Anda di halaman 1dari 74

1.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia adalah dengan meningkatkan mutu
pendidikan, sehingga memungkinkan warganya untuk mengembangkan potensi
diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan juga dapat dijadikan
sebagai tolak ukur kemajuan dan keberhasilan suatu bangsa dan negara dalam
melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Untuk mendapatkan
pendidikan formal, pemerintah telah menetapkan beberapa jenjang salah satunya
adalah sekolah dasar.
Sekolah Dasar sebagai jenjang pendidikan yang utama dalam sistem sekolah di
Indonesia, karena sekolah dasar mempunyai tujuan memberikan kemampuan
dasar membaca,menulis, berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya.
Selain itu pula sekolah dasar banyak memperkenalkan dengan benda-benda nyata
yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari–hari, benda-benda nyata tersebut
akan siswa jumpai di bidang studi IPA. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Aly
dan Rahma (2008: 18), “ IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh/disusun dengan secara khusus, yaitu melakukan observasieksperimen,
penyimpulan, penyusunan teori,observasi dan demikian seterusnya mengkaitkan
antara cara yang satu dengan cara yang lainya”. Jadi, IPA ilmu yang mempelajari
tentang alam yang tersusun dari observasi eksperimen, penyimpulan, penyusunan
teori, dan seterusnya. Adapun salah satu materipelajaran yang terdapat pada
bidang studi IPA diantaranya adalah materi perubahan sifat benda.
Bedasarkan pengalaman yang merupakan guru kelas V SDN II Lampanah leungah
Aceh Besar, diketahui pada saat presentasi tidak adanya tanggapan dari anggota
kelompok lain dan guru tidak membentuk kelompok belajar yang heterogen.
Kondisi ini mengakibatkan hasil belajar siswa tidak mencapai ketuntasan belajar
bedasarkan kriteria ketuntasanminimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolahyakni
65. Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menggunakan model pembelajaran
yang dapat mengarahkan siswa untuk belajar lebih aktif.
Model pembelajaran adalah suatu perencenaan atau suatu pola yang digunakan
sebaagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas ataupun
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran. Menurut Joyce & Weil ( Rusman, 2011: 133), “Model
pembelajaran merupakan suatu rencana atau pila yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum ( rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-nahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain”. Jadi model pembelajaran adalah suatu perancanaan atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajran,
membimbing pembelajaran di kelas dan dapat dijadikan pola pilihan untuk
mencapai tujuan Pendikan. Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan pada bidang studi IPA adalah metode pembelajaran kooperatif (
cooperative .learning). Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kerja sama siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari,
sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang lebih menekankan
proses pembelajaran kelompok. Menurut Slavin (2005: 10) “ pembelajaran
kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang menyumbangkan ide bahwa siswa
yang bekerjasma dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu
timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya”. Sedangkan menurut
Rusman ( 20011:202 ), “Model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang dengan sruktur
kelompok yang bersifat heterogen”. Jadi, Model pembelajaran kooperatif adaalah
Model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecil, mempelajari materipelajaran serta tanggung jawab atas yang
diberikan padanya. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT)
Model pembelajaran Numbered Heads Together merupakan suatu pembelajaran
kooperatif, di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota
diberi nomor yang berbeda. Menurut Trianto (2011 :82), “Model NHT atau
penomoran berfikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif
terhadap struktur kelas tradisional”. Jadi, kooperatif tipe NHT adalah
mempelajaran kooperatfi dimana siswa diberi nomor pada kegiatan pembelajaran.
Dari definisi diatas, model pembelajaran kooperatif NHT dapat diterapkan pada
materi perubahan sifat benda. Hal ini disebabkan karena materi perubahan sifat
dapat dipahami oleh siswa melalui kerja kelompok dan percobaan yang dilakukan
oleh siswa.
Perubahan sifat benda merupakan salah satu materi pembelajaran yang di ajarkan
di kelas V SD/MI pada smester I. Penulis memilih materi ini dikarenakan siswa
kesulitan dalam memahami materi perubahan sifat, seperti siswa kesulitan
mengapa benda tersebut mengalami perubahan sifat. Dari sulitnya siswa
memahami materi tersebut menyebabakan hasil belajar siswa menjadi renda.
Adapun sub materi yang diajarkan adalah pemanasan, pendinginan, penyubliman,
pembakaran, pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan.
Bedasarkan masalah yang ditemui, openulis tertarik untuk menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam kegiatan pembelajaran di kelas V SDN
II lampanah Leungah Aceh Besar dengan melakukan penelitiian dengan judul
“Penggunaan Model Pembelajaraan Kooperatif NHT Pada Materi Perubahan Sifat
Benda untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD II lampanah
Leungah Aceh Besar”.
1. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dan temuan peneliti ( guru ) mata pelajaran IPA dapat
di indentifikasika beberapa masalah dalam proses pembelajaran:
- Siswa susah mengerti dengan penjelasan guru
- Minat siswa dalam belajar kurang
- Siswa lebih sering main sendiri dari pada mendengarkan
penjelasan guru.
2. Analisis masalah
Berdasaekan indentifikasi masalah di atas, maka analisis Masalah
penyebab munculnya masala ini karena :
- Model pembelajaran yang di gunakan dalam belajar mengajar tidap
tepat
- Guru dalam menyampaikan Materi terlalu cepat
- Guru tidak memberikan penguatan pada siswa
3. Alternatif / pemecahan masalah
Berdsarka analisis masalh di atas, maka alternative pemecahan masalah
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
pembelajaran kooperatif model NHT,dengan harapandapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Bagai mana peningkatan Hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi perubahan sifat benda
dikelas V SD II lampanah Leungah Aceh Besar?
b) Bagaimana aktifitas guru dan siswa sela menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT selama pembelajaran pada materi
perubahan sifat benda di kelas V SD II Lampanah Leungah Aceh Besar?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Bedasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a) Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran siswa dengan
menggunakan medel pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi
berubahan sifat benda di kelas V SD II Lampanah Leungah Aceh Besar
b) Untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT selama pembelajaran pada materi
perubahan sifat benda di kelas V SD II Lampanah Leungah Aceh Besar
D. Manfaat Penelitian
Mamfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi siswa
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada bidang studi IPA,
dapat membangkitkan pola interaksi siswa, melatih kerja sama siswa
dalam memecahkan masalah- masalah yang di hadapi kelompok belajar.
b) Bagi guru
Dengan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam merancang model
pembelajaran agar dapat mencapai hasil yang optimal dan guru lebih
termotifasi untuk menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi,
sehingga materi pembelajaran akan lebih menarik
c) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan bermamfaat bagi sekolah itu sendiri dalam
meniungkatkan mutu pembelajara.

