Anda di halaman 1dari 2

SIARAN PERS

IKATAN DOKTER INDONESIA (lDl)


&
PERSATUAN DOKTER GlGl INDONESIA (PDGI)
TENTANG
DOKTER ASING DI INDONESIA

Sehubungan dengan adanya isu terkini tentang usulan diskon pajak dokter asing, Ketua
Umum PB lDl (lkatan Dokter lndonesia) dan Ketua Umum PB.PDGI (Persatuan Dokter Gigi
lndonesia) menyampaikan bahwa isue ini merupakan isu yang sengaja dilemparkan oleh
pihak-pihak tertentu sekedar untuk kepentingan bisnis semata dan bukan didasarkan pada
kepentingan nasional.

Menurut Ketua PB.lDl dan PB PDGI, kita semua warga bangsa justru harus memperkuat
ketahanan berbangsa dengan menghargai kualitas bangsa sendiri. Bahwa ada hal-hal yang
harus diperbaiki dalam pelayanan kesehatan, itulah menjaditugas kita bersama.
Selanjutnya kedua tokoh kunci organisasi profesi ini menyampaikan bahwa rekrutmen
dokter asing di lndonesia mungkin saja dapat dilakukan namun dengan kondisi tertentu
seperti dalam rangka transfer of knowledge, pendidikan dan pelatihan, penelitian serta
penguatan pelayanan kesehatan khususnya dibidang kegiatan sosial. Beberapa dasar
hukum yang ada disampaikan sebagai dasar kebijakan negara adalah :

1. Untuk memasukkan dokter asing ke lndonesia telah diatur dalam UU No. 29 tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran, yakni Psl 30 ayat (3) yang berbunyi sbb :" Dokter
dan dokter gigiwarga negara asing selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kemampuan berbahasa lndonesia. Dalam lanjuta ayat (4)
disebutkan bahwa " Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi
dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran lndonesia."
2. Dalam Pasal 5, PERMENKES No 67 tahun 2013 tentang Pendayagunaan TK Asing
Kesehatan, disebutkan : " Pendayagunaan TK-WNA dalam kegiatan pelayanan
kesehatan hanya dapat dilakukan apabila kompetensiyang dimiliki oleh TK-WNA belum
dimitiki oleh tenaga kesehatan lndonesia dan/atau telah dimiliki oleh tenaga kesehatan
lndonesia dalam iumlah yang sedikit".
3. Dalam Pasal 8 ayat (1) Permenkes diatas : " Seftifikat kompetensi diperoleh TK-WNA
setetah lulus evaluasi kompetensi. yang dilakukan oleh KKI bagi dokter/dokter gigi."
4. Dalam UU No 36/2009 tentang Kesehatan, : Psl 24 ayat (1) : " Tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik, standar
profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional." Dalam ayat (2) disebutkan bahwa '. " Ketentuan mengenai kode etik dan
standar profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi "
Dari peraturan-perundangan diatas, nyatalah bahwa saat ini belum saatnya bicara tentang
diskon pajak dokter asing, disamping karena belum ada aturan yang jelas dan untuk
pengadaan tenaga dokterldokter gigi asing sudah sangat jelas diatur dalam peraturan
perundangan kita.

Menurut lDl dan PDGI, berbicara tentang keinginan memberikan diskon atau keringanan
pajak dokter asing saat ini tidak relevan, justru yang mendesak adalah pembahasan
tentang diskon pajak dokter/dokter gigi lndonesia yang terlibat langsung dan penuh
pengabdian tunggal pada program socra/ insurance yakni BPJS yang merupakan program
prioritas dan unggulan pemerintah kita.

Menurut Ketua Umum kedua organisasi profesi upaya memasukkan dokter asing di
Indonesia sekurang-kurangnya harus berpedoman pada tiga undang-undang yakni UU
Praktek Kedokteran, UU,Kesehatan dan UU Rumah Sakit. lDl dan PDGI menghimbau
semua pihak untuk tidak mengkampanyekan dokter asing karena itu merupakan
pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang ada.

Jakarta, 12 Juni2019

Ketua Umum PB lDl

Dr. Daeng M Faqih,SH,MH Dr. drg. R. M. Sri Hananto Seno, Sp.BM (K),MM

Anda mungkin juga menyukai