Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KLASIFIKASI INDUSTRI DAN DAUR HIDUP INDUSTRI


TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN INDUSTRI

DOSEN PEMBIMBING
Desi Erlita S.T., M.Eng

Disusun Oleh :
Tazkiya Auliya (18260074)

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
2018/2019
BAB I: PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri
merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun
tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi
masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing).
Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam
bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi
yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada
umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin
banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.
Struktur industri berbeda berdasarkan siklus hidup masing-masing industri, dinamika
bersaing dan strategi bersaing yang penting untuk keberhasilan juga berbeda. Ada tiga tahapan
umum siklus hidup industri yang relevan dengan pelajaran tentang dinamika bersaing: industri
yang baru muncul, industri yang sedang berkembang, dan industri yang matang.

2. TUJUAN

Untuk mengetahui klasifikasi dalam industri beserta contohnya dan daur hidup suatu industri

3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Klasifikasi industri dan daur hidupnya


BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha
perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya beaipa barang tetapi juga dalam bentuk jasa. Kegiatan industri di Indonesia dlatur dalam
Undang-Undang No.5 Tahun 1984. Undang-Undang tersebut mengatur bahwa cabang-cabang
industri penting strategis bagi negara yang merupakan kebutuhan hajat hidup orng banyak
dikuasai oleh Negara dan mencegah adanya monopoli.

B. Klasifikasi Industri
Banyak aspek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menggolongkan, mengelompokkan
dan/atau mengklasifikasikan industri. Adapun penggolongan industri di Indonesia adalah
sebagai berikut:

1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Terdapatnya Bahan Baku Industri


a. Industri Ekstraktif
Industri ekstraktif merupakan industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam seperti pertanian, perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Lokasi industri
ektraktif ini biasanya berada di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya, industri besi
harus ditempatkan di wilayah terdapatnya bijih besi.

Industri ekstraktif dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu:

a) Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang
lain yang dapat digunakan sehari-hari atau menjadi bahan barang lain yang akan
digunakan oleh industri lain lagi.
b) Industri reproduktif merupakan industri yang mengambil bahan baku dari hasil
alam, tetapi selalu mengganti kembali setelah mengambilnya. Contohnya adalah
industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
b. Industri Nonekstarktif

Industri nonekstraktif merupakan industri yang mengambil bahan baku dari tempat lain atau
yang disediakan oleh industri lain. Misalnya, industri sepatu di Bandung bahan bakunya
diambil dari Surabaya atau tempat lain.

c. Industri Fasilitatif

Industri fasilitatif atau disebut juga industri jasa merupakan aktivitas eknomi yang
menjual jasa untuk keperluan orang lain. Yang termasuk dalam kelompok industri
fasilitatif ini adalah industri perdagangan, industri perbankan, industri transportasi, dan
komunikasi.

2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Hasil Produksi

a. Industri Berat

Industri berat merupakan industri yang menghasilkan mesin-mesin dan alat-alat


produksi. Misalnya, industri mesin percetakan dan industri alat transportasi.

b. Industri Ringan

Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang jadi yang bisa langsung
dipakai masyarakat. Misalnya, industri bahan makanan dan minuman, industri tekstil,
industri obat-obatan, serta industri barang-barang kerajinan.

3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut:

a. Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari
empat orang. Ciri-ciri industri rumah tangga adalah memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola
industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.
b. Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang.
Ciri-ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya
berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
c. Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 orang sampai
99 orang. Ciri-ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga
kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan
manajerial tertentu.
d. Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1000 orang. Ciri-ciri
industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam
bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, serta
pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan.

4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Pengelolaan

a. Industri rakyat adalah industri yang diusahakan oleh rakyat. Sebagian industri ini
termasuk industri kecil dan ringan. Misalnya industri tahu, industri tempe dan kerajinan
kulit.
b. Industri negara adalah industri yang diusahakan oleh negara dan biasanya industri ini
bentuk usahanya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Misalnya Pertamina.

5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Modal

a. Industri PMDN merupakan industri yang seluruh asal modalnya dari penanaman modal
dalam negeri, oleh para pengusaha swasta nasional atau pemerintah.
b. Industri PMA merupakan industri yang asal modalnya dari penanaman asing.
c. Industri patungan merupakan industri yang asal modalnya dari kerja sama antara swasta
nasional dan industri asing dengan presentase jumlah modal yang ditentukan sesuai
dengan peraturan penanaman modal di Indonesia.
6. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produktivitas Perorangan

a. Industri primer merupakan industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan


lebih lanjut. Misalnya anyaman dari bambu, perkakas rumah tangga dari tanah dan
kerajinan kulit.
b. Industri sekunder merupakan industri yang menghasilkan barang-barang yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk bahannya tidak terlihat.
Misalnya industri pipa dari besi, industri barang-barang elektronika, industri sepatu.
c. Industri terseier merupakan industri yang beregerak di bidang usaha pariwisata, jalur
perdagangan, lalu lintas.

7. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tahapan Produksi

a. Industri hulu merupakan industri yang tahapan produksinya mengolah bahan mentah
atau bahan baku menjadi barang setengah jadi, misalnya industri kayu olahan.
b. Industri hilir merupakan industri yang tahapan produksinya mengolah bahan setengah
jadi menjadi barang jadi, misalnya industri lembaran besi dan baja menjadi industri
pipa, seng, dan kawat.

8. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri


berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan
oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah
sebagai berikut:

a. Industri Kimia Dasar (IKD)

Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian
yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok
IKD adalah sebagai berikut:

1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia
tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri
kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)

Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-
mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini
adalah sebagai berikut:

1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin
hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer,
excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin
pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri kereta api, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang
kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium,
dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the
blower, dan kontruksi.

c. Aneka Industri (AI)

Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang


kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit,
televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan
pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan
makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan
marmer.

d. Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan
teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri
kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

e. Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.
Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya),
wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan
museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan,
perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan,
pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan). C. Dampak
Positif dan Negatif Pembangunan Industri Dampak positif atau keuntungan yang dapat
diambil dengan adanya pembangunan industri antara lain :

1. Menambah penghasilan penduduk, yang akan meningkatkan kemakmuran.


2. Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak.
3. Memperbesar kegunaan bahan mentah. Jadi, semakin banyak baahn mentah yang
diolah dalam perindustrian sendiri maka semakin besar pula manfaat yang diperoleh.
4. Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Indonesia pada produk luar negeri.
6. Industri perkebunan dapat memberi hasil tambahan bagi para petani.
7. Merangsang masyrakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.
8. Memperluas kegiatan ekonomi manusia, sehingga tidak semata-mata bergantung
pada lingkungan.

Dampak negatif pembangunan industri antara lain :

a. Lahan pertanian menjadi semakin berkurang jumlahnya.


b. Tanah permukaan (top soil) yang merupakan bagian yang subur menjadi hilang.
c. Cara hidup masyarakat berubah.
d. Lingkungan tercemar.

C. DAUR HIDUP INDUSTRI

1. Tahap perkenalan

Pada tahap perkenalan, petumbuhan penjualan mungkin sangat tinggi apabila pasar
menanggapi dengan positif produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Meskipun demikian,
kemungkinan produk yang ditawarkan tidak laku juga sangat besar. Dengan kata lain
resiko pada tahap ini masih sangat tinggi, perusahaan belum mempunyai catatan usaha
(track record) sehingga kalaupun akan melakukan go public, bursa yang dipilih mungkin
adalah bursa paralel (bursa yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan muda, relatif
kecil, dan mungkin perusahaannya masih rugi). Perusahaan mungkin masih rugi, dan untuk
membiayai ekspansinya akan memerlukan dana eksternal. Perusahaan modal Ventura
mungkin memlih perusahaan dalam tahap ini sebagai perusahaan pasangan usahanya.

Karena umumnya perusahan baru go public setelah melewati tahap perkenalan, maka
dalam analisis industri umumnya dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu (1) tahap
pertumbuhan, (2) tahap kedewasaan, (3) tahap penurunan.

2. Tahap pertumbuhan

Tahap pertumbuhan ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang masih masih relatif
tinggi, meskipun resiko sudah tidak setinggi pada tahap perkenalan. Paling tidak sudah
terbukti bahwa produk yang ditawarkan diterima oleh pasar.

Karena tingginya pertumbuhan penjualan, laba yang diperoleh mungkin tidak cukup untuk
membiayai ekspansi yang diperlukan. Dengan demikian mungkin sekali perusahaan dalam
tahap ini akan mempunyai dividend payput ratio yang rendah, dan memerlukan
pendanaaan eksternak untuk membiayai ekspansinya.

3. Tahap kedewasaan

Pada tahap ini,pertumbuhan penjualan masih terjadi, tetapi sudah dalam tingkat yang lebih
rendah daripada tahap pertumbuhan. Karena produksi sudah dalam jumlah yang cukup
besar untuk memenuhi permintaan pasar, umumnya laba yang diperoleh cukup untuk
membiayai pertumbuhan usaha. Dengan kata lain, internal financing cukup untuk
mendukung penjualan, dan karenanya proporsi laba yang dibagikan sebagai dividen
(dividen payout ratio), lebih besar dari pada tahap pertumbuhan.
4. Tahap penurunan

Pada tahap ini permintaan akan produk tersebut sudah mengalami penurunan, sehingga
pertumbuhan penjualan menjadi negatif. Apabila tidak dapat ditemukan penggunaan lain
dari produk tersebut, sehingga permintaan dapat didorong kembali, strategi yang
dipergunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk ini adalah dengan melakukan
diversifikasi ke produk lain.

BAB III: PENUTUP

Dari penjelasan tentang klasifikasi industri dan daur hidup industri dapat disimpulkan bahwa di
dalam industri itu sendiri banyak fokus-fokus industri, dan tujuan pengklasifikasian industri
sendiri agar lebih tertata dengan baik dan mudah untuk dipahami, dan setiap industri pasti
memiliki daur hidup yaitu yang terdiri dari tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap
kedewasaan dan tahappenurunan.

BAB IV: DAFTAR PUSTAKA

 https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=370279453&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A
%22archive%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22down
load%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D
 https://www.academia.edu/29488306/ANALISIS_EKONOMI_and_ANALISIS_INDUS
TRI
 http://belajartanpabuku.blogspot.com/2013/04/persaingan-dan-siklus-hidup-industri.html
 https://www.sahamok.com/edukasi/siklus-kehidupan-industri/

Anda mungkin juga menyukai