II. Kajian Pustaka


A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan
yang menekankan pada fakta dan pendekatan pada konsep yang digunakan dalam
pembelajaran IPA yang didasarkan pada langkah kegiatan dalam menguji suatu
hal yang biasa dilakukan oleh para ilmuan pada waktu membagun atau
membuktikan suatu teori (Sapriati dkk, 2009:162).
Adapun proses keterampilan IPA adalah sebagai berikut:
1) Mengobservasi
Menurut esler (dalam Sapriati dkk, 2009:168) keterampilan mengobservasi
adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua
indera yang kita miliki untuk mengindenfikasikan kdan memberikan nama
sifat-sifat dari objek-objek atau kejadian-kejadian.
Jadi keterampilan pengamatan dapat dilakukan dengan panca
indera. Suatu gejala atau perubahan.
2) Mengklasifikasi
Menurut Esler (dalam Sapriati dkk, 2009:173), “ Keterampilan
mengklarifikasi adalah keterampilan yang dikembangkan melalui latihan-
latihan mengkategorikan (mengklafikasi) adalah proses yang digunakan
untuk mengadakkan penyusunan dan pengelompokan atas objek-objek
atau kejadian-kejadian,
3) Mengukur
Menurut Esler (dalam Sapriati dkk,2009:177), “ Keterampilan mengukur
adalah keterampilan yang dikembangkanmelalui gegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan satuan-satuanyang cocok dari ukuran
panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya”, jadi mengukur adalah
membuat observasi kuantitatif bedasarkan kegiatan yang berkenaan
dengan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, berat, dan
sebagainya.
4) Mengkomunikasikan
Mebruscato (dalam Sapriati dkk,2009:201), “ Mengkomunikasikan adalah
menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau
menyampaikan hasil penyelidikan”. Mengkomunikasikan dalam
keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan
proses lainya baik secara ilmiah ataupun tulisan.
5) Menginferensi
Menurut Esler (dalam Sapriadi dkk,2009:205),” Keterampilan
mengefirensi adalah keterampilan membuat kesimpulan sementara”. Jadi
mengiferensi adalah membuat kesimpulan sementara yang berkaitan
dengan adanya dugaan-dugaan.
6) Memprediksi
Menurut Abruscato Esler (dalam Sapriadi dkk,2009:205),” Memprediksi
adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada
observasi yang akan datang atau membuat prakiraan kejadian”. Jadi
memprediksikan merupakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas
dasar suatu kejadian yang telah diketahui.
7) Mengenal hubungan ruang dan waktu
Menurut Abruscato Esler (dalam Sapriadi dkk,2009:215),”Keterampilan
mengenal hubungan dan waktu merupakan keterampilan proses yang
berkaitan dengan penjelasan-penjelasan hubungan-hubungan tentang ruang
dan waktu beserta perubahan waktu”. Keterampilan ini penting karena
benda menempati tempat odalam suatu ruang pada waktu tertentu.
8) Mengenal hubungan angka
Menurut Carin (dalam Sapriadi dkk,2009: 216). ”Menggunakan angka
adalah mengaplikasikan aturan-aturan rumus-rumus mateatika untuk
menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar”.
Penggunaan angka didasari dengan keterampilan IPA memerlukan
bilangan untuk menyatakan suatu ukuran, mengurutkan, dan
mengklasifikasikan benda-benda.
B. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) merupakan yang yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan
sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara kelompok.Pembelajaran
kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok oatau kerja kelompok
karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka [dan hubungan yang bersifat interdependesi efekti di antara
anggota kelompok. Selain pembelajaran kooperatif adalah suatu
pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama
sebagai psuatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu
tugas, atau menyelesaikan suatu tujuana bersama.
Menurut Asma (2006: 11), “Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
model pembelajaran yang tersruktur dan sistematis, dimana kelompok-
kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama”.
Karli dan Yuliariatiningsih ( dalam Hamdani, 2011 : 165) menyatakan
bahwa model pembelajaran model kooperatif adalah suatu strategi belajar
mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam
bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang
teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih “. Menurut
Johnson dan johnson (dalam Isjoni, 2011: 17) “Pempelajaran kooperatif
adalah pengelompokan siswa didalam kelas ke dalam suatu kelompok
kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang
mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”.
Bedasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah model yang mencakup suatu kelompok
kecil dimana tugas agar tercapai tujuan bersama.
Menurut Rusman (2011: 208) Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut:
1) Pembelajaran Secara Tim
Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaeran yang dilakukan
secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa
belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Didasarkan Pada Manajemen Kooperatif
Manajemen mempunyai tiga fungsi, Yaitu:
a) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan. Misalnya tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana
cara mencapainya dan apa yang harus digunakan untuk mencapai
tujuan.
b) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencenaan yang matang
agar poroses pembelajaran berjalan dengan efektif.
c) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui bentuk tes maupun non tes.
3) Kemauan Untuk Bekerjasama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu
ditekankan dalam pelajaran kooperatif, tanpa kerja sama yang baik,
pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal.
4) Keterampilan Untuk Kerja Sama
Kemauan siswa bekerja sama dan dipratikkan melalui aktifitas dalam
kegiatan pembelajaran secara kelompok. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggup untuk berintraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan.
Bedasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif dicirikan dengan adanya keterlibatan siswa dalam tim atau
kelompok belajar, sehingga memungkinkan siswa saling bekerja sama
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut Chotimah dan Dwitasari (2009:3) Pembelajaran
kooperatif mempunyai karakteristikdiantaranya:
a) Peserta didik bekerja dalam kelompok kooperatif untuk mneguasai
materi akademi.
b) Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari peserta didik
yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c) Jika mungkin masing-masing kelompok kooperatif berbeda suku,
budaya, dan jenis kelamin.
d) Sistem penghargaan yang diberikan berorientasi kepada kelompok
dari pada individu
Dengan demikian pada kelas kooperatif, peserta didik belajar
dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang siswa, tiap kelompok
merupakan campuran dari peserta didik yang berkemampuan tinggi,
sedang, dan rendah, jenis kelamin serta saling membantu satu sama lain,
selama belajar kooperatif peserta didik tetap tinggal dalam kelompoknya.
Menurut Sanjaya (dalam Chotimah dan Dwitasari,2009:3) terdapat
empat tahap keterampilan kooperatif yang seyogyanya terdapat dalam
strategi pempelajaran kooperatif, yaitu:
a) Forming ( pembentukan) yaitu ketarmpilan yang dibutuhkan untuk
membentuk kekolompok dan membentuk stasikap yang sesuai
dengan norma.
b) Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutukan untuk
mengatur aktifitas elompok dalam menyelesaikan tugas dan
membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c) Matting (perumusan) yaitu keterampilan yang diperlukan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih mendalam terhadap bahan-
bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berfikir
yang lebih tinggi dan menekankan penguasaan serta pemahaman
dari materi yang diberikan.
d) Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan
untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran,
konflik kongnitif, mencari lebih banyak informasi dan
mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.

C. Keterampilan – Keterampilan Kooperatif Tipe NHT


NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif (Cooperating Learning), yaitu dalam
pembelajaran setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,
kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Pada umumnya
digunakan untuk melibatkan dalam pengetahuan pemahaman
pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
Numbered Head Together merupakan suatu strategi pembelajaran dengan
cara setiap peserta didik diberi nomor, kemudian dibuat satu kelompok.
Tipe ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Selanjutnya secara acak guru
memanggil nomor dari peserta didik sebagai ganti pertanyaan langsung
kepada seluruh kelas, Strategi pembelajarantipe NHT lebih
mengedepankan kepada aktifitas dalam mencari, mengelola dan
melaporkan informasi dari beberapa sumber belajar yang akhirnya untuk
dipersentasikan di depan kelas ( Chotimah dan Dwitasari, 2009:191).
Menurut Chotimah dan Dwitasari ( dalam Sulita,2012:7) NHT merupakan
suatu strategi pembelajaran dengan cara setiap peserta didik diberi nomor,
kemudian dibuat suatu kelompok. Selanjutnya, secara acak guru
memanggil nomor dari peserta didik sebagai ganti pertanyaan langsung
kepada seluruh kelas”. Menurut Hamdani (2011:89). “NHT merupakan
cara belajar dimana setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,
kemudian secara acak, memanggil nomor dari siswa”. Jadi,kooperatif tipe
NHT Merupakan suatu pembelajaran kooperatif, dimana siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok belajar dan setiap anggota diberi nomor yang
berbeda.
Menurut Chotimah dan Dwitasari ( 2009: 192) langkah-langkah NHT
adalah:
a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam
setiap kelompok mendapat nomor.
b) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya.
d) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjukkan
nomor yang lain.
f) Guru dan peserta didik menyimpulkan.
g) Guru memberikan Evaluasi.
Bedasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada
pembelajaran NHT siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap anggota
kelompok diberi nomor kepala. Selanjutnya setiap kelompok dilakukan diskusi
untuk menjawab permasalahan atau untuk melakukan suatu kegiatan. Dari hasil
kegiatan tersebut guru mengundi nama kelompok dan nomor anggota kelompok
yang harus menjawab pertanyaan atau mempersentasikan kegiatan. Berkaitan
dengan hal ini, maka setiap anggota kelompok dituntuk untuk bekerja sama
karena jawaban atau presentasi sdari perwakilan anggota kelompok akan menjadi
generasi kemampuan atau nilai kelompok.
Ibrahim dkk (2000:18) mengemukakan tiga tujuan yang hendak
dicapai dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu:
a) Hasil belajar akademik struktural bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b) Pengakuan adanya keragaman bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
c) Pegembangan keterampilan sosial bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan soasial siswa, keterampilan yang dimaksud antara lain
berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau
menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan
sebagainya.
Menurut Suwiyadi (dalam Chotimah dan Dwitasari, 2009;191) pada
strategi pembelatau tim yang berajaran NHT terjadi Proses:
a) Penomoran (Numbering), pada tahap ini guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggota tiga hingga lima
orang dan dan memberi mereka momor yang berbeda. Pemberian
untuk nomor memudahkan kinerja kelompok, mengubah posisi
kelompok, menyusun materi pelajaran, mempersentasikan dan
mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.
b) Pengajuan pertanyaan (Questioning), pada tahap ini guru mengajukan
pertanyaan kepada peserta didik.
c) Berfikir bersama, tahap ini peserta didik berfikir bersama untuk
mengambarkan dan menyakinkan bahwa setiap orang mengetahui
jawaban tersebut
d) Pemberian jawaban ( Answering), pada tahap ini guru menyebutkan
satu nomor yang sama dari setiap kelompok mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
pembelajaran NHT mampu membuat peserta didik lebih bertanggung jawab
terhadap hasil belajar karena mereka termotifasi dengan tugas-tugas yang harus
diselesaikan bedasarkan nomor yang mereka miliki.
Menurut Istarani (2012:13-140 kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan model pembelajaran NHT adalah:
a. Dapat meningkatkan kerjasam antara siswa, sebab dalam
pembelajarannya siswa ditempatkan dalam ssuatu kelompok untuk
berdiskusi.
b. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa secara bersama, sebab-
masing-masing kelompok diberi tugas –yang berbeda untuk dibahas
c. Melatih siswa untuk menyatukan pikiran, karena NHT mengajarkan
siswa untuk menyatukan
2. Kekurangan dari model pembelajaran NHT adalah:
a. Siswa merasa bingung karena mengapa dalam kelompok masih ada
nomor lagi.
b. Sulit menyatukan fikiran siswa dalam satu kelompok, karena masing-
masing siswa menahan egoisnya.
c. Diskusi sering menghamburkan waktu yang cukup lama, jadi bisa-bisa
waktu tidak cukup dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Sering terjadi perdebatan yang kurang bermamfaat, karena yang
diperdebatkan itu adakalanya bukan mempersoalkan materi yang urgin
atau subtantif, tetapi pada materi yang kurang penting.
e. Siswa yang pendiaam akan merasa sulit untuk berdiskusi didalam
kelompok dan sulit dimintai pertanggungjawabannya.

D. Perubahan Sifat Benda


Perubahan-perubahan sifat benda biasanya dapat diamati. Sifat-sifat benda
dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah perubahan. Perubahan Benda
dapat berupa perubahan warna, bentuk, dan lainya. Ada beberapa faktor yang
dapatmenyebabkan perubahan benda yakni pemanasan, pendinginan, penyublinan,
pembakaran, pencampuran dengan air, pemusukan, dan perkaratan.
a. Pemanasan
Air tenang dalam panci akan menjadi cairan yang bergejolak. Air yang
bergejolak karena dipanaskan disebut mendidih. Air dikatan mendidih jika
timbul gelembung-gelembung udara disemua bagian air. Akhirnya, uap
akan keluar dari panci.
Es batu yang di biarkan di udara terbuka, lama -kelamaan akan
mencair.Suhu ruangan yang lebih tinggi dari pada suhu didalam freezer,
menyebabkan es batu menyerap panas dan mencair. Es berujud benda padat,
tetapi jika dipanaskan akan berubah menjadi benda air . Wujud air berubah
perubahan wujud. Wujud padat dapat berubah menjadi cair. Wujud cair
dapat berubah menjadi gas ( Haryanto,2007:82-83).
b. Pendinginan
Air yang didinginkan dapat berubah menjadi es. Uap air yang mengalami
pendinginan dapat berubah menjadi titik-titik air kembali. Contohnya, uap
minimum yang mengenai permukaan tutup gelas yang dingin akan berubah
menjadi butiran air kembali. Jadi, pendinginan menyebabkan benda
mengalami perubahan wujud. Wujud cair berubah menjadi padat. Wujud
gas berubah menjadi cair. Air adalah benda yang dapat berada dalam tiga
wujud, yaitu padat, cair, dan gas.
Gambar 2.1 : Es Kristal terjadi setelah air didinginkan
c. Penyublinan
Orang sering menaruh kapur baruh di dalam lemari atau didalam laci.
Kapur barus ini berfungsi agar lemari tau laci terhindar dari rayap atau
serangga sehingga benda didalamnya (misalnya pakaian atau kertas) lebih
tahan lama. Akan tetapi, kapur barus yang ditaruh di dalam lemari semakin
lama akan semakin mengecil.
Kapur barus yng padat dapat berubah wujud menjadi gas jika dibiarkan
di udara terbuka. Gas tersebut ,menghasilkan bau yang tercium oleh hidung.
Proses perubahan benda padat menjadi benda gas itu disebut penyublinan .
Selain kapur barus, benda lain yang dapat menyublinan adalah es kering. Es
kering adalah karbon dioksida dalam bentuk beku atau padat. Uap es kering
sering kali digunakan untuk memberikan efek asap pada penggung.

Gambar 2.2 : Kapur barus


Sumber :
ttps://www.google.com/search?=gambar+kapur+barus&clien
d. Pembakaran
Kertas yang dibakar akan berubah menjadi arang. Bentuk kertas yang
berupa lembaran berubah menjadi arang. Warna kertas yang putih berubah
menjadi warna hitam. Kertas yang lebuh keras berubah menjadi arang yang
rapuh. Jadi, pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan
bentuk, warna, kekerasan, kelenturan, dan bau.

Gambar 2.3 : Perubahan pada kayu akibat pembakaran


e. Pencampuran dengan air
Semen yang dicampur dengan air mula-mula menjadi cairan yang
kemtal. Akan tetapi. Lama-kelamaan semen akan memadat. Bentuk
semen yang berupa serbuk berubah menjadi padat. Semen yang bersifat

lunak menjadi semen yang keras.


Gambar 2.4 : Sifat semen berubah setelah dicampur
dengan air
f. Pembusukan
Buah, sayuran, atau makanan yang dibiarkan di udara terbuka, lama-
kelamaan akan mengalami proses pembusukan. Buah atau maakanan
yang semula keras, lama-kelamaan berubah menjadi lunak dan berair.
Warna buah berubah menjadi coklat. Baunya yang semula harum
berubah menjadi bau busuk dan tidak sedap.
Daging hewan dan ikan yang semula kenyal, lama-kelamaan berubah
menjadi lunak dan berair. Warnanya pun berubah menjadi coklat atau
hitam. Baunya juga berubah menjadi bau busuk dan tidak sedap. Jadi,
pembusukan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan bentuk,
warna, kelenturan, kekerasan, dan bau.

Gambar 2.5 : makanan yang membusuk


Sumber : https:www.makanan membusuk.com
g. Perkaratan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam mengakibatkan reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Logam jika terkena air atau uap air, lama-kelamaan akan mengalami
proses perkaratan. Warna logam akan berubah menjadi rapuh dan mudah
patah. Jadi, perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan
warna dan kekerasan.
Perubahan wujud pada benda dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu
perubahan wujud yang dapat kembali dan perubahan wujud yang tidak
dapat kembali.
a. Perubahan ujud yang dapat kembali
Pada perubahan wujud yang dapat kembali, benda yang mengalami
perubahan dapat berubah kembali kebentuk semula. Contohnya,
Perubahan wujud pada air, air dapat berubah wujud menjadi es, es dapat
kembali berubah wujud menjadi air. Bahkan, air yang berubah menjdi
benda gas dapat kembali berubah menjadi titik-titik air.

Selain air, Perubahan wujud yang dapat kembali dapat terjadi pada gula
dan garam. Gula dan garam yang larut dalam air dapat berubah kembaliu
menjadi air gula dan garamnpadat. Caranya adalah dengan cara
menguapkan larutan gula dan garam itu, Penguapan adalah peristiwa
perubahan benda cair menjadi gas. Dalam hal ini, benda cair yang
menguap adalah air. Setelah air menguap, pada dasar gelas tinggal butiran
garam. Setelah mengalami beberapa proses lagi, jadilah garam dapur.
Proses pembuatan garam menunjukan bahwa garam mengalami
perubahan wujud yang dapat kembali. Garam yang terlarut dalam air dapat
di ubah menjadi garam padat. Proses ini berlaku juga dengan gula. Gula
mengalami perubahan wujud yang dapat kembali. Larutan gula, jika
diuapkan akan meninggalkan gula dalam bentuk pada.
b. Perubahan wujud yang Tidak dapat Kembali Pada perubahan
wujud yang tidak dapat kembali, benda yang ,mengalami perubahan tidak
daoat diubah kembali ke bentuk semul. Perubahan wujud yangterjadi
karena pembakaran perubahan wujud yang tidak dapat kembali, Misalnya
kertas atau sampah yang dibakar. Kertas yang dibakar akan berubah
menjadi abu arang. Dengan cara apapun, abu arang itu tidak dapat diubah
lagi menjadi kertas.
Beberapa proses alami merupakan proses perubahan wujud yang
tidak dapat kembali, misalnya pembusukan yang terjadi pada sayauran
dan buah-buahan. Setelah ebberapa hari, sayuran dan buah-buahan yang
semula agak keras berubah menjadi lembek (berair). Lama-kelamaan,
sayuran dan buah-buahan menjadi busuk. Buah yang dikupas kulitnya,
misalnya apel yang di iris, juga mengalami perubahan wujud. Daging
appel berubah warnanya menjadi coklat dalam waktu kurang lebih dari
satu jam. Sayuran dan buah yang telah berubah wujud ini tidak akan
segar kembali seperti semula.
III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pada kegiatan
penelitian, peneliti menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang dapat di amati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiono (2011:15),
“ Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada obyek
yang alamiah, berkembang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh
peneliti”. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penilitian tindakan kelas.
Menurut Arikunto (2010:135), “ Penilitian yang dilakukan oleh guru ke
kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran”. Ptk merupakan
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri untuk
meningkatkan prestasi belajar. Dalam PTK guru secara reflektif dapat
menganalisis, mensitensis terhadap apa yang dilakukan di kelas.

A. Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang di gunaka dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang di ingginkan,penelitian ini
bertempat di SD II Lampanah Leunggah Aceh Besar ,denan jumlah
subjek penelitianny 25 siswa , dengan rincian 20 siswa laki –laki dan 5
siswi perempun.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini di langsungkan. Penelitian ini di laksanakan pada bulan
September semester gajil 2013 / 2014.
3. Pihak yang membantu
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini, penulis di Bantu oleh ibu
Nediar juliadi, ST Beliau yang berperan sebagai supervisor 1,ibu Nurul
husna,A,ma, Beliau adalah salah satu wali kelas pada sekolah SD II
Lampanah Leungah ,dan ibu kepala sekolah.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas ( PTK)
menurut tim pelatij adalah suatu kajian yang bersifat reflektif. Oleh pelaku
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan Rasional dan tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas ,maka diperoleh hasil penelitian
mengenai ketuntasan belajar dan aktifitas siswa yang diperoleh dari
evaluasi pembe;ajaran. Masing-masing data di paparkan sebagai berikut:
1. Siklus I
1. Perencanaan tindakan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Guru Menentukan Materi pokok yang di ajaran yaitu tentang
materi Pengurangan
c. Menyiapkan alat peraga
d. Membuat LKS dan soal-soal Evaluasi untuk materi Perubahan
Sifat Benda

2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I diadakan pada hari kamis
tanggal 24 oktober 2014. Bedasarkan RPP yang telah di susun pada
kegiatan awal, peneliti memberi salam, membaca doa bersama dan
memeriksa kehadiran, memberikan motivasi kepada siswa dengan
bernyanyi, guru dan siswa bertanya jawab yang berkaitan dengan materi
pelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyatakan ruang
lingkup materi, dan membagi siswa dalam 6 kelompok.
Pada kegiatan ini peneliti guru menjelaskan pengurangan bilangan
dua dari bilangan tiga dengan cara meminjam, siswa mengerjakan
pengurangan bilangan dua dengan menggunakan stik atau pipet,
membagikan LKS dan mengerjakannya tentang pengurangan secara
perkelompok, siswa mengamati beberapa benda padat dan benda cair,
siswa mendemostrasikan benda padat dan cair, siswa dapat
mengindentivikasikan benda-benda padat yang diberikan guru, mahasiswa
menuliskan beberapa yang termasuk benda padat kedalam buku latihan,
siswa menuliskan mamfaat dokumen keluarga, dan siswa
mempresentasikan kelompok nya masing-masing kedalam kelas.

3. Pengamatan
Bedasarkan hasil pengamatan supervisor II pada proses belajar
mengajar terdapat beberapa kelamahan sebagai berikut:
- Daaalam memulai pelajar guru tidak menyampaikan tujuan
- Guru tidak menggunakan alat perga sebagai maksimal
- Guru tidak melibatkan Semua siswa dalam proses belajar mengajar
- Guru tidak mampu mengontrol ketertiban siswa
- Guru terlalu kaku saat proses belajar mengajar

4. Refleksi
a. Bedasarkan hasil analisis pada siklus I dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata hasil belajar siswa kelas V Sd 64,37 menu jukkan jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 18 siswa dari 25 siswa.
b. Rata-rata aktivitas siswa untuk siklus I adalah 3,14 yang menunjukkan
skor aktifitas siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT pada materi Perubahan Sifat Benda di kelas VSD.

SIKLUS II
1. Perencanaan tindakan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Guru Menentukan Materi pokok yang di ajarkan yaitu tentang materi
Perubahan sifat Benda
c. Menyiapkan alat peraga
d. Membuat LKS dan soal-soal Evaluasi untuk materi Perubahan sifat Benda
2. Pelaksanaan tindakan
Pada pelaksanaan kegiatan siklus II rincian kegiatan dilakukan guru adalah
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menyiapkan informasi kaitannya deengan tugas pembelajarnya dengan
tujuan tercapai
3. Menjelaskan tentang materi pelajaran dengan jelas dan rinci
4. Memberikan motivasi belajar kepada siswa

3. Pengamatan
Pada saat dilaksanakan siklus II, kegiatan pengamatan dilakukan oleh
Obserfer atau pengamat , yaitu mencata kejadian-kehadian selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi
- Saya udah konsentrasi saat belajar
- sisaya tidak merasa gugup lagi saat proses belajar menagjar
- Materi yang saya ajarkan sudah saya kuasai
- siswa tidak ribut lagi setelah saya memberikan motiv

C. Teknik Analisis Data


a. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui efektivitas brelajar siswa secara individu dan
klasikan digunakan rumus persentase menurut Sudijono (2010:43)
adalah:
𝐹
𝑃= 𝑥 100 %
𝑁
Keterangan
P = Persentase
F = jumlah jawaban siswa
N = Jumlah data
100% = Bilangan konstan(tetap)
b. Data Aktifitas Guru dan Siswa
Analisis Aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran melalui
penggunaan media langsung analisis dengan menggunakan statistik
deskriptis dengan skor rata-rata. Adapun rumus yang digunakan
menurut Sudjana (2005:67) adalah:
∑𝑥 𝑖
X = 𝑛

Dengan:
X = Skor rata- rata
∑ 𝑥𝑖 = frekwensi interval
N = nilai tengah
Untuk menentukan skor pengamatan, peneliti menggunakan lembar
observasi yang telah diberi 5 kolom, setiap kolom memiliki nilai yang
berbeda yakni bernilai 4, 6, 8 dan 10, Kolom tersebut di isi oleh pengamat
dengan mencontreng hasil aktivitas guru dan siswa sesuai dengan nilai
pada aspek yang diamati.
Analisis aktifitas siswa dalam pembelajaran menurut aqib dkk
(2009:270) adalah sebagai berikut:
Nilai > 8,00 : kategori : sangat baik
7,50-7,99 : kategori : baik
7,00-6,99 : kategori : cukup
6,00-6,99 : kategori : rendah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan di paparkan tentang hasil pengamatan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada materi pengurangan di kelas V SD II lampanah leungah
Aceh Besar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
A. Deskripsi hasil penelitian perbaikan Pembelajaran
Siklus I

Tabel 1.1 Aktifitas guru dan siswa pada siiklus I


No Aktifitas Guru Persentase
1 Menyampaikan Tujuan 5,0
2 Memotivasi Siswa 8,3
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 8,3
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/strategi 6,7
5 Menjelaskan materi yang sulit 13,3
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam belajar 21,7
mengajar
7 Menemukan konsep 10,0
8 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 18,3
kegiatan
9 Memberikan umpan balik 8,3
No Aaktivitas siswa yang di amati Persentase

1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 22,5


2 Membaca buku 11,5
3 Bekerja dengan sesama 18,7
4 Diskusi Antar siswa/antara siswa dengan guru 14,4
5 Menyajikan hasil peembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan KBM 5,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,9
8 Merangkum pembelajaran 6,9
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,9

Berdasarkan tabel di atas tampak bawah aktifitas guru yang paling dominan pada
siklus I adalah bimbingan mengamati siswa dalam menentukan konsep yaitu:
21,7% aktifitas lain yang persentasi nya cukup besar adalah memberi umpan
balik/evaluasi tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-
masing sebesar 13 , 3% sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah
mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5% aktivitas lain yang
persentasinya cukup besar adalah bekerja sama dengan anggota kelompok secara
garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaraan kooperatif
tipe STAD sudah di laksanakan denagn baik walaupun peran guru cukup dominan
untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan
baru oleh siswa.
Tes Tabel 1.2 formative pada siklus I
No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
KKM>65
1 Nurjannah 80 Tuntas
2 Ayu Rahayu 70 Tuntas
3 Munirawati 50 Tidak Tuntas
4 Alawiyah 90 Tuntas
5 Ummul Akla 80 Tuntas
6 Anita Maisuri 80 Tuntas
8 Qainira Ananta 30 Tidak Tuntas
9 Keisya Natasya 70 Tuntas
10 Bilal Faizullah 70 Tuntas
11 M. faisal 70 Tuntas
12 Muammar qalki 40 Tidak Tuntas

13 M. Ihsan 50 Tidak5Tuntas
14 Caca Ilizawati 70 Tuntas
15 M. Raihan Saputra 50 Tidak Tuntas
16 Putri Aurora 80 Tuntas
17 Intah Bahrina 70 Tuntas

18 M. faisal Khadafi 50 Tidak Tuntas


19 Meri Melinda 40 Tidak Tuntas
20 Putri Maulidar 70 Tuntas
21 Rara Aulianda 80 Tuntas
22 Fani Mazaya 40 Tidak tuntas
23 Qaisal 80 Tuntas
Jumlah Skor tercapai 1490
Jumlah skor maksimal 2300
Rata-rata skor tercapai 64,78

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada siklus I


1. Nilai rata-rata tes formatif adalah 64,78
2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3. Persentase ketuntasan belajar 65,22
Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif model STAD diperoleh nilai rata-rata persentasi
belajar Siswa adalah 64,78 dan ketuntasan belajar mencapain 65,22% Atau
ada 15 siswa dari 23 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai≥ 65 hanya sebesar
65,22% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa bafru dan
belum mengerti apa yang dimaksudksn dan diguankan guru denagn
menerapkan metode pembelajaran kooperatife model STAD.
SIKLUS II
Tabel 1.3 Aktivitas guru dan Siswa Pada Siklus II
No Aktifitas Guru Persentase
1 Menyampaikan Tujuan 6,7
2 Memotivasi Siswa 6,7
3 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 10,7
4 Menyampaikan materi/ langkah-langkah/strategi 13,3
5 Menjelaskan materi yang sulit 10,0
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam belajar 22,6
mengajar
7 Menemukan konsep 10,0
8 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil 11,7
kegiatan
9 Memberikan umpan balik 10,0
No Aaktivitas siswa yang di amati Persentase

1 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 20,8


2 Membaca buku 13,1
3 Bekerja dengan sesama 22,1
4 Diskusi Antar siswa/antara siswa dengan guru 15,0
5 Menyajikan hasil peembelajaran 2,9
6 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan KBM 4,2
7 Menulis yang relevan dengan KBM 6,1
8 Merangkum pembelajaran 7,3
9 Mengerjakan tes evaluasi 8,5

Bedasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas Guru yang paling dominan pada
siklus II adalah membeimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
yaitu 22,6% sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberikan
umpan balik/ evaluasi/ tanya jawab menurut masing-masing sebesar 10%, dan
11,7% aktivitas yang mengalamai peningkatan adalah Mengkaitkan dengan
pelajaran sebelumnya 10%, menyiapkan materi/ strategi/langkah-langkah 13,3%,
meminta siswa mennyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 10% dan
membimbing siswa merangkum pelajaran 10% adapun aktivitas yang tidak
mengalami perubahan adalah menyampaikan tujuan 6,7% dan memotivasi siswa
6,7%.s
Sedangkan untuk Aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah
bekerja sama anggota kelompok yaitu 22,1% dan mendegarkan pemperhatikan
penjelasan 20,8% Aktivitas yang tidak mengalami peningkatan adalah membaca
buku siswa 13,1% dan diskusi antar siswa dengan guru 15,0% sedangkan aktivitas
yang lainnya mengalami penurunan.
Tabel 1.4 nilai tes Formative pada siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan Belajar


KKM>65
1 Nurjannah 100 Tuntas
2 Ayu Rahayu 70 Tuntas
3 Munirawati 80 Tuntas
4 Alawiyah 100 Tuntas
5 Ummul Akla 90 Tuntas
6 Anita Maisuri 60 Tidak Tuntas
8 Qainira Ananta 50 Tidak Tuntas
9 Keisya Natasya 90 Tuntas
10 Bilal Faizullah 80 Tuntas
11 M. faisal 80 Tuntas
12 Muammar qalki 80 Tuntas

13 M. Ihsan 80 Tuntas
14 Caca Ilizawati 90 Tuntas
15 M. Raihan Saputra 80 Tuntas
16 Putri Aurora 90 Tuntas
17 Intah Bahrina 60 Tidak Tuntas

18 M. faisal Khadafi 100 Tuntas


19 Meri Melinda 70 Tuntas
20 Putri Maulidar 70 Tuntas
21 Rara Aulianda 80 Tuntas
22 Fani Mazaya 90 Tuntas
23 Qaisal 60 Tidak Tuntas
Jumlah skor 1840
jumlah skor maksimal ideal 2300
Rata-rata Skor Tercapai 80,00
Keterangan : Jumalah siswa yang tuntas :15
: jumlah Siswa Yang tidak tuntas : 8
: Klasikal : Belum Tuntas

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Ketuntasan Hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini model NHT memiliki menunjukkan bahwa
metode pembelajaran kooperatif dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat di lihat dari semakin mantap nya pemaaaaaaahaman
siswa terhadap materi yang di sampaikan guru ( ketuntasan belajar meningkat dari
siklus I, dan siklus II ) yaitu masing – masing 65, 22% dan 86, 96 % pada siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, di peroleh aktifitas siswa dalam mengalami
pembelajaran pembelajaran kooperatif TipeNHT dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar
siswa yaitu dapat di tunjukkan dengan meningkatnya nilai rata – rata siswa
pada siklus yang terus mengalami peningkata.
3. Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, di peroleh aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika pada pokok bahasan dengan metode pembelajaran
kooperatif TipeNHT yang paling dominan adalah mendengarkan /
memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa dapat di katagorikan
aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah – langkah metode pemelajaran kooperatif Tipe NHT dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS / menemukan konsep,
menjelaskan, memberikan umpan balik / evaluasi / tanya jawab di mana
presentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat di simpulkan :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengurangan di kelas II
SD II Lampanah leunggah Aceh Besar, menunjupat meningkatkankan
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar dalam setiap siklus
,yaitu siklus I ( 65,22% ) siklus II ( 86,96% ).
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan aktivitas siswa pada materi pengurangan di kelas II
Sd II Lampanah leungah Aceh Besar.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, maka penulis
memberikan beberapa saran,Adapun beberapa saran yang inggin di
kemukakan adalah sebagai berikut
1. Diharapkan bagi siswa untuk dapat belajar bersama sebagai suatu
tim dalam menyelesaikan tugas – tugas kelompok untuk mencapai
tujuan bersama, karena dapat mempermudah siswa dalam
memecahkan permasalahan pada proses pembelajaran yang sedang
di pelajari.
2. Diharapkan ke pada guru – guru di SD untuk dapa menerapkan
model pembelajaran kooperatif Tipe NHT pada materi
pengurangan , karena penerapan model pembelajaran tipe NHT
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

ABSRAK
Peneliti ini berjudul “ Penggunaan model Pembelajaran Kooperatif NHT pada
Materi Perubahan Sifat Benda Untuk meningkatkan Hasil Belajar siswa Keals V
SD II Lampanah Leungah Aceh Besar”. Rumusan Masalah dari penelitian ini
adalah (1) Bagai mana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi perubahan sifat benda di
kelas V SD II lampanah Leungah Aceh Besar?, (2) Bagaimana aktifitas guru dan
siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT selama
pembelajaran pada materi perubahan sifat benda di kelas V SD II lampanah
Leungah Aceh Besar?. Tujuan dari peneliti ini adalah (1) Untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajar
kooperatif tipe NHT pada materi perubahan sifat benda di kelas V SD II lampanah
Leungah Aceh Besar, (2) Untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama
menggunakan model pembelajar kooperatif tipe NHT selama pembelajaran pada
materi perubahan sifat benda di kelas V SD II lampanah Leungah Aceh Besar.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data di
lakukan melalu tes dan lembar observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas V Sd II lampanah leungah Aceh besar sebanyak 32 siswa. Analaisis data
menggunakan statistik deskriptif dengan rumus persentase. Bedasarkan analis data
dapat diperoleh : (1) Terdapat hasil peningkatan siswa di kelas V SD II lampanah
Leungah Aceh Besar pada materi berubahan sifat benda dengan menggunakan
model kooperatif tipe NHT pada siklus I denagn persentase 65,22%, siklus II
menjadi 86,96%, masuk dalam kategori baik. Dari analisis Data dapat di
simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
meningkatkan hasil belajar pada materi perubahan sifat benda.

Kata Kunci : Kooperatif tipe NHT, Hasil Belajar, perubahan sifat benda
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Sains


Kelas/smester : V/1
Hari/tanggal : jumat,12 Desember 2014
Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kopetensi
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunannya dan
perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap
C. Indikator
1. Menjelasakan perubahan benda di sebabkan oleh pemanasan,
pendinginan, dan penyublinan
2. Menemukan faktor yang menyebabkan perubahan wujud benda akibat
pemanasan, pendinginan, dan penyubliman
3. Memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akkibat dari pemanasan,
pendinginan, dan penyubliman.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menjelaskan perubahan
benda disebabkana oleh pemanasan, pendinginan, dan penyubliman.
Dengan benar
2. Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat menemukan faktor yang
menyebabkan perubahan wujud benda akibat pemanasan, pendinginan,
dan penyubliman dengan benar
3. Setelah pembelajaran diharapkan siswa dapat memberi 2 contoh benda
yang dapat berubah akibat dari pemanasan, pendinginan, dan
penyubliman dengan benar
E. Materi Pembelajaran
Benfda dan Sifat
F. Nilai Karakter
Religius, disiplin, kerja keras, dan mandiri
G. Model/metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : kooperatif tipe NHT
2. Model Pembelajaran : ceramah, eksperimen, diskusi,dan tanya
jawab
Tabel 1.5
3. Langkah – langkah Pembelajaran
Nilai karakter Pengelola
NO Uraian Kegiatan yang
waktu Siswa
diharapkan
Kegiatan Awal 10 menit
a. Memberi salam, membaca doa, Religius Klasikal
dan mengabsen
b. Guru memotivasi siswa dengan Semangat Klasikal
cara memperlihatkan benda yang
telah berubah akibat pendinginan
c. Memberi acuan pembelajaran
dengan menuliskan tujuan Rasa ingin tau Klasikal
pembelajaran dipapan tulis
d. Membentuk siswa kedalam 8 Disiplin Klasikal
kelompok belajar
e. Guru memberikan nomor kepada Semangat Klasikal
setiap siswa
Kegiatan Inti (40 menit ) 35 Menit
Eksplorasi
a. Guru menggali informasi dari Kerja Keras Kelompok
siswa tentang perubahan sifat
benda akibat pemenasan,
pendinginan, dan penyubliman
b. Guru menjelaskan materi secara Ketekunan Kelompok
singkat tentang perubahan sifat
benda akibat pemenasan,
pendinginan, dan penyubliman
Elaborasi
c. Guru memberi LKS kepada Kelompok
Seluruh kelompok belajar
d. Untuk menyelesaikan LKS, guru Semangat Kelompok
meminta kepada setiap kelompok
untuk berdiskusi Komfirmasi
e. Guru memenaggil salah satu Kerja Keras Kelompok
nomor siswa untuk melaporkan
hasil diskusi kelompoknya
f. Guru meminta siswa lain untuk Mandiri Kelompok
menanggapi hasil laporan siswa
yang maju
Keguatan akhir 25 menit
a. Guru bersama siswa Ketekunan Klasikal
menyimpulkan materi pelajaran
tentang perubahan akibat
pemenasan, pendinginan, dan
penyubliman
b. Guru memberi soal tes kepada Mandiri/jujur Klasikal
siswa
c. Pesan moral dengan Klasikal
menyampaikan bahwa siswa harus
mengulang kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari agar
tidak lupa
Jumlah (70 menit ) 70 menit

4. Alat/sumber
1. Alat : LkS, lilin, mangkok, kaleng, air, es batu, kerta, kapur barus
2. Sumber : Sains ( Erlangga) dan KTSP
5. Penilaian : hasil evaluasi, aktivitas guru dan siswa
Soal evaluasi

Nama:
Kelas :

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang benar!

1. Pemanasan menyebabkan air mengalami perubahan.........


a. Wujud b. Bau d. Kelenturan d. warna
2. Air yang dipanaskan akan berubah menjadi.........
a. Es b. Uap d. Embun e. Titik-titik
air
3. Wujud cair berubah menjadi padat karena proses.......
a. Pemanasan b. Pendinginan c. Pengembunan d. pembakaran
4. Pemanasan menyebabkan es batu mengalami..............
a. Perubahan wujud c. Perubahan biasa
b. Perubahan Semi d. Perubahan sementara
5. Kapur barus akan mengeluarkan bau karena kapur barus
mengalami,............
a. Kepadatan c. pembakaran
b. Pengkristalan d. penyubliman
6. Salah satu contoh benda mengalami perubahan sifat akibat pemanasan
adalah......
a. Air c. Batu
b. Kertas d. Tahan
7. Air yang dimasukkan kedalam kulkas akan menjadi keras, hal ini
menandakan bahwa air mengalami perubahan......
a. Perubahan Wujud c. Perubahan biasa
b. Perubahan semi d. Perubahan sementara
8. Selain kapur barus, benda yang dapat penyubliman adalah.....
a. Es kering c. Es basah
b. Es batu d. Es basa
9. Mentega apabila dipanaskan akan......
a. Frezer c. Melumer
b. Mulemer d. fazer
10. Penguapan pada air merupakan akibat perubahan sifat yang
disebabkan.......
a. Pendinginan c. Pemanasan
b. Pembakaran d. Perkaratan

KUNCI JAWABAN
4. a. Perubahan wujud
5. d. Penyubliman
6. a. Air
7. a. Perubahaan wujud
8. a. Es kering
9. c. Melumer
10. c. Pemanasan

Mengetahui Banda Aceh, 12


Desember 2014

Guru kelas V/Obser Peneliti

Asfina Ernawati
NIM. 824043831
Mengetahui,

Kepsek SD II lampanah Leungah

Asiyah, S.Pd
Lembar Kerja Siswa (1)

Nama kelompok :

1.

2.

3.

4.

5.

A. Tujuan

1. Siswa dapat menjelaskan perubahan benda disebabkan oleh pemanasan,


pendinginan, dan penyubliman dengan benar
2. Siswa dapat menemukan faktor yang menyebabkan perubahan wujud
benda dengan benar
3. Siswa dapat memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akibat dari
pemanasan, pendinginan, dan penyubliman dengan benar

B. Alat dan Bahan

1. Sebatang lilin 4. Korek api


2. Air 5. baskom
3. Kapur barus

C. Langkah Kerja

1. Buatlah api kecil, Taruhlah baskom yang telah di isi air pada api tersebut,
baskom harus ditutup rapat. Setelah menguap bukalah tutup baskom
tersebut. Amati yang terjadi
2. Taruhlah kapur barus di tempat terbuka. Amati apa yang terjadi.
Tabel 1.6

3. Isilah tabel di bawah ini pada kolom yang benar.


Sifat Benda
Waktu
Benda Bentuk Warna Kekerasan Bau Keterangan
pengamatan
Sebelum
Es
Sesudah
Sebelum
Kapur
barus Sesudah

Sebelum
Air
Sesudah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Mata pelajaran : sains


Kelas/smester : V/1
Hari/tanggal : jumat 12 desember 2014
Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar kompetensi
4. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunannya dan
perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses

B. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda,
baik sementara maupun tetap
C. Indikator
1. Menjelaskan perubahan benda disebabkan oleh pembakaran,
pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan.
2. Menemukan faktor yang menyebabkan perubahan wujud benda
3. Memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akibat dari
pembakaran, pencampuran dengan air, pembusukan, dan
perkaratan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan perubahan benda disebabkan oleh
pembakaran pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan
dengan benar
2. Siswa dapat menemukan faktor yang menyebabkan perubahan
wujud benda dengan benar
3. Siswa dapat memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akibat
dari pembakaran pencampuran dengan air, pembusukan, dan
perkaratan dengan benar

E. Materi Pelajaran
Benda dan sifatnya

F. Nilai Karakter
Religius, disiplin, kerja keras, dan mandiri

G. Model/metode Pembelajaran
1. Model pembelajaran : kooperatif tipe NHT
2. Metode pembelajaran : ceramah, eksperimen, diskusi, dan tanya
jawab

H. Langkah –langkah Pembelajaran


Tabel 1.7
Nilai karakter Pengelola
NO Uraian Kegiatan yang
waktu Sis
diharapkan
Kegiatan Awal 10 menit
a. Memberi salam, membaca doa, Religius Klas
dan mengabsen
b. Guru memotivasi siswa dengan Semangat Klas
cara memperlihatkan benda yang
telah berkarat
c. Memberi acuan pembelajaran
dengan menuliskan tujuan Rasa ingin tau Klas
pembelajaran dipapan tulis
d. Membentuk siswa kedalam 8 Disiplin Klasikal
kelompok belajar
e. Guru memberikan nomor kepada Semangat Klasikal
setiap siswa
Kegiatan Inti (40 menit ) 35 Menit
Eksplorasi
a. Guru menggali informasi dari Kerja Keras Kelompok
siswa tentang akibat pembakaran,
pencampuran dengan air,
pembusukan, dan perkaratan
b. Guru menjelaskan materi secara Ketekunan Kelompok
singkat tentang akibat
pembakaran, pencampuran dengan
air, pembusukan, dan perkaratan
Elaborasi
c. Guru memberi LKS kepada Kelompok
Seluruh kelompok belajar
d. Untuk menyelesaikan LKS, guru Semangat Kelompok
meminta kepada setiap kelompok
untuk berdiskusi Komfirmasi
e. Guru memenaggil salah satu Kerja Keras Kelompok
nomor siswa untuk melaporkan
hasil diskusi kelompoknya
f. Guru meminta siswa lain untuk Mandiri Kelompok
menanggapi hasil laporan siswa
yang maju
Kegiatan akhir 25 menit
a. Guru bersama siswa Ketekunan Klasikal
menyimpulkan materi pelajaran
tentang perubahan akibat
pembakaran, pencampuran dengan
air, pembusukan, dan perkaratan
b. Guru memberi soal tes kepada Mandiri/jujur Klasik
siswa
c. Pesan moral dengan Klasik
menyampaikan bahwa siswa harus
mengulang kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari agar
tidak lupa
Jumlah (70 menit ) 70
MENIT

I. Alat/sumber
3. Alat : LkS, korek api, gelas bening, air, gula, dan kertas
4. Sumber : Sains ( Erlangga) dan KTSP
J. Penilaian : hasil evaluasi, aktivitas guru dan siswa

Soal evaluasi

Nama:
Kelas :

Berilah silang (x) pada huruf a, b, c, d atau d pada jawaban yang benar!

1. Salah satu contoh benda yang mengalami perubahan sifat akibat


pembakaran adalah.....
a. Air c. Batu
b. Kertas d. tahan
2. Pristiwa berikut yang merupakan proses Pembusukan adalah......
a. Kertas berubah menjadi abu
b. Gula yang larut dalam air
c. Warna besi berubah menjadi coklat
d. Warna buah jeruk berubah menjadi coklat
3. Benda yang berkarat adalah...............
a. Gergaji c. Botol kaca
b. Buku d. Kantong plastik
4. Perbubahan benda pada gambar dismping terjadi karena............
a. Pemanasan c. Pembusukan

b. Pembakaran d. Pencampuran
5. Bedasarkan sifatnya, benda-benda disekitar kida dapat dikelompokkan
menjadi............
a. 4 jenis c. 6 jenis
b. 5 jenis d. 7 jenis
6. Buah yang dibiarkan pada tempat terbuka lama-kelamaan akan
mengalami.......
a. Pencairan c. Pendinginan
b. Penyubliman d. membusuk
7. Besi yang semula keras akan menjadi raapuh apabila besi tersebut
mengali........
a. Perkaratan c. Pembusikan
b. Pencairan d. pembakaran
8. Pembusukan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan...........
a. Bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau
b. Freezer,melumer, flumer
c. Bentuk, freezer, kelenturan, flumer, dan melumer
d. Freezer, warna, kelenturan, kekerasan, dan melumer
9. Contoh perubahan sifat benda akibat pelarutan dua benda adalah.............
a. Air dan batu
b. Air dan garam
c. garam dan gula
d. gula dan batu
10. Besi terkena cahaya matahari dan air lama-kelamaan akan
mengalami..........
a. Pembusukan
b. Perkaratan
c. Pembakaran
d. Pelanturan
Kunci Jawaban
1. B. Kertas
2. D. Warna buah jeruk berubah menjadi cokelat
3. A. Gergaji
4. B. Pembakaran
5. D. 7 jenis
6. D. Membusuk
7. D. Pembakaran
8. A. Bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau
9. B. Air dan garam
10. A. Pembusukan

Mengetahui, Banda Aceh, 12 Desember


2014

Guru kelas V/Observasi Peneliti

Asfina Ernawati
NIM. 82 4043831

Mengetahui,
Kepsek SD II lampanah Leungah

Asiyah, S.Pd

Lembaran Penilaian
Tabel 1.8
NO Nama Performan Produk Jumlah Nilai
Siswa Pengetahuan Sikap Skor
1
2.
3
4.
5.

CATATAN
@Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan Remedial.
Mengetahui Lampanah Leungah,14
Desember 2014
Kepala Sekolah Guru SAIN

Aisyah, S.Pd Ernawati


Nip.

Lampiran 1
KESEDIAAN SEBAGAI SUPERVISOR 2 DALAM PENYELENGGARAAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL ( PKP )
Kepada:
Kepala UPBJJ – UT Banda Aceh
Di
Banda Aceh
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewi Safrianti
Nip : 824043849
Tempat Mengajar : SD II Lampanah Leunggah Aceh Besar
Alamat Sekolah : jln.malahayati .krung raya Aceh Besar
Telepon : -
Menyatakan Bersedia sebagai Superfisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
merencanakan dan pelaksanakan PKP ( PDGK 4501 ) atas :
Nama : Ernawati
Nim : 824043831
Program Studi : S-1 PGSD
Tempat mengajar : SD II Lampanah Leungah
Alamat sekolah : jln.malahayati.krung raya Aceh Besar
Telepon : 085277904959
Dengan demikian surat ini dapat di pergunakan sebagai mana mestinya.

Mengetahui Banda Aceh, November


2014
Kepala sekolah Supervisor

Aisyah SPd Dewi Safrianti


Nip NIP: 824043849
Lampiral 2. Format Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan Prbaikan Pembelajaran

IPA/IPS/Bahasa Indonesia/Matematika/ Tematik

Fakta/ data pembelajaran yang terjadi di kelas

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dan temuan peneliti ( guru ) mata pelajaran matematika dapat
di indentifikasika beberapa masalah dalam proses pembelajaran:
- Siswa susah mengerti dengan penjel;asan guru
- Minat siswa dalam belajar kurang
- Siswa lebih sering main sendiri dari pada mendengarkan penjelasan guru.

Analisis Masalah
Berdasaekan indentifikasi masalah di atas, maka analisis Masalah penyebab
munculnya masala ini karena :
- Model pembelajaran yang di gunakan dalam belajar mengajar tidap tepat
- Guru dalam menyampaikan Materi terlalu cepat
- Guru tidak memberikan penguatan pada siswa

Alternatif dan Prioritas pemecahan masalah


Berdasarka analisis masalh di atas, maka alternative pmecahan masalah yang di
gunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran

Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
c) Bagai mana peningkatan Hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi perubahan sifat benda
dikelas V SD II lampanah Leungah Aceh Besar?
Bagaimana aktifitas guru dan siswa sela menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT selama pembelajaran pada materi perubahan sifat benda di
kelas V SD II Lampanah Leungah Aceh Besar.
RPP Perbaikan

Mata pelajaran : sains


Kelas/smester : V/1
Hari/tanggal : jumat 12 desember 2014
Waktu : 2 x 35 menit

K. Standar kompetensi
5. Memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunannya dan
perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses

L. Kompetensi Dasar
4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda,
baik sementara maupun tetap
M. Indikator
4. Menjelaskan perubahan benda disebabkan oleh pembakaran,
pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan.
5. Menemukan faktor yang menyebabkan perubahan wujud benda
6. Memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akibat dari
pembakaran, pencampuran dengan air, pembusukan, dan
perkaratan.
N. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menyebutkan perubahan benda disebabkan oleh
pembakaran pencampuran dengan air, pembusukan, dan perkaratan
dengan benar
5. Siswa dapat menemukan faktor yang menyebabkan perubahan
wujud benda dengan benar
6. Siswa dapat memberi 2 contoh benda yang dapat berubah akibat
dari pembakaran pencampuran dengan air, pembusukan, dan
perkaratan dengan benar

