DISUSUN OLEH:
b) Fase Maintenance
Pada fase ini terjadi obstruksi tubulus akibat pembengkaan sel
tubulus dan akumulasi dari debris. Sekali fasenya berlanjut maka
fungsi ginjal tidak akan kembali normal walaupun aliran darah
kembali normal.Vasokonstriksi ginjal aktif merupakan titik tangkap
patogenesis gagal ginjal dan keadaan ini cukup untuk mengganggu
fungsi ekskresi ginjal. Macam-macam mediator aliran darah ginjal
tampaknya berpengaruh. Menurunnya cardiac output dan hipovolemi
merupakan penyebab umum oliguri perioperative. Menurunnya urin
mengaktivasi sistem saraf simpatis dan sistem renin - angiotensin.
Angiotensin merupakan vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan
menyebabkan menurunnya aliran darah ginjal.
D. Diagnosa
1. Darah urea nitrogen (BUN) serta kadar kreatinin dalam darah merupakan
indikator kesehatan ginjal. Konten kreatinin darah digunakan untuk
menentukan laju filtrasi glomerulus (GFR), yang memberikan perkiraan
fungsi ginjal.
2. Kandungan protein dalam urin serta pengukuran volume urine membantu
untuk mengidentifikasi gagal ginjal.
3. USG abdomen disarankan untuk memeriksa pengurangan ukuran ginjal,
yang merupakan indikasi kegagalan ginjal kronis. Tes pencitraan lain
seperti CT scan atau MRI dianjurkan untuk mendeteksi keberadaan setiap
pertumbuhan abnormal atau penyumbatan.
4. Biopsi dilakukan untuk memeriksa keganasan, jika tes pencitraan
mengungkapkan pertumbuhan abnormal pada ginjal.
G. Penatalaksanaan
1. Diet tinggi kalori dan rendah protein
Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala
anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan
perbaikan gejala. Hindari masukan berlebihan dari kalium dan garam.
2. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
Biasanya diusahakan hingga tekanan vena juga harus sedikit meningkat
dan terdapat edema betis ringan. Pada beberapa pasien, furosemid dosis
besar (250-1000 mg/hari) atau diuretic 100p (bumetanid, asam etakrinat)
diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan, sementara pasien lain
mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau natrium bikarbonat
oral. Pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine, dan pencatatan
keseimbangan cairan (masukan melebihi keluaran sekitar 500 ml).
3. Kontrol hipertensi
Bila tidak terkontrol dapat terakselerasi dengan hasil akhir gagal kiri
pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan
cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah, sering diperlukan
diuretik loop, selain obat anti hipertensi.
Daftar Pustaka
Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Penerbit Salemba Medika: Jakarta
https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/03/09/p5aksg328-
gangguan-ginjal-saat-hamil-berdampak-3-hal-ke-janin
https://www.fimela.com/parenting/read/3778869/ibu-hamil-dengan-gagal-ginjal-
berisiko-hipertensi-amp-melahirkan-prematur