Teori Adaptasi Sister Callista Roy
Teori Adaptasi Sister Callista Roy
Sister Calissta Roy yang lahir di Los Angeles pada tanggal 14 Oktober
tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit.
Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari
individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal
berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari
Gambar 2.1. Sistem manusia sebagai sistem adaptasi pada konsep teori adaptasi
Sister Callista Roy.
Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan
membentuk satu kesatuan yang utuh dan adanya saling ketergantungan dari setiap
1. Input
Input pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima
masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri.
Input atau stimulus termasuk variable satandar yang berlawanan yang umpan
baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar ini adalah stimulus internal yang
mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang stimulus manusia yang
dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasanya dilakukan, di bagi dalam tiga
infeksi.
b. Stimulus kontekstual
perilaku atau presipitasi oleh stimulus fokal, stimulus lain yang dialami
c. Stimulus residual
Sikap, budaya, karakter adalah faktor residual yang sulit diukur dan
2. Proses
yang di gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.
a. Subsistem regulator
otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang
b. Subsistem kognator
3. Efektor
Roy sebagai sistem efektor. Efektor atau model adaptasi tersebut meliputi
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau
secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar .
Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output
sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon
dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan
Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
diwariskan atau diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem
pertahanan terhadap bakteri yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain yang
yang disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian
pertahanan diri merupakan respon peran dan fungsi secara optimal untuk
memelihara integritas diri dari keadaan sakit dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Kien stroke dengan hemiparesis akan mengalami perubahan fisik dan emosional
akibat gangguan pada sistem saraf pusatnya. Gangguan kognitif dan perubahan
fisik akan mengakibatkan klien stroke mengalami gangguan penerimaan diri dan
fisik dan kognitif yang semula sehat menjadi sakit. Output dari sistem adaptasi
Roy, jika adaptif maka dapat meningkatkan penerimaan diri klien stroke.
Penerimaan diri adaptif dapat terlihat pada klien yang menerima perubahan fisik
dan kognitif yang terjadi, klien bisa menyesuaikan diri dengan kemampuan
barunya setelah sakit, tidak menyalahkan diri dan orang lain atas perubahan yang
terjadi.