukur tiap sebagai media. Pada akhir pengujian
tablet diameter dan tebal tablet diamati semua tablet, dipastikan semua
menggunakan jangka sorong (Qiu et al., tablet hancur sempurna dan dicatat waktu
1998). hancur tablet (Hadžović et al., 2010).

2. Uji keseragaman bobot 6. Uji keseragaman kandungan


Dilakukan 20 tablet dan ditimbang Digerus 20 tablet aminofilin,
tiap tablet. Dihitung bobot rata - rata tablet ditimbang setara dengan 300 mg dan
dan hitung persen penyimpangan bobot diambil aminoffilin murni ditimbang 300
tablet (Mullarney MP et al.,2013). mg. Dilarutkan dengan NaOH sampai larut
kemudian ditambahkan aquades sampai
3. Uji kerapuhan 100 ml labu ukur. Dilakukan pengenceran
Dilakukan 20 tablet yang telah 10 kali dalam labu ukur 10 ml (Lakukan 3
dibebas debukan, kemudian ditimbang dan

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


78

kali replikasi). Baca absorbansi dengan Tabel II. Data hasil evaluasi mutu fisik
granul
spektrofotometer UV (Li et al., 2009).
Formula (Ẋ± SD)
Evaluasi Granul
Formula I Formula II Formula III
7. Uji Disolusi
Sudut Istirahat (o) 45.0±0,26 39.6±0,55 40.0±1,68
Dimasukkan tablet aminofillin ke
Kompresibilitas/CI 26.0 17.0 20.0
dalam tabung disolusi yang telah berisi
(%)
900 ml aquadest. Diambil larutan tiap Rasio Hausner 1.30 1.00 1.20

menit ke-5, 10,15,20,30,45 dimasukkan ke Waktu Alir (s) 6.0±0,11 7.0±0,36 7.4±0,12

tabung kosong. Kemudian diisi 5 ml Kecepataan Alir 8.3±0,16 7.2±0,37 6.8±0,023

aquadest ke dalam tabung disolusi sebagai


Kadar air (%) 5.7±1,18 6.5±0,37 6.9±0,58
penambah volume agar tetap 900 ml pada
Keterangan: Ẋ = rata-rata; SD = standar deviasi.
tabung disolusi (Lakukan 3 kali replikasi).
Baca absorbansi dengan spektrofotometer 2. Waktu alir dan kecepatan alir
UV dan hitung % disolusi (Stamatopoulos Uji waktu dan kecepatan alir massa
et al., 2016). granul dilakukan untuk mengetahui granul
aminoffilin mempunyai waktu dan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN kecepatan alir yang baik atau tidak. Granul
A. Evaluasi Mutu Fisik Granul dengan aliran granul yang kurang baik
1. Uji Sifat Alir Granul akan menyebabkan aliran granul dari
Uji ini dilakukan untuk mengetahui hopper kedalam die tidak sempurna,
granul aminofilin yang dibuat mempunyai akibatnya bobot tablet yang dihasilkan
sifat alir yang baik, karena sifat alir granul tidak konstan.
akan sangat berpengaruh pada daya alir Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
granul saat proses pengempaan. Uji sifat
formula I 6.0±0,11, formula II 7.0 ±0,36,
alir meliputi, waktu alir dan kecepatan alir, formula III 7.4±0,12. Formula I memiliki
sudut diam, Carrs Index atau waktu alir yang besar dan memiliki
Compressibility Index (CI), Ratio Hausner kecepatan alir yang kecil dibanding
dan uji kelembaban. formula II dan III walaupun ketiga
formula tersebut memiliki kecepatan alir
yang kurang baik karena tidak memenuhi
syarat.
Tablet ideal yaitu lebih dari 10
g/detik, sehingga dapat disimpulkan ketiga

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


79

formula tersebut memiliki sifat alir yang menghasilkan sudut besar (Mastiholimath
kurang baik karena kecepatan alir yang et al., 2007).
dihasilkan kurang dari 10 g/detik. Hal ini
disebabkan karena ukuran partikel kecil 4. Compresibility Index (CI)
yang dapat mempengaruhi sifat adhesi dan Menurut British Pharmacopoeia
kohesi besar. Namun, ketiga formula Edisi IV nilai % CI yang baik adalah
tersebut memiliki waktu alir yang baik antara 12-16. Berdasarkan hasil uji yang
karena memenuhi syarat tablet ideal yaitu sudah dilakukan pada formula I memiliki
tidak lebih dari 10 detik(Xiao et al., 2016). nilai CI 26.0, formula II 17.0 dan formula
formula III 20.0. Formula I memiliki nilai
3. Sudut Istirahat CI yang jelek dibanding formula II dan
Sudut Istirahat merupakan sudut formula III karena formula amilum masuk
maksimum yang dibentuk permukaan dalam kategori jelek sedangkan formula
serbuk dengan permukaan horizontal pada Formula II dan formula III masuk dalam
waktu pengujian. Menurut British kategori agak bagus, sehingga memerlukan
Pharmacopoeia Edisi IV, suatu granul perbaikan sifat alir yaitu dengan
memiliki sudut istirahat yang sangat baik penambahan glidant (Wikstrom H et al.,
jika kurang dari 30o maka mengalir bebas 2008).
(free flowing) maka dapat dikatakan granul
memiliki sifat alir yang baik. Pada tabel 2 5. Rasio Hausner
menunjukkan bahwa formula I memiliki Pada tabel 2 menunjukkan bahwa
nilai 45.0±0,26, formula II 39.6±0,55dan formula I memiliki nilai Rasio Hausner
formula III 40.0±1,68 Formula I memiliki 1.30, formula II 1.00 dan formula III 1.30.
sudut diam yang paling kecil dibanding Formula I memiliki nilai RH yang baik
formula II dan formula III walaupun dibanding formula II dan formula III
ketiga formula tersebut memiliki sudut karena kurang dari 1.28 yang berarti
diam yang kurang baik karena tidak serbuk cenderung mudah mengalir.
memenuhi syarat tablet ideal yaitu kurang Formula amilum dan gelatin masuk dalam
dari 30o, sehingga dapat disimpulkan range 1.28 - 1.57 berarti memiliki
ketiga formula tersebut memiliki sifat alir kemampuan mengalir serbuk sedang
yang kurang baik karena sudut diam yang (Masataka et al., 2004).
o
dihasilkan lebih dari 30 . Hal ini
disebabkan karena ikatan antar partikelnya
besar atau kohesi jelek sehingga

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


80

6. Kelembaban Tabel III. Data hasil Uji Evaluasi Mutu


Fisik Tablet
Penetapan kelembaban bertujuan Formula (Ẋ± SD)
Evaluasi Tablet
untuk mengetahui kadar air pada granul Formula I Formula II Formula III

yang telah dibuat setelah mengalami Diameter tablet 100,5±0,0971 100,6±0,0971 100,6±0,0971
(cm)
pengeringan. Pengeringan bermaksud
27,58±0,0078 3019±0,5676 29,55±0,0212
Tebal tablet (cm)
untuk mengontrol agar massa granul tidak
0,30235±0,0067 0,3107±0,0028 0,3097±0,0047
mudah ditumbuhi jamur dan mikroba. Bobot tablet (g)

Pengujian kelembaban dilakukan dengan 6,33±2,0105 52,2±1,5533 10,8±2,2642


Kekerasan (kg)
menggunakan alat moisture analyzer.
Kerapuhan (%) 0.92±0,14 2.33±1,23 1.94±2,16
Granul yang baik memiliki kelembaban 2-
Waktu Hancur (s) 0 0 0
5%. Pada tabel 2, menunjukkan bahwa
93,72±0,173 115,72±0,048 122,51±0,077
Keseragaman
formula I memiliki nilai kelembaban kecil
Keterangan: Ẋ = rata-rata; SD = standar deviasi.
dibanding formula II dan formula III.
Namun, semua formula tidak masuk
1. Keseragaman Bobot
kedalam rentang nilai kelembaban yang
Uji keseragaman bobot dilakukan
baik yaitu 2-5% karena hasil yang
untuk melihat keseragaman dosis obat
diperoleh berturut-turut 5.7, 6.5, dan 6.9.
yang masuk kedalam tubuh sehingga dosis
Hasil tersebut dapat mengakibatkan sifat
setiap tablet diharapkan sama dan sesuai
tablet mudah rapuh (van Veen et al.,
dengan keamanan terapi dari sediaan tablet
2000).
tersebut. Pengujian keseragaman bobot
dapat dilakukan dengan menggunakan
B. Evaluasi Karakteristik Tablet
neraca analitik. Bobot tablet sebesar 400
Evaluasi tablet dilakukan untuk
mg termasuk pada rentang 417.5 - 482.5
mengetahui kualitas dan membuktikan
mg, maka akan digunakan penyimpangan
tablet memenuhi persyaratan farmasetika.
bobot rata-rata untuk 2 tablet tidak lebih
Evaluasi tablet yang dilakukan adalah
dari 5%. Pada tabel 3, menunjukkan
keseragaman bobot, keseragaman ukuran,
bahwa semua formula memiliki nilai
kekerasan, kerapuhan serta uji waktu
keseragaman bobot yang memenuhi
hancur.
persyaratan karena tidak ada formula tablet
yang menyimpang dari rentang
keseragaman bobot (Boyapally et al.,
2010). Hasil yang diperoleh berturut-turut
Formula I 0,30235±0,0067, Formula II

