ARUS SEARAH
1. [Arus Listrik]
Dalam 4 menit, arus sebesar 5 A mengalir dalam sebuah kawat. Berapakah:
a. Banyak muatan yang mengalir di dalam kawat.
b. Jumlah elektron yang melalui penampang kawat.
*muatan elektron e = 1.6 x 10-19 C / 1 elektron
Solusi:
𝑞
a. 𝑖 = 𝑡 maka,
𝑞 = 𝑖𝑡 = (5 𝐴)(4 × 60 𝑠) = 1.2 × 103 𝐶
b. Jumlah elektron yang mengalir dapat ditentukan dengan membagi besarnya muatan yang
mengalir dengan muatan 1 elektron,
𝑞 1200 𝐶
𝑁= = = 7.5 × 1021 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
𝑒 1.6 × 10−19 𝐶/𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
2. [Densitas Arus]
Sebuah batang mengandung 2 x 108 muatan positif per cm3. Semua muatan positif tersebut
bergerak searah yakni ke utara dengan kecepatan 1 x 105 m/s.
a. Apabila jumlah muatan dua kalinya, berapakah besar dan arah densitas arus 𝐽⃑?
b. Parameter apa lagi yang dibutuhkan apabila ingin dihitung arus total i pada batang ini?
Solusi:
a. 𝐽 = 𝑛𝑞𝑣𝑑
𝐽 = (2 × 1014 /𝑚3 )(2 × 1.6 × 10−19 𝐶)(1 × 105 𝑚⁄𝑠)
𝐽 = 6.4 𝐴/𝑚2
Dimana arahnya sama dengan arah muatan positif, yakni ke utara.
b. Untuk mengetahui besarnya arus i, maka dibutuhkan informasi luas penampang dari
batang.
Solusi:
Untuk menyelesaikan persoalan ini perlu dipahami terlebih dahulu bahwa konduktivitas
berbanding terbalik dengan resistivitas. Maka,
1 𝐿 𝐿𝑖 (1 𝑚)(4 𝐴)
𝜎= = = = = 2 × 106 /Ω𝑚
𝜌 𝑅𝐴 𝑉𝐴 (2 𝑉)(1 × 10−6 𝑚2 )
4. [Resistansi dan Resistivitas]
Sebuah kabel listrik tersusun dari 125 untai kawat halus, masing-masing kawat memiliki
resistansi 2.65 𝜇Ω. Beda potensial diberikan pada kedua ujung kabel listrik tersebut sehingga
dihasilkan arus sebesar 0.75 A.
a. Berapakah arus yang mengalir di setiap untaian kawat?
b. Berapa beda potensial yang diberikan?
c. Hitunglah resistansi total kabel listrik tersebut!
Solusi:
a. i = (0.75 A)/125 = 6 x 10-3 A
b. V = iR = (6 x 10-3 A)(2.65 x 10-6 Ω) = 1.59 x 10-8 V
c. Rtotal = (2.65 x 10-6 Ω)/125 = 2.12 x 10-8 Ω
5. [Daya Listrik]
Kawat C dan kawat D terbuat dari material yang berbeda dan memiliki panjang Lc = Ld = 1 m.
Resistivitas dan diameter dari kawat C sebesar 2 x 10-6 Ωm dan 1 mm. Sementara kawat D
memiliki resistivitas dan diameter sebesar 1 x 10-6 Ωm dan 0.5 mm. Kedua kawat ini
disambungkan seperti pada gambar, dan arus sebesar 2 A mengalir di dalamnya. Hitunglah:
a. Beda potensial antara titik (1) dan (2), dan beda potensial antara titik (2) dan (3).
b. Total disipasi energi
Solusi:
𝐿𝐶 4𝐿 (2 𝐴)(2×10−6 Ω𝑚)4(1 𝑚)
a. V12 = VC = iRC = 𝑖 𝜌𝐶 ⁄𝐴 = 𝑖 𝜌𝐶 𝐶⁄ 2= 𝜋(1×10−3 𝑚)2
= 5.1 V
𝐶 𝜋𝑑𝐶
𝐿 4𝐿 (2 𝐴)(1×10−6 Ω𝑚)4(1 𝑚)
V23 = VD = iRD = 𝑖 𝜌𝐷 𝐷⁄𝐴 = 𝑖 𝜌𝐷 𝐷⁄ = = 10.2 V
𝐷 𝜋𝑑𝐷 2 𝜋(0.5×10−3 𝑚)2
𝑉2 − 𝑖𝑟2 + 𝑉1 − 𝑖𝑟1 − 𝑖𝑅 = 0
𝑉1 + 𝑉2
𝑖=
𝑟1 + 𝑟2 + 𝑅
Pada baterai 1 dan 2, tegangan pada terminal masing-masing dapat dirumuskan sebagai
Dari grafik dapat diketahui bahwa pada saat kondisi R (variable resistor) = 0.5RS, nilai V1T
= 0.4 V dan V2T = 0 V. Kondisi ini harus memenuhi kedua persamaan diatas. Sehingga,
dengan memasukkan parameter-parameter yang diketahui, didapatkan 2 persamaan sebagai
berikut:
7. [Resistansi Ekivalen]
Rangkaian pada gambar terdiri dari sususan lima buah resistor R. Masing-masing R bernilai 5
Ω. Tentukan resistansi ekivalen (Req) antara:
a. Poin F dan H
b. Poin F dan G
Solusi:
a. Antara poin F dan H, resistansi ekivalen dapat ditentukan sebagai berikut:
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐻 5Ω+5Ω 5Ω 5Ω+5Ω
1 1Ω+2Ω+1Ω
=
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐻 10 Ω
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐻 = 2.5 Ω
b. Antara poin F dan G, resistansi ekivalen dapat ditentukan sebagai berikut: Pertama-tama
perlu ditentukan R ekivalen untuk segitiga di bagian atas rangkaian:
1 1 1
= +
𝑅𝑒𝑞 5 Ω 5 Ω + 5 Ω
𝑅𝑒𝑞 = 3.33 Ω
1 1 1
= +
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐺 𝑅𝑒𝑞 + 5 Ω 5 Ω
1 1 1
= +
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐺 3.33 Ω + 5 Ω 5 Ω
𝑅𝑒𝑞𝐹𝐺 = 3.13 Ω
ℰ2 − 𝑖1 𝑅1 = 0
ℰ2 5𝑉
𝑖1 = = = 0.05 𝐴
𝑅1 100 Ω
Tanda positif mengindikasikan bahwa asumsi arah loop yang digunakan sudah benar.
b. Kemudian diterapkan juga hukum Kirchhoff pada loop atas:
ℰ1 − ℰ2 − ℰ3 − 𝑖2 𝑅2 = 0
ℰ1 − ℰ2 − ℰ3 6 𝑉 − 5 𝑉 − 4 𝑉
𝑖2 = = = −0.06 𝐴
𝑅2 50 Ω
Tanda negatif mengindikasikan bahwa asumsi arah loop yang digunakan masih salah.
Maka arah arus i2 yang seharusnya adalah positif apabila mengarah ke bawah pada R2.
c. Apabila Vb adalah potensial pada titik b, dan Va adalah potensial pada titik a, maka dapat
didefinisikan bahwa:
𝑉𝑎 = 𝑉𝑏 + ℰ3 + ℰ2
Maka,
𝑉𝑎 − 𝑉𝑏 = ℰ3 + ℰ2
𝑉𝑎𝑏 = 4 𝑉 + 5 𝑉 = 9 𝑉
d. Dengan mengetahui arus yang mengalir pada R1 dan R2 serta arah loop baik di atas maupun
di bawah, maka dengan menggunakan hukum kekekalan muatan Kirchhoff dapat
ditentukan arus yang melalui ℰ2 yakni:
𝑖ℰ2 = 𝑖1 + 𝑖2
Solusi:
a. 𝜏 = 𝑅𝐶 = (1.4 × 106 Ω)(1.8 × 10−6 𝐹) = 2.52 𝑠
b. 𝑞0 = 𝜀𝐶 = (12 𝑉)(1.8 𝜇𝐹) = 21.6 𝜇𝐶
−𝑡⁄
c. 𝑞 = 𝑞0 (1 − 𝑒 𝑅𝐶 )
𝑞0 21.6 𝜇𝐶
𝑡 = 𝑅𝐶 𝑙𝑛 ( ) = (2.52 𝑠)𝑙𝑛 ( ) = 3.4 𝑠
𝑞0 − 𝑞 21.6 𝜇𝐶 − 16 𝜇𝐶
Solusi:
a. Kapasitor yang sudah terisi penuh memiliki karakteristik yang merepresentasikan
rangkaian terbuka, berdasarkan persamaan pengisian kapasitor untuk arus terhadap waktu,
−𝑡⁄
𝑖 = 𝑖0 𝑒 𝑅𝐶
Apabila t menuju tak hingga, maka i = 0, sehingga tidak terdapat arus yang melalui R 3.
Sedangkan arus yang melalui R1 secara keseluruhan juga melalui R2 sehingga i1 = i2.
Besarnya i dapat dihitung menggunakan persamaan arus sederhana:
ℰ 9𝑉
𝑖1 = 𝑖2 = = = 0.33 𝑚𝐴
𝑅1 + 𝑅2 12 𝑘Ω + 15 𝑘Ω
b. Pada saat ekuilibrium tercapai (kapasitor terisi penuh), beda potensial antara kedua ujung
kapasitor akan sama dengan beda potensial pada kedua ujung R2. Maka beda potensial pada
kapasitor adalah:
Dari sini dapat dihitung banyaknya muatan pada kapasitor yang sudah terisi penuh:
c. Ketika saklar dibuka, maka proses pengosongan kapasitor dimulai. Muatan akan mengalir
dalam bentuk arus melalui R2 dan R3. Tidak lagi terdapat EMF di dalam sirkuit dan R1
juga tidak dialiri arus karena tidak termasuk di dalam loop. Maka R ekivalen (Req)dapat
digunakan sebagai pengganti R2 dan R3.
𝑅𝑒𝑞 = 𝑅2 + 𝑅3 = 15 𝑘Ω + 3 𝑘Ω = 18 𝑘Ω
Kemudian dapat ditentukan waktu yang dibutuhkan agar nilai q menjadi 1/e dari nilai
awalnya (ketika kapasitor terisi penuh):
−𝑡⁄
𝑞 = 𝑄𝑀 𝑒 𝑅𝐶
𝑞 −𝑡
= 𝑒 ⁄𝑅𝐶 = 𝑒 −1
𝑄𝑀
𝑡
=1
𝑅𝐶
Waktu t = RC ini disebut juga sebagai konstanta waktu. Maka dapat pula kita katakan
bahwa konstanta waktu dari pengosongan kapasitor tengah ditinjau adalah 180 milisekon.