Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar, Tujuan, Manfaat, Syarat, dan Komponen Perencanaan


2.1.1 Konsep Dasar Perencanaan
Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa
depan yang dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumber daya untuk
mewujudkan tujuan (Gito Sudarmo, 2001).
Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu
keputusan untuk masa yang akan datang. Artinya, apa, siapa, kapan, dimana,
berapa, dan bagaimana yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Perencanaan sebagai proses yang di mulai dari penetapan tujuan organisasi,
menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi, menentukan strategi
untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan
sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengorganisasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tujuan organisasi tercapai.
Dalam kerangka pikir keperawatan, perencanaan adalah tahap untuk merumuskan
masalah keperawatan yang berkembang dalam pelayanan keperawatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok, dan menyusun langkah – langkah praktis untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
(Simamora, 2012).
Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan
profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan
dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi
perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan
yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar,
fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih
dahulu secara efektif dan efisien. (Asmuji, 2014).
Secara umum, perencanaan dapat ditinjau dari sisi:
 Proses : pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling menguntungkan
untuk mencapai tujuan,
 Fungsi : kepemimpinan dengan kewenangan yang dapat mengarahkan kegiatan
dan tujuan yang harus dicapai organisasi, dan
 Keputusan : apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
Perencanaan sangat penting karena :
- Menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian di masa datang,
- Memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat,
- Membuat kegiatan yang lebih ekonomis, dan
- Memungkinkan dilakukannya pengawasan.
2.1.2 Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah :
1. Sebagai upaya koordinasi dalam memberikan arahan sehingga semua anggota
paham akan kondisi organisasi dan mengerti kontribusinya dalam mencapai
tujuan baik secara mandiri maupun tim,
2. Mengurangi dampak perubahan,
3. Memininimalkan hasil yang sia-sia, tidak efektif dan tidak efisien serta
menghindari pengulangan kegagalan,
4. Menetapkan standar pengontrolan/ pengendalian: membandingkan kinerja dan
tujuan, deviasi dan tindakan korektif yang diperlukan,
5. Menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan,
6. Efektif dalam hal biaya.
2.1.3 Manfaat Perencanaan
Adapun manfaat perencanaan antara lain:
a) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan
perubahan lingkungan.
b) Memungkinkan manajer mamahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
c) Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
d) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
e) Memudahkan koordinasi.
f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah dipahami.
g) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
h) Menghemat waktu dan dana.
2.1.4 Syarat Perencanaan
Persyaratan perencanaan menurut Simamora (2012) yaitu:
a. Factual atau realistis
Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti
perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi
tertentu yang dihadapi keperawatan.
b. Logis atau rasional
Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti
perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.
c. Fleksibel
Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan
yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa
datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.
d. Komitmen
Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam
organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.
e. Komprehensif
Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya
menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak
langsung dalam organisasi.
2.1.5 Komponen Perencanaan
Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa
komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5
elemen, yaitu: input, proses, output, control dan mekanisme umpan balik.
1) Input
Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi,
personel, peralatan dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok
manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan. Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem
prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter,
kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain.
2) Output
Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang
umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau
keluaran. Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya
jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
3) Control
Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui
penyusunan anggaran yang proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat,
pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi.
4) Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat. Proses
manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan
proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan
untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen,
sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas kegiatan pengumpulan data,
identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan
penilaian hasil. (Gillies, 1985 )
5) Proses
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di
dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan
dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan
atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam
proses manajemen keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan
ekonomis bagi semua kelompok pasien. Proses yang dapat mengukur perubahan
pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan rumah
dan lain-lain.
2.2 Jenis Perencanaan yang Disusun Kepala Ruang Rawat
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat tergantung kepada jenis
perencanaan yang disusun kepala ruangan diantaranya adalah :

a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di dalam ruangan.


b) Mengikuti serah terima pasien di shif sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi dan persiapan pulang
bersama ketua tim.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan atau penjadwalan.
e) Merencanakan strategis pelaksanaan keperawatan.
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan, medis yang
dilakukan, progam pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan.
h) Membantu dan mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi, misi keperawatan dan rumah sakit.
(Syahputra, 2014).
Menurut Asmuji (2014) jenis perencanaan yang disusun kepala ruang rawat selain
yang sudah disebutkan dan dijelaskan di atas, kegiatan perencanaan dalam manajemen
keperawatan adalah membuat perencanaan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka
pendek. Perencanaan jangka pendek atau disebut juga “perencanaan operasional” adalah
perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu jam sampai dengan satu tahun; perencanaan
jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan satu hingga lima tahun;
sedangkan perencanaan jangka panjang atau sering disebut “perencanaan strategis”
adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tiga sampai dengan 20 tahun.
Dalam ruang perawatan, perencanaan biasanya hanya dibuat untuk jangka pendek.
Menurut Keliat, dkk (2006), rencana jangka yang dapat diterapkan di ruang perawatan
adalah rencana harian, rencana bulanan, dan rencana tahunan.
a) Rencana harian
Rencana harian adalah rencana yang berisi kegiatan masing-masing perawat
yang dibuat setiap hari sesuai perannya. Rencana harian ini dibuat oleh kepala ruang,
ketua tim/ perawat primer, dan perawat pelaksana.
b) Rencana bulanan
Rencana bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan.
Rencana bulanan ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana bulanan
dapat dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/ perawat primer.
c) Rencana tahunan
Rencana tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali. Rencana
tahunan disusun berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya. Rencana
tahunan dibuat oleh kepala ruang.
Ada dua jenis perencanaan, yaitu:
1. Perencanaan strategi merupakan perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang
ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan umum suatu organisasi. Perencanaan
jangka panjang digunakan untuk mengembangkan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
2. Perencanaan operasional menguraikan kreativitas dan prosedur yang akan digunakan
serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas, menetapkan prosedur serta menggambarkan
cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan metode untuk mengevaluasi
perawatan pasien.
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut:
Perencanaan: dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan
peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk setiap
kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut depkes (1994),
dengan melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi: merencanakan jumlah dan kategori
tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan, merencanakan jumlah jenis
peralatan perawatan yang diperlukan, merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/
asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S & Bachtiar.2009.Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta :


Erlangga

Asmuji. 2014. Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Simamora.2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nursalam.2011.Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai