Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Jenis-Jenis Kalimat dan Pola Dasar Kalimat

OLEH

KELOMPOK 4

1.Dilla Rahman ( 1911312050)

2.Gezi Maretha ( 1911313019)

3.Suci Faisal ( 1911312041)

4.Vita Delfi Yanti (1911312023)

Dosen Pengampu : Lili Miwirdi,S.S,M.Hum

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kalimat,Jenis Kalimat,dan Pola Dasar
Kalimat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Tujuan
yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang kalimat,jenis
kalimat,dan pola dasar kalimat .Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dosen yang telah memberikan tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................2

1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................2

1.2 Rumusan Masalah .................................................................2

1.3 Tujuan .....................................................................................2

BAB II ISI ........................................................................................3

2.1 Pengertian Kalimat .................................................................3

2.2 Pola Kalimat………………………………………………..3-7

2.3 Jenis Kalimat……………………………………………….7-14

BAB III PENUTUP ........................................................................15

3.1 Kesimpulan ..........................................................................15

3.2 Saran .....................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan akan terangkai kata-kata yang lazim disebut
kalimat .Kalimat tersebut berfungsi sebagai wadah yang mengungkapkan
gagasan,pemikiran,dan pendapat.
Ketika berbahasa kita sering tidak memperhatikan unsur dan pola dasar kalimat dengan
benar.Hal ini mengakibatkan kalimat yang berbentuk tidak mengikuti kaidah penulisan
kalimat yang benar, sehingga kalimat menjadi tidak efektif. Dalam merangkai sebuah
kalimat banyak hal yang perlu diperhatikan dimulai dari unsur-unsur kalimat,pola-pola
dasar kalimat,sehingga sebuah kalimat dan tanda bacanya .
Berdasarkan hal tersebut makalah ini akan membahas tentang pengerian kalimat,unsur-
unsur kalimat,jenis-jenis kalimat,dan pola dasar kalimat,sehingga dapat terbentuk kalimat
efektif

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.Apa yang termasuk kedalam unsur-unsur kalimat?
3.Apa jenis-jenis kalimat?
4.Apa saja pola-pola dasar kalimat?

1.3 Tujuan

1.Memahami pengertian kalimat

2.Memahami dan mengidentifikasi unsur-unsur kalimat

3.Mengetahui dan memahami jenis-jenis kalimat

4.Memahami dan mengidentifikasi pola-pola dasar kalimat


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalimat


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulisan,yang
mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi,dkk,1993:311).Dalam wujud lisan
(pertuturan),kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut,disela jeda ,dan
diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti kesenyapan . Dalam wujud tulisan kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),atau tanda Tanya(?),tanda
seru (!).Tanda titik,Tanya,dan seru sepadan dengan intonasi akhir.
Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia
,yaitu:bermakna,bersistem urutan frase,dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan
kalimat yang lain,berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi.Namun,hal itu belum
menjamin kalimat itu adalah kalimat bahasa Indonesia baku.
Contoh kalimat:
di tempat itu dijadikan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.
Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas.Hal itu
karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut.Ciri kalimat baku menurut
Susilo(1990:4),yaitu: gramatikal,masuk akal,bebas dari unsur mubazir,bebas dari
kontaminasi,bebas dari interfensi,sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan
lafal bahasa Indonesia.

2.2 Pola Kalimat (Pengembangan)

2.2.1 Pengertian SPOK

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat antara lain SPOK


a. Subjek/Subyek (S)
Fungsi sintaksis terpenting pada kalimat selain predikat,memperjelas makna,menjadi
pokok pikiran.Ciri-ciri subjek:
1. Jawaban apa atau siapa
2. Berupa kata benda (nomina)
3. Dapat diperluas dengan kata ini dan itu
4. Dapat diperluas dengan frase atau klausa penghubung yang
Contoh:
 Hadi memelihara kucing
 Meja itu dibeli oleh paman
 Anak itu membawa bukuku
b. Prediket (P)
Memberi keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri menyatakan apa yang
dikerjakan atau dalam keadaan apakah subjek itu.Ciri-ciri prediket:
1. Predikat berupa verba atau frase verbal,adjektiva,nimina,numeral
2. Merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana
3. Dapat disertai kata pengingkar tidak atau bukan
4. Dapat disertai kata-kata seperti sudah,belum,akan,sedang,ingin,hendak,mau.
Contoh:
c. Objek (O)
Kehadiranya dituntut oleh prediket yang berupa verba transitif pada kalimat aktif atau
objek hanya terdapat pada kalimat aktif transitif.Ciri-ciri:
1. Terdapat pada kalimat aktif transitif
2. Terletak langsung di belakang prediket
3. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
4. Tidak didahului oleh preposisi
5. Dapat diganti dengan pronominal –nya
d. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang memberikan keterangan lebih lanjut dari .Ciri-ciri:
1. Memberi informasi tentang tempat,waktu,cara,alat,dan lain-lain
2. Memiliki keleluasaan posisi dalam kalimat
3. Biasanya berupa frase preposisi
2.2.2 Pola-pola Dasar Kalimat dalam Bahasa Indonesia

1.S P

Pola ini adalah pola yang sangat sederhana, dimana hanya terdiri dari subjek dan predikat.
Meskipun begitu, pola ini sudah membentuk suatu kesatuan makna.

Adik menangis

S P
Contoh :

Dia bernyanyi

Ayah sedang tidur.

Budi berlari

2. S P O

Ibu menyiram tanaman.

S P O

Contoh :

Aku bertemu dengannya.

Adik memakan buah apel.

Budi menaiki sepeda.

3. S P Pel.

Aku tiba yang paling terakhir.

S P Pel.

Contoh :

Adik makan yang enak – enak.

Buaya memangsa yang lemah.

4. S P Pel. K

Saya meminum yang hangat – hangat dengan sangat cepat.

S P Pel. K

Contoh :

Budi menyuruh tanpa pandang bulu di sekolah.

Harimau memangsa yang lemah di hutan


5. S P O Pel.

Budi menyukai gadis yang berbaju merah itu.

S P O Pel.

Contoh :

Harimau menerkam mangsa yang sedang melintas.

Aku menemukan sebuah dompet tanpa identitas.

Ayah menanam bunga mawar yang paling bagus.

6. S P K

Aku berlari dengan sangat cepat.

S P K

Contoh :

Adik menangis dengan sangat keras.

Ibu tertidur pulas di kamar tidur.

Aku pergi besok pagi.

7. S P O K

Ani bertemu Budi di Stasiun Kereta Api.

S P O K

Contoh :

Kakak memberi aku hadiah di hari ulang tahunku.

Nenek mencabut giginya di rumah sakit.

Guntur itu menyambar pohon kemarin malam.

8. S P O Pel. K

Aku memberi wanita yang mengemis itu uang untuk digunakannya membeli makanan.
S P O Pel. K

Contoh :

Ibu membuat makanan yang sangat aku sukai di dapur.

Ayah membelikan aku hadiah yang aku dambakan nanti malam.

Ibu guru meminta tugas yang ia berikan kemarin untuk dikumpulkan.

2.3 Jenis Kalimat

1. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya

Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yakni kalimat langsung
dan kalimat tidak langsung.

a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa
melalui perantara dan tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. Kalimat ini
ditandai dengan penggunaan tanda petik untuk membedakan kalimat kutipan dengan
kalimat penjelas.

Contoh :

 “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar


 Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar
lagi.”
 “Andai waktu itu ibumu ini tidak lari, Nak,” Ibu mulai bercerita, “tidak mungkin
kamu bisa sampai sebesar ini. Karena kalo ibu tidak lari, kita pasti ikut hangus
bersama desa kita.”
b. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok
ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan
kalimatnya.

Contoh :

 Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang
dengan kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.
 Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu urusan.
Namun, beliau memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75.
 Burhani mengancam tidak masuk sekolah bila ia masih merasa mendapat bully-an
dari teman sekelasnya.

2. Pembagian Jenis Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Frasanya (Struktur Gramatical)

Dilihat dari jumlah frasanya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal (terdiri dari
kalimat nominal dan kalimat verbal) serta kalimat majemuk (terdiri dari kalimat majemuk
setara, majemuk bertingkat, dan majemuk campuran).

a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu klausa, yang
terbentuk dari satu pola. Berikut ini pola – pola dalam kalimat tunggal beserta
contohnya

No Pola Kalimat Kategori Kata Contoh

1. Subjek (S) + Predikat (P) Kata Benda (KB) + Kata Kerja (KK)

Pendemo berorasi.

Kata Benda + Kata Sifat (KS)

Pemilik villa itu menakutkan.

Kata Benda + Kata Bilangan (KBil)

Harga sofa itu dua juta rupiah

2 . S + P + Keterangan (K) KB + KK +(Konjungsi + Kata Benda)

Ayu menari dengan gemulai.

3. S + P + Pelengkap (Pel) KB1 + KK + KB2

Mukanya bersemu merah.

4 S+P+O KB1 + KK + KB2

Ayah membeli roti.


5 S + P + O + K KB1 + KK + KB2 +(Konjungsi + KB3)

Rasya menikahi gadis itu di Bali.

6 S + P + O + Pel KB1 + KK + KB2 + KB3

Ayah membelikan aku sebuah bunga.

Kalimat tunggal berdasarkan jenis predikat yang digunakan, dibagi menjadi dua yakni
kalimat nomina dan kalimat verbal.

b. Kalimat Nomina

Kalimat nomina merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata benda (kata bilangan atau
kata sifat) sebagi predikat

Contoh :

Tentara itu tewas di medan perang.

Adik saya ada dua orang

c. Kalimat Verbal

Kalimat verbal merupakan jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikat.

Contoh :

Andi mengayuh sepedanya pelan.

Siska makan di kamarnya.

d. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
saling berhubungan. Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat
majemuk dibedakan menjadi kalimat majemuk setara (baca : contoh kalimat majemuk
setara), bertingkat (baca : contoh kalimat majemuk bertingkat), dan campuran (baca : contoh
kalimat majemuk campuran).

e. Kalimat Majemuk Setara


Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal,
di mana kedudukan masing masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk
setara dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut

1. Kalimat majemuk setara penggabungan, biasanya ditandai dengan penggunaan kata


hubung (konjungsi) “dan” atau “serta”.

Contoh :

Saya bertanggung jawab atas kedatangan peserta hingga ke penginapan dan Andi akan
mengambil tanggung jawab tentang segala keperluan peserta sesampainya di sana.

2. Kalimat majemuk setara pertentangan, biasanya ditandai dengan kata hubung


(konjungsi) “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, “namun”, dan sebagainya.

Contoh :

Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang, namun dia memilih untuk tidak ikut.

3. Kalimat majemuk setara pemilihan, biasanya ditandai dengan kata hubung “atau”.

Contoh :

Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman atau tetap
tinggal di sini bersama ayahnya.

4. Kalimat majemuk setara penguatan, biasanya ditandain dengan kata hubung “bahkan”.

Contoh :

Dia memang pemuda yang cerdas, bahkan di usianya yang ke-17 ia sudah mendapatkan gelar
sarjana pertamanya.

f. Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang menggabungkan dua
kalimat tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan yang
berbeda, yakni sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk
bertingkat dapat dibagi menjadi 10 jenis berdasarkan penggunaan kata hubung
atau konjungsinya, yakni,

1. Waktu : “ketika”, “sejak”, “saat ini”, dsb.


Contoh :

Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal ketika dia masih bayi.

2. Sebab: “karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.

Contoh :

Tia memuntus pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan ayahnya.

3. Akibat: “hingga”, “sehingga”, “maka”, dsb.

Contoh :

Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan berdampak hingga
Singapura dan Malaysia.

4. Syarat: “ jika”, “asalkan”, “apabila”, dsb.

Contoh :

Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya merestui hubungan mereka.

5. Perlawanan: “meskipun”, “walaupun”, dsb.

Contoh :

Meskipun diiming – imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang tetap
menolak dipindahkan.

6. Pengandaian: “andaikata”, “seandainya”, dsb.

Contoh :

Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi di kafe itu.

7. Tujuan: “agar”, “supaya”, “untuk”, dsb.

Contoh:

Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan kantornya.

8. Perbandingan: “bagai”, “laksana”, “ibarat”, “seperti”, dsb.


Contoh :

Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang merindukan bulan.

9. Pembatasan: “kecuali”, “selain”, dsb.

Contoh :

Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.

10. Alat: “dengan + kata benda”

Contoh:

Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.

g. Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk setara merupakan kalimat majemuk yang menggabungkan
kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk setingkat. Kalimat majemuk
campuran terdiri dari sekurang – kurangnya tiga kalimat tunggal.

Contoh :

Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang keluarga, ketika aku tiba di rumah
mereka.

(kata hubung “dan” menyatakan kaimat majemuk setara, kata hubung “ketika” menyatakan
kalimat majemuk bertingkat.)

3. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Menurut pembagian berdasarkan isi atau fungsi suatu kalimat, kalimat dibedakan menjadi
lima jenis, seperti berikut:

a. Kalimat Berita atau Pernyataan (Kalimat Deklaratif)


Merupakan kalimat yang bertujuan untuk menyampaian suatu informasi. Kalimat
ini dalam penulisannya di akhiri dengan tanda baca titik (.).Dalam
pembacaannya, pada akhir kalimat biasanya memiliki intonasi yang menurun.

Contoh :
Ari tengah berlari ke hutan. (memberitahu kepastian)

Aku menolak hadir dalam acara tersebut. (memberitahu pengingkaran)

Pemain baru itu sepertinya tidak periu dikhawatirkan. (memberitahu kesangsia

b. Kalimat Tanya (Kalimat Interogatif)


Merupakan kalimat digunakan untuk mencari tahu suatu informasi atau jawaban
atau respon dari lawan bicara. Kalimat ini dalam penulisannya di akhiri dengan
tanda baca tanya (?).
Contoh :

Bagaimana kabarmu hari ini?

Apakah kau sudah bertemu langsung dengan ayahnya?

Di mana kamu tinggal sekarang?

Siapa yang mengantarkanmu ke rumah tadi?

Kapan terakhir kali Anda melihat pria tersebut?

Mengapa kamu nampak ceria sekali hari ini?

c. Kalimat Perintah (Kalimat Imperatif)


Kalimat perintah merupakan kalimat yang bertujuan untuk memberikan perintah
kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam penulisannya, kalimat perintah
akan diakhiri dengan tanda baca seru (!). Serta dalam pembacaannya, pada akhir
kalimat biasanya digunakan intonasi yang meninggi.

Contoh :

Tolong ambilkan kertas di meja itu! (permohonan)

Jangan mendekat! (larangan)

Mari kita jaga kelestarian hutan lindung? (ajakan)

d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat
perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi
yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru
(!).

Contoh :

Wah, indah sekali pantai!

Hore, aku menang!

e. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari
penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian
dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Contoh:

Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.

Seandainya aku menjadi dokter nantinya, aku hanya akan pergi ke daerah terpencil
dan memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan di sana.

4. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Unsur Kalimat

Dilihat dari unsur di dalamnya, kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yakni kalimat lengkap
dan kalimat tidak lengkap.

a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang – kurangnya terdiri atas
sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat majas dapat dikategorikan sebagai
kalimat lengkap.
Contoh:
Anak – anak bermain di lapangan

S P K

Ayah membeli mobil baru

S P O
b. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan
bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah
predikat, atau bahkan hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini
biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan,
jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.

Contoh:

Hei, Diana!

Rajin pangkal pandai.

Wah, indah sekali!

Terima kasih.

Selamat sore!

Tidak.

5. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pola Subjek – Predikat

Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya, kalimat dapat dibagi
menjadi dua jenis, yakni kalimat versi dan kalimat inversi.

a. Kalimat Versi
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar
pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan lain
sebagainya.

Contoh:

Aku berjalan sejauh tiga kilometer.

S P K

Diah membeli sepatu di Pasar Anyer

S P O K
b. Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang
mendahului kata subjek. Kaliman versi biasanya digunakan untuk menyampaikan
penekanan atau ketegasan makna. Kata pertama yang muncul merupakan kaa
yang menjadi penentu makna kalimat sekaligus menjadi kata yang menimbulkan
kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.

Contoh:

Bawa gadis itu ke hadapanku!

P S K

6. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Gaya Penyajian

Berdasarkan gaya penyajiannya, kalimat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni:

a. Kalimat yang Melepas

Kalimat ini merupakan kalimat yang ditulis maupun diucapkan menggunakan dengan gaya
penyajian melepas. Gaya penulisan melepas ditandai dengan kalimat majemuk di awali
dengan induk kalimat atau kalimat utama serta diikuti oleh anak kalimatnya.

Contoh :

Putri tidak akan tertinggal kereta jika di jalan tadi tidak terjadi kecelekaan yang
menyebabkan kemacetan panjang.

(“Putri tidak akan tertinggal kereta” merupakan kalimat induk, “kereta jika di jalan
tadi tidak terjadi kecelekaan yang menyebabkan kemacetan panjang” merupakan anak
kalimat.)

b. Kalimat yang Klimaks


Kalimat ini terbentuk ketika suatu kalimat majemuk disajikan dengan cara
menempatkan anak kalimat di depan kalimat induknya. Kalimat ini biasanya
ditandai dengan penggunaan tanda baca koma (,).

Contoh :

Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat, mungkin nyawanya masih bisa tertolong
(“Jika dia dibawa ke rumah sakit lebih cepat” merupakan anak kalimat, “mungkin
nyawanya masih bisa tertolong” merupakan kalimat utama).

c. Kalimat yang Berimbang


Kalimat yang berimbang biasanya tersusun dalam bentuk kalimat majemuk setara
atau kalimat majemuk campuran. Gaya penyajian berimbang bertujuan untuk
menunjukan kesejajaran bentuk dan informasinya.

Contoh :

Harga daging sapi menjelang Idul Adha melonjak, pedagang dan konsumen
mengeluhkan tingginya kenaikan.

7. Pembagian Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Subjeknya

Jika dilihat dari subjeknya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis,yakni kalimat aktif dan
kalimat pasif.

a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan
suatu tindakan (pekerjaan). Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan
awalan “me-” dan “ber-” serta predikat yang berupa kata kerja yang tidak dapat
diberikan awalan “me-”, seperti mandi, pergi, tidur, dan lain sebagainya.

Contoh :

Ani pergi ke pasar.

Surya merangkak di kegelapan agar tidak terlihat musuh.

Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu,

b. Aktif Transitif:
Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini
biasanya memiliki predikat yang berawalan “me-” dan dapat dirubah ke dalam
bentuk pasif.

Contoh :

Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)


Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)

c. Kalimat Aktif Intransitif


Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya. Kalimat
aktif ini biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-” dan tidak dapat
di rumah menjadi kalimat pasif.

Contoh :

Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.

Kucingku beranak tiga.

d. Kalimat Semi Transitif


Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat dirubah menjadi bentuk
pasif karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.

Contoh :

Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden keenam Indonesia

S P Pel

Keputusan ini berdasarkan hasil musyawarah

S P Pel

e. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan.
Kalimat pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan “di-” dan
“ter-” serta diikuti kata depan “oleh”. Kalimat pasif dibedakan kembali menjadi
dua bentuk, yakni,
 Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini merupakan kalimat hasil dari transformasi kalimat aktif
transitif. Kalimat pasif ini memiliki predikat yang memilki imbuhan “di-”,
“ter-”, “ke-an”.

Contoh: Bola ditendang Adnan dan Kertas itu tertiup angin.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulisan,yang


mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi,dkk,1993:311). Ciri kalimat baku menurut
Susilo(1990:4),yaitu: gramatikal,masuk akal,bebas dari unsur mubazir,bebas dari
kontaminasi,bebas dari interfensi,sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan
lafal bahasa Indonesia. Pola kalimat terdiri dari subjek fungsi sintaksis terpenting pada
kalimat selain predikat,memperjelas makna,menjadi pokok pikiran, predikat memberi
keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri menyatakan apa yang dikerjakan atau
dalam keadaan apakah subjek itu,objek kehadiranya dituntut oleh prediket yang berupa
verba transitif pada kalimat aktif atau objek hanya terdapat pada kalimat aktif transitif
dan keterangan unsur kalimat yang memberikan keterangan lebih lanjut atau informasi
lebih lanjut.
Jenis kalimat ada dua secara umum yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.Kalimat
tunggal hanya terdiri dari satu pola dasar saja sedangkan kalimat majemuk memiliki dua
pola kalimat atau lebih yang saling berhubungan.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulisan makalah selanjutnya dan mendapatkan
kritik serta saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah,Sabarati dkk.1991.Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta:


Erlangga
Ermanto ,dkk.2016.Bahasa Indonesia:Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.Padang: Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai