Anda di halaman 1dari 21

KANKER SERVIKS

Diajukan untuk memenuhi tugas

mata kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga

Dosen Pengampu : Dr. Sri Rahayu, S.Si.T,. MARS.

Disusun Oleh:

Virani Putri Permatasari 1710630100060

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

TAHUN 2019
A. Definisi Kanker Serviks

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks


uterus merupakan kanker pembunuh wanita nomor dua di
dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher
rahim bahkan menduduki peringkat pertama. Kanker serviks
yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan
kematian dalam jangka waktu relatif cepat.

Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling


sering ditemukan dikalangan wanita. Penyakit ini merupakan
proses perubahan dari suatu epithelium yang normal sampai
menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan
proses yang perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-
tahun.

Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan


bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama
(vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi
progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel
yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel
displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut
displasia. Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang,
displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ
(KIS), kemudian berkembang lagi menjadi karsinoma
invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai
tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ
diperlukan waktu 1-7 tahun, sedangkan karsinoma in-situ
menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma


virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di
seluruh tubuh penderita.

B. Tanda Gejala Kanker Serviks


1) Tanda-Tanda Kanker Servikss

a. Nyeri pada pelvis bukan pada masa menstruasi.

bustle.com

Pelvis adalah panggul yang biasanya merujuk


pada bagian bawah perut. Biasanya, pelvis akan
mengalami nyeri pada saat menstruasi. Nah, yang
perlu kamu waspadai adalah saat pelvis sakit bukan
pada masa menstruasi bahkan sakitnya sangat tidak
nyaman untukmu dalam waktu tertentu. Sakit itu
terjadi dalam kurun waktu yang sering dan terus-
menerus. Segera periksakan ke dokter.

b. Mudah lelah dan kehilangan berat badan.

bustle.com

Walau memang hal ini bisa disebabkan oleh


alasan lain, tapi jika kamu mengalami ini bersamaan
dengan tanda lainnya maka kamu perlu langsung
memeriksakannya. Kanker apapun cenderung
menyerang sistem imun dan kekebalan tubuh lebih
dahulu.

c. Sakit punggung yang berlebihan.

cosmopolitan.com

Ini adalah tanda yang sering sekali diabaikan


oleh banyak wanita. Padahal, ini terjadi pada
penderita awal kanker serviks. Apalagi saat kamu
sedang tidak dalam masa menstruasi, sakit punggung
yang tidak bisa kamu jelaskan bisa jadi salah satu
indikasi adanya penyakit ini.

d. Sakit saat berhubungan sex.

huf fingtonpost.com

Kamu tidak akan pernah bisa nyaman saat


berhubungan sex. Sakitnya selalu datang hampir di
setiap kamu berhubungan sehingga membuatmu
sendiri tidak nyaman. Segera periksakan, ada yang
tidak beres dengan dirimu.
e. Anemia atau berkurangnya sel darah merah.

thealternatived aily.com

Lebih tepatnya dalam jumlah yang


signifikan. Hal ini juga disertai dengan perasaan lelah
dan kehilangan nafsu makan. Jika kamu pergi
memeriksakannya ke dokter maka langsung minta
saja pada dokter untuk melakukan pemeriksaan
kanker serviks karena anemia seringkali merupakan
peringatakan bahwa kanker telah berkembang dalam
tahap yang lebih maju.

f. Nyeri di kaki.

health. Com

Saat serviks mulai berkembang, ia bisa


menghalangi aliran darah ke kaki yang menyebabkan
kaki membengkak dan terasa nyeri. Rasa nyeri itu
bahkan bisa datang saat disentuh secara lembut. Ini
adalah gejala yang terjadi pada tahap awal penderita
kanker serviks.
g. Pendarahan yang tidak teratur.

huffingtonpost.com

Ini mungkin adalah tanda yang paling umum,


namun bukan berarti bisa kamu abaikan sebagitu saja.
pendarahan yang tidak teratur ini juga disertai dengan
pendarahan saat berhubungan sex dan siklus yang
tidak tentu selama berbulan-bulan, serta merasa sakit
saat buang air kecil.

2) Gejala Klinis Kanker Serviks

Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos


dengan sedikit darah, pendarahan pastkoital atau
perdarahan pervagina yang disangka sebagai
perpanjangan waktu haid. Pada stadium lanjut baru
terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa
perdarahan yang hebat (terutama dalam bentuk
eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang
sangat hebat.

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-


tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-
gejala sebagai berikut :

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah


yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau
busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding)
yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang
abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna
kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan
darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan
kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian
bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di
daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi
hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di
tempat-tempat lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering
karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung
kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau
timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.

C. Faktor Penyebab Kanker Serviks


HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab
terbanyak. Sebagai tambahan perokok sigaret telah
ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok
mengandung konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks
mereka yang merusak sel. Laki-laki perokok juga terdapat
konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat
memenuhi servik selama intercourse.Defisiensi beberapa
nutrisional dapat juga menyebabkan servikal
displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa
wanita sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan
segar dan sayuran setiap hari. Jika anda tidak dapat
melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin
dengan antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap
hari.

D. Klasifikasi Kanker Serviks

Stadium 0

Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor


masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.

Stadium I Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum


menyebar kemanapun. Stadium I dibagi menjadi:

I A1 Kanker hanya dapat dilihat dengan mikroskop.


Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7
mm.

I A2 Kanker hanya dapat dilihat dengan mikroskop.


Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7
mm.

IB1 Kanker dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran


tidak lebih besar dari 4 cm.

IB2 Kanker dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran


lebih besar dari 4 cm.

Stadium II Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan


di luar panggul. Stadium II dibagi menjadi:

IIA Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum


menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina.
IIB Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan
serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.

Stadium III Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar


vagina dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin
dapat menghambat aliran urin ke kandung kemih.

Stadium IV Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke


bagian lain tubuh, seperti kandung kemih, rektum, atau paru-
paru. Stadium IV dibagi menjadi:

IVA Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti


kandung kemih dan rectum.

IVB Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti


paru-paru.

E. Penegakan Diagnosa
Diagnosis kanker serviks tidaklah sulit apalagi
tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker
serviks, dilakukan dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan
terhadap lesi prakanker serviks. Kemampuan untuk
mendeteksi dini kanker serviks disertai dengan kemampuan
dalam penatalaksanaan yang tepat akan dapat menurunkan
angka kematian akibat kanker serviks.
1. Keputihan. Keputihan merupakan gejala yang paling sering
ditemukan, berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2. Pendarahan kontak merupakan 75-80% gejala karsinoma
serviks. Perdarahan timbul akibat terbukanya pembuluh
darah, yang makin lama makin sering terjadi diluar
senggama.
3. Rasa nyeri, terjadi akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
a. Gejala lainnya adalah gejala-gejala yang timbul akibat
metastase jauh.
Tiga komponen utama yang saling mendukung dalam
menegakkan diagnosa kanker serviks adalah:

1. Sitologi.
Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%. Tes Pap
sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini. Sediaan
sitologi harus mengandung komponen ektoserviks dan
endoserviks.

Gambar 4. Pemeriksaan Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Leher


Rahim

2. Kolposkopi.
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan
menggunakan kolposkop, yaitu suatu alat seperti
mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di
dalamnya. Pemeriksaan kolposkopi merupakan
pemeriksaan standar bila ditemukan pap smear yang
abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkopi, merupakan
pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel
serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat.
Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada
serviks, tetapi pemeriksaan meliputi vulva dan vagina.
Tujuan pemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat
diagnosa histologik, tetapi untuk menentukan kapan dan
dimana biopsi harus dilakukan.

Colposcopy Untuk Mengambil Jaringan yang Abnormal

3. Biopsi
Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang
telah dilakukan kolposkopi. Jika kanalis servikalis sulit
dinilai, sampel diambil secara konisasi.

Biopsi Kerucut pada Serviks (Leher Rahim)


F. Penatalaksanaan Kanker Serviks
Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah
operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
1. Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan
histerektomi bila pasien masih ingin memiliki anak,
metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.

Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan


scalpel untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk
cone dimana abnormalitas ditemukan

Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik


ini menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus
listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil
sel dari mulut serviks.

1. Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:


a. Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi
ataupun radioterapi dengan/tanpa kemoterapi.
b. Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi
berbasis cisplatin, histerektomi, ataupun kemo
berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi
2. Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati
dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin.
3. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat
mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat,
misalnya hycamtin dan cisplatin.

Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya


pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan
sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang
pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal
ini disebut perawatan paliatif.
Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada
keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan
Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri.
Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua
(second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari
penyakit Anda.

Pembedahan untuk Kanker Serviks

Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa


melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya
tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi yang paling umum
untuk kanker serviks.

Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair
dimasukkan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini
membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan
mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker
serviks yang hanya ad adi dalam leher rahim (stadium 0), tapi
bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher
rahim.
Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau
menghapus sebagian kecil dari jaringan sel rahim untuk
dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai
pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).
Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher
rahim. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah
atau laser tau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh
listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan
ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker
serviks tahap awal (0 atau I). Hal ini jarang digunakan sebagai
satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker
serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak.
Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat untuk
diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari kerucut itu
mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih
lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-
sel kankernya telah diangkat.
Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak
mencakup jaringan yang berada di dekatnya. Baik vagina
maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim
dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut
(perut) atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang
wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi digunakan
untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I).
Hal ini juga digunakan untuk stadium pra-kanker serviks (o),
jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening
panggul pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat
seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang
berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah
bening yang berada di daerah panggul. Operasi ini paling
sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian depan
perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini,
seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi
radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah
pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks
stadium I, dan lebih jarang juga digunakan pada beberapa
kasus stadium II, terutama pada wanita muda.
Trachelektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal
memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium
awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak.
Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas
vagina dan meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti
kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di
dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga
diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun
perut.
Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan
di atas, pada jenis operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur,
dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan
ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan
sebelumnya.

Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk


menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong
usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih
baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah
tabung kecil (disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut
tersebut (disebut: urostomi). Atau urin bisa mengalir ke
kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan
perut.
Radioterapi untuk Kanker Serviks
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi
(seperti sinar-X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun
menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan,
biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk
mengetahui apakah Anda menderita Anemia. Penderita
kanker serviks yang mengalami perdarahan pada umumnya
menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin
diperlukan sebelum radioterapi dijalankan.
Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan
memberikan radioterapi (external maupun internal). Kadang
radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Akhir-akhir
ini, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi
dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada
antara stadium IB hingga IVA. Yaitu, antara lain bila ukuran
tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan
telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya
ke kandung kemih atau usus besar.

Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan


radioterapi internal. Radioterapi eksternal : berarti sinar X
diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui sebuah
mesin besar.
Radioterapi internal : berarti suatu bahan radioaktif ditanam
ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu
untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satu metode
radioterapi internal yang sering digunakan adalah
brachytherapy.
Brachytherapy untuk Kanker Serviks
Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker
serviks sejak awal abad ini. Pengobatan yang ini cukup sukses
untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium
dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk
memberikan radiasi internal
Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari
radioterapi, yaitu:
a. Kelelahan
b. Sakit maag
c. Sering ke belakang (diare)
d. Mual
e. Muntah
f. Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
g. Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang
menyebabkan senggama menyakitkan
h. Menopause dini
i. Masalah dengan buang air kecil
j. Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang
k. Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)
l. Rendahnya jumlah sel darah putih
m. Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

Kemoterapi untuk Kanker Serviks


Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh
sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse
ke pembuluh darah atau melalui mulut. Setelah obat masuk ke
aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-
kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping
ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan,
jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan
berlangsung. Efek samping bisa termasuki:
a. Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat
mual/muntah)
b. Kehilangan nafsu makan
c. Kerontokan rambut jangka pendek
d. Sariawan
e. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi
(kekurangan sel darah putih)
f. Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang
darah)
g. napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)
h. Kelelahan
i. Menopause dini
j. Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)
SOAP

S: Ny. A berusia 50 tahun datang ke puskesmas diantar suaminya


untuk memeriksakan kondisi. Ibu mengeluh keputihan yang
berbau, terasa nyeri dibagian panggul, ibu merasa mudah lelah
dan sering keluar bercak merah saat berhubungan seksual,
pertama kali menstruasi pada saat umur 14 tahun dan ini
merupakan pernikahan pertama,ibu mengatakan ibu melakukan
hubungan seksual dengan suaminya 1 minggu 2x , ibu pernah
melahirkan 3 kali, tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan tidak
ada riwayat penyakit sistemik, dan tidak ada riwayat penyakit
menular dalam keluarga. Ibu Tidak pernah meroko, saat ini ibu
sudah tidak menstruasi atau dalam menopause, ibu tidak menjaga
personal hygine.

O: keadaan umum ibu tampak lelah, kesadaran komposmentis, 130/80


mmHg, Nadi 83 x/mnt, suhu 36,5˚C, respirasi 20 x/mnt,
pemeriksaan fisik normal, tetapi pada pemeriksaan dalam
genetalia tampak ada pengeluaran keputihan yang berbau, portio
teraba berbenjol-benjol rapuh dan mudah berdarah. Tes IVA
setelah dioles asam asetat 5% ada bercak putih pada portio,
dengan kedalaman 5 mm dan mempunyai lebar <7 mm, Pap
Smear menunjukan sel-sel yang abnormal

A: Diagnosa : Ny. A usia 50 tahun P3 A0 dengan Ca serviks stadium 1


A2

Masalah : ibu cemas terhadap penyakit yang diderita

personal hygine ibu kurang


P: 1. Memberitahu hasil pemeriksaan ibu dan suami bahwa keadaan
umum ibu baik, namun pada pemeriksaan dalam ibu terdapat
tanda-tanda ca serviks stadium I A2, ibu dan suami mengetahui
hasil pemeriksaan

2. Memberitahu ibu untuk merawat genetalia ibu dengan cara


membersihkan alat genetalian ibu setelah BAK dan BAB, ibu
mengerti dengan penjelasan bidan
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan mengkonnsumsi makan-makanan yang bergizi, ibu
mengerti dan bersedia yang dianjurkan oleh bidan.
4. Memberikan dukungan moril terhadap ibu bahwa penyakitnya
bisa disembuhkan dan selalu berdoa, ibu merasa lebih tenang
setelah diberikan dukungan.
5. Memberitahu ibu untuk segera ke dokter untuk pemeriksaan lebih
lanjut, ibu mengerti dan bersedia, ibu bersedia untuk segera
diperiksa oleh dokter
6. Menganjurkan ibu untuk meminum air putih minimal 8 gelas
perhari
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/117362897/askeb-ca-
serviks

https://www.academia.edu/19727884/Kanker_Serv
iks

Anda mungkin juga menyukai