O. Materi Pelajaran
Benda dan sifatnya

P. Nilai Karakter
Religius, disiplin, kerja keras, dan mandiri

Q. Model/metode Pembelajaran
3. Model pembelajaran : kooperatif tipe NHT
4. Metode pembelajaran : ceramah, eksperimen, diskusi, dan tanya
jawab

R. Langkah –langkah Pembelajaran


Tabel 1.9
Nilai karakter Pengelola
NO Uraian Kegiatan yang
waktu Sis
diharapkan
Kegiatan Awal 10 menit
f. Memberi salam, membaca doa, Religius Klas
dan mengabsen
g. Guru memotivasi siswa dengan Semangat Klas
cara memperlihatkan benda yang
telah berkarat
h. Memberi acuan pembelajaran
dengan menuliskan tujuan Rasa ingin tau Klas
pembelajaran dipapan tulis
i. Membentuk siswa kedalam 8 Disiplin Klas
kelompok belajar
j. Guru memberikan nomor kepada Semangat Klas
setiap siswa
Kegiatan Inti (40 menit ) 35 Menit
Eksplorasi
g. Guru menggali informasi dari Kerja Keras Kelom
siswa tentang akibat pembakaran,
pencampuran dengan air,
pembusukan, dan perkaratan
h. Guru menjelaskan materi secara Ketekunan Kelom
singkat tentang akibat
pembakaran, pencampuran dengan
air, pembusukan, dan perkaratan
Elaborasi
i. Guru memberi LKS kepada Kelom
Seluruh kelompok belajar
j. Untuk menyelesaikan LKS, guru Semangat Kelom
meminta kepada setiap kelompok
untuk berdiskusi Komfirmasi
k. Guru memenaggil salah satu Kerja Keras Kelompok
nomor siswa untuk melaporkan
hasil diskusi kelompoknya
l. Guru meminta siswa lain untuk Mandiri Kelompok
menanggapi hasil laporan siswa
yang maju
Kegiatan akhir 25 menit
d. Guru bersama siswa Ketekunan Klasikal
menyimpulkan materi pelajaran
tentang perubahan akibat
pembakaran, pencampuran dengan
air, pembusukan, dan perkaratan
e. Guru memberi soal tes kepada Mandiri/jujur Klasikal
siswa
f. Pesan moral dengan Klasikal
menyampaikan bahwa siswa harus
mengulang kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari agar
tidak lupa
Jumlah (70 menit ) 70
MENIT

S. Alat/sumber
5. Alat : LkS, korek api, gelas bening, air, gula, dan kertas
6. Sumber : Sains ( Erlangga) dan KTSP

Penilaian : hasil evaluasi, aktivitas guru dan siswa


Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS GURU DAN SISWA
SIKLUS I
Tabel 1.10
No Aktivitas Guru yang di amati Persentase
Menyampaikan Tujuan
1 Memotivasi siswa 90%
2 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 80%
3 Menyampaikan materi/langkah-langkah/ strategi 100%
4 Menjelaskan materi yang sulit 85%
5 Membimbing dan mengamati siswa menemukan 100%
6 konsep 90%
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
7 kegiatan 75%
8 Memberikan umpan balik 70%
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktifitas siswa yang di amati Presentase
1 Mendegarkan/ memperhatikan penjelasan guru 80%
2 Membaca buku 70%
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 100%
4 Menyajikan Hasil Pembelajaran 85%
5 Menyajikan/ menaggapi pertanyaan/ ide 70%
6 Menulis yang relevan dengan KBM 90%
7 Merangkum pembelajaran 95%
8 Mengerjakan tes evaluasi 100%

Mengetahui ; supervisor 2,
Supervisor 1,

Nediar Juliadi, S.Pd Dewi Safrianti


Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN AKTIFITAS GURU DAN SISWA SIKLUS II
Tabel 1.11
No Aktivitas Guru yang di amati Persentase
Menyampaikan Tujuan
1 Memotivasi siswa 100%
2 Mengkaitkan dengan pelajaran sebelumnya 90%
3 Menyampaikan materi/langkah-langkah/ strategi 95%
4 Menjelaskan materi yang sulit 95%
5 Membimbing dan mengamati siswa menemukan 100%
6 konsep 95%
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
7 kegiatan 87%
8 Memberikan umpan balik 92%
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No Aktifitas siswa yang di amati Presentase
1 Mendegarkan/ memperhatikan penjelasan guru 88%
2 Membaca buku 93%
3 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 100%
4 Menyajikan Hasil Pembelajaran 95%
5 Menyajikan Hasil pembelajaran 86%
6 Menyajikan/ menaggapi pertanyaan/ ide 90%
7 Menulis yang relevan dengan KBM 100%
8 Merangkum pembelajaran 100%
9 Mengerjakan tes evaluasi

Mengetahui ; supervisor 2,
Supervisor 1,

Nediar Juliadi,S,Pd Dewi Safrianti

Lampiran 5.
Jurnal Pembimbingan Supervisor 2 PKP

NIM/ Nama Mahasiswa : Ernawati / 824043831


Mengajar di Kelas :V
Sekolah : SD II lamapanah Leungah Aceh Besar
Tabel 1.12
No Hari/ Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tidak Lanjut Paraf
Mhs S
1. Jumat 14 Mendiskusikan refleksi Indentifikasi Perbaikan
Desember 2013 terhadap pelaksanaan masalah analisis refleksi terhadap
pembelajaran Pra siklus ( masalah, alternatif pembelajaran
idefikasi masalah, analisis dan prioritas
masalah, alternative dan pemecahan masalah
prioritas pemecahan maslah, kurang sejalan.
rumusan maslaah)
2 Jumat 29 Mendiskusikan RPP -Alat Penilaian harus Perbaiakan alat
November 2013 perbaikan siklus I berserta disesuaikan dengan penilaian lembar
lembaran pengamatan indikator pengatan
-Lebar pengamatan
harus di sesuiakan
dengan fokus
masalah

3 Senin I Mengamati Pelaksanaan -Siswa terlibat aktif Sesuaikan


desember 2013 perbaikan Materi IPA siklus I dalam tanya jawab Kegiatanguru
-guru terlalu banyak dengan aktivitas
hilir mudik sehingga siswa dan waktu
waktu tidak yang tersedia
terkendali

Tabel 1.13
No Hari / Kegiatan Hasil / Tindak Paraf
Tanggal Komentar lanjurt
Mhs Sup 2
Dst

Mengetahui, Desember 2014 Supervisar 2


Supervisor I,

Nediar Juliadi SP,d Dewi Safrianti


Lampiran 6
Tabel 1.14 Hasil Nilai Tes Formatif Siklus I

No Nama Nilai Ketuntasan Belajar


KKM>65
1 Nurjannah 80 Tuntas
2 Ayu Rahayu 70 Tuntas
3 Munirawati 50 Tidak Tuntas
4 Alawiyah 90 Tuntas
5 Ummul Akla 80 Tuntas
6 Anita Maisuri 80 Tuntas
8 Qainira Ananta 30 Tidak Tuntas
9 Keisya Natasya 70 Tuntas
10 Bilal Faizullah 70 Tuntas
11 M. faisal 70 Tuntas
12 Muammar qalki 40 Tidak Tuntas

13 M. Ihsan 50 Tidak5Tuntas
14 Caca Ilizawati 70 Tuntas
15 M. Raihan Saputra 50 Tidak Tuntas
16 Putri Aurora 80 Tuntas
17 Intah Bahrina 70 Tuntas
18 M. faisal Khadafi 50 Tidak Tuntas
19 Meri Melinda 40 Tidak Tuntas
20 Putri Maulidar 70 Tuntas
21 Rara Aulianda 80 Tuntas
22 Fani Mazaya 40 Tidak tuntas
23 Qaisal 80 Tuntas
Jumlah Skor tercapai 1490
Jumlah skor maksimal 2300
Rata-rata skor tercapai 64,78

Tabel 1.15 Nilai tes Formative pada siklus II


No Nama Nilai Ketuntasan Belajar
KKM>65
1 Nurjannah 100 Tuntas
2 Ayu Rahayu 70 Tuntas
3 Munirawati 80 Tuntas
4 Alawiyah 100 Tuntas
5 Ummul Akla 90 Tuntas
6 Anita Maisuri 60 Tidak Tuntas
8 Qainira Ananta 50 Tidak Tuntas
9 Keisya Natasya 90 Tuntas
10 Bilal Faizullah 80 Tuntas
11 M. faisal 80 Tuntas
12 Muammar qalki 80 Tuntas

13 M. Ihsan 80 Tuntas
14 Caca Ilizawati 90 Tuntas
15 M. Raihan Saputra 80 Tuntas
16 Putri Aurora 90 Tuntas
17 Intah Bahrina 60 Tidak Tuntas

18 M. faisal Khadafi 100 Tuntas


19 Meri Melinda 70 Tuntas
20 Putri Maulidar 70 Tuntas
21 Rara Aulianda 80 Tuntas
22 Fani Mazaya 90 Tuntas
23 Qaisal 60 Tidak Tuntas
Jumlah skor 1840
jumlah skor maksimal ideal 2300
Rata-rata Skor Tercapai 80,00
Keterangan : Jumalah siswa yang tuntas :15

Lampiran 7

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 1 ( APKG – PKP 1 )


PGSD
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
MATA
NAMA MAHA
: Ernawati PELAJARAN / : SAIN
SISWA
TEMA
NIM : 824043831 WAKTU ( JAM ) : 08:00
TEMPAT : SD II LAMPANAH HARI,TANGGAL :Selasa 23-11-
MENGAJAR LEUNGGAH 2013
KELAS V UPBJJ – UT : SETUI BANDA
ACEH

PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru/ mahasiswa ketika mangajar.
Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan
mengguankan butir penilaian dibawah ini:
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan Tujuan/
Indikator perbaikan pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan 1 2 3 4
5
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/indikator
perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, menentukan tema,


media ( alat bantu pembelajaran )dan sumber belajaran) dan sumber
belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Mengembang jaringan tema
dan menentukan tema
(khususnya untuk pembelajaran tematik)
2.3 Menentukan dan mengembangkan alat
bantu pembelajaran
2.4 Memilih sumber belajar

Rata-rata butiran 2 =B
3. Merencanakan scenario Perbaikan Pembelajaran
3.1 Menentukan jenis kegiatan
perbaikan pembelajaran
3.2 Yang sesuai dengan tema
(untuk pembelajaran tematik)
3.3 Menyusun Langkah-langkah
perbaikan pembelajaran/yang
sesuai tema ( untuk pembelajaran tematik)
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi
siswa
3.5 Menyiapkan pembelajaran

Rata-rata butiran 3 =C

4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran


4.1 Menentukan penataan ruang
dan fasilitas belajar
4.2 Menentukan cara-cara
pengorganisasian siswa agar
siswa dapat berpartisipasi dalam
perbaikan pembelajaran Rata-rata butiran 4= D

5. Merencanakan Prosedur, jenis dan menyiapkan alat Penilaian perbaikan


pembelajaran
5.1 menentukan prosedur
dan jenis penelitian
(khusus untuk pembelajaran
tematik prosedur penilaian
harus dilakukan secara skala,
berkesinambungan, dan menyeluruh)
5.2 membuat alat-alat penilaian
dan kunci jawaban
Rata-rata Butir 5 = E

6. Tampilan Dokumen rencana perbaikan pembelajaran


6.1 Kebersihan dan kerapian

6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata Butiran 6= F

𝐴 + 𝐵 +𝐶 + 𝐷+ 𝐸+𝐹
Nilai APKG 1 PKP PGSD = =
6

Mengetahui Banda Aceh 12 Desember 2014


Kepala Sekolah Penilai I / penilai 2

Aisyah,S.Pd
NIP: 150288650

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 1 ( APKG – PKP 1 )


PGSD
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
NAMA MAHA : Ernawati MATA : SAIN
SISWA PELAJARAN /
TEMA
NIM : 824043831 WAKTU ( JAM ) : 08:00
TEMPAT : SD II LAMPANAH HARI,TANGGAL :Selasa 23-11-
MENGAJAR LEUNGGAH 2013
KELAS V UPBJJ – UT : SETUI BANDA
ACEH

PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru/ mahasiswa ketika mangajar.
Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan
mengguankan butir penilaian dibawah ini:
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan Tujuan/
Indikator perbaikan pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan 1 2 3 4
5
pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/indikator
perbaikan pembelajaran
Rata-rata butir 1 = A

2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, menentukan tema,


media ( alat bantu pembelajaran )dan sumber belajaran) dan sumber
belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Mengembang jaringan tema
dan menentukan tema
(khususnya untuk pembelajaran tematik)
2.3 Menentukan dan mengembangkan alat
bantu pembelajaran
2.4 Memilih sumber belajar

Rata-rata butiran 2 =B

3. Merencanakan scenario Perbaikan Pembelajaran


3.1 Menentukan jenis kegiatan
perbaikan pembelajaran
3.2 Yang sesuai dengan tema
(untuk pembelajaran tematik)
3.3 Menyusun Langkah-langkah
perbaikan pembelajaran/yang
sesuai tema ( untuk pembelajaran tematik)
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi
siswa
3.5 Menyiapkan pembelajaran

Rata-rata butiran 3 =C

4. Merancang pengolahan kelas perbaikan pembelajaran


4.1 Menentukan penataan ruang
dan fasilitas belajar
4.2 Menentukan cara-cara
pengorganisasian siswa agar
siswa dapat berpartisipasi dalam
perbaikan pembelajaran Rata-rata butiran 4= D
5. Merencanakan Prosedur, jenis dan menyiapkan alat Penilaian perbaikan
pembelajaran
5.1 menentukan prosedur
dan jenis penelitian
(khusus untuk pembelajaran
tematik prosedur penilaian
harus dilakukan secara skala,
berkesinambungan, dan menyeluruh)
5.2 membuat alat-alat penilaian
dan kunci jawaban
Rata-rata Butir 5 = E

6. Tampilan Dokumen rencana perbaikan pembelajaran


6.1 Kebersihan dan kerapian

6.2 Penggunaan bahasa tulis

Rata-rata Butiran 6= F

𝐴 + 𝐵 +𝐶 + 𝐷+ 𝐸+𝐹
Nilai APKG 1 PKP PGSD = =
6

Mengetahui Banda Aceh 12 Desember 2014


Kepala Sekolah Penilai I / penilai 2

Aisyah,S.Pd
NIP: 150288650
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU – PKP 2 ( APKG – PKP 1 )
PGSD
LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
MATA
NAMA MAHA
: Ernawati PELAJARAN / : SAIN
SISWA
TEMA
NIM : 824043831 WAKTU ( JAM ) : 08:00
TEMPAT : SD II LAMPANAH HARI,TANGGAL :Selasa 23-11-
MENGAJAR LEUNGGAH 2013
KELAS V UPBJJ – UT : SETUI BANDA
ACEH

Petunjuk

1. Amatilah Dengan Cermat Pembelajaran yang sedang berlangsung


2. Pusatkanlah Perhatian anda pada kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta dampaknya pada diri siswa
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian
berikut
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemostrasikan kemampuan khusus dengan
mata pelajaaran, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesua dengan mata
pelajaran yang sedang di ajarkan
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru

1. Mengelola ruang dan Fasilitas Belajar


1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar
1.2 Melksanakan tugas ruitin kelas
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran
2.1. Memulai pembelajaran
2.2.Melaksanakan pembelajar yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan
lingkungan
2.3.Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan
2.4.Melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis
2.5.Melaksanakan perbaikan pembelajaran secra individual, kelompok atau
klasikal
2.6.Mengelola waktu pembelajaran secra evesien

3. Mengelola interaksi kelas


3.1. Memberi petunjuk dan penjekasan yang berkaitan dengan isi
poembelajaran
3.2. Menangani pertanyaan dan respon siswa
3.3.Menggunakan ekpresi lisan, tulusan ,isyarat dan gerakan badan
3.4.Memicu dan memelihara keterlibatan siswa
3.5.Memantapkan penguasaan materi pembelajaran

4. Bersikap terbuka dan Lues Serta Membantu mengembangkan sikap


positif siswa terhadap belajar
3.6.Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian dan sabar
kepada siswa
4.2. Menunjukkan kegairahan dalam belajar
4.3.Mengembangkan hubungan antara pribadi yang sehat dan serasi
4.4.Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya
4.5.Membantu siswa menumbuhkan kepervcayaan diri

5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan pembelajaran


mata pelajaran tertentu
a. IPA
5.1.Membimbing siswa membuktikan konsep IPA melalui pengalaman
langsung terhadap objek yang dipelajari
5.2.Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman be;ajar dengan
berbagai kegiatan
5.3.Menggunakan istilah yang tepat pada setiap langkah pembelajaran
5.4.Terampil dalam melakukan percobaan IPA serta tepat dalam memilih
alat peraga IPA
5.5.Menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari
5.6.Menampilkan penguasaan IPA

6. Melaksanakan penilaian proses dalam hasil belajar


6.1.Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran
6.2.Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

7. Kesan umum pelaksananaan pembelajaran


7.1. Keefektifan proses pembelajaran
7.2. Penggunaan bahasa indonesia lisan
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa
7.4. penampilan guru dalam pembelajaran

𝐴 + 𝐵 +𝐶 + 𝐷+ 𝐸+𝐹+𝐺
Nilai APKG 1 PKP PGSD = =
7

Mengetahui Banda Aceh 12 Desember 2014


Kepala Sekolah Penilai I / penilai 2
s
Aisyah,S.Pd
NIP: 150288650
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Diri
Nama : Ernawati
Nim :824043831
Tempat, Tgl Lahir :21 Oktober 1985
Agama :Islam
Alamat :Desa Cadek
Jurusan :S1 PGSD

Biodata Orang Tua


Nama Ayah : Nurdin Taleb
Nama Ibu : Tisara Hasyem
Riwayat Pendidikan
Penulis

Ernawati

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah dan eny Rahma. 2008.Ilmu Alamiah dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsemi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktit.
Jakarta:

Rinike Cipta.

Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran kooperatif. Jakarta : Depdiknas.

Azmiyawati dkk. 2008.IPA 5 Saling Temas. Jakarta: Depdiknas.

Chotimah, Husnul dan yuyun Dwitasari. 2009. Srategi Pembelajaran Untuk

Penelitian kelas. Malang: Surabaya Pena Gemilang.

Hamalik, Oemar. 2011.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Haryanto 2007. Sains Untuk Sekolah Dasar V. Jakarta: Erlangga

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unessa Press

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Mrdan : media Persada.


Primadi, Didit. 2011. Upaya Pencapaian Ketuntasan Belajar siswa Pada Materi
Bangun datar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Di
Kelas IV SD II Lamapanah Leungah Aceh Besar. PKP Tidak di
publikasikan, Banda Aceh : Unifersitas Terbuka.

Rusman. 2011. Model-medel Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta: Rajawali pers.

Sapriati, Amalia. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Slavin E. Robbert. 2005. Cooperative Learning. Terjemahan oleh Nurulita


Yusrondari Cooperative Learning: Theo, Reseach and Practice. Bandung:
Nusa Media.

Sudijono, Anas. 2010. Penerapan Statistikan. Jakarta : Grafika Persada

Sudjana. 2005. Motode Statistika. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai