Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

“PENANGANAN BBL ASFIKSIA”


Dosen Pengampu : Bd. Uway Wariah, S.SiT.,M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Cindi Widianingsih 1710630100009

Riska Rahayu 1710630100043

Virani Putri Permatasari 1710630100060

Widayanti 1710630100062

PRODI KEBIDANAN DIII KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

TAHUN AJARAN 2018


2
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahiwabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Penanganan Asfiksia”

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Pada Persalinan” Dalam penyusunan makalah ini telah banyak bantuan khususnya materi dari
dosen mata kuliah Askeb Persalinan. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan yang harus di perbaiki untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran kepada pembaca.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh

Karawang, 19 Oktober 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Asfiksia ..................................................................................................... 2

2.2 Etiologi ........................................................................................................................ 2

2.3 Patofisiologi ................................................................................................................ 3

2.4 Tanda dan Gejala Asfiksia .......................................................................................... 4

2.5 Penatalaksanaan Klinis ................................................................................................ 5

2.6 Komplikasi .................................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 7

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 8

ii

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah (Hutchinson,1967). Keadaan ini disertai
dengan hipoksia,hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat
pada penderita Asfiksia ini merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat
adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,1971)
.Penilaian statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan
bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas bayi baru
lahir. Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (1966) yang mendapatkan bahwa
Apgar skor yang rendah sebagai manifestasi hipoksia berat pada bayi saat lahir akan
mmperlihatkan angka kematian yang tinggi.
Haupt(1971)memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan perdarahan pada bayi
sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta
komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama
kegagalan ini akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-
hari pertama setelah lahir(james,1959).Penyelidikan patologi anatomis yang
dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(1971) Menunjukkan nekrosis berat dan difus
pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Asfiksia?
1.2.2 Apa Etiologi Asfiksia?
1.2.3 Apa Patofisiogi Asfiksia?
1.2.4 Apa tanda dan gejala Asfiksia?
1.2.5 Bagaimana Penatalaksanaan Klinis Asfiksia?
1.2.6 Apa komplikasi Asfiksia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Asfiksia
1.3.2 Mengetahui Etiologi Asfiksia
1.3.3 Mengetahui Patofisiologi Asfiksia
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala Asfiksia
1.3.5 Mengetahui Penatalksanaan Klinis Asfiksia
1.3.6 Mengetahui Komplikasi Asfiksia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asfiksia
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan
mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut.
Atas dasar pengalaman klinis, Asfiksia Neonatorum dapat dibagi dalam :
A. "Vigorous baby'' apgar skor 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak
memerkikan istimewa.
B. "Mild-moderate asphyxia" (asfiksia sedang) apgar skor 4-6 pada pemeriksaan
fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100x/menit, tonus otot kurang baik
atau baik, sianosis, refick iritabilitas tidak ada.
C. Asfiksia berat: apgar skor 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan' frekuensi
jantung kurang dari 100x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-
kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada. Asfiksia berat dengan henti jantung
yaitu keadaan :
1. Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelu lahir
lengkap.
2. Bunyi jantung bayi menghilang post partum.
2.2 Etiologi
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan perlukaran gas
atau pengangkutan O2 dari ibu kejanin. Gangguan ini dapat timbul pada masa
kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Hampir sebagian besar asfiksia bayi
baru lahir merupakan kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama
kehamilan dan persalinan. memegang peran penting untuk keselamatan bayi atau
kelangsungan hidup yang sempurna tanpa gejala sisa.
Pengolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dari:
A. Faktor ibu
1. Hipoksia ibu Terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika
atau anestesia dalam. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin.
2. Gangguan aliran darah uterus Mengurangnya aliran darah pada uterus akan
menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan kejanin. Hal
ini sering ditemukan pada :
2
a. Ganguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat.
b. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan.
c. Hipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.
B. Faktor Plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
.Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
C. Faktor Fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin.
Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan lahir
dan lain-lain.
D. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena
1. Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.
Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika
atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
2.3 Patofisiologi
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap
sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primarg
gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.
Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan
persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan
gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya
asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan
usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada
3
penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi
dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan
pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan
pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut
dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen
tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkuang.asam
organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis
metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang
disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam
jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga menimbulkan
kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan
menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi
darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan
gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak.
Kerusakan sel otak yang terjadi menimbuikan kematian atau gejala sisa pada
kehidupan bayi selanjutnya.
2.4 Tanda dan Gejala Asfiksia
Pada asfiksia, tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan yang disebabkan oleh
beberapa keadaan diantaranya adalah :
1. Hilang sumber glikogen dalam jantung yang akan mempengaruhi fungsi jantung.
2. Terjadinya asidosis metabolic yang akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimbulkan kelemahan jantung.
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap tingginya
resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah mengalami gangguan.
Gejala klinis bayi yang mengalami kekurangan O2 akan terjadi pernafasan yang
cepat dalam periode yang singkat apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan
berhenti, denyut jantung juga menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang
secara barangsur-angsur dan memasuki periode apnue primer. Gejala dan tanda
asfiksia neonatorum yang khas antara lain meliputi pernafasan cepat, pernafasan
cuping hidung, sianosis dan nadi cepat.
Berikut ini adalah gejala lanjut pada asfiksia, yaitu:
4
1. Pernafasan megap-magap
2. Denyut jantung terus menurun
3. Tekanan darah mulai menurun
4. Bayi terlihat lemas (flaccid)
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskular
6. Pernafasan terganggu
7. Detak jantung berkurang (DJJ lebih dari 160×/menit/kurang dari 100×/menit
tidak teratur)
8. Reflek / respon bayi melemah
9. Tonus otot menurun
10. Warna kulit biru atau pucat
2.5 Penatalaksanaan Klinis
A. Tindakan umum
1. Bersihkan jalan nafas : kepala bayi dileakkan lebih rendah agar lendir mudah
mengalir, bila perlu digunakan larinyoskop untuk membantu penghisapan
lendir dari saluran nafas yang lebih dalam.
2. Rangsang reflek pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki menekan
tanda achiles.
3. Mempertahankan suhu tubuh.
B. Tindakan Khusus
1. Asfiksia berat
Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten melalui pipa endotrakeal.
dapat dilakukan dengan tiupan udara yang telah diperkaya dengan O2.
Tekanan O2 yang diberikan tidak 30 cm H 20. Bila pernafasan spontan tidak
timbul lakukan message jantung dengan ibu jari yang menekan pertengahan
sternum 80 –100 x/menit.
2. Asfiksia sedang/ringan
Pasang relkiek pernafasan (hisap lendir, rangsang nyeri) selama 30-60 detik.
Bila gagal lakukan pernafasan kodok (Frog breathing) 1-2 menit yaitu :
kepala bayi ektensi maksimal beri O₂ 1-2 1/mnt melalui kateter dalam hidung,
buka tutup mulut dan hidung serta gerakkan dagu ke atas-bawah secara
teratur 20x/menit

5
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada asfiksia neonatorum antara lain :
A. Oedema otak dan perdarahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlanjut
sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan
menurun. Keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang
berakibat terjadinya oedema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan
otak.
B. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini
dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan
perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir
ke organ seperti mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan
pengeluaran urine sedikit.
C. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas
dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan
pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak karena perfusi
jaringan tidak efektif.
D. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan
koma karena beberapa hal diantaranya yaitu hipoksemia dan perdarahan pada
otak.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan
mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih
lanjut. Dari etiologinya asfiksia neonatorum bisa berasal dari banyak faktor,
diantaranya:
1. Faktor ibu: hipoksia ibu,gangguan aliran darah uterus
2. Faktor plasenta: gangguan mendadak pada plasenta
3. Faktor fetus: kompresi umbilicus
4. Faktor neonates: depresi pusat pernapasan bayi baru lahir
Sedangkan berdasarkn klasifikasinya,asfiksia neonatorum dibagi:
1. Vigorous Baby
2. Mild Moderate asphyksia / asfiksia sedang
3. Asfiksia berat
Tindakan untuk mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir
yang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi
gejala sisa yang mungkin muncul.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29119292/makalah_asfiksia_neonatorum.doc

Anda mungkin juga menyukai