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


81

0,3107±0,0028, dan Formula III 4. Kerapuhan


0,3097±0,0047. Evaluasi kerapuhan untuk melihat
seberapa besar gesekan antar tablet dan
2. Keseragaman Ukuran jatuhan tablet terhadap pengurangan bobot
Pengujian ketebalan dan diameter tablet sebelum dan setelah diuji serta untuk
tablet dilakukan dengan menggunakan mengukur ketahanan permukaan tablet
jangka sorong. Persyaratan yang terhadap gesekan pada waktu pengemasan
ditetapkan oleh Farmakope Indonesia III dan pengiriman. Pengujian kerapuhan
menyatakan bahwa diameter tablet tidak menggunakan alat friability tester. Batas
lebih dari 3 dan kurang dari 1 1/3 tebal nilai kerapuhan yaitu ≤1% (Hadžović et
tablet (Mullarney MP et al.,2013). Hasil al., 2010). Pada tabel 3, menunjukkan
yang di dapatkan formula I 27,58, formula bahwa formula amilum yang memiliki
II 3019, formula III 100,6. nilai kerapuhan yang memenuhi syarat
karena 0.92kurang dari 1 %. Sedangkan,
3. Kekerasan formula II dan formula III tidak memenuhi
Kekerasan tablet menunjukkan persyaratan tablet yang ideal karena nilai
ketahanan tablet terhadap berbagai kerapuhan berturut-turut 2.33 dan 1.94
goncangan mekanik pada saat pembuatan, melebihi dari persyaratan yang ditetapkan
pengepakkan, dan pengangkutan. yaitu ≤1%.
Pengujian kekerasan dilakukan
menggunakan alat hardness tester. 5. Waktu hancur
Kekerasan tablet ideal pada rentang 4-10 Uji waktu hancur dilakukan untuk
kg (Pontremoli et al., 2015). Pada tabel 3, mengetahui lamanya waktu hancur tablet
menunjukkan bahwa formula I 4% didalam tubuh. Pengujian ini dilakukan
memiliki kekerasan yang kecil dan dengan menggunakan desintegration
formula III 8% memiliki kekerasan yang tester. Tablet yang tidak bersalut waktu
paling besar. Namun semua formula yang diperlukan untuk menghancurkan 6
memiliki nilai kekerasan yang memenuhi tablet ≤15 menit (Hadžović et al., 2010).
persyaratan karena tidak ada formula tablet Pada tabel 3, menunjukkan bahwa formula
yang menyimpang dari rentang kekerasan I, formula II, formula III tidak hancur
tablet yaitu 4-10 kg. selama ≤15

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


82

6. Keseragaman Kandungan dari jumlah yang tertera dilabel yang akan


Penetapan kadar ditujukan untuk terdisolusi dalam 45 menit (Varshosaz et
mengetahui kandungan di dalam tablet al., 2000). Pada tabel 4, menunjukkan
aminofilin. Menurut, Farmakope Indonesia bahwa ketiga formulasi tidak mengalami
IV bahwa tablet Aminofilin mengandung peningkatan namun mengalami fluktuasi.
teofilin tidak kurang dari 90,0% dan tidak Sedangkan, hasil persen disolusi pada
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera menit ke-45 pada formulasi I sebesar
pada etiket (Li and Zhang, 2008). Pada 44,900, formulasi II sebesar 33,585, dan
tabel 3, menunjukkan bahwa formulasi I formulasi III 26,188. Hasil tersebut kurang
memiliki kandungan Aminofilin baik karena ketiga formulasi pada menit
memenuhi persyaratan yang ditetapkan ke-45 tidak mencapai persen disolusi yang
karena memiliki nilai keseragaman ditetapkan yaitu 80% dan perlu di lakukan
kandungan berturut – turut pada Formulasi pengkajian ulang mengenai uji disolusi
I 93,72±0,173. Namun, pada formulasi II karena hasil yang di dapatkan tidak sesuai
dan formulasi III memiliki nilai dengan literatur.
keseragaman kandungan yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Tabel IV. Data hasil uji disolusi
%Disolusi
karena memiliki nilai keseragaman Waktu
Formulasi Formulasi Formulasi
(menit)
kandungan 155,72±0,048 dan I II III
5 11,423 14,297 14,752
122,51±0,077. Sehingga, disimpulkan
10 18,157 14,468 18,056
bahwa pada formulasi II dan formulasi III 15 23,646 18,145 17,859
20 31,419 25,335 21,324
memiliki kadar kandungan yang tidak
30 46,442 21,590 18,330
homogen. 45 44,900 33,585 26,188

7. Disolusi Waktu VS % Disolusi


Uji disolusi adalah suatu metode in 6000%

vitro yang digunakan untuk mengetahui 4000% Formula 1

pelepasan obat dari bentuk sediaan 2000% Formula 2


Formula 3
menjadi bentuk yang terlarut. Semakin 0%
0' 5' 10'15'20'30'45'
lama waktu uji disolusi maka semakin
meningkat persen disolusi yang artinya Gambar 3. Grafik Disolusi dari formulasi
Primojel
semakin banyak zat aktif yang terlarut
dalam cairan tubuh. Persyaratan disolusi
tablet yang ideal tidak kurang dari 80%

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


83

IV. KESIMPULAN Gift, A.D., Luner, P.E., Luedeman, L.,


Taylor, L.S., 2009. Manipulating
Berdasarkan hasil penelitian ini
Hydrate Formation During High
dapat disimpulkan bahwa formula tablet Shear Wet Granulation Using
Polymeric Excipients. J. Pharm. Sci.
yang mengandung bahan penghancur
98, 4670–4683.
(disintegran), formula I, formula II, doi:10.1002/jps.21763
Hadžović, E., Betz, G., Hadžidedić, Š., El-
Formula III menghasilkan tablet yang
Arini, S.K., Leuenberger, H., 2010.
memenuhi persyaratan tablet yang baik. Roller compaction of different
pseudopolymorphic forms of
Theophylline: Effect on
UCAPAN TERIMA KASIH compressibility and tablet properties.
Int. J. Pharm. 396, 53–62.
Penyusun mengucapkan terima
doi:10.1016/j.ijpharm.2010.06.009
kasih kepada Program Kreativitas Kim, W.-Y., Park, S.H., Kim, W.Y., Huh,
J.W., Hong, S.-B., Koh, Y., Lim, C.-
Mahasiswa Kemenristek Dikti yang
M., 2016. Effect of theophylline on
memberikan pendanaan penyusunan ventilator-induced diaphragmatic
dysfunction. J. Crit. Care 33, 145–
Artikel Ilmiah dan Laboratorium
150. doi:10.1016/j.jcrc.2016.01.007
Teknologi Farmasi Universitas Islam Li, Q., Zhang, T., Lv, W., 2009. A novel
spectrophotometric method for the
Indonesia yang telah memberikan sarana
determination of aminophylline with
dan fasilitas pendukung dalam percobaan boric acid in pharmaceutical and
mixed serum samples. Eur. J. Med.
ini.
Chem. 44, 1452–1456.
doi:10.1016/j.ejmech.2008.09.046
DAFTAR PUSTAKA Li, Q., Zhang, H., 2008. A novel
spectrophotometric method for the
Airaksinen, S., Luukkonen, P., Jørgensen, determination of aminophylline in
A., Karjalainen, M., Rantanen, J., pharmaceutical samples in the
Yliruusi, J., 2003. Effects of presence of methanol. Spectrochim.
excipients on hydrate formation in Acta. A. Mol. Biomol. Spectrosc. 70,
wet masses containing theophylline. 284–289.
J. Pharm. Sci. 92, 516–528. doi:10.1016/j.saa.2007.07.056
Boyapally, H., Nukala, R.K., Bhujbal, P., Malamatari, M., Somavarapu, S.,
Douroumis, D., 2010. Controlled Kachrimanis, K., Bloxham, M.,
release from directly compressible Taylor, K.M.G., Buckton, G., 2016.
theophylline buccal tablets. Colloids Preparation of theophylline inhalable
Surf. B Biointerfaces 77, 227–233. microcomposite particles by wet
doi:10.1016/j.colsurfb.2010.01.031 milling and spray drying: The
Campisi, B., Vojnovic, D., Chicco, D., influence of mannitol as a co-milling
Phan-Tan-Luu, R., 1999. Melt agent. Int. J. Pharm. 514, 200–211.
granulation in a high shear mixer: doi:10.1016/j.ijpharm.2016.06.032
optimization of mixture and process Mary Novena, L., Suresh Kumar, S.,
variables using a combined Athimoolam, S., Saminathan, K.,
experimental design. Chemom. Sridhar, B., 2017. Single crystal,
Intell. Lab. Syst. 48, 59–70. vibrational and computational
studies of Theophylline (a

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience


84

bronchodilator drug) and its chloride J. Pharm. Biopharm. 108, 9–17.


salt. J. Mol. Struct. 1133, 294–306. doi:10.1016/j.ejpb.2016.08.004
doi:10.1016/j.molstruc.2016.11.087 Suihko, E., Lehto, V.P., Ketolainen, J.,
Masataka, K., Shunsuke,W., Shigeo, T., Laine, E., Paronen, P., 2001.
Kazuhiro, Toyohiro, S., Yashinori, Dynamic solid- state and tabletting
M., 2004. Scintigraphic evaluation properties of four Theophylline
of a novel colon-targeted delivery forms. Int. J. Pharm. 217, 225–236.
systems (CODESTM) in healthy Van Veen, B., van der Voort Maarschalk,
volunteers. J. Pharm. Sci. 93, 1287– K., Bolhuis, G.K., Zuurman, K.,
1298. Frijlink, H.W., 2000. Tensile
Mastiholimath, V.S., Dandagi, P.M., Jain, Strength of Tablets Containing Two
S.S., Gadad, A.P., Kulkarni, A.R., Materials with a Different
2007. Time and pH dependent colon Compaction Behavior. Int. J. Pharm.
specific, pulsatile delivery of 203 (1–2), 71–79.
theophylline for nocturnal asthma. Qiu, Y., Chidambaram, N., Flood, K.,
Int. J. Pharm. 328, 49–56. 1998. Design and evaluation of
doi:10.1016/j.ijpharm.2006.07.045 layered diffusional matrices for zero-
Mullarney MP, Hancock BC, Carlson GT, order sustained-release. J. Controlled
Ladipo DD, Langdon BA. 2003. The Release 51, 123–130.
powder flow and compact Varshosaz, J., Ghafghazi, T., Raisi, A.,
mechanical properties of sucrose and Falamarzian, M., 2000.
three high-intensity sweeteners used Biopharmaceutical characterization
in chewable tablets. Int J Pharm of oral theophylline and
257:227–236. aminophylline tablets. Quantitative
Pontremoli, C., Barbero, N., Viscardi, G., correlation between dissolution and
Visentin, S., 2015. Mucin–drugs bioavailability studies. Eur. J.
interaction: The case of theophylline, Pharm. Biopharm. 50, 301–306.
prednisolone and cephalexin. Wikstrom H, Carroll WJ, Taylor LS. 2008.
Bioorg. Med. Chem. 23, 6581–6586. Manipulating theophylline
doi:10.1016/j.bmc.2015.09.021 monohydrate formation duringhigh-
Räsänen, E., Rantanen, J., Jørgensen, A., shear wet granulation through
Karjalainen, M., Paakkari, T., improved understanding of the role
Yliruusi, J., 2001. Novel of pharmaceutical excipients. Pharm
identification of pseudopolymorphic Res 25:923–935.
changes of theophylline during wet Xiao, G., Wen, R., Wei, D., Wu, D., 2016.
granulation using near infrared A novel hyper-cross-linked
spectroscopy. J. Pharm. Sci. 90, polymeric adsorbent with high
389–396. microporous surface area and its
Shiohira, H., Fujii, M., Koizumi, N., adsorption to theophylline from
Kondoh, M., Watanabe, Y., 2009. aqueous solution. Microporous
Novel chronotherapeutic rectal Mesoporous Mater. 228, 168–173.
aminophylline delivery system for doi:10.1016/j.micromeso.2016.03.04
therapy of asthma. Int. J. Pharm. 8
379, 119–124.
doi:10.1016/j.ijpharm.2009.06.017
Stamatopoulos, K., Batchelor, H.K.,
Simmons, M.J.H., 2016. Dissolution
profile of theophylline modified
release tablets, using a biorelevant
Dynamic Colon Model (DCM). Eur.

Volume 04, Nomor 01 (2017) Jurnal Pharmascience

Anda mungkin juga menyukai