Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

KOMUNITAS

Disusun Oleh :

1. Brenda Sophia Panjaitan 1751019

2. Feren Senge 1751008

3. Gheralyn Regina Suwandi 1751002

4. Hosea Perdhana Hotdiman Siahaan 1751025

5. Joseph Henokh Ruskandi 1751012

6. Kezia Yunis 1751032

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas

UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

2019
Ayat Alkitab :

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di

dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan

milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena

itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19-20)

Firman-Nya : “Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allah-mu,

dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada

perintah-perintah-Nya, maka aku tidak akan menimpakan kepadamu peyakit mana

pun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang

menyembuhkan engkau.” (Keluaran 15:26)

Kutipan Roh Nubuat :

“Oleh karena pikiran dan jiwa dinyatakan melalui tubuh, baik kekuatan mental

maupun rohani adalah sebagian besar tergantung kepada kekuatan dan kegiatan

jasmani; apa saja yang meningkatkan kesehatan jasmani berarti meningkatkan

perkembangan pikiran yang kuat dan tabiat yang seimbang. Tanpa tubuh yang sehat

tidak seorang pun dapat memahami serta memenuhi tugasnya dengan sempurna

kepada dirinya, kepada sesamanya, atau kepada khalik.” Ellen G. White, Membina

Pendidikan Sejati, hal.179

“Dalam setiap hal (bangsa Israel) harus memelihara kebersihan. Mereka tak boleh

membiarkan apapun yang kotor atau tak rapih atau tak menyehatkan di seluruh
lingkungan mereka, tiada apapun yang akan mengotori kebersihan suasa lingkungan

mereka. Dalam hati dan pikiran dan badan mereka harus bersih dan suci.”

The SDA Bible Commentary [E.G.White Comments], vol. 1, p. 1119

Teori Keperawatan yang digunakan :

 Environmental Theory (Florence Nightingale)


“It is cheaper to promote health than to maintain people in sickness.” (Florence

Nightingale, 1858)

“The work we are speaking of has nothing to do with nursing diseases, but with

maintaining health by removing the things which disturb it…dirt, drink, diet,

damp, draughts, and drains.” (Florence Nightingale, 1860)

“Money would be better to spend in maintaining health in infanfy and childhood

than in building hospitals to cure diseases.” (Florence Nightingale, 1894)

 Self Care Theory (Dorothea Orem)


“Individuals whose needs for self care outweigh their ability to engage in self care

are said to be in a self care deficit .” (Dorothea Orem, 2001)


A. Pengertian Sehat

Kesehatan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan dan mendukung

berjalannya aktivitas secara optimal. Kesehatan diartikan sebagai kondisi fisik,mental

dan sosial yang terbebas dari gangguan penyakit sehingga aktivitas yang berjalan di

dalamnya dapat terjadi secara optimal. (Endang Susanti, dkk, 2018)

Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat

merupakan hak asasi manusia yang harusdihargai. Sehat juga investasi

untukmeningkatkan produktivitas kerja gunameningkatkan kesejahteraan keluarga.

(Dedi Karim, 2017)

B. Indikator Sehat

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) adalah indikator

komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan di suatu wilayah.

Indikator ini dapat dengan mudah dan dapat langsung diukur untuk mendapatkan

masalah kesehatan masyarakat. Serangkaian indikator dalam IPKM ini secara

langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan umur harapan hidup yang

panjang dan sehat. Prinsip umum yang digunakan dalam IPKM adalah sederhana,

mudah, dapat diukur, bermanfaat, dapat dipercaya, dan tepat waktu. Indikator-

indikator terpilih dalam IPKM lebih menunjukkan dampak dari pembangunan

kesehatan tahun sebelumnya dan menjadi acuan dasar dalam perencanaan dan

penyusunan strategi dan program kesehatan.

Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang,

prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus,

prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi,

prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut,
prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA,

proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses

sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan

imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio

bidan/desa. (Isa Ma'rufi, 2018)

Indikator-indikator penyusun IPKM juga mencerminkan capaian program dan

sebagai potret capaian pembangunan kesehatan di suatu wilayah.Indikator kesehatan

tersebut adalah : (Menteri Kesehatan, Ibu Nila Moloek, dalam Dhaifurrakhman Abas,

2019)

Indikator – Indikator tersebut terdiri dari :

a. Prevalensi balita gizi buruk dan kurang,

b. Prevalensi balita sangat pendek dan pendek,

c. Prevalensi balita sangat kurus dan kurus,

d. Prevalensi balita gemuk,

e. Prevalensi diare,

f. Prevalensi pnemonia,

g. Prevalensi hipertensi,

h. Prevalensi gangguan mental,

i. Prevalensi asma,

j. Prevalensi penyakit gigi dan mulut,

k. Prevalensi disabilitas,

l. Prevalensi cedera,

m. Prevalensi penyakit sendi,

n. Prevalensi ISPA,

o. Proporsi perilaku cuci tangan,


p. Proporsi merokok tiap hari,

q. Akses air bersih,

r. Akses sanitasi,

s. Cakupan persalinan oleh nakes,

t. Cakupan pemeriksaan neonatal-1,

u. Cakupan imunisasi lengkap,

v. Cakupan penimbangan balita,

w. Ratio Dokter/Puskesmas, dan

x. Ratio bidan/desa

Dalam kesehatan keluarga, terdapat juga 12 indikator sebagai penandanya,

yaitu :

a. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

c. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

d. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif;

e. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan;

f. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;

g. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

h. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak

ditelantarkan;

i. Anggota keluarga tidak ada yang merokok;

j. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN);

k. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih;


l. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

(Siti Rohimah, dkk; dalam Jurnal Keperawatan Universitas Galuh 2019)

C. Karakteristik Sehat

Status kesehatan individu atau masyarakat merupakan hasil interaksi beberapa

faktor dari dalam individu tersebut (internal) dan faktor luar (eksternal).

 Faktor internal meliputi faktor psikis dan fisik.

 Faktor eksternal meliputi faktor budaya, ekonomi, politik, lingkungan fisik dan

lain sebagainya.Individu dapat dikatakan sehat apabila sehat baik internal dan

eksternalnya. (Sulistiarini, 2018)

Dari segi sehat secara mental, Psikolog D. S. Wright dan A. Taylor (2018)

memberitahukan 8 karakteristik mental yang sehat, yaitu :

a. Tidak menghakimi diri sendiri

b. Tidak memiliki emosi negative

c. Memiliki kesadaran atas respon

d. Tidak mengalami susah tidur

e. Mampu focus

f. Memiliki hubungan sosial yang baik

g. Tidak memiliki gejala fisik yang mengkhawatirkan

h. Jauh dari gejala depresi


D. Perilaku Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan dapat berperan aktif dalam kegiatan - kegiatan

kesehatan dan berperan aktifdalam kegiatan–kegiatan

kesehatan dimasyarakat.

(Depkes RI, 2007; dalam Nunun Nurhajati, 2017)

Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya

mencegah atau menghindari penyakit danmencegah atau menghindari penyebab

datangnya penyakit atau masalahkesehatan (preventif), serta perilaku dalam

mengupayakan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (promotif).

(Notoatmodjo, 2014; dalam Alvin, 2017)

Upaya kesehatan tidak hanya kuratif, tetapi juga promotif dan preventif.

Desentralisasi kesehatan masa kini harus mengembangkan dialog antar semua pihak

yang terlibat, baik langsung Maupun tidak langsung. (Febri Endra, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

1. Susanti, Endang, dkk. 2018. Konstruksi Makna Kualias Hidup Sehat. Jakarta.

2. Karim, Dedi. 2017. Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan

Rumah Tangga. Medan.

3. Ma’rufi Isa, 2018. Strategi Pencapaian Indikator Perilaku Kesehatan pada Indeks

Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Kabupaten Bondowoso. Jawa Timur.

4. Abas, Dhaifurrakhman. 2019. Bali Peringkat Tertinggi IPKM 2018. Bali.

5. Rohimah, Sitih, dkk. 2019. Pencapaian Indikaor Keluarga Sehat Desa Saguling

Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Ciamis.

6. Sulistiarini, 2018. Hubungan Perilaku Hidup Sehat dengan Status Kesehatan

Masyarakat Kelurahan Ujung. Surabaya

7. Wright D. S., dkk, 2018. Delapan Karakteristik Kesehatan Mental yang Sehat. Indonesia

8. Nurhajati, Nunun. 2017. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat Desa

Samir dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat. Jawa Timur

9. Alvin. 2017. Konsep Dasar Kesehatan. Indonesia

Anda mungkin juga menyukai