Disusun Oleh :
1. Rr. Rizka Nissa Oktaviane (6512040042)
2. Intan Desy Permatasari (6512040044)
3. Syaifal Hijazi (6512040045)
4. Nandhi Wardana (6512040049)
2014
Praktikum Rangkaian Saklar Tunggal, Lampu dan Kotak Kontak
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )
Setelah mempelajari materi ini diharapkan akan dapat merencanakan,
memasang, memperbaiki dan mengetes beberapa rangkaian instalasi
penerangan.
I.2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )
Mahasiswa akan dapat merencanakan, memasang, memperbaiki dan
mengetes rangkaian penerangan yang terdiri dari.
Sumber tegangan AC satu fasa
Saklar tunggal
Lampu
Kotak-kontak
BAB II
DASAR TEORI
Pada bagian ini akan dapat dipelajari sistem instalasi penerangan dengan
menggunakan satu buah saklar seri, dua buah lampu pijar dan dilengkapi
dengan dua buah kotak kontak.
Satu buah saklar tunggal dalam instalasi penerangan pada umumnya
digunakan untuk mengoperasikan dua buah lampu atau beberapa lampu, baik
lampu pijar maupun lampu tabung.
Kotak kontak dipasang dalam sistem instalasi berfungsi untuk
menyediakan sumber tegangan listrik pada beban yang tidak tetap atau beban
yang dapat dipindah-pindah.
BAB III
METODOLOGI
3.1. PERALATAN DAN KOMPONEN
Jumlah
No Nama Spesifikasi Angka Huruf Satuan Ket.
1 KWH meter 220V/50HZ/450VA 1 Satu Buah Ada
2 Mcb 1 phasa 6A 1 Satu Buah Ada
3 Saklar tunggal MK,setara 1 Satu Buah Ada
4 Kotak kontak 220V/6A 2 Dua Buah Ada
5 Lampu pijar 25 W/TL 1 Satu Buah Ada
1x20W
6 Kotak penghubung MK,setara 3 Tiga Buah Ada
7 Kotak saklar/ MK,setara 3 Tiga Buah Ada
Kotak kontak
8 Pipa PVC ¾”,Maspion 2 Dua Lonjor Ada
9 Klem pipa PVC ¾”,Maspion 28 Dua puluh Buah Ada
delapan
10 Sekrup 5/8” 28 Dua puluh Buah
delapan
11 Tool set 1 Satu Box Ada
12 AVO meter Sanwa,setara 1 Satu Buah Ada
13 Kabel NYA,NYM Ada
L1 / N / PE
L1 / N / PE 3 3 3
3 2 3
L1
N
PE
L1 N
BAB IV
ANALISIS DATA
4.3 ANALISA
1. Pada saat tanpa tegangan, terdapat dua pengukuran yaitu saat semua saklar
mati, dan semua saklar ON
2. Tanpa tegangan saat semua saklar mati ,tidak ada hubungan antara L1
terhadap N, L1 terhadap PE dan N terhadap PE. Hal ini disebabkan karena
fungsi dari sakelar sebagai pemutus tegangan/ hubungan
3. Pada pengukuran tanpa tegangan, saat semua saklar on, ada hubungan
antara L1 terhadap N, L1 terhadap saklar, saklar terhadap lampu dan
lampu terhadap N, karena saklarnya dinyalakan maka terjadi hubungan
atau terhubung. Sementara hubungan antara N terhadap PE dan L1
terhadap PE tidak ada karena grounding atau PE tidak berpengaruh pada
saklar meskipun saklarnya di ON kan maupun dimatikan karena saklar
tidak terhubung dengan PE atau saklar digunakan untuk fase L dan N
4. Pada pengukuran dengan tegangan yang terukur pada fase L dan N yaitu
210 V, terjadi penurunan tegangan yang sumbernya 220 V hal ini karena
adanya hambatan pada kawat penghantar
5. Penurunan tegangan paling besar yaitu saat pengkuran antara PE dengan N
dan PE dengan L1, karena saat melewati PE tegangan disalurkan ke tanah
untuk itu saat pengukuran terjadi penurunan cukup besar.
JAWABAN
1. Peraturan-peraturan yang harus diperhatikan untuk pemasangan instalasi
listrik yaitu :
Syarat-syarat Penyambungan Listrik ( SPL ) Dalam Peraturan Menteri
tahun 1978.
Undang-undang dan Peraturan Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1972 tentang
Perusahaan Umum Listrik Negara.
2. Syarat peralatan listrik dapat digunakan dalam instalasi listrik adalah
1. memenuhi persyaratan PUIL 2000
2. mendapat pengesahan / izin dari instansi yang berwenang.
4. Jenis-jenis gambar :
1. Menurut tujuannya:
Gambar bersifat menjelaskan :
- diagram dasar.
- diagram lingkaran arus.
- diagram instalasi.
Diagram pelaksanaan:
- diagram pengawatan.
- diagram saluran.
Gambar instalasi
Gambar situasi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh pada praktikum saklar tunggal, lampu dan kotak
kontak dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Pada saat tanpa tegangan, terdapat dua pengukuran yaitu saat semua saklar
OFF, dan semua saklar ON
2. Tanpa tegangan saat semua saklar mati ,tidak ada hubungan antara L1
terhadap N, L1 terhadap PE dan N terhadap PE.
3. Pada pengukuran tanpa tegangan, saat semua saklar on, ada hubungan
antara L1 terhadap N, L1 terhadap saklar, saklar terhadap lampu dan
lampu terhadap N,. Sementara hubungan antara N terhadap PE dan L1
terhadap PE tidak ada hubungan
4. Pada pengukuran dengan tegangan yang terukur pasa fase L dan N terjadi
penurunan tegangan
5. Penurunan tegangan paling besar yaitu saat pengkuran antara PE dengan N
dan PE dengan L1, karena saat melewati PE tegangan disalurkan ke tanah
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Lipsmeir, Adolf Teml, Friedrich Tabellenbuch. Electrotechnic
Electronic.1989. Bronner and Daentler K G. Germany
Horst Dieter, Tolle Erhard Vop. Technical Drawing for Electrical
Engineering. GTZ GmbH. Germany
Michael Neidle, Ir. Sahat Pakpahan. Teknologi Instalasi Listrik. Lembaga
Penerbangan dan Amerika Serikat (LAPAN).1989. Erlangga. Jakarta
P. Van Harten, E setiawan. Instalasi Listrik Arus Kuat 2.1985. Bina Cipta.
Bandung.
Tim Revisi PUIL 1987. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia. 1987.
LIPI. Jakarta
http://walangkakek.blogspot.com/2009/12/instalasi-saklar-tunggal-dengan-
satu.html